BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu
diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan
sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil
dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan
terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden), yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit
degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit karena penyebaannya
tidak mengenal batas wilayah administrasi (Kepmenkes, 2013: 18).
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2006 tentang kesehatan,
imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit
menular yang merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai
Millennium Developlent Goals (MDGs) khususnya untuk menurunkan angka
kematian pada anak (Kemenkes, 2013: 18). Imunisasi merupakan upaya
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Pencapaian Imunisasi Campak Di Kota Solok
Bulan Januari sampai Februari tahun 2015
No
1
2
3
Puskesmas
Kelurahan
Jumlah
207
133
%
62
25
74
29
82
95
80
25
40
64
100
75
16
64
kualitas
pelayanan;
mengupayakan
kesinambungan
Posyandu
Anggrek II
Raflesia
Damar
Bogenvil
Anggrek I
Teratai Putih
Merah Sari
Jumlah
Jumlah sasaran
2
4
6
6
6
5
8
37
Pencapaian
2
4
5
6
6
5
8
%
100
100
80
100
100
100
100
36
telinga dan radang otak. Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi
campak dimana pemberian imunisasi campak dipengaruhi oleh perilaku ibu yang
meliputi beberapa faktor pengetahuan ibu, persepsi ibu dan dukungan keluarga.
Persepsi ibu merupakan hal penting yang berkaitan dengan pemberian imunisasi
campak pada balita. Kurangnya pengetahuan, informasi dan pemahaman terutama
pada ibu dapat berdampak pada perbedaan persepsi tentang imunisasi campak dan
peningkatan frekuensi penderita campak. Berdasarkan rumusan masalah dapat
diangkat judul penelitian ini tentang Bagaimana gambaran faktor faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan imunisasi campak pada ibu yang mempunyai anak
usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja Puskesmas Nan
Balimo Kota Solok tahun 2015?
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada anak
usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja Puskesmas
Nan Balimo Kota Solok tahun 2015?
2. Bagaimana gambaran persepsi ibu dalam pemberian imunisasi campak pada
anak usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015 ?
3. Bagaimana gambaran dukungan keluarga dalam memberikan imunisasi campak
pada anak usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan, persepsi dan dukungan keluarga
dalam pemberian imunisasi campak pada ibu yang mempunyai anak usia 12
bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi campak pada anak
usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015.
b. Diketahui gambaran persepsi ibu dalam pemberian imunisasi campak pada
anak usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015
c. Diketahui gambaran dukungan keluarga dalam memberikan imunisasi
campak pada anak usia 12 bulan 36 bulan di Kelurahan Nan Balimo
wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
mahasiswa yang akan meneliti dengan permasalahan yang sama.
10
2. Bagi Metodelogi
Sebagai sumber masukan dalam bidang ilmu terkait khususnya dan
dapat digunakan oleh pihak lain sebagai bahan perbandingan untuk peneliti
selanjutnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan perlindungan
(kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Imunisasi adalah suatu cara untuk
meningkatkan kekebalan sesorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga
bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit
(Maryunani, 2010: 208).
2. Tujuan Imunisasi
a. Untuk mencegah
terjadi
penyakit
tertentu
pada
seseorang
dan
12
13
14
Penyakit campak adalah suatu penyakit akut dan sangat menular. Penyakit
ini disebabkan oleh infeksi virus campak. (Sudarajat Suraatmaja, 1995:35)
3. Penularan campak
Cara penularan campak adalah melalui droplet atau percikan lender saat
batuk (sekresi hidung), kontak langsung dengan cairan lender hidung dan mulut
dari orang yang terinfeksi (Sudarajat Suraatmaja, 1997:35)
Penyakit Campak sangat menular, masa penularan sudah terjadi sebelum
gejala yang khas berupa ruam-ruam pada kulit timbul sampai lebih kurang 7 hari
setelah timbulnya ruam-ruam pada kulit
4. Masa inkubasi campak
Rata-rata 10 hari, bervariasi 7-18 hari mulai terpapar sampai timbul
demam, pada umumnya 14 hari sampai timbul rash. (Sudarajat Suraatmaja,
1997:35)
5. Gambaran klinis campak
Gejala pertama yang timbul menyerupai penyakit influenza, seperti panas,
batuk, pilek serta peradangan pada mata (konjungtivitis) selama 3 7 hari.
Kemudian timbul ruam-ruam pada kulit mulai dari leher atau belakang telinga
yang selanjutnya menyebar keseluruh tubuh yang berlangsung selama 4 6 hari.
(Sudarajat Suraatmaja, 1997:35)
6. Pencegahan penyakit campak
Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi campak di daerah
sekitar lokasi kejadian luar biasa (KLB), meningkatkan gizi penderita, mencegah
kontak dengan penderita (tidak keluar rumah, sekolah, bermain selama tujuh
hari), menutup hidung dan mulut saat penderita bersin (Dinas Kesehatan
Kabupaten Solok).
Menurut Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan
membagi perilaku manuasia itu ke dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni:
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan)
15
C.
Konsep Perilaku
Perilaku merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang berasal
dari luar atau dari dalam dirinya, sedangkan respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan, berfikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan)
sehingga mempunyai pengaruh besar terhadap status kesehatan individu maupun
masyarakat (Notoatmodjo, 2012: 134)
Perilaku merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti :
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan reaksi.
