Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

*Penny Aulia, Siti Atisya Yurindari, Muhammad Asri Sukma Wijaya, Vega
Septiana Putri, Nadiya Agustin, Army Novia
Jurusan Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Jalan Prof.Dr. Hadari Nawawi Telp/Fax (0561) 740186 Pontianak 78124
auliapenny12@gmail.com
Abstrak
Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri adalah suatu metode
analisis kimia dengan mengukur panjang gelombang dan mengukur besar nilai
absorbansi (serapan) berdasarkan tingkatan konsentrasi larutan yang uji dengan
cara spektrofotometri. Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk menentukan
tetapan pengionan pada metil merah dengan cara melakukan variasi konsentrasi
pada larutan asam (HCl) dan basa (NaOH) yang telah di tambah dengan metil
merah. Larutan dimasukan dalam kuvet selanjutnya di analisis dengan cara
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer dan dicari hubungan antara
panjang gelombakang dengan besar adsorbansinya dan juga konsentrasi dari
larutan tersebut.
Kata Kunci : spektrofotometri, HCL, NaOH, metil merah

I.

Data Pengamatan
I.1. Penentuan tetapan Pengionan secara spektrofotometri
NO Pengamatan
1.
Pembentukan larutan baku metil merah
a. Ditimbang metil merah Kristal

Perlakuan
0,5 gram

b. Dilarutkan dalam etanol 95%

300ml

c. Diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas

Ditepatkan 500ml dengan


aqua d.m

2.

Pembuatan larutan standar metil merah


a. Ditambahkan larutan persediaan kedalam etanol Metil merah : 10ml ;
95% dalam labu ukur 100ml
b. Diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas

etanol 95% : 50ml


Ditepatkan dengan aqua
d.m 100ml

3.

Pembuatan spectrum adsorbs bentuk asam


a. Ditambahkan HCl 0,1m ke dalam 5ml larutan HCl
standar
b. Diencerkan hingga tanda batas

4.

:10ml

larutan

standar : 5ml
Ditempatkan 50ml

Pembuatan spectrum adsobsi bentuk basa


a. Ditambahkan NaOH 0,04m kedalam 10ml larutan NaOH : 0,16gr dilarutkan
standar
b. Diencerkan hingga batas

dlm aquadest 25ml larutan


standar 10ml
Ditempatkan 100ml

5.

Penentuan Absorbansi larutan asam atau basa


a. Ditentukan absorbansi dan digunakan H2O sebagai

pembanding
b. Dibuat kurva terhadap
6.
Pengujian hokum Lambert beer
a. Diencerkan 0,1 N HCl dan 0,1 NaOH
b. Ditentukan harga indeks absorbansi 1 dan 2
7.
Penentuan tetapan kesetimbangan ionisasi
a. Ditambahkan CH3COONa dalam metil merah
b. Diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas
c. Dibagi menjadi 3

CH3COONa : 25ml ;
Larutan standar : 5ml
Ditempatkan 100ml

1. Ditambahakan 0,01 m CH3COOH

CH3COONa : 25ml ;
Larutan

standar

CH3COOH
pengenceran
2. Ditambahkan 0,05 m CH3COOH

satu
12,5

5ml
kali
ml

ditempatkan 100ml
HCl satu kali pengenceran
: 50ml

II.

Hasil dan Pembahasan


II.1.
Perhitungan

II.1.1. Pembuatan Larutan


a

NaOH 0,04M
Dik: V NaOH=100mL
Mr NaOH= 40gr/mol
Dit: massa NaOH
M= gr x 1000
Mr

0,04= gr x 1000
40

100

gr = 0,16 gr
b

CH3COONa 0,04 M
Dik: V CH3COONa = 50mL
Mr CH3COONa= 82 gr/mol
Dit: massa CH3COONa
M= gr x 1000
Mr

0,04= gr x 1000
82

50

gr = 0,328 gr
c

HCl 0,1 M
Dik: M1 = 0,1 M
V1 = 50 mL
M2 = 12,063 M
Dit: V2 HCl
M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x 50= 12,063 x V2
V2

2.1.2
a

= 0,4mL

Pengenceran
Pengenceran NaOH 0,04 M
M1 x V1 = M2 x V2
0,04 x V1 = 0,02 x 50
V1

= 25 mL

Pengenceran NaOH 0,01 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,02 x V1 = 0,01 x 50
V1

= 25 mL

Pengenceran NaOH 0,005 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,01 x V1 = 0,005 x 50
V1

