Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas limpahan
rahmat dan karunianya, kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum Perancangan
Teknik Industri modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement ini
dengan baik. Laporan ini kami susun untuk melengkapi tugas praktikum Perancangan
Teknik Industri Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro.
Penyusunan laporan ini telah terselesaikan berkat bantuan banyak pihak, baik
pada saat pelaksanaan praktikum maupun pada saat penyusunan laporan praktikum
Perancangan Teknik Industri pada modul 7 Workspace, Workplace dan Environmental
Arrangement. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada :
1. Asisten Laboratorium PSKE yang telah membimbing kami dalam melakukan
praktikum dan menyusun laporan praktikum Perancangan Teknik Industri modul 7
Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement ini.
2. Segenap rekan rekan mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro yang
telah membantu dalam banyak hal dalam penyusunan laporan ini.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan modul 7 Workspace,
Workplace dan Environmental Arrangement
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang....................................................................................................1
1.2.
Tujuan Praktikum................................................................................................2
1.3.
1.4.
Sistematika Penulisan.........................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
2.1.
Workspace...........................................................................................................4
2.2.
Workplace...........................................................................................................4
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.
2.10.
BAB III............................................................................................................................18
BAB IV............................................................................................................................20
4.1
BAB V.............................................................................................................................22
5.1
5.2
Kesimpulan.......................................................................................................80
6.2
Saran.................................................................................................................82
DAFTAR TAB
Tabel 2. 1 Tabel tingkat kepentingan ARC.............................................7
Tabel 2. 2 Alasan tingkat kepentingan..................................................8
Tabel 2. 3 tabel kuat penerangan.......................................................15
Tabel 2. 4 Tabel konversi PK - BTU....................................................16Y
Tabel 4. 1 Rekap Karyawan PT TRI
DAFTAR GAMB
Gambar 2. 1 Contoh ARC.................................................................................................8
Gambar 2. 2 Contoh ARD.................................................................................................9
Gambar 2. 3 Contoh ATBD...............................................................................................9
Gambar 2. 4 Pola Aliran Garis........................................................................................10
Gambar 2. 5 Pola Aliran Bentuk U..................................................................................10
Gambar 2. 6 Pola Aliran Zigzag......................................................................................11
Gambar 2. 7 Pola Aliran Bentuk Lingkaran....................................................................11
Gambar 2. 8 Pola Aliran Tidak Tentu...........................................................................12Y
Gambar 3. 1 Metodologi Praktikum 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini perkembangan industri sangatlah cepat dari berbagai
aspek. Hal ini dilakukan untuk memenangkan persaingan dan kompetisi dan
meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor yang
mempengaruhi performansi dan produktivitas perusahaan adalah perancangan
workspace, work place dan lingkungan fisik kerja.
Workspace didalam perusahaan sangatlah penting yaitu untuk ruangan kerja pekerja
dalam melakukan tugas-tugas produksinya yang juga berisi komponen, material,
peralatan yang menunjang dalam melakukan proses produksinya. Sedangkan workplace
memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan workspace, dimana workplace
adalah area tempat kerja dilaksanakannya proses produksi dan operator yang
melaksanakannya yang berisi komponen, mesin dan peralatan produksi secara
keseluruhan. Kedua komponen tersebut memanglah penting, namun dalam membuat
suatu tata letak fasilitas perusahaan juga diperlukan faktor lingkungan fisik kerja yang
akan meningkatkan performansi pekerja seperti anthropometri, ilumninasi, penentuan
jumlah AC, lampu, dan exhaust fan dan lain sebagainya.
PT Tamiya Racing Indonesai merupakan perusahaan baru yang sangat memerlukan
perancangan tata letak fasilitas yang tepat sehingga akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas perusahaan dalam melakukan proses produksinya. Karena PT TRI adalah
perusahaan yang berfokus pada perakitan maka workplace, workspace dan lingkungan
fisik kerja yang perlu diperhatikan adalah di bagian lantai produksi. Selain itu juga perlu
adanya rancangan mengenai luas keseluruhan pabrik yang diperlukan dan setiap
departemen yang dibuat di PT TRI.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
pabrikasi, penentuan jumlah lampu, penentuan jumlah exhaust fan, dan jumlah
kebutuhan AC.
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
Berisi mengenai bagan metodologi penelitian yang dilakukan
BAB IV PENGUMPULAN DATA
Berisi mengenai data jumlah karyawan dalam organisasi dari modul sebelumnya
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS
Berisi mengenai pengolahan data untuk melakukan peracangan fasilitas dan layout
lantai produksi, perancangan layout departemen, penentuan luas perusahaan secara
keseluruhan. Layout perusahaan digambarkan dengan menggunakan beberapa
diagram tata letak fasilitas.
BAB VI PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dan saran untuk modul 7
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BAB II
TINAUAN PUSTAKA
2.1.
Workspace
Workplace
Workplace adalah suatu lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja
untuk melakukan proses produksi.Faktor-faktor yang mempengaruhi workplace :
1. Antropometri
Adalah suatu pengetahuan yang memelajari pengukuran dimensi tubuh manusia
dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang berhubungan dengan perancangan
suatu alat/benda yang digunakan manusia. Antropometri secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu Antopometri Statis dan Dinamis.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Pria pada umunya memiliki dimensi lebih besar dari pada perempuan.
c. Rumpun dan suku bangsa
d. Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diberikan
e. Pekerjaaan, aktivitas sehari-hari
f. Kondisi waktu pengukuran.
2. Iluminansi
Cahaya yang merupakan radiasi energy yang dapat ditangkap oleh retina mata dan
menghasilkan sensasi visual.
-
Lampu dan luminaris : adalah cahaya yang dipantulkan dari sautu permukaan
atau objek.
Luminansi = illuminansi x Reflektivitas = apostilb x lux
Satuan internasional dari unit untuk ukuran ini adalah candela
1 Candela =
apolstil
3,14
(Sritomo,1995:85&Nurmianto,1996:220)
3. Kondisi Atmosfer
Kondisi dimana tubuh manusia mempertahankan kondisi suhu panas yaitu sekitar
98,6 0F atau 37 0C. Kondisi atmosfir yang nyaman akan mempengaruhi kinerja
para operator.
