Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERAWATAN ENDODONTIK
SMF GIGI DAN MULUT
Disusun Oleh:
Frida Ramadhani S.Ked. / 11700383
Pembimbing :
Drg. Wahyu Synthia dewi, Sp.KG.
KEPANITERAAN KLINIK
FK UWKS DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO
2016
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai kemudahan
kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas referat dengan judul perawatan endodontik.
Tugas referat ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada :
Drg. Wahyu Synthia dewi, Sp.KG.
Penulis
DAFTAR ISI
Judul .......................................................................................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ..............................................................................................1
BAB III
BAB IV
Definisi........................................................................................................12
Tujuan perawatan endodontik ..................................................................13
Indikasi dan kontra indikasi ................................................................... 14
Jenis perawatan endodontik ....................................................................... 15
KESIMPULAN ...............................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
3
A. Latar Belakang
Perawatan endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang
menyangkut perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
Tujuan perawatan endodontik adalah mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat
diterima secara biologik oleh jaringan sekitarnya sehingga gigi dapat dipertahankan
selama mungkin didalam mulut. Hal ini berarti gigi tersebut tidak menimbulkan keluhan
dan dapat berfungsi baik. Perawatan endodontik terdiri dari perawatan non bedah yaitu
perawatan kaping pulpa, pulpotomi, mumifikasi, perawatan saluran akar dan perawatan
endodontik bedah.
Dalam setiap melakukan perawatan endodontik, prinsip prinsip perawatan
endodontik harus selalu diperhatikan, yaitu teknik asepsis, akses langsung saluran akar,
pembersihan dan pembentukan saluran akar, pengisian saluran akar, dan pembuatan
restorasi (penambalan, pembuatan onlay atau mahkota) yang benar, sehingga didapatkan
jaringan periodondal yang sehat.
Tujuan perawatan endodontik
adalah
mereduksi
atau
mengeliminasi
mikroorganisme dan produknya dari saluran akar sehingga gigi dapat dipertahankan
selama mungkin di dalam mulut. Walaupun instrumentasi dan teknik irigasi dilakukan,
namun mikroorganisme kemungkinan masih tertinggal di saluran akar terutama di dalam
tubuli dentin. Peneliti menyebutkan bahwa cleaning, shaping dan irigasi saluran akar
secara signifikan menurunkan atau mengeliminasi mikroorganisme dari saluran akar akan
tetapi, eliminasi mikroorganisme secara komplit tidak selalu dapat dicapai secara klinis,
oleh karena kompleksnya anatomi saluran akar dan keterbatasan instrumentasi dan irigasi
(Anusavine KJ.,1996).
Masuknya bakteri ke dalam pulpa sering disebabkan oleh proses kelanjutan dari
karies. Infeksi yang berlangsung terlalu lama memungkinkan bakteri mengadakan
penetrasi ke kamar pulpa dan saluran akar melalui tubulus dentin yang terbuka karena
proses karies tersebut. Bakteri yang biasa dapat bertahan dalam saluran akar adalah
golongan bakteri anaerob. Salah satunya yaitu Enterococcus faecalis merupakan bakteri
yang paling banyak ditemukan dalam saluran akar yang menyebabkan kegagalan
perawatan endodontik. Keberadaan bakteri ini dapat diketahui dari hasil kultur dan
metode polymerase chain reaction (PCR). Sundqvist menemukan sejumlah bakteri
anaerob seperti Entercoccus Faecalis, Streptococcus anginosus, Bacteroides gracilis dan
Fusobacterium nucleatum pada saluran akar yang gagal (Fisher K, Philip C.,2009).
Interaksi dan produksi toksin oleh bakteri akan menimbulkan inflamasi berlanjut dan
menyebabkan keluhan selama perawatan dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
5
faktor patologi,
factor penderita,
faktor anatomi,
faktor perawatan dan kecelakaan prosedur perawatan
(Ingle, 1985; Cohen & Burn, 1994; Walton & Torabinejab, 1996)
Tujuan perawatan saluran akar adalah reduksi mikroba di dalam sistem saluran
akar, agar terjadi proses penyembuhan melalui tindakan pembersihan dan pembentukan
saluran akar (cleaning and haping). Pembersihan di lakukan dengan mengeluarkan
jaringan pulpa vital dan nekrotik serta mereduksi mikroorganisme.
C. Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Endodontik
Dalam melakukan perawatan saluran akar, ada tiga faktor yang mempengaruhi
keputusan apakah perawatan saluran akar dilakukan atau tidak, yaitu :
1. Daya tahan tubuh pasien secara umum
2. Tingkat keterlibatan jaringan periapeks
3. Pencapaian daerah periapeks melalui saluran akar
Indikasi Perawatan Endodontik:
a. Karies yang luas.
b. Email yang tidak di dukung oleh dentin.
c. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis
sebagian maupun gigi sudah nonvital.
d. Saluran akar yang dapat dimasukkan instrumen.
e. Kelainan jaringan periapeks pada gambaran radiografi kurang dari sepertiga apeks.
f. Mahkota gigi masih bisa direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar
restorasi jembatan).
g. Gigi tidak goyang dan periodonsium normal.
h. Foto rontgen menunjukan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal, tidak ada
granuloma pada gigi sulung.
i. Kondisi pasien baik
j. Pasien ingin giginya di pertahankan dan bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya.
k. Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.
Kontraindikasi Perawatan Endodontik :
a. Bila dijumpai kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga
panjang akar.
b. Bila saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusen terhalang oleh akar
berkurva/bengkok, akar berliku-liku, dentin sekunder, kanal yang mengapur atau
sebagian mengapur, gigi malposisi, atau suatu instrumen yang patah.
c. Bila apeks akar mengalami fraktur.
Pada umumnya kontraindikasi perawatan saluran akar bergantung pada :
a. Status pasien
b. Alasan dental
c. Alasan lokal
d. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
e. Resorpsi akar lebih dari sepertiga apikal
f. Kondisi pasien buruk, mengidam penyakit kronis, seperti diabetes melitus, TBC, dan
lain-lain.
g. Terdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar di bersihkan atau sukar
dilakukan bedah endodonti.
. PULP CAPPING
. PULPOTOMI
Endodontik konvensional
1.
PERAWATAN S.A
Endo Konvensional
a. Pulp capping
PULPEKTOMI
9
ENDOINTRAKANAL
Direk
Indirek
Pulp Capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis
bahan pelindung di atas pulpa vital yang terbuka. Bahan yang biasa digunakan
untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang
pembentukan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain. Tujuan pulp
capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi
pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan
demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan. Teknik pulp capping ini
ada dua yaitu direct pulp capping dan indirect pulp capping.
1) Direk
Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung
ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva,
kalsium hidroksida dapat ditempatkan di dekat pulpa dan selapis semen zinc
okside eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lantai pulpa dan biarkan
mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi di
restorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih
baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa
di sekitar daerah terbuka tersebut harus vital dan dapat terjadi proses
perbaikan.
Langkah-langkah Pulp Capping :
a) Siapkan peralatan dan bahan.
Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.
b) Isolasi gigi.
Selain menggunakan rubber dan isolasi gigi juga dapat
menggunakan kapas dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.
c) Preparasi kavitas
10
11
selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih
radikal lagi yaitu amputasi pulpa (pulpotomi).
b. Pulpotomi
Pulpotomi disebut juga pengangkatan sebagian jaringan pulpa, kemudian
diikuti oleh penempatan obat di atas orifis yang akan menstimulasikan perbaikan
atau memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital di akar gigi. Biasanya jaringan
pulpa di bagian korona yang cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk
mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dalam saluran akar. Pulpotomi dapat
dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang
cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk dicabut.
1) Pulpotomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpotomi pada gigi yang masih vital:
1. Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi
rasa sakit saat perawatan
2. Isolasi gigi.
Pasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi dengan
kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.
3. Preparasi kavitas.
Perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusal
untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.
4. Ekskavasi karies yang dalam.
5. Buang atap pulpa.
Dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece berkecepatan
rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan
distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.
6. Buang pulpa bagian korona.
Hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor
bundar kecepatan rendah.
