Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN TRANSPORTASI BARANG

Disusun oleh :
Elysa Anggraini

2244.13.239

Reza Delvia Yuni

2244.13.227

Johana Cecilia

2244.13.247

Yanti Sri Ellis Sitorus

2244.13.212

S1 Manajemen Logistik dan Material Angkatan 2013


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPORTASI TRISAKTI
( STMT TRISAKTI )
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan segala kemampuan serta
kesungguhan hati akhirnya selesainya makalah dengan judul Manajemen Transpor Barang.
Adapun penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat nilai tugas mata kuliah
Manajemen Transpor Barang.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
materi perkuliahan dan moral yang diberikan Bapak Taryam selaku Dosen Manajemen
Transpor Barang. Dengan tulus hati kami ucapkan terimakasih serta yang tak terlupakan jasa
dan pengorbananya kepada orang tua kami masing-masing atas dukungan moril dan materil
kepada kami hingga sampai saat ini.
Semoga dengan adanya tugas makalah kelompok ini dapat menambah pustaka dan
perbendaharaan ilmu bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu selanjutnya. Dan
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan sempurnaan dan kesalahan demi
penyusunan makalah ini yang masih diluar jangkauan serta kemampuan kami. Untuk itu kami
sangat mengharap atas segala saran dan kritik membangun dari pembaca.

TIM

DAFTAR ISI
Hal

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i


Daftar Isi ....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................. 1-2
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan .............................................................................................................. 3-19
A. Landasan Teori .................................................................................................................. 3
B. Analisis dan Penafsiran/Pendapat ...................................................................................... 9
Kesimpulan .............................................................................................................................. 20
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi
memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat
dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat
bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah
di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah
lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan
yang ada.
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan
pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling
terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang
pembangunan nasional.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam
menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju
menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari
pembangunan

perekonomian.

Pembangunan

berbagai

sarana

dan

prasarana

transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik
dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi
dalam perekonomian lokal dan regional.

Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi
barang dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam
menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara
langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang
serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik
termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui
berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.

B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan transportasi.
2. Untuk mengetahui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi
secara keseluruhan.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan manajemen
transportasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi
terdapat dua unsur penting yaitu:
1. Pemindahan/pergerakan.
2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Dalam transportasi terdapat dua kategori penting :


1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut.
2) Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang
atau komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat
lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah
dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya
diukur dengan uang (interens of money).]
2. Nilai guna waktu (Time Utility)
Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi
dimana mereka perlukan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke
tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :
1)

Adanya muatan yang diangkut.

2)

Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.

3)

Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.

Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan
atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan
dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat
asalnya.

Secara umum, transportasi dibedakan dalam beberpa jenis yaitu:


Transportasi udara
Transportasi laut
Transportasi darat

LIMA MODA TRANSPORTASI


Perbedaan sifat jasa, operasidan biaya pengakngkutan membedakan alat transport atau
moda transportasi.
Ada lima kelompok ialah :
1. Kereta api (rail road railway)
2. Transportasi darat bermotor dan jalan raya (motor/road highway transport)
3. Transportasi laut (water/sea transport)
4. Transportasi udara (air transport)
5. Transportasi melalui pipa (pipeline-liquid)

1) Transportasi Kereta Api, adalah jenis transportasi yang bergerak diatas rel.
Kereta api yang diciptakan dalam

masa revolusi industry merupakan alat

transportasi untuk barang dalam jumlah besardan berjarak jauh. Satu gerbong
barang dengan tekanan gandar 18 ton dapat memuat puluhan ton barang.
Untuk kereta penumpang mempunyai tempat duduk untuk 90 orang dan satu
lokomotif memiliki kapasitas sampai 5000 tenaga kuda. Dalam memberikan
pelayanannya kereta api dapat terdiri atas puluhan gerbong kereta barang atau
penumpang yang ditarik oleh beberapa lokomotif yang juga mengangkut ribuan
ton barang atau ratusan penumpang.

