Manajemen Transportasi Barang
Manajemen Transportasi Barang
Disusun oleh :
Elysa Anggraini
2244.13.239
2244.13.227
Johana Cecilia
2244.13.247
2244.13.212
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dengan segala kemampuan serta
kesungguhan hati akhirnya selesainya makalah dengan judul Manajemen Transpor Barang.
Adapun penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat nilai tugas mata kuliah
Manajemen Transpor Barang.
Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
materi perkuliahan dan moral yang diberikan Bapak Taryam selaku Dosen Manajemen
Transpor Barang. Dengan tulus hati kami ucapkan terimakasih serta yang tak terlupakan jasa
dan pengorbananya kepada orang tua kami masing-masing atas dukungan moril dan materil
kepada kami hingga sampai saat ini.
Semoga dengan adanya tugas makalah kelompok ini dapat menambah pustaka dan
perbendaharaan ilmu bagi pembaca dan berguna bagi perkembangan ilmu selanjutnya. Dan
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan sempurnaan dan kesalahan demi
penyusunan makalah ini yang masih diluar jangkauan serta kemampuan kami. Untuk itu kami
sangat mengharap atas segala saran dan kritik membangun dari pembaca.
TIM
DAFTAR ISI
Hal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal,
baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi
memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan transportasi sangat
dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat
bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga
transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk mengintegrasikan berbagai wilayah
di Indonesia. Melalui transportasi penduduk antara wilayah satu dengan wilayah
lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil pembangunan
yang ada.
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan
pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling
terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu menunjang
pembangunan nasional.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan sedikit
lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah masing-masing negara dalam
menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju
menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari
pembangunan
perekonomian.
Pembangunan
berbagai
sarana
dan
prasarana
transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik
dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi
dalam perekonomian lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan distribusi
barang dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan didalam
menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara
langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam menunjang
serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik
termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui
berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas
keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.
B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan tentang apa yang dimaksud dengan transportasi.
2. Untuk mengetahui secara umum tentang karakteristik dari dunia transportasi
secara keseluruhan.
3. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan manajemen
transportasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dimana dalam transportasi
terdapat dua unsur penting yaitu:
1. Pemindahan/pergerakan.
2. Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya transportasi dapat
dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu barang
atau komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke tempat
lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau daerah
dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang biasanya
diukur dengan uang (interens of money).]
2. Nilai guna waktu (Time Utility)
Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi
dimana mereka perlukan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke
tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa :
1)
2)
3)
Pemindahan barang dan manusia dengan angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan
atau menciptakan nilai ekonomi dari suatu barang, dengan demikian pengangkutan
dilakukan karena nilai suatu barang lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat
asalnya.
1) Transportasi Kereta Api, adalah jenis transportasi yang bergerak diatas rel.
Kereta api yang diciptakan dalam
transportasi untuk barang dalam jumlah besardan berjarak jauh. Satu gerbong
barang dengan tekanan gandar 18 ton dapat memuat puluhan ton barang.
Untuk kereta penumpang mempunyai tempat duduk untuk 90 orang dan satu
lokomotif memiliki kapasitas sampai 5000 tenaga kuda. Dalam memberikan
pelayanannya kereta api dapat terdiri atas puluhan gerbong kereta barang atau
penumpang yang ditarik oleh beberapa lokomotif yang juga mengangkut ribuan
ton barang atau ratusan penumpang.
langsung
(through
shipment)
dari
distributor
ke
konsumen.
Sekarang dibidang transportasi laut, beroperasi beberapa jenis kapal, seperti kapal
barang (general cargo vessel)yang konvensional. Jenis barang kapal lain ialah
kapal peti kemas (container vessel) yang dapat berupa semi container dan full
container. Kapal pengangkut kayu (log carrier), dan Kapal tangki pengankut
barang cair (tankers), juga Kapal penumpang (passanger vessel)
5) Transportasi melalui Pipa, transportasi melalui pipa semula hanya dipakai bagi
penyaluran air. Penggunaan pipa meluas sebagai sarana transportasi setelah
digunakan untuk mengalirkan minyak secara besar-besaran. Pipa minyak yang
pertama dibangun di Amerika Serikat. Di negera-negara penghasil minyak timur
tengah, banyak jaringan pipa yang dibangun dan digunakan sendiri oleh
perusahaan minyak.
Gabungan Transportasi Barang
Disamping kelima moda transportasi diatas terdapat pula berbagai gabungan
transportasi barang yang terbentuk melalui penggunaan peti kemas (container).
Dengan peti kemas barang dapat dipindahkan pada antar berbagai moda tranportasi.
Sistem ini membentuk jenis gabungan antara lain sebagai berikut:
-
Skyrail merupakan bentuk gabungan antara transportasi udara dengan kereta api.
