Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PERCOBAAN VI

ANALISIS BAHAN BAKU KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETRI IR

NAMA

: Wahyu Ashri Aditya

NPM

: 260110150100

HARI/TANGGAL PRAKTIKUM

: Senin, 30 November 2016

ASISTEN LABORATORIUM

: 1. Yulina Saragih
2. Femmi Anwar

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

I.

Tujuan
1. Menganalisis sediaan padat menggunakan spektrofotometri IR
2. Mengidentifikasi gugus fungsi bahan baku obat kloramfenikol

II.

Prinsip
1. Spektrofotometri IR
Spektrofotometri IR adalah metode yang digunakan untuk menentukan
struktur molekul mellaui karakteristik molekul tersebut dalam
penyerapan cahaya inframerah (Wang, 2015)

2. Vibrasi Molekul
Vibrasi molekul adalah getarnya molekul yang diinduksi oleh cahaya
inframerah dikarenakan molekul menyerap cahaya inframerah
(Popp,2012)

3. Transmitan dan Absorbansi


Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang diteruskan
oleh sampel dengan intensitas cahaya yang dilewatkan pada sampel
sedangkan absorbansi adalah logaritma basis 10 dari kebalikan
transmitan (Wang, 2015)

III.

Reaksi
-

IV.

Teori Dasar
Kloramfenikol atau kloramisetin adalah antibiotik yang mempunyai
spektrum luas, berasal dari jamur Streptomyces venezuelae. Dalam keadaan
murni, kloramfenikol berupa kristal bentuk jarum atau lempeng memanjang,
warna putih keabu-abuan, tidak berbau dan rasanya pahit. Kloramfenikol

sukar larut dalam air, mudah larut dalam metanol, etanol, etil asetat, dan
aseton; serta tidak larut dalam benzen.Dalam keadaan kering, antibiotik ini
stabil pada temperatur kamar. Dalam larutan, stabilitasnya masih lebih besar
dari stabilitas larutan streptomisin atau larutan penisilin pada suhu yang sama.
Kloramfenikol dapat digunakan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh
beberapa jenis bakteri gram positif dan gram negatif.Antibiotik ini memiliki
khasiat bakteriostatik terhadap beberapa spesies; pada keadaan tertentu,
kloramfenikol mempunyai khasiat bakterisid (Sumardjo, 2008).
Inframerah merupakan radiasi elektromagnetik dari radiasi panjang
gelombang yang lebih panjang dari gelombang tampak tetapi lebih panjang
dari gelombang mikro. Spektroskopi inframerah merupakan salah satu teknik
spektroskopi yang didasarkan pada penyerapan inframerah oleh senyawa.
Karena spektrum IR memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dari
panjang gelombang yang lain maka energi yang dihasilkan oleh spektrum ini
lebih kecil dan hanya mampu menyebabkan vibrasi atom-atom pada
senyawa yang penyerapannya (Fessenden, 1982).
Spektrofotometri IR adalah alat yang dapat mengukur energi vibrasi
atom-atom yang berikatan. Serapan IR berikatan dengan vibrasi molekul atau
atom dan hanya radiasi dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi vibrasi
tersebut yang akan diserap. Metode yang paling luas digunakan adalah teknik
pelet KBr. Analisa spectra dilakukan di daerah bilangan gelombang 400-4000
cm-1 (Wahyuni, 2010).
Spektroskopi inframerah merupakan salah satu alat yang banyak
dipakai untuk mengidentifikasi senyawa yang baik alam maupun buatan. Bila
sinar inframerah melalui cuplikan senyawa organik, maka sejumlah frekuensi
akan di serap sedang frekuensi yang diteruskan atau di transmisikan tanpa
diserap. Gambaran antara persen absorbansi atau persen transmitansi lawan
frekuentasi akan menghasilkan spektrum infra merah. Transisi yang terjadi
didalam serapan inframerah berkaitan dengan perubahan perubahan vibrasi