2) Transportasi Darat, transportasi darat/kendaraan bermotor adalah moda


transportasi yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas operasinya
yang bergerak dijalan raya. Tatap muka antara operator dan pemakai jasa
dimungkinkan oleh tersedianya jasa transportasi darat. Penjualan langsung
kepada pemakai jasa bisa mengurangi biaya pengurusan posisi antara operator
dan pemakai jasa.

Karakteristik transportasi darat kendaraan bermotor dapat melayani jasa


transportasi dari pintu ke-pintu (door to door services). Dengan majunya sistem
pergudangan,pengecer (retailer) dapat mendatang gudang-gudang milik grosir
(wholesaler). Kemudahan transportasi barang memungkinkan para pengaecer
membeli jumlah terbatas, menyediakan persediaan/stock barang secara terbatas
pula,yang berarti ditekannya investasi modal seefisien mungkin. Transportasi
darat mengurangi pengurusan barang-barang transit, karena pengiriman barang
menjadi

langsung

(through

shipment)

dari

distributor

ke

konsumen.

Pengoperasian kendaraan bermotor terbatas untuk muatan yang beratnya sekitar


3-15ton, jarak yang ekonomis sekitar 250km. Diatas batas-batas tersebut
penggunaan kendaraan bermotor kurang ekonomis.
Sistem transportasi darat bermotor jalan raya meliputi:
- Alat transportasi barang ialah truck, trailer, tanki truck atau trailer.
- Alat transportasi penumpang ialah bus, taksi, bemo.
- Sarana jalan raya (ways) ; rambu-rambu lalu lintas, traffic light, jembatan
timbang, trotoar, dan terminal.

3) Transportasi Laut, adalah jenis transportasi yang hampir samatuanya dengan


sejarah manusia. Namun selama ribuan tahun lamanya transportasi laut dilakukan
dengan kapal-kapal layar yang masih terbatas daya angkut dan jangkauan
pelayarannya. Transportasi laut maju pesat sesudahmesin kapal diketemukan
pada abad ke18. Dalam tahun 1950an, kapal bermesin motor diesel telah
menggantikan kapal bermesin uap. Sepuluh tahun setelah itu diluncurkan kapal
bertenaga nuklir, walaupun belum dioperasikan secara penuh untuk komersial
karena biayanya masih terlalu mahal.

Sekarang dibidang transportasi laut, beroperasi beberapa jenis kapal, seperti kapal
barang (general cargo vessel)yang konvensional. Jenis barang kapal lain ialah
kapal peti kemas (container vessel) yang dapat berupa semi container dan full
container. Kapal pengangkut kayu (log carrier), dan Kapal tangki pengankut
barang cair (tankers), juga Kapal penumpang (passanger vessel)

4) Transportasi Udara, sejak pesawat udara dipakai dalam penerbangan komersial.


Kapasitasnya meningkat lebih 100 kali dalam masa 40 tahun terakhir. Teknologi
dibidang navigasi dan telekomunikasi udara maju pesat sejalan dengan kemajuan
pesawat udara. Semua itu sangat mendorong perkembangan dunia penerbangan.

5) Transportasi melalui Pipa, transportasi melalui pipa semula hanya dipakai bagi
penyaluran air. Penggunaan pipa meluas sebagai sarana transportasi setelah
digunakan untuk mengalirkan minyak secara besar-besaran. Pipa minyak yang
pertama dibangun di Amerika Serikat. Di negera-negara penghasil minyak timur
tengah, banyak jaringan pipa yang dibangun dan digunakan sendiri oleh
perusahaan minyak.
Gabungan Transportasi Barang
Disamping kelima moda transportasi diatas terdapat pula berbagai gabungan
transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas (container).
Dengan peti kemas barang dapat dipindahkan pada antar berbagai moda tranportasi.
Sistem ini membentuk jenis gabungan antara lain sebagai berikut:
-

Piggyback merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi darat.

Trainship merupakan bentuk gabungan antara KA dengan transportasi laut/kapal.

