Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 | Page
yang signifikan secara statistic pada angka mortalitas antara ketiga rumah sakit
(p=0,3). Lokasi rumah sakit tingkat berat TBI dihubungkan dengan penurunan resiko
kematian; pasien dengan TBI berat di GMH mempunyai penurunan resiko mortalitas
sebesar 53% (odd ratio=0,47, p=0,04). Pasien di GMH mempunyai rata-rata skor
GCS yang lebih rendah (p<0,0001) skor Functional Independence Measure selffeed(p=0,0003), locomotion (p=0,04) dan skor verbal (p<0,0001) yang lebih rendah.
Kesimpulan. Walaupun tersedianya teknologi yang lebih terkini dan dukungan
neurologi yang lebih agresif di GMH, angka mortalitas keseluruhan untuk TBI adalah
sama pada semua lokasi. Pasien yang telah teridentifikasi dengan TBI berat
mempunyai penurunan angka mortalitas jika dirawat di GMH berbanding pasien yang
dirawat di rumah sakit di negara berkembang.
Kata kunci: studi kohort, functional independence measure, skala outcome Glasgow,
cedera otak traumatic
Trauma merupakan suatu masalah kesehatan yang paling sering, yang
melibatkan jutaan manusia di seluruh dunia. Saat ini trauma menduduki ranking ke-9
sebagai pencetus masalah kesehatan global, dengan jumlah kematian sebesar lima
juta orang pertahun dan penyebab sekitar 15% dari total kematian setiap tahun.
Dianggarkan sekitar 1,9 juta penduduk Amerika mengalami trauma setiap tahun
dengan sekitar 1% dari total kecederaan
2 | Page
sembilan penyebab beban penyakit global ke peringkat ketiga pada tahun 2020.
Masalah ini akan secara langsung akan memberatkan negara-negara yang lebih
miskin dan kurang berkembang. Oleh itu, dengan bedah neurologi, manajemen
trauma mempunyai potensi yang signifikan terhadap masalah penyakit dunia ini.
Walaupun pencegahan telah menjadi fokus utama dalam menangani insiden
TBI primer, usaha untuk mengatasi cedera sekunder masih tidak seragam. Strategi
terapi mutakhir di negara maju termasuk yang dilakukan oleh American Association
of the Neurological Surgeons, pedoman Eastern Organization for the Surgery of
Trauma Practice Management dan pedoman Advanced Trauma and Life
Support.Pedoman-pedoman ini walaupun disahkan dan efektif di negara maju,
mungkin tidak efektif di negara berkembang. Terdapat hipotesis mengapa hasil yang
sama tidak dapat dicapai walau dengan menggunakan strategi yang sama. Hipotesis
ini termasuklah kurangnya ketersediaan infrastruktur, kurangnya pelayanan
kegawatdaruratan medis, dan terbatasnya ketersediaan ICU di negara-negara
berkembang. Dengan keterbatasan sumber di negara-negara berkembang, adalah
penting strategi yang efektif untuk mencegah penggunaan dana yang tidak tepat. Hal
ini sangat memprihatinkan dalam pengelolaan TBI.Usaha yang signifikan telah pun
dilakukan untuk menstandarisasi terapi tanpa adanya data yang menunjukkan bahwa
usaha ini efektif dalam konteks negara berkembang.
Walaupun telah banyak penelitian dilakukan untuk mengkaji masalah ini,
namun penelitian-penelitian ini masih mempunyai keterbatasan.Beberapa penelitian
membandingkan secara langsung strategi manajemen di negara maju dan negara
berkembang.Variabel outcome yang diperiksa dalam penelitian-penelitian ini hanya
dikotomi (hidup vs kematian) yang tidak bermanfaat dalam menjawab beberapa
pertanyaan penting lainnya.Tidak ada satu pun penelitian yang memasukkan evaluasi
terhadap pasien dengan TBI ringan (kategori TBI dengan prevalensi yang lebih
sering).Disebabkan keterbatasan ini, tidak ada satu pun dari penelitian-penelitian ini
yang dapat digunakan untuk menjadi protokol yang spesifik terhadap sesuatu negara.