Terdapat 4 metode pertukaran panas antara tubuh dan lingkungannya :
a. Konveksi : transmisi melalui udara.
b. Evaporasi : keringat, dan untuk tingkat tertentu dihembuskan paru-paru
c. Radiasi : Transmisi dari energi thermalam antar objek-objek.
d. Konduksi : Transmisi dari energi thermal dengan adanya kontak langsung.
(Nurmianto,1996)
4. Noise
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
kepentingan,
frekuensi
penggunaan,
prinsip
fungsi,
urutan
kegunaan.
(sritomo,1996)
7. Penentuan jumlah lampu
Penentuan jumlah lampu dapat menentukan distribusi cahaya agar agar lebih
merata dan sesuai kebutuhan (cooper crouse Hinds,2002)
8. Penentuan Jumlah turbin Ventilator
Turbin Ventilator bertujuan agar panas yang berada didalam ruangan ditarik keatas
2.3.
Menurut Muther (1995), dalam merancang tata letak pabrik terdapat 6 hal dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a) Prinsip integrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah merupakan integrasi secara
total dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
b) Prinsip jarak perpindahan bahan minimal
Hampir dalam semua proses yang ada di perusahaan, hampir semua proses
memerlukan perpindahan. Dalam proses perpindahan, waktu dapat dihemat
dengan cara memposisikan operasi yang berikunya sedekat mungkin dengan
operasi yang sebelumnya.
c) Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Dasar dari prinsip ini adalah menghindari gerak balik (backtracking), gerak
memotong (cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin
material bergerak terus tanpa ada gangguan.
d) Prinsip pemanfaatan ruangan
Dalam prinsip ini dipertimbangkan aspek volume (cubic space), dan aspek luas
(floor space). Prinsip ini juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti manusia,
bahan baku, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya.
e) Prinsip fleksibilitas
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Prinsip fleksibilitas sangat diperlukan karena pada era modernisasi seperti ini
perkembangan terjadi begitu cepat, sehingga tata letak yang fleksibel diperlukan
agar apabila akan dilakukan penyesuaian atau relayout, dapat dilakukan dengan
cepat dan dengan biaya yang murah.
f) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Kepuasan kerja sangat penting dalam perancangan tata letak, karena akan terdapat
banyak keuntungan yang dapat perusahaan raih apabila kepuasan kerja tercapai.
Selain itu, keselamatan kerja juga sangat diperlukan dalam perancangan tata letak
pabrik. Suatu layout dikatakan baik apabila menerapkan standar-standar
keselamatan kerja dan tidak membahayakan pekerja tersebut.
2.4.
No
1
2
3
4
5
6
Tingkat kepentingan
Mutlak perlu didekatkan
Sangat penting untuk
didekatkan
Penting untuk didekatkan
Biasa
Tidak penting
Tidak dikehendaki berdekatan
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Kod
e
A
Warna
Merah
E
I
O
U
X
Kuning
Hijau
Biru
Putih
Coklat
Kod
e
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Alasan
Penggunaan catatan secara besamaan
Menggunakan tenaga kerja yang sama
Menggunakan space area yang ama
Minimalkan material handling
Urutan aliran kerja
Menggunakan peralatan kerja yang sama
Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakkan,
ramai, dan lain-lain
Derajat kontak personel yang sering
Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
Kemudahan akses
Suara bising
Dalam suatu fasilitas produksi, dibutuhkan pola aliran material yang jelas untuk
mempermudah dan meningkatkan tingkat produktivitas produk yang dihasilkan. Berikut
ini adalah beberapa pola aliran material yang diterapkan di lantai produksi yaitu :
a. Pola Aliran Garis
Pola Aliran Garis adalah pola yang paling mudah dikenali dan diidentifikasi
karena system material handlingnya yang umumnya menggunakan konveyor
lurus. Pola ini biasanya digunakan pada proses produksi yang berlangsung singkat
dan relatif sederhana, dimana jarak perpindahannya pendek dan hanya terdiri dari
beberapa komponen produksi saja.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
10
Pola aliran Zigzag adalah pola aliran yang pada umumnya diterapkan pdaa kondisi
lantai pabrik yang sempit tetapi proses yang dibutuhkan sebenarnya cukup
panjang. Prinsip penataan dilakukan dengan membelokan aliran produksi.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
11
(Kristinawati, 2000)
2.6.
Workplace
Lingkungan Fisik kerja merupakan salah satu faktor yang mempengruhi kinerja
pekerja di lantai produksi. Pengaruh yang dihasilkan dapat berupa pengaruh yang positif
seperti memacu meningkatkan semangat dan produktivitas kerja, maupun pengaruh
negatif seperti menghambat kinerja pekerja karena hilangnya konsentrasi. Berikut ini
adalah beberapa faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi perancangan Workplace
adalah :
a. Temperatur
Temperatur menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan
workplace karena manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dirinya
dengan keadaan sekitar saat terjadinya perubahan temperatur. Hal ini dikarenakan
tubuh manusia dapat melakukan proses konveksi,radiasi dan penguapan jika
terjadi kekurangan atau kelebihan panas.
b. Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara biasa
dinyatakan dengan persentase. Kelembaban dipengaruhi oleh temperatur
udaranya.
c. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara dibutuhkan agar dapat menjaga kondiri tempat kerja tetap bersih
an cukup mengandung oksigen. Dengan sirkulasi udara yang baik, udara kotor
bisa diganti dengan udara segar dan bersih yang didapat melalui ventilasi.
d. Pencahayaan
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
12
Pabrik adalah tempat dimana faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin dan
fasilitas atau peralatan produksi, material , energi uang atau modal, informasi dan
sumber daya alam dikelola bersama-sama dalam suatu sistem produksi guna
menghasilkan suatu produk atau jasa secara efektif, efisiensi dan aman. Untuk mencapai
suatu sistem kerja yang efektif dan efisien di lingkup kerja pabrik dibutuhkan fasilitasfasilitas pendukung di ruangan pabrikasi. Untuk membangun fasilitas-fasilitas
pendukung tersebut dibutuhkan penrencanaan tata letak yang sesuai. Sebab tujuan dari
perancangan fasilitas secara umum, yaitu untuk memenuhi kapasitas produksi dan
kebutuhan kualitas dengan cara yang ekonomis melalui pengaturan dan kordinasi yang
efektif dari fasilitas fisik. Perancangan fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitasaktivitas dari fasilitas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu
menunjang upaya pencapaian tujuan pokok secara efektif dan efisien.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
13
Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang penting yaitu
pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) yaitu penetapan
lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan dan yang kedua
adalah perancangan
fasilitas
produksi
(facilities
design)
yang
akan
meliputi
2.8.