Fishyback merupakan bentuk gabungan antara transportasi laut/kapaldengan


transportasi darat.

Airtruck merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara, transportasi laut,


transportasi darat dan kereta api.

Skyrail merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara dengan kereta api.

Airbarge merupakan bentuk gabungan antara tranportasi udara dan transportasi


laut.

Unsur-unsur Transportasi

Ada muatan yang di angkut

Ada kendaraan/moda transportasinya sebagai alat pengangkut

Ada jalan/sarana prasarana yang dapat di lalui dengan aman

Adanya terminal awal/asal dan terminal tujuan

Adanya SDM dan organisasi yang menggerakkan kegiatan

Adanya perpindahan sebagai proses pemindahan

Fungsi transportasi merupakan

keseimbangan penyediaan dan permintaan, the

promoting sector, bukanlah tujuan tapi sarana kegiatan ekonomi.


Keseimbangan penyediaan permintaan :
Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap, perlu dicapai
keseibangan antara penyediaan dan permintaan jasa transportasi.
Jika penyediaan jasa angkutan lebih kecil dari pada permintaanya, maka akan
terjadi kemacetan arus barang, yang dapat menimbulkan kesenjangan harga
dipasaran.
Keseimbangan permintaan penawaran :
Jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya, maka akan menimbulkan
persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan transportasi
rugi dan menghentikan kegiatannnya.
Hingga akan terulang kembali, banyak perusahaan angkutan tidak beroperasi,
menyebabkan ketidaklancaran arus barang.
The Promoting Sector :
Transportasi berfungsi sebagai faktor penunjang pembanguanan (the promoting
sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.
Fasilitas transportasi harus dibangun mendahului proyek-proyek pembangunan
lainnya
Jalan harus dibangun mendahului pembangunan proyek pertambangan batubara
atau proyek perkebunan kelapa sawit
Transportasi menunjang kegiatan :
Perluasan dermaga diperlabuhan didahulukan daripada pembangunan pabrik
pupuk guna melancarkan pengiriman peralatan pabrik dan bahan baku, serta
penyaluran hasil produksi ke pasar setelah pabrik beroperasi

Jika kegiatan-kegiatan ekonomi telah berjalan, jasa transportasi terus perlu


tersedia untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut
Transportasi bukan tujuan :
Transportasi bukanlah tujuan, melainkan untuk menciptakan tujuan
Sementara kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut paut dengan produksi
barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhanya yang beraneka ragam
Oleh karena itu manfaat transportasi dapat dilihat dan berbagai segi kehidupan
masyarakat yang dapat dikelompokkan dalam manfaat ekonomi, sosial, politik
dan wilayah

B. Analisis dan Penafsiran


2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan/pergerakan barang atau orang dari satu lokasi ke
lokasi lain. Memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain, berarti
memindahkannya dari satu tata guna lahan ke tata guna lahan yang lain, yang berarti
pula mengubah nilai ekonomi orang atau barang tersebut. Salah satu tujuan penting
dari perencanaan tata guna lahan atau perencanaan sistem transportasi, adalah menuju
ke keseimbangan yang efisien antara potensi tata guna lahan dengan kemampuan
transportasi.
Dunia logistic tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya transportasi. Memang
unsur-unsur logistic secara global terdiri dari 4 point, yaitu warehouse, transport,
management dan system. Namun kalau dihitung dari unsur biaya yang timbul karena
aktifitas logistic maka unsur transport menjadi yang nomor satu, yakni sekitar 60%75% dari seluruh biaya logistic yang dikeluarkan. Transportasi secara hakikat erat
berhubungan dengan truck atau mobil. Namun secara harafiah transportasi adalah
kegiatan memindahkan suatu barang antar gudang atau antar tujuan. Untuk
memindahkan memang diperlukan sarana moda transportasi dan salah satunya adalah
truck. Sebagai pendukung aktifitas logistic di perusahaan, transportasi senantiasa
berusaha memberikan biaya yang minimum untuk suatu kegiatan logistic yang
diberikan. Untuk meminimumkan biaya ini, perlu kiranya suatu data-data yang dapat
mengukur poin mana yang dapat diefisienkan atau kalau perlu ditiadakan tanpa
menganggu kelancaran aktifitas operasional. Jika sudah ditemukan bagian mana yang
dapat diefisienkan, maka kita harus dapat melakukan prioritas mana yang harus
dijalankan terlebih dahulu sehingga tahap satu dengan tahap lainnya tidak akan saling
mengganggu atau kontra produktif.

Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu:


a) Manusia, yang membutuhkan transportasi
b) Barang, yang diperlukan manusia
c) Kendaraan, sebagai sarana transportasi
d) Jalan, sebagai prasarana transportasi
e) Organisasi, sebagai pengelola transportasi

Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi,
yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat
tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu
diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi
prasarana, serta pelaksanaan transportasi.

2.2 Prasarana Transportasi


Prasarana Transportasi adalah bangunan-bangunan yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri atas
jalan, jembatan, pelabuhan, bandara.
Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta
api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama
panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada
bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup, penambat, atau penambat e (seperti
penambat Pandrol).
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang
digunakan. Puku ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan
penambat e digunakan untuk bantalan beton atau semen.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau
dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran
dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan
bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.
Pada dasarnya, transportasi merupakan suatu tolak ukur interaksi keruangan
antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan
suatu wilayah. Selain itu, transportasi juga berperan menunjang keberhasilan
pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, tak
terkecuali di daerah pedesaan.
Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara
langsung maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya

sarana dan prasarana transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta


aksesibilitas pun semakin meningkat. Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru
bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga kemajuan dan modernisasi yang berasal dari
daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah masuk.
Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, yang mana dengan lancarnya sarana
transportasi, pemasaran hasil usaha pun semakin mudah. Selain dipermudah dalam hal
pengangkutannya juga dipermudah dalam menciptakan pasar dan penyediaan sarana
produksi pertanian atau sarana produksi suatu usaha.
Selain dari segi ekonomi, dapat juga dilihat dari segi pendidikan. Keterbukaan
suatu daerah membuat mudahnya masuk tenaga pengajar ataupun sarana untuk
peningkatan pendidikan. Sedangkan dalam bidang kesehatan, seperti yang terlihat
pada masyarakat menjadi semakin cepat dalam mencapai rumah sakit atau tenaga
medis, sehingga pertolonganpun dapat segera didapatkan. Halhal di atas
membuktikan bahwa dengan lancarnya sarana dan prasarana transportasi dapat
meningkatkan pembangunan suatu desa, baik itu dari beberapa dan termasuk juga
kedalam segi fisik maupun dari segi manusianya.

2.2.1 Bentuk Hukum Transportasi

Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang


harus selalu tersedia. Mobilitas yang tinggi dari aparat keamanan dan masyarakat
melalui lancarnya transportasi akan memberi rasda aman, tentram, dan usaha
penegakan hukum. Kasus pelanggaran hukum dapat cepat diselesaikan kalau gerak
dan mobilitas yang melaksanakan dan membina ketentuan hukum terjadi, yang berarti
akan menjamin rasa aman dan kepastian hukum dinamis.
Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan lalu-lintas baik di darat, di laut
maupun di udara. Peraturan-peraturan yang mengatur ketertiban dan keamanan, juga
mengatur hubungan keperdataan antara pedagang dan konsumen, pedagang satu sama
lain dan pedagang dengan para pengangkut barang-barang dagang tersebut.
Masalah hukum pengangkutan adalah bagian dari masalah hukum lalu-lintas
yang lebih mempunyai segi pemerintahan, sehingga tidak mengherankan bahwa di
dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang bersifat memaksa (dwinged recht). Juga
dalam hubungan inilah kita harus meninjau adanya suatu faktor yang penting dalam
angkutan ialah ketentuan-ketentuan yang bersifat monopolistis yang diatur secara