3 | Page
Penelitian ini bertujuan utuk mengevaluasi manajemen TBI dalam dua kohort
yang mewakili korban trauma di negara maju dan negara berkembang.Kami telah
dapat mengidentifikasi faktor yang sangat signifikan yang mempengaruhi hasil akhir
yang spesifik pada setiap komunitas.Dua kohort yang utama adalah pasien trauma
yang dirawat di GMH (bagian dari sistem Emory University Health Care) dan pasien
trauma yang dirawat di kepulauan Jamaica.Grady Memorial Hospital, pusat trauma
utama di tenggara Amerika Serikat, telah dipilih sebagai wakil dari negara
maju.Kohort Jamaica dipilih untuk mewakili negara berkembang yang terdiri dari dua
subkelompok yaitu UHWI dan KPH.Hanya dua rumah sakit ini yang mempunyai
terapi bedah neurologidi kepulauan ini dan dengan itu kedua kelompok ini mewakili
sebagian besar korban neurotrauma di kepulauan tersebut.Tujuan utama kami adalah
untuk memberi tambahan pada data yang telah sedia ada dalam membuat pedoman
yang spesifik untuk setiap negara (negara maju dan negara berkembang) berdasarkan
sumber ekonomi setiap komunitas.
Metode
Populasi Penelitian
Data demografi dan outcome diperoleh secara prospektif selama kurun waktu
27 bulan dari September 2003 hingga Desember 2005 terhadap semua pasien trauma
dengan TBI yang dirawat di GMH Atlanta, Georgia, dan UHWI dan KPH di Kingston
Jamaica. Data yang relavan untuk penelitian ini (data demografi dan outcome)
diperoleh untuk periode waktu 12 bulan dari September 2003 hingga September
2004.Data yang relavan dengan komponen neurofisiologi penelitian ini diambil dari
September 2003 hingga Desember 2005.
Kriteria inklusi pasien termasuklah: 1) dimasukkan ke rumah sakit GMH,
UHWI dan KPH dengan diagnosis TBI; 2) usia 12 tahun; dan 3) pasien dan/atau
keluarga/penjaga
telah
menandatangani
informed
consent.
Kriteria
ekslusi
4 | Page
5 | Page
6 | Page
nilai rata-rata dan nilai CI 95% untuk setiap lokasi.Perbandingan skor FIM dan GOS
institusi dilakukan dengan menggunakan analisis varian satu arah.
Taksiran angka mortalitas TBI per 1000 pasien didapatkan dari NTDB untuk
tahun 2003. Dihitung rasio angka mortalitas per 1000 pasien yang didapatkan di
GMH terhadap taksiran angka mortalitas TBI, atau SMR; nilai SMR 1,0
mengindikasikan bahwa angka mortalitas yang didapatkan dan yang diperkirakan
adalah sama. CI 95% untuk SMR dihitung dengan menganggap bahwa angka
kematian yang didapatkan mempunyai suatu distribusi Poisson.
Hasil
Data diperoleh dari 1607 psien dengan TBI.Kohort yang dievaluasi pada
setiap lokasi adalah sebanyak 691 pasien di GMH, 782 di KPH dan 134 di UHWI
(Gbr.1). Perempuan lebih banyak dirawat di GMH berbanding di lokasi lain
(p=0,003). 74% pasien di GMH adalah laki-laki, 81% di KPH dan 81% di UHWI.
Pasien pada kohort di GMH secara signifikan adalah lebih banyak dengan usia yang
lebih tua (rata-rata 38,3 tahun) atau UHWI (rata-rata 34,6 tahun; p=0,0009). MOI
adalah sama pada ketiga-tiga lokasi. MOI teratas pada semua lokasi adalah MVA,
penyerangan dan jatuh, dengan nilai penyerangan sama atau melebihi MVA di
Jamaica (Tabel 1). Dari seluruh cedera, 5% merupakan trauma tembus di GMH, 12%
di KPH dan 19% di UHWI. GMH mempunyai jumlah pasien TBI berat yang lebih
banyak (25,5%) dibandingkan dengan KPH (18,5%) dan UHWI (14,4%; p=0,003;
Tabel 2)
7 | Page
CT scan kepala digunakan dengan lebih sering di GMH (94,6% dari seluruh
waktu) dibandingkan dengan 20,3% di KPH dan 67,9% di UHWI (p<0,0001; Tabel2).