Untuk mendapatkan hasil penerangan atau pencahayaan yang baik, merata serta efisien
dalam penggunaan listrik perancang harus mempertimbangkan iluminasi (kuat
penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis lampu, serta jumlah penempatan lampu
yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi
ruang tersebut.
Menentukan jumlah lampu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
N=
E A
LLF CU
.............................................................................................(2.1)
Dimana:
N
= Jumlah lampu
= Luas ruangan
LLF= Light loss factor atau faktor kehilangan cahaya (0,7 sampai 0,8)
CU = Coeffisien of utilization atau faktor pemanfaatan (50% sampai 65%)
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
14
Jenis Bangunan
2.9.
E
200 -
Perkantoran
500
100 -
Rumah
150
200 -
Hotel
400
200 -
800
100 -
Lobby
200
200 -
Restaurant, Toko
500
Dalam menjaga kondisi atmosfer dalam ruangan dapat digunakan exhaust fan
sebagai alat bantu, namun lagi lagi untuk mendapatkan penggunaan exhaust fan secara
efisien dibutuhkan perhitungan mengenai jumlah yang dibutuhkan oleh ruangan
tersebut, berikut merupakan rumus penentuan jumlah exhaust fan pada ruangan:
N=
V
kapasitas sedot waktu sirkulasi
.............................................................(2.2)
Dimana:
N
= Jumlah kipas ventilator
V
= Volume ruangan (L x W x H)
2.10.
Dalam menjaga kondisi atmosfer tempat kerja dapat juga digunakan pendingin
udara atau air conditioner. AC dapat menjaga kelembapan, suhu, serta kenyamanan
ruangan yang mana dapat membantu peningkatan produktifitas pekerja. Dalam
mencapai penggunaan AC yang efektif tidak hanya luas ruangan yang menjadi patokan
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
15
dalam pemilihan kapasitas AC nya, namun juga terdapat beberapa faktor lain, rumus
untuk menghitung kebutuhan AC yakni:
V I E
60
...................................................................................... (2.5)
Dimana:
V
1 m = 3,28 ft
I
= 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah atau berhimpit ruang lain)
= 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).
BTU
1 PK
= 0,986 HP
1 HP
= 2544.433748 BTU/h
Jika kebutuhan BTU/h tidak sesuai dengan PK yang tersedia di pasaran maka
gunakan kapasitas yang lebih besar contohnya kebutuhan 6000 BTU/h maka gunakan
kapasitas PK supaya AC tidak bekerja terlalu berat.
Tabel 2. 4 Tabel konversi PK - BTU
Kapasitas
(PK)
1/2
3/4
1
1 1/2
2
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BTU / hr
5000
7000
9000
12000
18000
16
2 1/2
3
5
24000
27000
45000
Jika AC yang dipasang adalah AC split bukan AC central unit maka ada beberapa
hal yang harus diperhatikan:
Jika ruangan gelap atau tertutup oleh bayangan turunkan kebutuhan BTU/h
sebesar 10%
Jika ruangan sangat terang akibat paparan matahari langsung naikkan kebutuhan
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
18
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
19
dan jumlah stasiun kerja yang digunakan pada modul sebelumnya. Kemudian melakukan
perancangan layout komponen yang digunakan dalam proses perakitan. Setelah itu menentukan
dan merancang fasilitas yang dibutuhkan di stasiun kerja seperti lantai produksi, warehouse,
storage, toilet, restpoint, office room dan lainnya . Keseluruhan fasilitas yang telah dirancang
dilanjutkan dengan menentukan pola aliran material yang sesuai dengan kapasitas ruangan dan
panjang aliran material yang digunakan dalam proses perakitan. Kemudian membuat layout
stasiun kerja secara keseluruhan yang sesuai dengan pola yang telah dipilih. Tahapan
selanjutnya adalah merancang layout lantai produksi dan luasannya yang disesuaikan dengan
kebutuhan di setiap stasiun kerja. Perancangan layout kemudian dilanjutkan dengan menentukan
luas ruangan dari setiap departemen-departemen yang ada diperusahaan beserta luasan pabrik
secara keseluruhan. Apabila luasan ruangan setiap departemen telah ditentukan maka dapat
menentukan jumlah fasilitas yang dibutuhkan seperti jumlah lampu, jumlah AC dan jumlah
exhaust fan sehingga memberikan kenyamanan bagi para pekerja.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
20
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
4.1 Rekap Jumlah Karyawan dalam Perusahaan
Tabel 4. 1 Rekap Karyawan PT TRI
No
Jabatan
Jumlah Karyawan
Direktur utama
KepaladivisiIT
Staff bagian IT
Kepaladivisi produksi
Staff bagianQC
Staff bagianassembly
10
11
12
13
14
15
Operator
25
16
Kepaladivisi RnD
17
Staff bagianGA
18
Staff bagianHRD
19
20
Kepaladivisi finance
21
22
23
Supir
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
21
24
Satpam
25
OfficeBoy
2
Total
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
22
75
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
5.1 Perancangan Fasilitas Stasiun Kerja
Meja
Meja digunakan sebagai sarana untuk penempatan pallet, guna memberikan area
kerja bagi operator untuk menyelesaikan proses perakitan tamiya menggunakan
komponen yang terletak pada pallet.