dalam molekul. Daerah radiasi spektroskopi inframerah berkisar pada


bilangan gelombang 1280-10-1 atau pada panjang gelombang 0,78 -1000 nm.
Dilihat dari segi aplikasi dan instrumentasi spektroskopi inframerah dibagi
dalam tiga jenis radiasi yaitu inframerah dekat, infra merah pertengahan, dan
inframerah jauh. Sinar inframerah (infrared = IR) mempunyai panjang
gelombang yang lebih panjang dibandingkan dengan UV-VIS, shingga
energinya lebih rendah dengan bilangan gelombang antara 600-4000 cm-1
atau sekitar (1,7 x10-3 cm) sampai dengan (2,5 x 10-4 cm ). Sinar inframerah
hanya dapat menyebabkan vibrasi ( getaran) pada ikatan baik berupa
rentangan (streaching ) maupun berupa bengkokan (bending =bend). Energi
vibrasi untuk molekul adalah spesifik.Namun,pada prakteknya spektroskopi
IR lebih diperuntukkan untuk menentukkan adanya gugus-gugus fungsional
utama dalam suatu sampel yang diperoleh berdasarkan bilangan yang
dibutuhkan untuk vibrasit tersebut (Sitorus, 2009).
Spektrum inframerah dihasilkan dari transmisi cahaya oleh sampel
yang

dilewati,

pengukuran

intensitas

cahaya

dengan

detector

dan

dibandingkan dengan intensitas tanpa sampel sebagai fungsi panjang


gelombang. Spektrum inframerah yang diperoleh kemudian diplot sebagai
intensitas fungsi energi, panjang gelombang () atau bilangan gelombang (cm1

) (Anam, 2007).
Jika suatu radiasi gelombang elektromagnetik mengenai suatu materi

maka akan terjadi suatu interaksi, diantaranya berupa penyerapan energi


(absorpsi) oleh atom-atom atau molekul-molekul dari materi tersebut.
Absorpsi sinar ultraviolet dan cahaya tampak akan mengakibatkan
tereksitasinya elektron, namun absorpsi radiasi inframerah tidak menyebabkan
elektron tereksitasi karena energi terlalu kecil sehingga tidak cukup
melaibnkan meyebabkan peningkatan amplitude getaran (vibrasi) (Fessenden,
1997).

V.

Alat dan Bahan


5.1.Alat
a. Alat tekanan mekanik
b. Cawan
c. Spektrofotometer IR
5.2.Bahan
a. KBr
b. Kloramfenikol
c. N-Heksan
d. Tisu

VI.

Data Pengamatan
No.
1.

Prosedur
Diambil sampel padat

Hasil
Didapatkan kloramfenikol 3 mg

kloramfenikol sebanyak
3 mg
2.

Ditambahkan 200mg

Didapatkan 200 mg bubuk KBr murni

bubuk KBr murni,


diaduk hingga homogen

3.

Sampel ditempatkan

Didapatkan sampel yang telah

dicetakan, lalu ditekan

berbentuk pelet KBr

menggunakan alat tekan


mekanik. Tekanan ini
dipertahankan beberapa

menit, kemudian sampel


yang berbentuk pelet
Kbr diambil

4.

Tempat sampel pada

Didapatkan tempat sampel yang telah

spektro dibersihkan

bersih

dengan n-heksan dan


dikeringkan dengan tisu
5.

Pelet KBr yang telah

Didapatkan hasil spektrofotometri IR

dibuat, ditempatkan
pada tempat sampel
Spektrofotometri IR.

6.

Dianalisis gugus fungsi

Didapatkan gugus fungsi dengan

yang ada dalam sampel

panjang gelombangnya, yaitu:


O-H 3261 cm-1
C-H dan N-H 3077 cm-1
C=O dan C=C 1690 cm-1
N=O 1563-1518 cm-1
C-N dan C-O 1412-1106 cm-1
C-Cl 1065-403 cm-1

VII.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan analisis bahan baku kloramfenikol
menggunakan spektrofotometri IR. Spektrofotometri IR adalah metode
analisis spectra yang dilakukan di daerah bilangan gelombang 400-4000 cm-1

untuk menentukan struktur molekul melalui karateristik molekul tersebut


dalam penyerapan radiasi inframerah dengan mengukur energi vibrasi
struktur-struktur tersebut. Spektrofotometri IR mampu mengidentifikasi
gugus-gugus fungsional yang terdapat pada suatu senyawa. Spektrofotometri
IR biasanya digunakan untuk uji kualitatif namun juga bisa untuk uji
kuantitatif. Prinsip dari spektroskopi IR yaitu,vibrasi berbeda dengan
spektroskopi UV yaitu,Transisi Elektron.Spektrofotometri IR memiliki sistem
kerja,yaitu Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas
melalui cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas
ganda adalah mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap
panjang gelombang. Kedua berkas itu dipantulkan pada chopper yang
berupa cermin berputar. Hal ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas
baku dipantulkan secara bergantian ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar
lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor yang mengubah energi panas
menjadi energi listrik.Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka
detektor akan menerima intensitas berkas baku yang besar dan berkas
cuplikan yang lemah secara bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik
bolak-balik dalam detektor dan akan diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan
tidak menyerap sinar, berarti intensitas berkas cuplikan sama dengan
intensitas berkas baku dan hal ini tidak menimbulkan arus bolak-balik, tetapi
arus searah.Amplifier hanya digunakan untuk arus bolak-balik. Arus bolakbalik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu motor yang
dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut baji
optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas
baku sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan diteruskan ke
detektor. Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam berkas baku
sehingga intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya dengan
jumlah pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan
penyerapan. Gerakan baji ini dihubungkan secara mekanik dengan pena alat