undang-undang. Dengan cara ini pembentuk undang-undang ingin menjaga agar


persoalan

yang

menyangkut

seluruh

kesejahteraan

rakyat

tidak

terdapat

penyalahgunaan kewenangan yang dapat merugikan rakyat disamping alasan-alasan


kenegaraan lain seperti penjamin keamanan dan pertahanan dan lain sebagainya.
Bagi perusahaan-perusahaan pengangkutan yang diselenggarakan oleh negara
sendiri dalam bentuk perusahaan negara maka ketentuan-ketentuan yuridis, yang
bersifat paksaan, hal ini semata-mata tergantung pada tinjauan ekonomis
kemasyarakatan yang menjadi tujuan pembentukan perusahaan tersebut. Apabila
perusahaan itu merupakan suatu publik utility sepenuhnya dengan tujuan pemberian
jasa semata-mata yang biasanya terdapat dalam departement agency maka kebebasan
untuk menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku sedikit sekali. Sebaliknya
kebebasan ini lebih banyak dijumpai dalam perusahaan yang merupakan suatu publik
corporation, bahkan dalam perusahaan-perusahaan negara yang berstatus suatu publik
company kebebasan dalam penentuan hukumnya mendekati kebebasan dari suatu
perseroan terbatas yang berstatus swasta sama sekali.

Seperti diketahui maka dalam pengangkutan terdapat sebutan-sebutan bagi petugas


pengangkutan yang antara lain disebut:
a. Petugas pengangkut (voerlui) adalah pihak pengangkutan yang bertugas dan
berkewajiban mengangkut dan bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang
diderita dalam pengangkutan barang-barang, (pasal 91 KUH Dagang). Apabila
mereka secara umum menawarkan jasanya kepada masyarakat dengan syaratsyarat yang telah ditentukan, maka undang-undang menyebutnya sebagai
pengusaha pengangkutan umum (ondernemers van openbare rijtuigen en
vaartuigen) seperti sebutan yang dipergunakan dalam pasal 96 KUH Dagang.
b. Pengusaha perantara dengan sebutan ekspeditur yang tugasnya adalah memberi
jasa sebagai perantara dalam mengadakan persetujuan pengangkutan barangbarang baik dari darat maupun di laut dengan menerima uang jasa dan tidak
menyelenggarakan pengangkutannya sendiri (pasal 86 sub 1 KUH Dagang).
c. Dalam praktek terdapat pula apa yang disebut sebagai pengusaha angkutan
(vervoer atau transportondernemer) atau juga disebut transporteur ialah
pengusaha yang menerima pengangkutan tetapi menyerahkan pengangkutannya
kepada pihak lain.

Kebutuhan akan pengusaha-pengusaha perantara dalam soal angkutan adalah hal yang
mudah dimengerti karena untuk ini diperlukan syarat-syarat pengetahuan mengenai
macam-macam alat angkutan/komunikasi di sampingnya pengetahuan adsministratif
mengenai pergudangan, clearance dan lain sebagainya mengingat tugas tersebut
merupakan tugas spesialisasi. Disamping pengusaha-pengusaha perantara tersebut
diatas, dalam praktek terdapat pula:
a. Perusahaan-perusahaan

veem

(veem-bedrijven)

ialah

perusahaan

yang

berkecimpung dalam bidang pemuatan dan pembongkaran (in-en uitklaren)


barang-barang, penyimpanan dalam gudang dan pengiriman barang-barang yang
harus diangkut dengan kapal.
b. Kargadur (cargadoor) ialah makelar kapal, tengkulak muatan dan pembongkaran
kapal.