= 25 mL

Pengenceran HCl 0,1 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,1 x V1 = 0,05 x 50

V1
e

= 25 mL

Pengenceran HCl 0,025 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,05 x V1 = 0,025 x 50
V1

= 25 mL

Pengenceran HCl 0,0125 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,025 x V1 = 0,0125 x 50
V1

= 25 mL

Pengenceran CH3COOH 0,05 M


M1 x V1 = M2 x V2
1 x V1 = 0,05 x 250
V1

= 12,5 mL

Pengenceran CH3COOH 0,01 M


M1 x V1 = M2 x V2
0,05 x V1 = 0,01 x 250
V1

= 50 mL

2.2.3. Penentuan indeks absorbansi menggunakan reagen linear


a

Absorbansi HCl pada = 405 nm


X
0,0125

Y
-0,034

xy
-0,000425

X2
0,00015625

0,025

0,124

0,0031

0,000625

0,222
0,312

0,0222
0,02467

0,01
0,01078

0,1
0,1375
HMR= n xy (x y)
n x2 - (x)2

= 4 x 0,02467- (0,1375 x 0,312)


4 x 0,01078- (0,1375)2
= 2,3030

Absorbansi NaOH pada maks= 405 nm


X
0,04

Y
0,299

xy
0,01196

X2
0,0016

0,01

0,140

0,0014

0,0001

0,038
0,477

0,00019
0,01355

0,000025
0,001725

0,005
0,055
MR = n xy (x y)
n x2 - (x)2
= 4 x 0,01355- (0,055 x 0,477)
4 (0,001725)- (0,055)2
= 4,0498
c

Absorbansi NaOH pada min= 400 nm


X
0,04

Y
0,300

xy
0,012

X2
0,0016

0,01

0,154

0,00154

0,0001

0,022
0,476

0,00011
0,01365

0,000025
0,001725

0,005
0,055
MR- = n xy (x y)
n x2 - (x)2

= 4 x 0,01365- (0,055 x 0,476)


4 x 0,001725 (0,055)2
= 7,2871
2.2.3. Penentuan nilai (HMR) dan (MR) dan penentuan pengionan metil merah
CH3COOH 0,1 M
Log [MR] = Log [A1+A2/2] = Log [0,384+0,392/2] = Log 0,388
[HMR]
HMR
2,3030
2,3030
Log 0,1684 = -0,7736
Asam Asetat
Konsentrasi

0,1
0,05
0,01

0,228
0,136
0,020

0,237
0,134
0,021

II.2.
Grafik
2.2.1.

Kurva Hubungan Absorbansi dan Konsentrasi HCl


0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
Pengenceran 1 kali Pengenceran 2 kali Pengenceran 3 kali
-0.05
Absorbansi

2.2.2

Kurva Hubungan Absorbansi dan Konsentrasi NaOH


0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
Pengenceran 1 kali Pengenceran 2 kali Pengenceran 3 kali
Absorbansi

2.2.3.

Kurva Hubungan Absorbansi dan Konsentrasi CH3COONa


0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
Pengenceran 1 kali Pengenceran 2 kali Pengenceran 3 kali
Absorbansi

2.3.

Pembahasan
Spektrofotometri adalah suatu metode analisa kimia yang pada dasarnya
merupakan perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan larutan standar.
Metode ini juga merupakan bagian dari analisa fotometri. Disamping itu, dikenal juga
tetapan metode analisa kalorimetri yang lain, diantaranya adalah analisa turbidimetri,
nefolometri dan fluoresensi (sudjadi,1985)
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik ,melalui suatu larutan, maka sebagian cahaya tersebut diserap
sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan. Transmitans adalah
perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika melewati sampel dengan
intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel. Persyaratan hukum LambertBeer antara lain : Radiasi yang digunakan harus monokromatik, energi radiasi yang di
absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, sampel yang mengabsorpsi
harus homogen, tidak terjadi flouresensi atau phosphoresensi, dan indeks refraksi
tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan harus pekat. ( Bunt. 1989)
Pada hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa penyerapan sinar tidak
tergantung dari intensitas sumber cahaya. Hukum beer menyatakan bahwa
penyerapan sebanding dengan jumlah molekul yang menyerap. Hukum LambertBeer, dapat diketahui hubungannya antara trasmitasi, tebal cuplikan/media, dan
konsentrasi. Menggunakan rumus lambert beer

( Husnil Wardiyah,2014)
Pada praktikum ini metil merah ditentukan sebagai suatu zwitter ion, zwitter
ion adalah senyawa yang memiliki sekaligus gugus bersifat asam dan basa contonya
metil merah. Pada PH netral zwitter ion akan bermutan positif (kation) maupun
bermuatan negatif (anion). Biasanya ion mudah larut dalam air karena bermuatan (air
adalah pelarut polar dan sukar larut dalam pelarut non polar) (sastrohamidjojo, 2001).

