Anda di halaman 1dari 14

TEORI PERMINTAAN UANG

Keynes dalam teorinya tentang permintaan akan uang tunai, membedakan antara motif
transaksi, berjaga-jaga serta spekulasi. Jadi dia juga mengakui adanya motif transaksi. Hanya
saja yang lebih penting dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi adalah motif
spekulasi (Goldfeld, 1990:307).
1. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
Keynes mengatakan, bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung
pada pendapatan. Makin tinggi akan uang kas makin tinggi jumlah transaksi yang dilakukan.
Seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi, biasanya melakukan transaksi
lebih banyak dibanding seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah.
Menurut Keynes, orang meminta uang untuk transaksi harian. Permintaan ini dipengaruhi
oleh besar kecilnya pendapatan. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar permintaan
uang untuk tujuan transaksi. Dari sini jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum Klasik bahwa
permintaan uang untuk transaksi tergantung dari pendapatan.
Untuk memenuhi transaksi yang tak terduga, seperti sakit atau kebutuhan yang tak
terduga lainnya. Permintaan ini juga dipengaruhi oleh pendapatan, semakin besar pendapatan
maka semakin besar permintaan uang untuk berjaga-jaga, atau sebaliknya. Namun Keynes
berbeda dengan kaum klasik dalam hal penekanan pada motif spekulasi dan peranan tingkat
bunga dalam menentukan permintaan uang untuk spekulasi.

Rumah tangga dan perusahaan bisnis menyimpan uang untuk tujuan transaksi karena
mereka berpikir akan atau mungkin, ingin melakukan pengeluaran sebelum mereka memperoleh
arus masuk penerimaan uang yang cukup. Biasanya mereka tidak mempunyai jaminan seperti
itu. Oleh karena itu, mereka lebih memilih untuk menyimpan sedikit uang untuk menutupi
kelebihan pengeluaran mereka atas penerimaan mereka selama satu periode.
Keynes menyatakan bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi merupakan fungsi
pendapatan. Keuntungan ini dilukiskan dalam gambar diatas dimana L1, menunjukkan jumlah
saldo uang rill yang diminta untuk tujuan transaksi. Terlihat semakin tinggi pendapatan, maka
semakin banyak uang yang dipegang untuk keperluan transaksi (Mt). Hubungan antara
permintan uang untuk transaksi dengan pendapatan rill (Y/P) tidak selalu linier (garis lurus).
Dengan demikian jelas bahwa Keynes mengikuti jejak kaum klasik bahwa permintaan uang
untuk tujuan transaksi tergantung pada pendapatan. (Goldfeld, 1990:308)
2. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi
Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat
bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk
tujuan atau motif spekulasi.
Alasannya:
a. Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas semakin kecil.
b. Bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal.

Ketergantungan permintaan uang untuk spekulasi dinyatakan oleh L2, atas suku bunga
dalam gambar diatas. Kurva L2L2, condong menurun, mencerminkan hubungan terbalik antara
permintaan uang untuk spekulasi dan suku bunga (Goldfeld, 1990:309).
Keynes mengakui bahwa masyarakat bisa memilih untuk menyimpan saldo uang
melebihi kebutuhan untuk tujuan transaksi karena keinginannya untuk menyimpan aktiva yang
benar-benar bebas dari resiko (depresiasi) dilihat dari segi uang. Saldo yang memenuhi fungsi
penyimpan nilai (Store of Value) merupakan permintaan uang untuk spekulasi.
Permintaan uang untuk spekulasi oleh Keynes ditentukan oleh suku bunga. Bahwa suku
bunga yang lebih rendah menyebabkan saldo spekulasi lebih kecil dan suku bunga yang lebih
rendah akan menghasilkan permintaan yang lebih besar akan saldo spekulasi.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
Faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan tingkat bunga. Selain
itu, permintaan uang dipengaruhi oleh:
a. Selera Masyarakat
Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera
masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap
uang kas untuk tujuan transaksi.
b. Kekayaan dari Masyarakat
Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung
meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara
otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam
bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.
c. Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan
pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.
d. Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan
Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa
mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin
bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan
uang kas cenderung naik.

e. Harapan tentang Harga


Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa
akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang.
Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung
turun.
f. Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku
Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang.
Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan
oleh beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas
semakin besar.

