Anda di halaman 1dari 6

Pada tahun pertama, saya ingin mencapai sebuah tujuan yaitu, saya ingin menjadi

mahasiswa yang professional, dapat memanajemen diri dan waktu dengan baik, serta handal
dalam menyelesaikan sebuah masalah. Sebagai mahasiswa yang professional saya ingin
mencurahkan sebagian waktu saya untuk kegiatan akademis dan organisasi seperti UKM yang
telah saya ikuti. Buat saya selama tahun ini mensinergikan keduanya adalah hal yang penting
mengingat kegiatan akademis bukan satu satunya penunjang di masa depan.
Pada tahun kedua, saya ingin menjadi anggota BEM fakultas, dan mendapatkan IPK 3,85
saya juga akan melatih soft skill pada diri saya dengan sukses berorganisasi serta aktif dalam
kegiatan organisasi pada BEM. Aktif dalam kegiatan BEM akan memberikan wawasan dan
pemahaman baru bagi diri pribadi saya. Disamping itu, saya juga ingin menjadi penulis novel
karena itu juga merupakan salah satu passion saya.
Pada tahun ketiga, saya bercita cita untuk menjadi lulusan terbaik ITS jurusan Biologi
dengan pencapaian IPK sebesar 3,98 dengan predikat cum laude.
Pada tahun keempat, saya ingin melanjutkan pendidikan S2 saya di salah satau
Universitas di Korea selatan yaitu Korea University dengan mengambil program pascasarjana
yaitu Integrated M.S.- Ph.D. Biosystems and Biotechnology Major in Plant Biotechnologhy.

Kekuatan Peledak Buatan Teroris Majalengka


Lebihi Bom Bali
25 Nov 2016, 16:37 WIB
10

Ilustrasi penemuan bom (Liputan6.com/Johan Fatzry)


Liputan6.com, Jakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap RPW (24), warga
Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pria yang diduga terlibat jaringan ISIS itu pawai membuat bom. Bahkan,
hasil penyidikan Polri, bom yang dibuat RPW berdaya ledak tinggi.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Kombes Rikwanto, mengungkapkan Tim Pusat
Laboratorium Forensik (Labfor) Polri sudah melakukan uji lab terhadap barang bukti yang disita dari tangan
RPW.
Hasilnya, bahan peledak yang diproduksi RPWberdaya ledak besar atau high explosive. Bahkan kekuatan
ledaknya diprediksi melebihi bom Bali pada 2002 dan 2005.
"Kita bandingkan misalnya bom Bali II, dia (pelaku bom bali II) menggunakan bahan peledak yang bahannya
masih low explosive. Kalau kita bandingkan dengan bahan baku yang disita ini, misalnya TNT, bisa mencapai
dua setengah kali kekuatan kali bom Bali I dan II," ungkap Rikwanto.
Namun, Polri mengaku belum menemukan bom dari rumah tersangka.

"Sejauh kami belum menemukan di rumahnya bom high explosive. Tetapi kali ini kami sudah tahu bahwasanya
pelaku sudah bisa membuat bahan peledak," lanjut Rikwanto.
Atas perbuatannya, RPW dikenakan Pasal 15 juncto Pasal 7 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu) nomor 1 tahun 2002 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Terorisme dengan ancaman kurungan
penjara maksimal seumur hidup.

Wakapolri Minta Masyarakat Jangan Terceraiberai


25 Nov 2016, 23:52 WIB

13
Wakapolri Komjen Pol. Syafruddin memberikan keterangan pers saat berkunjung ke Ponpes Buntet di
Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/11). Wakapolri meminta para Kiayi menjaga keutuhan NKRI.
(Foto : Polri)
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Kepala Polri Komjen Syafruddin, mengimbau masyarakat agar tidak berlebihan
menanggapi kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Masalah tersebut, kata dia, jangan sampai membuat rakyat Indonesia tercerai-berai.
Hal itu diungkapkan Syafruddin ketika bersilaturahmi dengan para ulama, kiai serta santri Pondok Pesantren
Buntet Cirebon, Jawa Barat.
"Jangan sampai kita tercerai berai akibat masalah kecil," kata Syafruddin dalam keterangan tertulis yang
diterima di Jakarta, Jumat (25/11/2016).
Menurut dia, polisi tak akan tinggal diam jika 'kerikil kecil' itu terjadi. Terbukti, Polri langsung memproses
laporan masyarakat terkait dugaan penistaan agama.

Syafruddin pun meminta agar masyarakat tetap tenang dalam menanggapi hal tersebut. Termasuk dengan
tidak menggelar demonstrasi seperti 4 November 2016. Sebab, tuntutan masyarakat agar Ahok diproses
hukum sudah dipenuhi oleh Polri.
"Saya tidak tahu tuntutannya (demo) seharusnya jika tuntutannya itu (Ahok) bersalah. Kan hal itu sudah
dilakukan," ucap Syafruddin.
Mantan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk
bersama-sama menjaga situasi dan kondisi agar tetap kondusif. "Mari kita jaga bersama, terutama bagi para
kiai dan santri," tambah Syafruddin.

Anda mungkin juga menyukai