Pemantauan tekanan intracranial dilakukan sekali sepanjang waktu penelitian di KPH
(0,1%), pada 91 pasien di GMH (13,2%)dan 6 pasien (4,5%) di UHWI (p<0,0001,
Tabel 2). Grady MemorialHospital memiliki jumlah pasien yang lebih ramai yang
dirawat di ICU (65.6%) (p< 0.0001; Tabel 2), dibandingkan 3.3% di KPH dan
13.0% di UHWI. Median lama dirawat di ICU bagi GMH adalah selama 4 hari, 7 hari
di KPH dan 6,5 di UHWI (p=0,7, Tabel 2). Prosedur operasi neurologi dilakukan
pada 8,5% pasien kohort GMH, in 6,8% pasien KPH dan 14,9% pasien UHWI (Tabel
3).
8 | Page
Odd mortalitas rumah sakit pada pasien di GMH dengan cedera kepala berat
adalah 53% lebih rendah berbanding pasien yang dirawat di KPH atau UHWI (ageadjusted OR = 0.47, 95% CI 0.230.96; Tabel 4).
9 | Page
10 | P a g e
adalah sulit, yakni untuk mengevaluasi strategi pengobatan yang berbeda dalam uji
klinis kontrol acak diketahui bahwa strategi-strategi ini sudah bagus dibuat dan
evaluasinya pada kondisi tertentu dapat memenuhi kriteria review institusional.
Penelitian observasi lebih tepat
menggambarkan sifat dinamik dan hubungan berbagai faktor yang berkaitan dengan
trauma. Sebagai tambahan, telah ditunjukkan secara berulang-ulang dalam literature
bahwa efek terapi dalam penelitian observasional adalah sama dan valid jika
dibandingkan dengan data yang diperoleh dari uji klinis acak terkontrol. Dengan
menggunakan design penelitian ini, banyak penelitian lain yang dilakukan untuk
secara khusus memeriksa negara yang berbeda dengan strategi manajemen TBI yang
berbeda dalam usaha untuk membandingkan outcome dari TBI. Penelitia-penelitian
ini, walaupun berkongsi kesimpulan yang sama, tidak mempunyai keterbatasan yang
signifikan 1) beberapa secara langsung membandingkan strategi manajemen awal
negara berkembang ; 2)variable outcome yang diperiksa merupakan suatu dichotomus
(kematian vs kehidupan); oleh itu tidak membenarkan evaluasi yang menyeluruh ;
dan 3) tidak ada pada penelitian memasukkan evaluasi pasien dengan TBI ringan
(kasus TB yang merupaka prevalensi).
11 | P a g e
12 | P a g e
berhubungan dengan mortalitas yang lebih tinggi di mana pasien yang lebih lanjut
usianya mempunyai resiko kematian yang lebih besar. Lokasi TBI juga diketahui
dapat memprediksi resiko mortalitas jika dikaitkan dengan derajat beratnya
cedera.Pasien dengan TBI berat memiliki resiko kematian yang lebih rendah jika
dirawat di GMH berbanding pasien yang dirawat di rumah sakit negara
berkembang.Data-data ini sangat menarik karena GMH merawat lebih ramai pasien
dengan cedera kepala berat. Maka walaupun pasien dengan cedera kepala ringan
sedang atau berat dilihat tidak mengalami perubahan dalam angka mortalitas
walaupun menggunakan strategi yang berbeda, namun data menunjukkan bahwa
pasien dengan cedera kepala berat lebih bagus dirawat di GMH. (Tabel 5)
13 | P a g e
yang perlu dilakukan evaluasi data neuropsikologikal yang lebih detail (akan
dilaporkan secara terpisah). Evaluasi ini akan menjadi fokus pada penelitian kedua
dari kohort ini.
Kesimpulan
Walaupun sudah tersedia teknologi mutakhir dan adanya dukungan neurologi
yang agresif, angka mortalitas keseluruhan TBI adalah sama untuk ketiga-tiga lokasi
penelitian. Lokasi rumah sakit dan tingkat berat TBI dihubungkan dengan penurunan
resiko mortalitas.Pasien di GMH dengan TBI berat mempunyai penurunan resiko
mortalitas sebesar 53% jika dibandingkan dengan pasien yang berada di
Jamaica.Walaupun tersedia manajemen khusus untuk pasien dengan TBI berat,
namun masih diperlukan metode yang lebih baik untuk populasi major (dengan
tingkat keparahan ringan atau sedang berat). Fokus ke depan adalah perlu terutama
evaluasi dampak fungsi neuropsikologi dari cedera ini.
14 | P a g e