Mengenai hubungan hukum antara pihak pengirim dan pihak penerima terdapat
berbagai tanggapan hukum, antara lain tanggapan untuk memberikan kedudukan
kepada pihak pengirim sebagai pihak yang menerima perintah (lasthebber) atau kuasa
hukum (zaakwaarnemer) dari pihak penerima, ada pula tanggapan untuk
mempersamakan hak dari pihak penerima sebagai semacam hak dalam cessie yang
dianggap berlaku secara diam-diam yang diterimanya dari pihak-pihak pengirim
kepada pihak penerima. Sedangkan tanggapan umum adalah: Bahwa pihak penerima
adalah pihak ke 3 untuk kepentingan diadakan perjanjian atara pihak peniriman dan
pihak pengngkut, sehingga dengan demikian pasal1317 KUH perdata mengenai
perjanjian bagi kepentingan pihak ke 3 dapat dilakukan, sekalipun secara rill
realisasinya hal ini agak terpaksa.
Surat angkutan ini memuat syarat-syarat pengangkutannya seperti waktu
pengangkutan, pergantian dalam hal kelambatan dan lain sebagainya, ditekankan lagi
disini, bahwa surat angkutan ini tidak merupakan syarat mutlak bagi adanya
persetujuan pengangkutan. Surat ini ditanda tangani oleh pihak pengirim (ekspeditur)
dan disampaikan bersama-sama dengan barangnya dengan pihak pertama, dalam hal
ini maka surat tersebut merupakan alat bukti terhadap pihak pengangkut. Dalam surat
tersebut dimuat mulai nama barang-barang yang diangkut, beratnya, ukurannya dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Catatan-catatan yang dapat dilihat dapat
dicek oleh pihak pengangkut, sedangkan mengenai hal-hal yang tidak dapat dilihat,
pihak pengangkut tdak dapat dipertanggung jawabkan.

2.3 Tanggung Jawab Pihak Pengangkut


Mengenai tanggung jawab pihak pengangkut akan dirinci menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Darat
Dalam pengangkutan melalui darat diperlukan dokumen yaitu surat angkutan
barang, sebagai bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut
dengan pengirim atau pemilik barang. Bentuk tanggung jawab yang diberikan
oleh pengangkut atas kerusakan atau musnahnya barang-barang yang diangkutnya
yaitu berupa ganti rugi dan yang diberikan adalah berupa uang sebesar sepuluh
kali ongkos kirim. Tanggung jawab pengusaha angkutan terhadap barang-barang
yang diangkutnya, dimulai sejak diterimanya barang oleh pengangkut sampai
barang diterima oleh pemilik di tempat tujuan. Resiko yang sering timbul dalam
pelaksanaan pengangkutan barang yaitu keterlambatan barang sampai di tempat
tujuan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan mengakibatkan
barang tersebut menjadi rusak atau busuk.

b. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Laut


Yang berlaku di Indonesia adalah prinsip tanggung jawab mutlak. Perjanjian
pengangkutan itu sendiri merupakan kesepakatan antara pengangkut dan penumpang;
pengangkut berkewajiban untuk mengangkut penumpang tiba di tempat tujuan dengan
selamat, sedangkan penumpang berkewajiban memberikan upah pengangkutan
kepada pengangkut. Konsekuensi adanya perjanjian pengangkutan ini menimbulkan
kewajiban bagi pengangkut untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar
menyelenggarakan pengangkutan. Jika kewajiban tersebut tidak terlaksana dengan
baik, pengangkut dinyatakan melakukan wanprestasi (Pasal 1243 KUHPer). Bukti
adanya perjanjian pengangkutan adalah karcis penumpang (Pasal 85 Ayat (2)
Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). Merupakan kewajiban
pengangkut

untuk

mengasuransikan

tanggung

jawabnya

itu,

jika

tidak

mengasuransikannya, pengangkut akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama


tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 6.000.000,- (Pasal 86 Ayat (3) juncto
Pasal 124 Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran). KUHP secara
tegas melarang pengangkut untuk tidak bertanggung jawab sama sekali atau terbatas