rekorder sehingga gerakan baji ini merupakan pita serapan pada spektrum
tersebut.Secara singkat sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan ynag
ditempatkan di dalam spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra
merah yang berubah panjang gelombangnya secara berkesinambungan
menyerap cahaya jika radiasi yang masuk bersesuaian dengan energi getaran
molekul tertentu.
Radiasi IR termasuk dalam gelombang elektromagnetik yang melintas
dalam bentuk energi foton yang merupakan kumpulan energi bermassa nol.
Dalam IR, pada frekuensi yang tepat, maka energi foton ini akan diserap dan
menyebabkan reaksi yaitu vibrasi karena energi radiasi IR terlalu kecil untuk
mengeksitasi elektron. Transisi vibrasi elektron ini memiliki karakteristik
energi masing-masing yang kemudian menunjukkan karakteristik absorbsi
masing-masing sehingga spectrometer IR mampu mendeteksi bagaimana
atom-atom saling berikatan.
Namun tidak semua vibrasi molecular menyerap radiasi IR. Ikatan
kimia yang polar dan mempunyai momen dipol, medan elektromagnetik yang
berinteraksi dengan ikatan polar menyebabkan ulur atau tekuk dan frekuensi
ulur dan tekuk sama dengan frekuensi vibrasi molekul alami sama maka
energi akan diserap sehingga ikatan polar dan mempunyai momen dipol akan
berinteraksi dan menyerap radiasi IR dan biasanya disebut IR aktif sedangkan
ikatan yang simetris dan tidak mempunyai momen dipol maka medan
elektromagnetik tidak berinteraksi dengan ikatan sehingga tidak menyerap
energi radiasi IR dan biasanya disebut IR tidak aktif.
Spektrofotometri yang digunakan pada skala lab ini merupakan jenis
instrument Fourier Transform ( FT-IR ) yang menggunakan interferometer
yang akan menggunakan persamaan matematika ( interferogram ) untuk
identifikasi daerah gugus fungsi yang akan muncul di layar monitor.Setelah
muncul pada layer monitor, daerah gugus fungsi muncul pada panjang
gelombang lebih dari 1500 nm dikarenakan daerah dibawah 1500 nm

merupakan daerah finger print ( Sidik Jari ).Jika ingin melakukan analisis
suatu bahan baku,hal penting yang perlu diperhatikan ialah membandingkan
daerah finger print yang didapatkan dengan literatur.Pada percobaan ini
didapatkan daerah fingerprint kloramfenikol.
Pelet sampel dibuat dari campuran kloramfenikol dan serbuk KBr
yang kemudian dicetak dengan alat tekanan mekanik. Penggunaan KBr /
garam ionik lainnya dikarenakan KBr akan membentuk kisi ikatan ionik yang
sangat kuat dan tidak memiliki kemampuan untuk bervibrasi sehingga tidak
menyerap radiasi IR. Kloramfenikol memiliki struktur kimia sebagai berikut:

Kloramfenikol memiliki gugus fungsi seperti C-Cl, C-N, C-O, C=O,


N-H, O-H, N=O, C=C dan C-H sehingga dapat dianalisis/diidentifikasi
melalui spektro IR. Semakin kuat suatu ikatan molekul maka semakin tinggi
bilangan gelombang penyerapannya dikarenakan ikatan yang kuat akan kaku
dan membutuhkan energi yang tinggi. Didapatkan hasil gugus fungsi O-H
pada bilangan gelombang 3261 cm-1, C-H dan N-H pada bilangan gelombang
3077 cm-1, C=O dan C=C pada bilangan gelombang 1690 cm-1, C-N pada
bilangan gelombang 1563-1518 cm-1, C-N dan C-O pada bilangan gelombang
1414-1106 cm-1, dan yang terakhir C-Cl pada bilangan gelombang 1065-403
cm-1.

Hasil ini dibandingkan dengan literatur spektrum inframerah


kloramfenikol. Didapatkan hasil spektroftometri seperti gambar dibawah ini:

-1

Menurut literatur, puncak serapan pada 3352-3246 cm menunjukkan


gugus fungsi O-H dan N-H yang mengalami stretching vibration. Pada 3081
-1

cm menunjukkan gugus C-H aromatik yang mengalami stretching vibration.

-1

Pada 1681 dan 1559 cm menunjukkan C = O dan C = C yang mengalami


-1

stretching vibration. Selanjutnya, NO2 dan C-Cl diamati pada 1521 cm dan
-1

662 cm mengalami stretching vibration. Lalu, N-H (amina) muncul di 1518


-1

cm dengan mengalami bending vibration (Trivedi,et al.,2015). Hal ini sesuai


dengan apa yang dianalisa dari hasil yang didapatkan pada spektofotometri
kali ini sudah sesuai dan menunjukan bahwa senyawa tersebut merupakan
kloramfenikol. Puncak serapan untuk vibrasi ulur dan tekuk berbeda karena
energi yang diperlukan untuk vibrasi ulur lebih besar dari pada vibrasi tekuk.
Hal ini disebabkan vibrasi ulur terjadi perubahan posisi elektron dan pada
vibrasi tekuk elektron hanya berotasi / berputar di tempat membentuk sudut
yang berbeda.
Pada panjang gelombang kisaran 3200-an, akan muncul gugus O-H
dan juga N-H, pada hal ini yang muncul pada IR adalah gugus N-H hal ini
ditunjukkan dari bentuk puncaknya yang turun hingga ke bawah dan
berbentuk lancip. Sedangkan pada gugus O-H puncak akan turun ke bawah
dan melebar,ciri khas dari puncak O-H yang turun dan melebar inilah yang
dapat mempermudah untuk mengetahui apakah dalam suatu senyawa terdapat
gugus O-H. Jenis gugus fungsi lain yang memiliki ciri khas pada
spektrofotometer IR adalah C=O ( Keton ) yang terdapat pada panjang
gelombang 1700-an.Puncak yang dihasilkan akan berbentuk lancip dan
mudah terlihat bila suatu senyawa memiliki keton di dalamnya.
Berdasarkan hasil perbandingan dengan jurnal, tidak terdapat
perbedaan puncak serapan yang mencolok/signifikan hanya beberapa gugus
fungsi yang belum dipastikan terutama region fingerprint.
VIII.

Kesimpulan
1. Dapat menganalisis sediaan padat menggunakan spektrofotometri IR
2. Dapat mengidentifikasi gugus fungsi bahan baku obat kloramfenikol,
didapat gugus fungsi C-N, C-O, C=O, N-H, O-H, C=C dan C-H

DAFTAR PUSTAKA
Anam, C., Sirojudin, K. Sofjan Firdausi. 2007. Analisis Gugus Fungsi Pada Sampel
Uji, Bensin Dan Spiritus Menggunakan Metode Spektroskopi FTIR. Berkala
Fisika, Vol. 10 (1), Hal: 79-85.
Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. 1982. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga.
Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. 1997. Kimia Organik Jilid 2. 3th ed. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Popp, J. and M. Reichenbacher. 2012 .

Challenges

in

Molecular

Structure

Department. Diakses online di http://www.springer.com/978-3-642-24389-9


[29 November 2016].
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi ( Elusidasi Struktur Molekul Organik). Graha Ilmu.
Yogyakarta. Hlm 78.
Sumardjo, D.D. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: EGC
Trivedi MK, Patil S, Shettigar H, Bairwa K, Jana s, et al. .2015. Spectroscopic
Characterization of Chloramphenicol and Tetracycline: An Impact of Biofield.
Pharm Anal Acta, Vol.6: 395.
Wahyuni, N. 2010. Modifikasi Kaolin Dengan Surfaktan Benzalkonium Klorida Dan
Karakterisasinya Menggunakan Spektrofotometer Infra Merah. Sains dan
Terapan Kimia, Vol.4 (1), Hal: 1-14.
Wang, Q. 2015. How an FTIR Spectrometer Operates. Diakses online di
http://chem.libretexts.org/Core/Physical_and_Theoritical_Chemistry/Spectros
copy/Vibrational_Spectroscopy/Infrared_Spectroscopy/How_an_FTIR_Spectr
ometer_Operates

Anda mungkin juga menyukai