1. Komponen Uang Beredar


Jumlah Uang yang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan
dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik
diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak
dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang
dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.

4. Tingkat pendapatan masyarakat


5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap suatu
barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong
jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari pemerintah
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka dapat
dilihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:
1. Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2. Cepat lambatnya laju peredaran uang
3. Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi
(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi
(speculative motive)

2. FUNGSI UANG
A. Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat
diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap
orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern,

uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat
pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta
untuk pembayaran hutang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda
pembayaran. Secara kesimpulan, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh
masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang
dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada barter
yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern
karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran
dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang
pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan oleh pemerintah
Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak
pemerintah untuk mencetak uang dicabut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank
Indonesia, sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk
menciptakan uang itu disebut dengan hak oktroi.
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan
barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi
uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang adalah :
1. Sebagai alat pertukaran atau medium exchange, dengan uang kita semua ga perlu repot untuk
mendapatkan/membeli sesuatu. Cara ini so pasti lebih mempermudah pertukaran barang daripada
pakai cara barter.
2. Penakar/satuan harga atau unit of account, dengan uang nilai suatu produk baik barang atau
jasa lebih bisa diukur ,juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga).
Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
3. Penyimpan nilai/kekayaan atau store of value, uang bisa digunakan untuk mengalihkan daya
beli dari masa sekarang ke masa depan. Misalnya seorang pengusaha yang menjual produknya

saat ini, maka uang hasil penjualannya bisa disimpan untuk digunakan memproduksi produknya
besok atau masa yang akan datang.
Fungsi turunan, yaitu :
1. Sebagai alat pembayaran, kita bisa bayar barang/jasa yang kita inginkan pakai uang.
2. Sebagai alat pembayaran utang, kita bisa mengambil barang/jasa yang kita inginkan dengan
melakukan perjanjian utang-piutang dan membayar utang kita dengan uang.
3. Sebagai alat penimbun kekayaan atau pemindah kekayaan (modal), kita bisa nyimpan uang
sebagai simbol kekayaan kita dan bisa juga merupakan uang yang kita punya
dalam bentuk barang modal seperti tanah, komoditi, investasi dan yang lainnya.
4. Sebagai peningkat status sosial, tentu saja semakin banyak uang yang kita punya kita bisa
dikatakan sebagai orang kaya dengan kata lain status kita meningkat di mata masyarakat karena
kekayaan kita.

3. PERMINTAAN UANG
Permintaan uang merupakan sejumlah uang yang diminta atau yang diinginkan oleh
masyarakat untuk tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi. Permintaan uang
dipengaruhi oleh tiga motif seperti yang dikemukakan oleh J.M. Keynes, yaitu motif transaksi,
berjaga-jaga, dan spekulasi.
A. Motif Untuk Bertransaksi
Setiap orang mempunyai berbagai macam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya
seseorang membutuhkan uang. Alasan sesorang memegang uang adalah karena uang dapat
digunakan untuk melakukan segala bentuk transaksi guna memenuhi kebutuhannya. Misalnya,

setiap akan berangkat ke sekolah, pasti kalian meminta uang saku pada orang tua kalian. Uang
tersebut kalian gunakan untuk membayar transportasi, membeli jajanan, dan kebutuhan lainnya.
B. Keinginan untuk Berjaga-jaga
Dalam kenyataan, tidak semua uang akan digunakan untuk tujuan transaksi. Tentu ada
sebagian uang yang ditahan dalam bentuk uang kas dengan tujuan tidak untuk dibelikan barang
pada saat itu, tetapi untuk berjaga-jaga. Kondisi masa depan yang tidak terduga mendorong
orang untuk menyimpan uang kas berdasarkan motif berjaga-jaga. Memegang uang untuk
berjaga-jaga juga dapat digunakan untuk kesejahteraan diri atau keluarga yang lebih baik.
Misalnya, kalian menabung di bank dengan tujuan untuk biaya melanjutkan sekolah di masa
depan.
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Semakin tinggi
pendapatan seseorang, maka kemampuan menyimpan uang kas untuk berjaga-jaga semakin
tinggi. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk
berjaga-jaga. Secara keseluruhan, semakin tinggi pendapatan, maka kebutuhan masyarakat
terhadap uang untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi.
C. Keinginan untuk Berspekulasi
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan
uang untuk memperoleh keuntungan disebut motif spekulasi. Motif spekulatif diwujudkan dalam
pembelian surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi (surat utang). Motif ini dipengaruhi
oleh tingkat bunga.
Pendapatan dari memegang obligasi adalah pendapatan bunga dan dari selisih harga
penjualan obligasi. Pada tingkat bunga yang terlalu tinggi, permintaan uang kas menjadi rendah.
Bila tingkat bunga yang berlaku dianggap terlalu rendah, masyarakat menganggap lebih
menguntungkan jika memegang uang kas, sehingga keinginan untuk berspekulasi turun.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
Faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan tingkat bunga. Selain
itu, permintaan uang dipengaruhi oleh:
a.