untuk segala kerugian yang disebabkan oleh alat pengangkutannya, laik laut kapal,
dan tidak cukupnya pengawasan dalam kapal. Penumpang yang hendak menggunakan
jasa pelayaran PT PELNI dibebani kewajiban untuk membayar iuran wajib dan premi
asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis kapal laut. Kewajiban penumpang
untuk membayar sendiri asuransinya tersebut diatur dalam Pasal 3 Ayat (l) UndangUndang No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Itu
sebabnya PT PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada penumpang yang
mengalami musibah kapal, kecuali untuk musibah kapal yang dinyatakan sebagai
musibah nasional (misalnya tenggelamnya Kapal Tampomas II). Ganti kerugian yang
diberikan oleh pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja Putera dan PT
Arthanugraha) dalam hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk kematian,
cacat tetap, biaya rawatan, dan biaya penguburan.

c. Tanggung Jawab Pengangkut Melalui Udara


Apabila penerbang tidak melakukan hal-hal untuk menghindari kecelakaan,
maka pengangkut tidak dapat dibebaskan dari pertanggung jawab atau kerugiankerugian yang disebabkan kecelakaan tersebut.
Apabila tidak terbukti adanya kesengajaan atau pun kelalaian yang dinamakan
kesalahan besar yang kasar (grove schuld), maka pengangkut masih dapat dikenakan
pembatasan tanggung jawab atas kerugian tersebut sebagaimana menurut pasal 30
ordonansi pengangkutan udara.
Tanggung jawab pengangkut udara diatur dalam beberapa pasal di Ordonansi
Pesawat Udara (Stbl. 1939 No. 100) yaitu pada Pasal 24 ayat 1, Pasal 25 ayat 1 serta
Pasal 28 Ordonansi Pesawat Udara. Selain dalam Ordonansi Pesawat Udara,
pengaturan tentang tanggung jawab pengangkut diatur pula dalam Pasal 43 UndangUndang No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan sebagai pengganti Undang-Undang
No. 83 Tahun 1958 tentang Penerbangan. Dalam Pasal 74 butir a Undang-Undang
Penerbangan ini disebutkan bahwa Ordonansi Pengangkutan Udara dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 ini
atau belum diganti dengan Undang-Undang yang baru. Ketentuan mengenai tanggung
jawab pengangkut udara juga diatur lebih lanjut dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintah
No. 40 Tahun 1995 tentang Angkutan Udara. Salah satu maskapai penerbangan yang

tetap bertahan sejak awal munculnya usaha penerbangan di Indonesia sampai


sekarang yaitu Garuda Indonesia.

Konsep tanggung jawab angkutan udara ada beberapa bagian antara lain:
a. Based on Fault Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar kesalahan), jika
penumpang ingin tuntun, maka harus buktikan bahwa pengangkut bersalah dengan
mencari bukti dalam pasal 1365 KUHper dikenal sebagai tindakan melawan
hukum
b. Presumption of Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar praduga bersalah),
dianggap bersalah pengangkutnya sejak awal, tapi jika bisa membuktikan dirinya
tidak bersalah maka dia bebas.
c. Absolute/Strict Liability (Tanggungjawab hukum tanpa bersalah), harus tanggung
jawab segala kerugian tanpa pembuktian.

2.3.1 Struktur Tarif Perusahaan Pengangkutan Umum


a) Struktur biaya
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas
angkutan dan kecepatan alat angkut yang digunakan, serta penyesuaian terhadap
besar arus angkutan yang berlaku, termasuk manajemen perusahaan yang mengatur
jalannya penggunaan kapasitas angkutan.