7. Cuci dan keringkan kamar pulpa.
12
Semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan
jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa pulpa dari
kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.
8. Celupkan kapas kecil dalam larutan asam hidroklorida atau formokresol,
buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam
kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.
9. Berikan bahan antiseptik.
Siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol dan formokresol
dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang
mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi
pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam
tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.
10. Restorasi gigi.
Tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal
dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk
mahkota stainless steel.
2) Pulpotomi Non Vital
Prinsip dasar perawatan endodontik gigi pulpa non vital adalah untuk
mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital,
menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi
bakteri yang tersisa di saluran akar. Perawatan endodontik untuk pulpa non
vital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi devital). Pulpotomi mortal
adalah teknik perawatan endodontik dengan cara mengamputasi pulpa
nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan penutupan saluran
akar.
Langkah-langkah perawatan pulpotomi devital :
Kunjungan pertama :
1) Siapkan instrumen dan bahan.
2) Isolasi gigi dengan rubber dam.
13
3) Preparasi kavitas.
4) Ekskavasi karies yang dalam.
5) Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece
kecepatan rendah.
6) Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor
bundar.
7) Cuci dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible
dan jarum steril.
8) Letakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari kavitas.
9) Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
10) Bila memakai arsen instruksikan pasien untuk kembali 1 sampai dengan 3
hari, sedangkan jika memakai euparal instruksikan pasien untuk kembali
setelah 1 minggu
Kunjungan kedua :
1) Isolasi gigi dengan rubber dam.
2) Buang tambalan sementara.
Lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital. Bila masih vital
lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah
non vital lakukan perawatan selanjutnya.
3) Berikan bahan antiseptik.
4) Tekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran akar dengan cotton
pellet.
5) Aplikasi semen zinc oxide eugenol.
6) Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
c. Perawatan Saluran Akar
Perawatan saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar,
merupakan salah satu fase dalam perawatan endodontik yang paling penting.
Langkah pertama dalam preparasi saluran akar yaitu membuat jalan masuk ke
kamar pulpa untuk menghasilkan penetrasi garis lurus ke orifis saluran akar.
Langkah selanjutnya yaitu eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang
masih tertinggal dan debridement jaringan nekrotik kemudian diikuti dengan
instrumensasi.
14
17
berfungsi sebagai pelumas dan pelunak jaringan pulpa serta mengurangi resiko
patahnya instrumen sehingga mempermudah preparasi saluran akar.
7. Kavitas harus ditutup dengan baik, tidak boleh dibiarkan terbuka
Kavitas yang dibiarkan terbuka akan menyebabkan bakteri masuk
kembali sehingga sterilisasi yang dilakukan percuma.
8. Saluran akar harus diisi penuh dengan bahan pengisi saluran akar yang yang
bervolume stabil, tidak diresorpsi dan bersifat biokompatible.
Setiap bahan yang digunakan pada tubuh manusia tentunya harus
biokompatibel agartidak menimbulkan iritas iatau penyakit lainnya. Bahan
pengisi saluran akar yang biasa digunakan dan sudah diuji biokompatibilitas
adalah gutta percha. Selain itu, bahan pengisi saluran akar harus lah bervolume
stabil dan idak diresorpsi agar tidak terbentuk celah pada tumpatan.
besar
Reamer hanya dipakai -1/2 putaran dalam satu gerakan
Menggunakan file dengan gerakan tarikan
Menggunakaan reamer dan file dengan stoper karet
Instrumen dengan pegangan pendek digunakan untuk gigi posterior atas
atau bawah dan gigi anterior bawah serta instrumen dengan pegangan
19
22
1) Pulpektomi Vital
Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital :
a) Pembuatan foto Rontgen.
Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan
jaringan sekitar gigi yang akan dirawat. Pemberian anestesi lokal
untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.
b) Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari
kontaminasi bakteri dan saliva.
c) Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa
dibuang dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas
dengan bor fisur steril.
d) Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan
ekskavatar atau bor bundar kecepatan rendah.