Zwitter ion merupakan molekul yang memiliki dua muatan (positif dan
negatif) sekaligus pada protein gugus hidroksilnya cendrung membentuk ion negatif,
sedangkan pada gugus aminanya akan membentuk ion positif (Sudjadi, 1985).
Rakaian alat :

Gambar 2.1 Spektrofotometri


Keterangan gambar:
1. Tempat kuvet
2. Display digital
3. mode indikator

6. Tombol untuk scaning


7. Tombol untuk mencetak
8. pengatur panjang gelombang
9. pengatur transmitan/absorbansi

4. Mode pilihan
5. Tombol pengurangan

10. Tombol power/ pengator nol


11. pengatur filter

Gambar 2.2 bagian dalam alat spektrofotometri


Keterangan gambar:
Gambar bagian dalam spektrofotometer, tempat meletakan kuvet yang akan di
tembak dengan sinar kromatis untuk mengukur panjang gelombang dan besarnya
nilai absorbansi larutan yang di teliti
Spektrofotometri adalah suatu metode analisa kimia yang pada dasarnya
merupakan perbandingan intensitas warna suatu larutan dengan larutan standar.
Metode ini juga merupakan bagian dari analisa fotometri. Disamping itu, dikenal juga
tetapan metode analisa kalorimetri yang lain, diantaranya adalah analisa turbidimetri,
nefolometri dan fluoresensi (Achmad,2001)
Dalam analisis cara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang
elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (400-500nm) Spektrofotometri
juga merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi
elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia peka,
gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan
sedangkan campuran cahaya dengan panjang ini akan menyusun cahaya putih.
spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa
baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun
absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi dan panjang

gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang


gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau di absorbsi. Kelebihan spektrometer dibanding fotometer adalah
panjang gelombang dari sinar putih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating, atau celah optis. Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses
penyerapan bagian sinar oleh atom-atom bebas pada panjang gelombang () tertentu
dari atom itu sendiri sehingga konsentrasi suatu logam dapat ditentukan. Karena
absorbansi sebanding dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat
digunakan untuk sistem pengukuran atau analisis kuantitatif.
Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya
monokromatik ,melalui suatu larutan, maka sebagian cahaya tersebut diserap
sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan. Metode spektrofotometri ultra
violet-tampak (UV-Vis) secara umum berdasarkan pembentukan warna antara analit
dengan pereaksi yang digunakan. Dengan menggunakan pereaksi warna menjadi
lebih peka, menaikkan sensitivitas sehingga batas deteksinya menjadi rendah. (Farida
Ernawati,2012)
Suatu zat atau senyawa yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar
tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna,
sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut juga
metode kolorimetri. Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan
berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik
karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. (Petrucci, Ralph H. 1993 )
Pembuatan larutan baku metil merah, 0,5 gram metil jingga kristal dilarutkan dalam 300 ml
etanol 95% kemudian diencerkan hingga tepat 500 ml dengan aqua d.m. Digunakan etanol
karena metil merah lebih larut dalam etanol dibandingkan ketika dilarutkan di dalam air sebab
Senyawa etanol mengandong ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya. senyawa yang
memiliki ikatan hidrogen bersifat polar. Kepolaran berhubungan dengan perbedaan
muatan pada ujung molekulnya. Molekul yang geometrinya asimetris akan