Jumlah biaya jasa angkutan tergantung dari :


1. Jarak dalam ukuran ton-kilometer
2. Tingkat penggunaan kapasitas angkutan dalam ukuran waktu.
3. Sifat khusus dari muatan
Berdasarkan data diatas dapat dibedakan tiga komponen biaya:
a. Biaya angkutan (dalam perjalanan)
b. Biaya penyediaan dan persiapan alat-alat angkutan termasuk biaya penyimpanan
dan terminal (biaya berhenti)
c. Biaya-biaya khusus yang ditimbulkan oleh sifat khusus muatan

Bila jumlah jasa-jasa angkutan yang diproduksi atau jumlah jasa-jasa angkutan
yang terjual berubah, artinya kalau kapasitas angkutan atau kecepatan alat angkut
berubah, ataupun diadakannya penyesuaian baru terhadap arus angkutan lain, maka

di dalam biaya angkutan dalam perjalanan, biaya berhenti (penyediaan dan


persiapan) dan biaya khusus yang diperoleh:
a. Biaya-biaya tidak variabel.
b. Biaya berubah sesuai dengan perubahan arus angkutan keseluruhan.
c. Perubahan biaya yang berorientasi pada sebagian dari sektor yang menentukan
perubahan arus angkutan.

b) Biaya Operasi Kendaraan


BOK merupakan salah satu komponen penting dari suatu proyek transportasi
pengiriman barang pada suatu perusahaan. Biaya operasi kendaraan dihitung dari
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan guna
menghasilkan jasa. Perhitungan biaya operasi kendaraan agar mudah dilakukan
dapat dikelompokan berdasarkan biaya yang dikeluarkan.

c) Klasifikasi Komponen biaya


Dalam melakukan klasifikasi komponen biaya, penulis berpedoman pada SK
Dirjend No. 687 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan angkutan
di wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. Komponen biaya operasi
kendaraan digolongkan dalam 2 (dua) kelompok, yaitu:
a. Biaya Langsung
Contoh : Biaya penyusutan kendaraan, Biaya bunga modal, Biaya awak
kendaraan, dll.
b. Biaya Tidak Langsung
Contoh : Biaya pegawai selain awak kendaraan, Pengelolaan, dll

Cara perhitungan biaya operasi kendaraan dapat dilakukan dalam tahap-tahap


sebagai berikut:
a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat dihitung secara
langsung biaya perkendaraan perkilometer nya, tetapi sebagian biaya lainnya
perlu terlebih dahulu dihitung biaya persatuan waktunya kemudian dibagi
persatuan waktunya kemudian dibagi dengan km tempuh per satuan waktu
tersebut.

b. Untuk biaya tidak langsung karena komponen-komponen biaya tersebut


bersifat umum atau biaya bersama yaitu untuk menunjang operasi dari semua
jenis kendaraan, maka perhitungannya tidak dapat dihitung secara langsung
biaya per kendaraan perkm nya.
c. Hasil penjumlahan dari biaya langsung dan tidak langsung tersebut adalah
biaya operasi kendaraan.

BAB III
KESIMPULAN

Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)


akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Transportasi merupakan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal
(darimana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana kegiatan
pengangkutan diakhiri).
Transportasi adalah salah satu kegiatan yang menyangkut

peningkatan

kebutuhan manusia, yakni dengan mengalokasikan barang dari satu tempat ke tempat
lain yang berbeda, maka sangat perlu adanya perusahaan yang mampu memfasilitasi
keperluan transportasi ini. Menurut ahli manajemen, manajemen memiliki beberapa
fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi, yang
kesemuanya itu harus diaplikasikan demi kelancaran mobilitas ekonomi masyarakat.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain.
Demikian makalah tentang manajemen transportasi barang, masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini baik dalam isi maupun sistematika
penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku catatan materi perkuliahan Manajemen Transportasi Barang , Semester


Genap16
Ichsan, Achmad. 1993. Hukum Dagang, Jakarta: Pradnya Paramita.
Ali, Chidir. 1982. Yurisprudensi Hukum Dagang, Bandung: Penerbit Alumni.
Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Kamaludin, Rustian. 1986. Ekonomi Transportasi, Jakarta; Ghalia Indonesia.
http://rumah12.blogspot.com/2012/12/struktur-biaya-transportasi.html
http://www.berkahlogistic.com/service.html
https://www.google.co.id/#q=logistik
http://nadhivaqudsiy.blogspot.co.id/2014/06/makalah-manajemen-transportasi.html

Anda mungkin juga menyukai