1. Panjang Meja :
Panjang meja = Lebar bahu pria persentil 95% + Allowance 10%
= 466 mm + 46,6 mm = 512.6 mm
2. Lebar Meja
Lebar Meja = (Jangkauan tangan ke depan wanita persentil 95% - tebal perut
wanita persentil 95% )+ allowance 10%
= 610 mm 287 mm = 323 mm + 32,3 mm = 355.3 mm
3. Tinggi Permukaan Meja
Tinggi permukaan meja = Tinggi siku posisi duduk wanita persentil 5% + Tinggi
popliteal 5% + allowance 10 %
= 175 mm + 488 mm = 663+ 66,3= 729,3
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
23
Kursi
Fasilitas lainnya yang harus ada pada lantai produksi adalah kursi. Kursi disini
berfungsi sebagai tempat duduk operator agar tidak mudah pegal saat melakukan
proses produksi. Dalam perancangan kursi, diperlukan kesesuaian dengan tubuh
pengguna agar kursi tersebut nyaman ketika digunakan. Perhitungan kursi
operator adalah sebagai berikut :
o Tinggi kursi
: Tinggi popliteal wanita persentil 95% + allowance
: 428 mm + 42,8 mm = 470,8 mm
o Lebar alas kursi : Lebar panggul wanita persentil 95% + allowance
: 392 mm + 39,2 mm = 431,2 mm
o Panjang alas kursi
: Panjang popliteal pria persentil 5% + allowance
: 405 mm + 40,5 mm = 445,5 mm
Pallet
Sesuai dengan pallet yang digunakan pada running pada modul 4 maka digunakan
pallet berukuran 200 x 200 x 30 mm untuk pallet transfer
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
24
Conveyor
P.T Tamiya Racing Indonesia menggunakan konveyor sebagai salah satu alat yang
membantu pemindahan barang dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.
Konveyor merupakan suatu alat yang digunakan untuk mentransfer atau
memindahkan alat, komponen, atau perkakas kerja. Konveyor disini berfungsi
untuk memindahkan dan mengantarkan palet dari satu stasiun kerja ke satsiun
kerja lainnya. Jenis konveyor yang digunakan P.T Tamiya Racing Indonesia
adalah Konveyor Belt yang merupakan alat angkut dan alat bantu dorong tanpa
mesin dengan alas sabuk. Berikut ini adalah perhitungan ukuran Konveyor yang
dipakai di lantai produksi P.T Tamiya Racing Indonesia, yaitu :
1. Tinggi Konveyor
Tinggi conveyor = (tinggi bahu duduk - tinggi siku duduk pria 5 %) + allowance
= (50,30-17,30)+10% = 36,3
Tinggi konveyor dihitung berdasarkan ukuran persentil tinggi bahu duduk
dikurangi tinggi siku duduk pria 5 %. Digunakan persentil pria 5 % untuk
memudahkan pekerja baik pria maupun wanita untuk menjangkau konveyor
sehingga proses produksi tidak terhambat.
Sumber : (Muyani, 2008)
2. Panjang konveyor
Panjang conveyor = (jarak antar SK ( Jumlah SK -1 )) + Allowance
= (2000 mm 13) + 25 mm
= 26025 mm = 26,025 m
Berdasarkan sumber: Seema S. Vanamane, Pravin A. Mane / International Journal
of Engineering Research
and Applications
25
Dibawah ini adalah contoh Belt Konveyor yang digunakan di P.T Tamiya Racing
Indonesia dengan dimensi Tinggi konveyor = 1,825 m ; dimensi Panjang
Konveyor = 26, 025 m dan dimesi lebar konveyor = 2,2 cm
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
26
Persentil 95 = 1,806 m
Allowance = 10%
Jarak Antar SK = Persentil 95 + Allowance 10%
= 1,806 + 0,1806 = 1,9866 m 2 m
5.2.2. Penentuan fasilitas produksi
1. Toilet
Toilet adalah salah satu fasilitas yang penting untuk disediakan disuatu kantor
terutaa di lantai produksi. Toilet yang berada dilantai produksi berguna untuk
memudahkan para pekerja dan operator dalam kebutuhannya akan kamar kecil
baik cuci muka, buang air besar maupun buang air kecil.
Toilet yang digunakan di PT TRI menggunakan perbandingan 1 : 8 yaitu 1 bilik
kamar mandi digunakan untuk 8 pekerja atau operator. Jumlah karyawan yang
bertugas dibagian produksi adalah sebanyak 58 orang dengan rincian untuk
Departemen Produksi sebanyak 15 orang, Departemen Logistik sebanyak 15
orang, operator sebanyak 25 orang, dan pekerja packaging sebanyak 3 orang.
Jumlah karyawan wanita adalah sebanyak 24 orang dan karyawan pria sebanyak
40 orang sehingga dibutuhkan 3 bilik toilet wanita dan 5 bilik toilet pria.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
27
Bilik toilet pria memiliki urinoir sedangkan pada bilik toilet wanita tidak ada.
Bentuk toilet menggunakan pintu dengan membuka ke dalam. Ukuran setiap bilik
toilet adalah 1,5 m x 0,85 m dan jarak antar urinoir adalah 0,6 m. Jarak bilik
terhadap urinoir yang saling berhadapan adalah 1,65 m. Sehingga toilet pria
memiliki dimensi panjang 4,25 dan lebar 3,15 m, sedangkan untuk toilet wanita
menggunakan dimensi panjang 2,65 m dan lebar 2,55 m
2. Locker Room
Loker Room adalah Ruangan di lantai produksi yang mencakup ruang ganti
dan tempat penyimpanan pakaian baik pakaian yang dikenakan, pakaian rumah
maupun pakaian kerja para karyawan sebuah perusahaan atau pabrik. Letak ruang
ganti
berada
tidak
jauh
dari
lantai
produksi,
sehingga
mudah
dijangkau.berdasarkan Buku Desain Data Arsitek, Luas ruangan loker room di P.T
Tamiya Racing Indonesia sebesar 5 m x 5 m = 25
ganti sebesaar 0,5
m2 .