Unsur-unsur Transportasi
Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi,
yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat
tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu
diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi
prasarana, serta pelaksanaan transportasi.
yang
menyangkut
seluruh
kesejahteraan
rakyat
tidak
terdapat
Kebutuhan akan pengusaha-pengusaha perantara dalam soal angkutan adalah hal yang
mudah dimengerti karena untuk ini diperlukan syarat-syarat pengetahuan mengenai
macam-macam alat angkutan/komunikasi di sampingnya pengetahuan adsministratif
mengenai pergudangan, clearance dan lain sebagainya mengingat tugas tersebut
merupakan tugas spesialisasi. Disamping pengusaha-pengusaha perantara tersebut
diatas, dalam praktek terdapat pula:
a. Perusahaan-perusahaan
veem
(veem-bedrijven)
ialah
perusahaan
yang
Mengenai hubungan hukum antara pihak pengirim dan pihak penerima terdapat
berbagai tanggapan hukum, antara lain tanggapan untuk memberikan kedudukan
kepada pihak pengirim sebagai pihak yang menerima perintah (lasthebber) atau kuasa
hukum (zaakwaarnemer) dari pihak penerima, ada pula tanggapan untuk
mempersamakan hak dari pihak penerima sebagai semacam hak dalam cessie yang
dianggap berlaku secara diam-diam yang diterimanya dari pihak-pihak pengirim
kepada pihak penerima. Sedangkan tanggapan umum adalah: Bahwa pihak penerima
adalah pihak ke 3 untuk kepentingan diadakan perjanjian atara pihak peniriman dan
pihak pengngkut, sehingga dengan demikian pasal1317 KUH perdata mengenai
perjanjian bagi kepentingan pihak ke 3 dapat dilakukan, sekalipun secara rill
realisasinya hal ini agak terpaksa.
Surat angkutan ini memuat syarat-syarat pengangkutannya seperti waktu
pengangkutan, pergantian dalam hal kelambatan dan lain sebagainya, ditekankan lagi
disini, bahwa surat angkutan ini tidak merupakan syarat mutlak bagi adanya
persetujuan pengangkutan. Surat ini ditanda tangani oleh pihak pengirim (ekspeditur)
dan disampaikan bersama-sama dengan barangnya dengan pihak pertama, dalam hal
ini maka surat tersebut merupakan alat bukti terhadap pihak pengangkut. Dalam surat
tersebut dimuat mulai nama barang-barang yang diangkut, beratnya, ukurannya dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Catatan-catatan yang dapat dilihat dapat
dicek oleh pihak pengangkut, sedangkan mengenai hal-hal yang tidak dapat dilihat,
pihak pengangkut tdak dapat dipertanggung jawabkan.
untuk
mengasuransikan
tanggung
jawabnya
itu,
jika
tidak
untuk segala kerugian yang disebabkan oleh alat pengangkutannya, laik laut kapal,
dan tidak cukupnya pengawasan dalam kapal. Penumpang yang hendak menggunakan
jasa pelayaran PT PELNI dibebani kewajiban untuk membayar iuran wajib dan premi
asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis kapal laut. Kewajiban penumpang
untuk membayar sendiri asuransinya tersebut diatur dalam Pasal 3 Ayat (l) UndangUndang No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan. Itu
sebabnya PT PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada penumpang yang
mengalami musibah kapal, kecuali untuk musibah kapal yang dinyatakan sebagai
musibah nasional (misalnya tenggelamnya Kapal Tampomas II). Ganti kerugian yang
diberikan oleh pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja Putera dan PT
Arthanugraha) dalam hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk kematian,
cacat tetap, biaya rawatan, dan biaya penguburan.
Konsep tanggung jawab angkutan udara ada beberapa bagian antara lain:
a. Based on Fault Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar kesalahan), jika
penumpang ingin tuntun, maka harus buktikan bahwa pengangkut bersalah dengan
mencari bukti dalam pasal 1365 KUHper dikenal sebagai tindakan melawan
hukum
b. Presumption of Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar praduga bersalah),
dianggap bersalah pengangkutnya sejak awal, tapi jika bisa membuktikan dirinya
tidak bersalah maka dia bebas.
c. Absolute/Strict Liability (Tanggungjawab hukum tanpa bersalah), harus tanggung
jawab segala kerugian tanpa pembuktian.
Bila jumlah jasa-jasa angkutan yang diproduksi atau jumlah jasa-jasa angkutan
yang terjual berubah, artinya kalau kapasitas angkutan atau kecepatan alat angkut
berubah, ataupun diadakannya penyesuaian baru terhadap arus angkutan lain, maka
BAB III
KESIMPULAN
peningkatan
kebutuhan manusia, yakni dengan mengalokasikan barang dari satu tempat ke tempat
lain yang berbeda, maka sangat perlu adanya perusahaan yang mampu memfasilitasi
keperluan transportasi ini. Menurut ahli manajemen, manajemen memiliki beberapa
fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi, yang
kesemuanya itu harus diaplikasikan demi kelancaran mobilitas ekonomi masyarakat.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan
vital dalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan
daerah yang lain.
Demikian makalah tentang manajemen transportasi barang, masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini baik dalam isi maupun sistematika
penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan demi penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA