Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
II.
Outline :
Manfaat Lemak Babi pada Makanan
Dampak Negatif Lemak Babi
Pembahasan :
Manfaat Lemak Babi pada Makanan
o Kandungan energi
Daging babi yang dibudidayakan dan diternak memiliki kandungan
energi yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan dari kandungan lemak
didalamnya yang juga tergolong tinggi. Dari 100 gr manfaat daging babi
ternak, terkandung 457 kkal. Sangat tinggi bukan? Energi ini sangat
bermanfaat untuk:
Memberikan tenaga untuk beraktivitas
Menjaga daya tahan tubuh
Mencegah terjadinya kelelahan
Meningkatkan focus dalam melakukan aktivitas
Namun demikian, apabila anda kaget dengan kandungan energinya,
anda dapat mencoba mengkonsumsi daging babi liar, alias celeng. Daging babi
celeng ini memiliki kandungan energi yang lebih sedikit dibandingkan babi
ternak, yaitu sekitar 376 kkal per 100 gr daging nya.
o Protein yang tinggi
Daging babi juga memiliki keunggulan yang sama seperti manfaat
daging kambing pada umumnya,dan beberapa jenis daging merah lainnya.
Daging babi memiliki kandungan protein yang tinggi. 100 gr daging babi
mengandung 11.9 gr protein yang sangat baik dan bermanfaat bagi tubuh
untuk:
Membentuk masa otot
Menjaga kekuatan dan ketahanan tubuh
Mengikat lemak
Daging celeng alias babi liar, memiliki kandungan protein yang sedikit
lebih tinggi dibandingkan daging babi ternak biasa, yaitu sekitar 14.1 gr
protein per 100 gr dagingnya.
Perlu diperhatikan, walaupun kandungan protein pada daging babi
tergolong tinggi, namun daging babi, baik celeng maupun daging babi ternak
memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi. Untuk itu dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsinya berlebihan, karena dapat menyebabkan kegemukan.
o Kalsium
Daging babi baik itu daging babi yang diternakkan maupun daging
babi celeng, memiliki kandungan manfaat kalsium yang cukup tinggi pula.
100 gr daging babi ternak memiliki kandungan kalsium sebanyak 7 mg,
sedangkan 100 gr daging babi celeng memiliki kandungan kalsium sebanyak 8
mg. Kalsium yang terkandung dalam daging babi ini berguna untuk:
Menjaga kesehatan tulang
Mencegah osteoporosis
o Fosfor
Ada kalsium, ada juga fosfor. Begitu pula pada manfaat daging babi.
100 gr daging babi ternak memiliki kandungan fosfor sebanyak 117 mg dan
100 gr daging babi celeng memiliki kandungan fosfor yang lebih banyak, yaitu
sekitar 151 mg fosfor. Fosfor dapat bermanfaat bagi tubuh sebagai :
Pencegah osteoporosis
Menjaga kesehatan tulang dan gigi
Memperkuat tulang
o Mencegah Anemia
Sama seperti jenis daging merah lainnya, manfaat daging babi juga
memiliki kemampuan untuk mencegah anemia. Daging merah seperti babi,
sapi dan kambing mengandung selenium yang sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya anemia alias kekurangan darah. Berikut ini dampak dan
gejala dari anemia:
5 L ( Lemah, letih, lesu, lemas, lunglai )
Mudah terserang penyakit
Tidak bertenaga
Sering merasa pusing dan mual
Sering merasakan sakit kepala.
o Zat besi
Daging babi juga memiliki kandungan zat besi yang baik untuk
kesehatan tubuh. Walaupun tidak terlalu tinggi kandungan zat besinya, namun
paling tidak manfaat zat besi yang terkandung pada daging babi baik itu babi
ternak maupun babi celeng akan digunakan oleh tubuh untuk :
Membantu produksi sel darah merah
Mencegah anemia
Mempercepat pertumbuhan luka
100 gr daging babi ternak mengandung zat besi sebanyak 2 mg,
begitupun dengan daging babi celeng yang memiliki kandungan zat besi yang
sama.
o Bahan penambah rasa pada makanan
Daging babi yang digoreng akan menghasilkan jenis minyak, yang
sering kita sebut dengan minyak babi. Minyak babi yang dihasilkan oleh
daging babi ini konon memiliki cita rasa yang nikmat dan lezat ketika menjadi
salah satu bahan untuk menumis ataupun dimasukkan ke dalam suatu
masakan. Hal ini seperti menggunakan manfaat minyak sayur untuk
menggoreng makanan.
untuk
Daftar Pustaka
"Lard", Food Resource, College of Health and Human Sciences, Oregon State University,
February 20, 2007.
National Research Council. (1976). Fat Content and Composition of Animal Products.; p.
203. Washington, DC: Printing and Publishing Office, National Academy of Science.