Digunakan lemari pakaian ganti bersusun dua yang memiliki tinggi 1,8 m dengan
lebar 1 meter dengan panjang keseluruhan lemari untuk 25orang operator sebesar
3,9 m. Sehingga luas ruangan yang terpakai untuk penggunaan lemari pakaian
adalah 3,9
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
28
3. Office Room
Pada lokasi pabriknya PT TRI juga menyediakan ruangan kantor, hal ini
dikarenakan dalam pelaksanaan kegiatan produksi sehari hari juga dilaksanakan
kegiatan pemantauan dan pencatatan yang melibatkan 5 orang staff QC, 5 orang
staff assembly, serta 5 orang staff warehouse. Maka didapatkan pengguna ruang
office yakni sebanyak 15 orang.
Dari jumlah 15 tersebut dengan asumsi rata-rata luas ruang yang diperlukan
untuk tempat kerja setiap karyawan termasuk alat bantu kantor dan ruang
pelayanannya (neufert 2002) adalah 4,00 m2. Maka didapatkan luas kantor yang
diperlukan adalah 40m2. Tinggi yang dianjurkan untuk ruangan kerja adalah 2,5
3,5 m karena ruangan ini nantinya akan diberikan ac maka supaya volume ruang
tidak terlalu besar seupaya lebih mengehmat energi maka dipilihlah tinggi
ruangan 3m (tinggi plafon).
Maka dari itu besar dari ruangan office adalah 6.3 x 6.4 x 3 m (p x l x t)
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
29
4. Rest Point
Rest point dapat digunakan pekerja untuk melepas lelah selama melakukan
aktivitas-aktivitas pada lantai produksi, ruangan ini ditujukan untuk operator di
lantai produksi yang berjumlah sebanyak 25 orang. Rest point disini diasumsikan
karyawan beristirahat tidak terlalu lama, karena kegiatan produksi terus berjalan.
Maka dalam rest point hanya disediakan dispenser untuk mengambil minum saja.
Kapasitas rest point dirancang hanya cukup menampung satu orang, dengan luas
ruang gerak 4,5 m2 per orang. Jadi diperlukan ukuran ruangan 2 m x 2,25 m untuk
ruangan rest point.
5. Warehouse
Tabel 5. 2 Data JIP
Periode
Rencana
Produks
i
10
17552
17616
17681
17746
17810
17875
17940
18004
1806
9
1813
3
Banyak Kardus =
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
30
11
12
1819
8 18263
18263
2=914
20
Rencana Produksi
17552
2
17616
3
17681
1774
1781
1787
10
1800
17940
1819
18069
18133
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
31
11
8
storage adalah
18263
20
x 2 = 1827 Tamiya.
sebanyak
18263
120
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
32
33
pelanggan. P.T Tamiya Racing Indonesia memiliki area Packaging sebesar 4,5 m x
3 m dengan luasan 13,5
m2
orang.
8. Material Handling
Luas material handling merupakan tempat diparkirkannya
forklift sebagai alat material handling. Ruang material handling
berupa marka yang digambarkan pada lantai produksi, adapun
forklift ERC 220 yang digunakan memiliki dimensi 2,445 x 0,82 m
(p x l). Sehingga ruang parkir yang disediakan adalah sesuai
dimensi handpallet ditambah dengan allowance sebesar 10%
(menurut satuan ruang parkir/ SRP) 2,689 x 0,902 m dengan
tambahan fasilitas stopper supaya forklift tidak bergerak saat
diparkirkan.
5.2.3. Luas Fasilitas produksi
Tabel 5. 4 Rekap luas fasilitas produksi
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
Panja
Ruangan
Toilet Pria
Toilet Wanita
Locker Room
Office
Rest Point
Storage
Warehouse
Packaging
Material
9 Handling
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
ng
Lebar Tinggi
4,25
3,15
3
2,65
2,55
3
5
5
3
6,3
6,4
3
2
2,25
3
11,4
8,88
4,2
11,4
8,88
4,2
4,5
3
4,2
2,689
34
0,902
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
35
A (Luas Ruangan)
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Umum :
Ruang parkir
Gudang
Pekerjaan Kasar
Pekerjaan Sedang
Pekerjaan Halus
Pekerjaan Amat
Halus
Pemeriksaan
Warna
50
100
100-200
200-500
500-1000
1000-2000
750
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,7
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
ExA
lumen lampu x LLF x CU
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
36
1000 x 651,73
= 206,8ampu 207 lampu
9000 x 0,7 x 0,5
A (Luas Ruangan)
Fungsi ruangan
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
Tingkat
Pencahayaan (lux)
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,8
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
37
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 40,32
= 6,72ampu 7 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
Fungsi ruangan
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
Tingkat
Pencahayaan (lux)
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,8
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
38
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 2,006
= 0,33ampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
Tingkat
Fungsi ruangan
Pencahayaan (lux)
Umum :
Ruang parkir
Gudang
Pekerjaan Kasar
Pekerjaan Sedang
Pekerjaan Halus
Pekerjaan Amat Halus
Pemeriksaan Warna
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
LLF (Faktor Kehilangan Cahaya)
50
100
100-200
200-500
500-1000
1000-2000
750
= 0,7
Kantor ber-AC
0,8
Industri Bersih
0,7
Industri Kotor
0,6
Lumen = lampu 2x60 watt (Jenis Lampu TL)
Jumlah Lumen = 2 x 60 x 75 = 5250 lumen
Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
39
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
100 x 101,32
= 5,5ampu 6 lampu
5250 x 0,7 x 0,5
Tingkat
Fungsi ruangan
Pencahayaan (lux)
Umum :
Ruang parkir
Gudang
Pekerjaan Kasar
Pekerjaan Sedang
Pekerjaan Halus
Pekerjaan Amat Halus
Pemeriksaan Warna
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
LLF (Faktor Kehilangan Cahaya)
50
100
100-200
200-500
500-1000
1000-2000
750
= 0,7
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
40
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
100 x 101,32
=
5,5ampu 6 lampu
5250 x 0,7 x 0,5
Fungsi ruangan
Kamar mandi
Tingkat
Pencahayaan (lux)
250
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,8
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
41
250 x 6,75
=
0,80ampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
Fungsi
Tingkat
ruangan
Pencahayaan (lux)
Kamar mandi
250
= 0,5
= 0,8
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen l ampu x LLF x CU
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
42
250 x 13,38
=
1,59ampu 2 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 5 m x 5 m = 25 m2
Tingkat
Fungsi ruangan
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,8
350
350
350
300
750
150
300
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
43
350 x 25
=
4,16ampu 5 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 2 m x 2,25 m = 5 m2
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
350
350
350
300
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,7
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
44
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 5
=
0,95 Lampu 1 lampu
5250 x 0,7 x 0,5
A (Luas Ruangan)
Tingkat
Pencahayaa
Fungsi ruangan
n
(lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
= 0,7
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
45
0,8
0,7
Industri Kotor
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 5
=
2,57 Lampu 3 lampu
5250 x 0,7 x 0,5
- Storage
Storage memiliki dimensi 11,4 m x 8,88 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot
sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah
jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan Storage.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
46
Volume Ruangan
Kapasitas Sedot x Waktu Sirkukasi
11,4 x 8,88 x 4,2
33.5 x 10
425.174
335
= 1,27
Exhaust Fan
-
Warehouse
Warehouse memiliki dimensi yang sama dengan storage yaitu 11,4 m x 8,88
m x 4,2 m dengan kapasitas sedot sebesar 33,5 m 3/menit dan waktu sirkulasi
adalah 10 menit. Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk
diruangan Warehouse.
Jumlah Exhasut Fan =
Volume Ruangan
Kapasitas Sedot x Waktu Sirkukasi
11,4 x 8,88 x 4,2
33.5 x 10
425.174
335
= 1,27
Exhaust Fan
-
Lantai Produksi
Lantai produksi memiliki dimensi 25,32 m x 25,74 m x 4,2 m dengan
kapasitas sedot sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit.
Berikut adalah jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan lantai
produksi.
Jumlah Exhasut Fan =
Volume Ruangan
Kapasitas Sedot x Waktu Sirkukasi
25,32 x 25,74 x 4,2
33.5 x 10
2732,29
335
= 8,156
Exhaust Fan
-
Packaging
Packaging memiliki dimensi 4,5 m x 3 m x 4,2 m dengan kapasitas sedot
sebesar 33,5 m3/menit dan waktu sirkulasi adalah 10 menit. Berikut adalah
jumlah exhaust fan yang disarankan utuk diruangan packaging.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
47
Volume Ruangan
Kapasitas Sedot x Waktu Sirkukasi
4,5 x 3 x 4,2
33.5 x 10
56,7
335
Office
L
W
= 6,3 m
= 6,4 m
BTU/hr = 6,3 6,4 500=20160
BTU/hr
Karena ruangan diisi oleh lebih dari 2 orang (10 orang) secara
terus menerus maka harus ditambahkan kebutuhan senilai 600
BTU/hr pada setiap penambahan maka ditambahkan 4800
BTU/hr sehingga total kebutuhan yakni
20160+4800=24960
BTU/hr
Sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK maka
didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 2 PK
Locker Room
=5m
=5m
BTU/hr =
5 5 500=12500
BTU/hr
48
ditentukan luas ruangan yang dibutuhkan berdasarkan buku Data Arsitek oleh Ernst
Neufert. Berikut adalah luasan ruangan pada setiap divisi pada P.T Tamiya Racing
Indonesia yaitu :
1. Departemen Produksi
Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 7,5 x 4 meter (30
m2). Luas ruangan sebesar 30 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak
10 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Produksi, 3 orang kepala bagian yaitu
Kepala Bagian PPIC, AssemblY dan QC serta 5 orang staff PPIC.
2. Departemen Logistik
Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 6,5 x 6,5 meter
(42,25 m2). Luas ruangan sebesar 42,25 m2 adalah untuk menampung jumlah
karyawan sebanyak 14 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Logistik , 3 orang
kepala bagian yaitu Kepala Bagian Purchasing, Warehousing dan Distribution, 5 orang
staff Purchasing dan 5 orang staaf distribution.
3. Departemen Teknologi Informasi
Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 3x4 meter (12 m 2).
Luas ruangan sebesar 12 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 2
orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi IT dan 1 orang staff IT.
4. Departemen Finance
Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 3x5 meter (15 m 2).
Luas ruangan sebesar 15 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak 3
orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Finance, 1 orang staff Accounting dan 1
orang staff Administrasi.
5. Departemen Pemasaran
Luas ruangan yang dibutuhkan pada departemen ini sebesar 3 x 5 meter (15
m2). Luas ruangan sebesar 15 m2 adalah untuk menampung jumlah karyawan sebanyak
3 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala Divisi Pemasaran, 1 orang staff Ssales dan 1
orang staff Marketing.
6. Departemen R n D
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
49
50
d. Kantin merupakan tempat untuk makan siang bagi para operator dan karyawan.
Kantin, memiliki ukuran sebesar 6 x 10 meter ( 60 m 2). Luas ruangan tersebut
sudah mecakup ruangan makan serta ruangan bagi koki perusahaan untuk
memasak. Kantin terdiri dari meja panjang dengan kursi-kursi disampingnya.
f. Tempat parkir didesain untuk dapat memuat kendaraan yang dibawa oleh
pekerja. Terdapat 3 area tempat parkir, dengan luasan tempat parkir kendaraan
mobil dan motor masing-masing sebesar 3 x 5 meter (15m 2). Dan luasan
tempat parkir Truk sebesar 34,08 m2
g. Pantry merupakan ruangan yang digunakan untuk membuat minuman, biasanya
yang sering berada di pantry yaitu officeboy atau karyawan yang sedang
membutuhkan minuman dan makanan kecil. Ruang pantry memiliki ukuran
sebesar 2 x 2 meter (2 m2).
h. Pos satpam terletak di bagian depan, dekat dengan pintu gerbang dan tempat
parkir kendaraan.Pos Satpam, memiliki ukuran sebesar 1,5 x 2 meter (3 m2).
i. Lobby
Area lobby beraa disekitar main office. ruangan ini merupakan ruangan untuk
menerima tamu yang datang dan juga kemungkinan banyak orang yang berlalu
lalang.
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
= 350 lux
51
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 45
=
7,04 lampu 8 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
52
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 42,25
=
7,5 lampu 8 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
lampu
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
tersebut,
sudah
53
dapat
memenuhi
kebutuhan
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
0,8
Industri Bersih
0,7
Industri Kotor
0,6
Lumen
= lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)
Jumlah Lumen = 2 x 35 x 75 = 5250 lumen
Maka, jumlah lampu yang dibutuhkan :
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 12
=
2 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
54
= 3 m x 5 m = 15 m2
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan (lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 15
=
2,5 lampu 3 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
55
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
350
350
350
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Lumen
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
1 watt
= 75 lumen
56
N=
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 15
=
2,5 lampu 3 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 5 m x 4 m = 20 m2
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
57
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 20
=
3,33 lampu 4 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 3 m x 2 = 6 m2
E (Kuat Penerangan)
= 350 lux
Fungsi ruangan
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang computer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
Tingkat Pencahayaan
(lux)
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
58
0,8
0,7
0,6
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
350 x 6
=
1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 300 lux
Fungsi ruangan
Perkantoran :
Ruang Direktur
Ruang kerja
Ruang komputer
Ruang rapat
Ruang gambar
Gudang arsip
Ruang arsip aktif.
Tingkat Pencahayaan
(lux)
350
350
350
300
750
150
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
59
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Lumen
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
300 x 6
=
1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 3 x2 = 6 m2
E (Kuat Penerangan)
= 100 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Lobby, koridor
100
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
60
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
0,8
Industri Bersih
0,7
Industri Kotor
0,6
Lumen
= lampu 2x35 watt (Jenis Lampu TL)
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
100 x 6
= 0,8 lampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 250 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
250
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
61
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
250 x 6
= 0,71 lampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 2 x 2 meter = 4 m2
E (Kuat Penerangan)
= 300 lux
Fungsi ruangan
Dapur
Tingkat Pencahayaan
(lux)
300
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
62
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
300 x 6
=
0,8 lampu 1 lampu
1500 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 250 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Kamar mandi
250
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
63
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
250 x 6
=
0,35 lampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
= 1,5 x 2 meter = 3 m2
E (Kuat Penerangan)
= 250 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
Kamar mandi
250
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Lumen
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
1 watt
= 75 lumen
64
ExA
lumen lampu x LLF x CU
250 x 3
=
0,35 lampu 1 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 200 lux
Fungsi ruangan
Mesjid
Tingkat Pencahayaan
(lux)
200
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
ExA
lumen lampu x LLF x CU
200 x 15
=
1,42 lampu 2 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
65
= 6 x 10 meter = 60 m2
E (Kuat Penerangan)
= 200 lux
Tingkat
Fungsi ruangan
Pencahayaan
(lux)
200
Cafetaria.
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
ExA
lumen lampu x LLF x CU
200 x 60
=
5,7 lampu 6 lampu
5250 x 0,8 x 0,5
66
= 3 x 5 meter = 15 m2
E (Kuat Penerangan)
= 50 lux
Tabel 5. 55 Tabel Pencahayaan
Fungsi ruangan
Ruang Parkir
Tingkat Pencahayaan
(lux)
50
Sumber : SNI Pencahayaan Buatan, 2001
CU (Faktor Penggunaan)
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
Lumen
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
50 x 15
=
0,205 lampu 1 lampu
9000 x 0,8 x 0,5
67
= 1,5 x 2 meter = 3 m2
A (Luas Ruangan)
E (Kuat Penerangan)
= 200 lux
Fungsi ruangan
Tingkat Pencahayaan
(lux)
200
Lobby, koridor
= 0,5
Kantor ber-AC
Industri Bersih
Industri Kotor
Lumen
0,8
0,7
0,6
Sumber :Cooper Crouse-Hinds, 2002
1 watt
= 75 lumen
ExA
lumen lampu x LLF x CU
200 x 3
=
1 lampu
1500 x 0,8 x 0,5
Produksi
= 6,5 m
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
68
= 6,5 m
BTU/hr = 6,5 6,5 500=21125
BTU/hr
Karena ruangan diisi oleh lebih dari 2 orang (10 orang) secara
terus menerus maka harus ditambahkan kebutuhan senilai 600
BTU/hr pada setiap penambahan maka ditambahkan 4800
BTU/hr sehingga total kebutuhan yakni
21125+ 4800=25925
BTU/hr
Sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK maka
didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 3 PK
Logistik
L
W
= 7,5 m
=4m
BTU/hr = 7,5 4 500=15000
BTU/hr
Karena ruangan diisi oleh lebih dari 2 orang (11 orang) secara
terus menerus maka harus ditambahkan kebutuhan senilai 600
BTU/hr pada setiap penambahan maka ditambahkan 5400
BTU/hr sehingga total kebutuhan yakni
15000+5400=20400
BTU/hr
Sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK maka
didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 2 PK
IT
L
W
=3m
=4m
BTU/hr =
3 4 500=6000
BTU/hr
Marketing
L
W
=3m
=5m
BTU/hr =
3 5 500=7500
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
BTU/hr
69
Finance
L
W
=3m
=5m
BTU/hr =
3 5 500=7500
BTU/hr
RnD
L
W
=5m
=4m
BTU/hr =
4 5 500=10000
BTU/hr
10000+1200=11200
BTU/hr
Maka sesuai dengan konversi nilai BTU/hr terhadap satuan PK
maka didapatkan kapasitas yang dibutuhkan adalah 1 PK
Meeting
L
W
=4m
= 1,5 m
BTU/hr = 4 1,5 500=6000
BTU/hr
Direktur
L
W
=3m
=2m
BTU/hr = 3 2 500=3000
BTU/hr
Mushola
=3m
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
70
=5m
PT. TRI memiliki 22 ruangan secara total dalam keseluruhan layout nya,
kemudian bagian-bagian tersebut dianalisis mengenai tingkat kepentingannya. Terdapat
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
71
A
E
i
o
u
x
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
72
No
.