23
steril
formokresol kemudian
24
beechwood
creosote,
buang
1) Endointrakanal
Endo intrakanal adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa yang
sudah mati seluruhnya. Endo intrakanal merupakan perawatan untuk jaringan
pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversibel atau untuk
gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Jika seluruh jaringan pulpa
dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil
perawatan yang baik pula. Tahapan perawatan endo intrakal sama dengan
perawatan pulpektomi, perbedaan perawatannya adalah pada pemakaian
anastesi, pada perawatan endo intrakanal tidak memerlukan anastesi karena
gigi dalam kondisi non vital.
Indikasi endo intrakanal :
a) Nekrosis pulpa totalis
b) Perawatan ulang
26
c) Kelainan periapikal
Kontraindikasi endo intrakanal :
a) OH jelek
b) Tidak mempunyai nilai estetik / fungsional
c) Fraktur dengan arah vertikal
d) Mengganggu pertumbuhan gigi tetangga
e) Resorbsi interna / eksterna meliputi setengah akar
Langkah-langkah perawatan endo intrakanal :
1. Pembuatan foto Rontgen.
Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan
sekitar gigi yang akan dirawat.
2. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari
kontaminasi bakteri dan saliva.
3. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang
dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur
steril.
4. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar
atau bor bundar kecepatan rendah.
5. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas
kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa
di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan
headstrom file.
6. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran
dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang
telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran
akar selama 5 menit.
7. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal
dengan menggunakan jarum lentulo.
8. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian.
9. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida
eugenol atau seng fosfat.
10. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.
27
untuk mendapatkan anastesi yang dalam bagi sisa jaringan tersebut. Karena itu
seluruh jaringan pulpa harus diangkat dari setiap saluran akar pada kunjungan
pertama yang dijadwalkan untuk pembersihan saluran akar.
4. Membiarkan gigi terbuka. Pembukaan kamar pulpa gigi dengan abses alveolar akut
adalah cara yang efektif untuk drainase dan meredakan rasa sakit. Keadaan ini adalah
satu-satunya indikasi untuk membiarkan gigi terbuka. Kesalahan yang sering terjadi
adalah jika gigi dengan pulpitis dibiarkan terbuka. Meskipun tindakan ini mungkin
dapat meredakan rasa sakit, tetapi umumnya malah mengakibatkan rasa sakit yang
lebih parah dalam waktu 1-2 hari.
5. Tidak ada catatan yang akurat. Karena perawatan endodontik harus dan
membutuhkan pengukuran panjang kerja yang tepat, diameter pelebaran, patokan
tumpuan pengukuran, dan sebagainya, maka diperlukan catatan yang akurat. Tahap
yang telah diselesaikan pada tiap kunjungan, juga ukuran dan panjang alat yang
digunakan terakhir harus dicatatat. Jika hal ini tidak dilakukan, maka akan membuang
waktu untuk memeriksa dan menentukannya kembali.
BAB III
KESIMPULAN
Endodontik merupakan bagian dari ilmu kedokteran gigi yang menyangkut
diagnosis serta perawatan penyakit atau cedera pada jaringan pulpa dan jaringan
periapikal. Sedangkan Perawatan endodontik adalah suatu usaha menyelamatkan gigi
terhadap tindakan pencabutan agar gigi dapat bertahan dalam soket. Akhir-akhir ini
29
Endodontik konvensional
dentin sekunder, kanal yang mengapur atau sebagian mengapur, gigi malposisi, atau suatu
S.A
instrumen yang patah. Bila apeks akar mengalamiPERAWATAN
fraktur.
PULPEKTOMI
30
ENDOINTRAKANAL
DAFTAR PUSTAKA
Sisthaningsih E, Suprastiwi E. Perawatan ulang saluran akar akibat lepasnya restorasi : Dep.
Ilmu Konservasi Gigi FKG UI
Soraya C. Perawatan endodontik ulang pada gigi insisivus sentral atas kanan : Cakradonya
Dental Journal ; 2009 : 1
Suryo S. Ilmu endodontik dalam praktek ed 11. Jakarta : Abyono R,
Tarigan, Rasinta. 2004. Perawatan pulpa gigi (endodonti). Jakarta: EGC.
32