Selera Masyarakat

Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera


masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap
uang kas untuk tujuan transaksi.
b. Kekayaan dari Masyarakat
Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat.
Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis
meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk
tabungan atau surat berharga jangka pendek.
c. Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran
angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.
d. Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan
Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang
maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa
pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas
cenderung naik.
e. Harapan tentang Harga
Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan
turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya,
apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.
f.

Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku

Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang. Apabila
proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh
beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin
besar.

4. VELOCITY UANG DAN TEORI KUANTITAS


Velocity Uang
Pengertian Volocity Uang
Dalam beberapa buku, velocity of money atau sering dilambangkan dengan huruf V,
sering diartikan sebagai perputaran uang, ada juga yang mendefinisikan sebagai percepatan
uang, atau ada juga yang mengartikan percepatan perputaran uang.
Velocity uang (percepatan perputaran uang) adalah rata-rata jumlah berapa kali per tahun
(perputaran) dari satu unit mata uang digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian. (Miskhin, 2008).
Dalam bukunya yang berjudul Makroekonomi, Mankiw (2006), mendefinisikan velocity uang
dalam dua jenis, yaitu :
1. Perputaran uang transaksi (transactions velocity of money), yang diartikan sebagai berapa
kali uang berpindah tangan dalam periode waktu tertentu dan mengukur tingkat dimana
uang bersikulasi dalam perekonomian.
2. Perputaran pendapatan uang (income velocity of money), yang menyatakan bahwa berapa
kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu.
Dalam kamus Bank Indonesia, velocity of money (kecepatan perputaran uang)
didefinisikan sebagai besarnya kecepatan perputaran uang dalam perekonomian; merupakan cara
untuk mengukur pendapatan nasional dibandingkan dengan perilaku pembelian dengan
menggambarkan hubungan antara uang, pembelian barang, dan jasa; hal tersebut biasanya
dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara pendapatan nasional bruto terhadap uang yang
tesedia untuk pembelian (persediaan uang).
Teori Kuantitas Uang

Persamaan Kuantitas
Salah satu tujuan seseorang memegang uang adalah untuk membeli jasa atau barang atau
bisa disebut bertransaksi. Dalam bukunya Mankiw(2006) berpendapat bahwa semakin banyak
uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi, semakin banyak uang yang akan dipegang. Jadi,
kuantitas uang dalam suatu perekonomian sangat erat kaitannya dengan jumlah uang yang
digunakan dalam bertransaksi. Hubungan antara uang dan transaksi ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
Uang x Perputaran = Harga x Transaksi
M

x V

P x

Persamaan disebut juga Persamaan Kuantitas.