Ruangan
1
2
Direktur
R. Meeting
Dept
3 Logistik
Dept
4 Produksi
Dept
5 Finance
Dept
6 Marketing
7
8
9
Dept Rnd
Lantai
Produksi
13
14 Toilet
15 Mushola
16 Kantin
17
3-8
3-9
U
9 - 17, 1517
9 - 17, 1517
4,7
3,7,
8
1,2,5,6
9-17
1,2,5,6
9-17
1-8
9-17
1-8
9-17
1,2,5,6
1,2,3,5
,6,
9-17
4,7
10,1
1
Lobby
Parkir Truk
3,4,
8
Dept IT
Parkir
10 Mobil
Parkir
11 Motor
12
13
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
14
1-9, 12-17
11
1-9, 12-17
17
10
1-9, 12-17
1-12, 1417
113,16,1
7
12
15
14
Pos
14
9-17
17
17
1-14,16,17
1-15,16,17
10,11,1
2
1-9,13-17
73
5.4.2
74
memiliki hubungan yang penting, maka hubungan antar kedua departemen tersebut
disimbolkan dengan dua garis berwarna hijau. Selanjutnya, angka 11 (parkir motor) dan
angka 21 (pos satpam) memiliki hubungan yang sangat penting, maka hubungan antar
kedua departemen tersebut disimbolkan dengan tiga garis berwarna orange. Selanjutnya
angka 1 (ruangan direktur) dengan angka 18 (toilet) memiliki hubungan yang tidak
dikehendaki, maka dalam ARD diatas hubungan antar kedua departemen tersebut
disimbolkan dengan garis zig-zag berwarna coklat. Untuk angka 18 (toilet) dan angka
19 (musholla) memiliki hubungan yang mutlak, maka hubungan antar kedua
departemen tersebut disimbolkan dengan empat garis berwarna merah, di dalam layout
pabrik nanti pun kedua ruangan ini harus diposisikan berdekatan dikarenakan
hubungannya yang bersifat mutlak.
5.4.3
Activity Template Block Diagram (ATBD) adalah suatu diagram yang yang digunakan
untuk menjelaskan keterkaitan antar departemen dan fasilitas pendukung yang terdapat
di perusahaan. Diagram ini memiliki kemiripan dengan ARD, hanya saja data ATBD
dikelompokkan kedalam lembar kerja kemudian dimasukan kedalam suatu activity
template. Setiap template yang diberikan akan menjelaskan mengenai departemen yang
bersangkutan dan hubungannya dengan aktivitas departemen itu. Pada diagram ini skala
luas dari masing-masing departemen tidak perlu diperhatikan. Berikut ini adalah ATBD
awal yang sesuai dengan worksheet di PT TRI :
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
75
76
Hasil ATBD yang telah dibuat diatas merupakan hasil yang sudah sesuai dengan
urutan dan memenuhi kebutuhan dari setiap departemen ataupun fasilitas yang dimiliki
oleh perusahaan. Penempatan yang dilakukan berdekatan ini dilakukan untuk
memudahkan segala aktivitas yang terjadi disetiap ruangan seperti kebutuhan aliran
informasi ataupun data sehingga dihasilkan kinerja yang produktif, efisien dan efektif.
Berdasarkan gambar diatas juga digambarkan tanda panah merah yang
menjelaskan jalur aliran raw material hingga mencapai lantai produksi yang diwakili
dengan template 17-1213. Jalur aliran raw material dimulai dari tempat paling luar
perusahaan yaitu pos kemudian parkir truk dan langsung kemasuk ke area produksi.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
77
Jalur tersebut juga digunakan untuk melakukan pengiriman produk dari lantai produksi
keluar perusahaan. Oleh karena PT Tamiya Racing Indonesia adalah perusahaan yang
hanya memproduksi satu jenis produk yaitu Tamiya maka sangat dibutuhkan jalur
keluar masuk produk ataupun informasi yang cepat sehingga proses produksi, aliran
informasi dan pendataan dapat dilakukan dengan singkat dan mudah.
5.4.4
78
dibulatkan
menjadi
652
m2.
Sehingga
dalam
diagram
yang
digambarkan
pula
pada
diagram
ini
menunjukan
juga
memiliki
arti
yang
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
79
sama
dengan
garis
yang
5.4.5
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
80
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan yang dihasilkan dari praktikum dan pengolahan data
modul 7 ( Workspace, Workplace dan Environmental Arrangement) yaitu:
1
Workspace adalah adalah area atau tempat kerja dimana bertemunya pekerja
dengan tugasnya dalam melakukan proses produksi, berisi antara lain material,
mesin dan perkakas kerja, peralatan pembantu fasilitas penunjang lingkungan
fisik kerja dan juga manusia sebagai pelaksananya. Sedangkan Workplace adalah
lokasi atau daerah yang terdiri dari beberapa area kerja untuk melakukan proses
produksi. Dengan kata lain Workplace adalah area tempat dilaksanakannya
proses produksi beserta operator sebagai pelaksana proses produksi dan
Bagian
Lantai Produksi dan
fasilitas pendukung di
lantai produksi
Departemen
(termasuk Direktur
Utama)
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Jumlah
AC
Jumlah
Lampu
Jumlah
Exhaust
Fan
239
14
10
30
81
Fasilitas Pendukung di
Main Office
3
15
menentukan
fasilitas
pendukung
di
lantai
produksi
dengan
Activity
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
82
6.2 Saran
1
menentukan hubungan antar ruang sehingga hasil layout dapat lebih efisien
Dalam membuat layout pabrik secara keseluruhan, praktikan lebih cermat dalam
menentukan bagian mana yang memiliki derajat kepentingan tertinggi, sehingga
layout yang dihasilkan dapat sesuai dengan analisa.
Teknik Industri
Universitas Diponegoro
83