mempunyai perbedaan kepolaran pada ujung2nya , sehingga bersifat polar, kemudian


larutan diencerkan dengan akuades untuk ditepatkan dengan menggunakan labu ukur.
Pembuatan larutan standar metil merah. Sebanyak 10 ml larutan persediaan ditambahkan
kedalam 50 ml etanol 95% dalam labu takar 100 ml , diencerkan hingga 100 ml. Metil merah
adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi asam-basa.(Oxtoby. 2001)
Spektrum absorpsi bentuk asam, HMR ditentukan dalam larutan HCl yaitu dengan
menambahkan 5 ml larutan standar dengan 10 ml 0,1M HCl dan ditepatkan hingga 100 ml
dengan akuades. Tujuan dari penambahan HCl pada larutan standar karena HCl merupakan
asam kuat yang terdisosiasi sempurna dalam air sehingga absorbansi HMR pada suasana asam
dapat diketahui.
Zwitter-ion adalah senyawa yang memiliki sekaligus gugus bersifat asam dan basa. Pada pH
netral zwitter-ion akan bermuatan positif maupun bermuatan negatif . Biasanya zwitter-ion
mudah larut dalam air karena bermuatan dan sukar larut dalam pelarut nonpolar. Karena sifat,
zwitter-ion merupakan larutan penyangga yang baik. Apabila terdapat ion hidrogen berlebih
(larutan bersifat asam), zwitter-ion akan menangkapnya (berperan sebagai basa).
Sebaliknya,apabila larutan bersifat basa, zwitter-ion akan melepas ion hidrogen ke dalam
larutan. Akibatnya pH tidak mudah berubah. Zat dengan karakteristik ini dikenal sebagai
zatamfoter. . Pada metil merah ditemukan sebagai zwitter ion dalam air senyawa ini
berupa dalam suasana asam sisingkat HMR yang berwarna merah yang mempunyai
dua bentuk resonansi. Apabila keduanya ditambahkan basa, sebuah ion akan hilang,
anion MR- yang berwarna kuning yang ditujukan dengan reaksi sebagai berikut:

HMR
(merah)

H+ + MR(kuning)

Bentuk-bentuk asam, HMR (merah) dan bentuk basa MR- (kuning) dapat
CO2-

digambarkan sebagai berikut


(CH3)2N

(CH3)2+N=

N=N

=NNN

Gambar 1. HMR merah (bentuk asam)


CO2-

(CH3)2N

N=N

Gambar 2. HMR kuning (bentuk basa)

(Syukri S. 1999)
Gambar 2.3 struktur metil merah.
Pada table pengamatan dapat dilihat nilai konsentrasi makin besar maka nilai
absorbansinya semankin besar. Ini berlaku pada semua jenis larutan baik basa
maupun asam. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar konsentrasinya maka
akan semakin banyak partikel-partikel yang terdapat dalam larutan tersebut, sehingga
sinar yang diserap juga akan semakin banyak.
Dari tabel pengamatan juga dapat dicari hubungan antara absorbansi dan panjang
gelombang. Dari data didapat bahwa semakin besar panjang gelombang yang
digunakan maka akan semakin besar pula absorbansinya. Hal ini terjadi pada semua
jenis larutan yang digunakan yaitu HCl, NaOH dan CH3COOH.

III.

KESIMPULAN

Pada praktikum ini berdasarkan data yang di peroleh maka dapat di simpulkan bahwa
nilai adsorbansi akan meningkat ketika konsentrasi naik. Jika panjang gelombang
naik dan pH yang semakin besar.

IV.

SARAN
Disarankan setelah praktikum ini dilakukan percobaan munggunakan indicator lain
selain metil merah seperti indicator metil biru dan metil orange dan menggunakan
pelarut aqua .

V.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Bunt. 1989. Kimia. Jakarta: Erlangga
Farida Ernawati ,2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,
Yogyakarta

Husnil Wardiyah, Yustini Alioes, Dian Pertiwi, 2014 Perbandingan Reaksi Zat Besi
Terhadap Teh Hitam dan Teh Hijau Secara In Vitro dengan Menggunakan
Spektrofotometer Uv-Vis
Sujadi 1985, prinsip kimia fisika, erlangga : Jakarta
Sastrohamidjojo, 2001, kimia dasar univesitas, insan bina mulia : Yogyakarta
Oxtoby,2001 Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

JAWABAN PERTANYAAN
1. Spektrofotometer sinar tampak menggunakan sumber sinar berupa cahaya tampak
dengan panjang gelombang 380-750 nm

Spektrofotometer UV menggunakan sinar UV sebagai sumber energi atau


cahayanya dengan panjang gelombang 190-380 nm

Spektrofotometer IR menggunakan inframerah sebagai sumber energi atau cahaya


dengan panjang gelombang 25-1000 m.

2. Kromatogarfi, elektrokimia,
3. Jika suhu dinaikan maka proses endotermik akan menyerap panas dari lingkungan
dan reaksi bergeser ke arah reaksi endotermik, jika suhu diturunkan maka proses
eksotermik melepas panas ke lingkungan maka reaksi bergeser ke arah reaksi
eksotermik

Anda mungkin juga menyukai