Sisi kanan dari persamaan identitas tersebut mencerminkan transaksi yang terjadi di
dalam suatu perekonomian, dimana P adalah harga rata-rata (average price) dan T adalah jumlah
transaksi yang terjadi di dalam perekonomian selama periode tertentu.
Sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan jumlah uang yang digunakan untuk
melakukan transaksi yang dilakukan di dalam suatu perekonomian selama periode tertentu. M
adalah kuntitas uang, sedangkan V adalah perputan uang transaksi (transaction velocity of
money) untuk mengukur tingkat dimana uang bersikulasi dalam perekonomian.
Persamaan kuantitas adalah sebuah identitas: definisi dari empat variable membuatnya
benar. Persamaan ini berguna karena menunjukan bahwa jika satu dari variabel-variabel itu
berubah, satu atau lebih variable juga harus berubah untuk menjaga persamaan (Mankiw,2006).
Akan tetapi persamaan diatas mempunyai permasalahan, yaitu bahwa transaksi sulit untuk
diukur. Maka Mankiew berpendapat bahwa untuk memecahkan permasalahan ini, jumlah
transaksi T diganti menjadi menjadi output total dari perekonomian Y.
Transaksi dan output berkaitan dikarenakan semakin banyak perekonomian berproduksi
maka semakin banyak pula barang/jasa dibeli atau dijual, namun keduanya tidaklah sama. Maka
persamaanya menjadi :
Uang x Perputaran = Harga x Output
M

xV

P x

Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan kuntitas versi ini
menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity of money). Perputaran pendapatan uang
menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu
tertentu.

5. BUKTI EMPIRIS PADA PERMINTAAN UANG


Teori-teori alternatif dari permintaan uang sangat berbeda implikasi bagi tentang peran
uang dalam perekonomian. Manakah dari teori-teori yang merupakan deskripsi akurat tentang
dunia nyata adalah sebuah pertanyaan penting, dan itu adalah alasan mengapa bukti permintaan
uang telah menjadi pusat perdebatan banyak mengenai dampak kebijakan moneter pada kegiatan
ekonomi agregat. Di sini kita memeriksa bukti empiris dua isu utama yang membedakan teori
yang berbeda dari permintaan uang dan mempengaruhi kesimpulan mereka tentang apakah
kuantitas uang adalah penentu utama pengeluaran agregat: Apakah permintaan uang sensitif
terhadap perubahan suku bunga, dan permintaan untuk fungsi uang yang stabil dari waktu ke
waktu?
Dalam teori moneter, jika suku bunga tidak mempengaruhi permintaan terhadap uang,
kecepatan adalah lebih mungkin menjadi kuantitas konstan atau setidaknya diprediksi sehingga
teori pandangan bahwa pengeluaran agregat ditentukan oleh kuantitas uang mungkin benar.
Namun, permintaan yang lebih sensitif untuk uang adalah untuk kepentingan tarif, kecepatan
akan lebih sulit diprediksi, dan kurang jelas hubungan antara uang beredar dan pengeluaran
agregat akan ada kasus ekstrim . ultrasensitivity dari permintaan uang untuk suku bunga, yang
disebut perangkap likuiditas, kebijakan moneter yang tidak berpengaruh pada pengeluaran
agregat, karena perubahan dalam jumlah uang beredar tidak berpengaruh pada suku bunga. (Jika
permintaan uang adalah ultrasensitif suku bunga, perubahan kecil dalam suku bunga
menghasilkan perubahan yang sangat besar dalam kuantitas uang yang diminta. Oleh karena itu
dalam kasus ini, permintaan untuk uang benar-benar datar dalam diagram penawaran dan
permintaan. Oleh karena itu, perubahan dalam pasokan uang yang menggeser kurva penawaran
uang hasil kanan atau kiri di dalamnya memotong kurva permintaan uang datar pada tingkat
bunga yang sama tidak berubah.) Bukti pada sensitivitas kepentingan permintaan uang
ditemukan oleh berbagai peneliti adalah sangat konsisten

Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Uang
http://www.slideshare.net/Desirobianisah/permintaan-uang
http://plazadinar.com/fungsi-uang/investasi_emas
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/pengertian-teori-permintaan-uang.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41616/4/Chapter%20II.pdf

http://aa-bager.blogspot.co.id/2011/10/fungsi-permintaan-uang.html

Kesimpulan
Uang adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui
bank sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/ besaran
tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut, dimana penggunaannya
diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Secara sederhana, pengertian uang adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang sah didalam pertukaran/perdagangan.
Syarat-syarat agar sesuatu dapat dikatakan sebagai uang, ialah acceptability, stability of value,
elasticity of supply, portability, durability, dan divisibility.
Dalam kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat.
Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki pengaruh
terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan nasional. Uang hanya
berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang beredar akan mengakibatkan kenaikan
harga saja, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang
Klasik dikenal dengan teori kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.

Anda mungkin juga menyukai