Untuk kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa
yang dikerjakan oleh organisme, baik yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. (Notoatmodjo, 2012: 133)
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo 2012: 134)
Klasifikasi perilaku kesehatan menurut Becker (1979) dalam
(Notoatmodjo 2012: 135-136) adalah:
a. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya
b. Perilaku sakit
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit
16
Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai peran yang mencakut hak-hak
orang sakit dan kewajiban sebagai orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus
diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda
disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dibedakan menjadi dua yakni:
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat givenatau bawaan misalnya tingkat kecerdasan,
tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya
b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
Menurut Lawrence Green (1980), sebagaimana dikutip Notoatmodjo
(2014: 76) bahwa perilaku kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu faktor predisposisi, faktor pemudah, dan faktor pemerkuat. Faktor
predisposisi meliputi penyuluhan, ekonomi (pendapatan), hubungan social
(lingkungan, sosial, budaya), pengalaman pengetahuan, sikap, nilai, umur,
kebiasaan, kepercayaan, tradisi, dan persepsi. Faktor pemungkin (enabling) yaitu
faktor-faktor yang mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan meliputi dukungan keluarga dan ketersediaan saran dan prasarana).
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2014:27) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
17
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
Tahu (know) ialah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
termasuk mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh karena
tahu itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja
untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, mengarahkan, mendefenisikan, dan menyatakan.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan ya untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan
meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
3) Analisis (Analysis)
18
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan
dan
mengelompokkan.
4) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengeluarkan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata (sebenarnya).
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada. suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan formulasi baru dari
formulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
bedasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2014:27-28)
2. Dukungan Keluarga
a. Pengertian Keluarga
19
dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan keluarga adalah unit
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka dan memperlihatkan
pembagian kerja menurut jenis kelamin (Potter & Perry, 2005). Menurut UU
No.10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami-istri atau suami-istri dan anak-anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat
dekat hubungannya dengan seseorang. Keluarga lebih dekat hubungannya
dengan anak dibandingkan dengan masyarakat luas (Potter & Perry, 2005).
b. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan sebagai informasi verbal atau non
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang
berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional
dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang
merasa memperoleh dukungan secara emosional merasa lega karena
20
balik
(kuantitas/kualitas
komunikasi)
dan
keterlibatan
dan
21
22
Keluarga
merupakan
sebuah
sumber
23
3. Persepsi
Setiap orang merasakan, menginterprestasikan dan memahami kejadian
secara berbeda. Persepsi adalah pandangan pribadi atas apa yang terjadi.
Persepsi terbentuk oleh apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan dalam
persepsi antar individu yang berinteraksi dapat menjadi kendala dalam
komunikasi.
a. Pengertian
Persepsi
adalah
proses
pengorganisasian,
penginterprestasian
24
otak
karena
kerusakan
otak,
keracunan,
obat
25
itu
dalam
stabilitasnya
berbeda
dalam
ukuran,
26
perilaku
kesehatan
preventif
individual.
Model
ini
b)
27
d)
e)
f)
28
apakah ibu dari anak yang gemuk akan menepati jadwal perjanjian klinis
mereka (Neil Niven, 2002: 186).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
29
Proses
Output
Status imunisasi
campak
B. Definisi Operasional
No
1
Variabel
Defenisi operasional
30
Cara Ukur
Wawancara
Alat Ukur
Kuesioner
Skala
Ukur
Hasil Ukur
30
meliputi pengertian,
jenis imunisasi,
manfaat, lokasi
penyuntikan, efek
samping imunisasi
dan dampak jika
anak tidak
diimunisasi
2
Persepsi
Dukungan
Keluarga
Pemahaman
responden tentang
pemberian imunisasi
campak pada baynya
Wawancara
Wawancara
Kuesioner
Kurang baik
< mean
Kuesioner
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
31
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek yang akan
32
diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012:79).
Teknik pengambilan sampel adalah total sampling semua populasi langsung
dijadikan sampel yang berjumlah 36 orang.
32
langkah
pertama peneliti datang ke Puskesmas Nan Balimo menanyakan alamat ibu balita
yang telah mendapatkan imunisasi campak ke puskesmas dan minta izin pada
Kepala Puskesmas untuk mengunjungi rumah responden kemudian setelah
diizinkan peneliti datang ke rumah responden mulai tanggal 3 sampai 10 Juni,
sebelum
melakukan
penelitian
peneliti
memperkenalkan
diri
dan
33
hari ke tiga 4 orang, ke empat 5 orang, kelima 5 orang, ke enam 5 orang, ke tujuh
dan ke delapan 4 orang rata-rata waktu dalam wawancara adalah 10 menit.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, pengolahan data dilakukan secara manual dengan
menggunakan langkah-langkah berikut :
a. Editing (Pengolahan data)
Melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner apakah jawaban yang sudah
dibuat sudah lengkap, jelas dan jawaban sudah relevan dengan pertanyaan.
b. Coding (Pengkodean)
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan. Untuk variabel pengetahuan jawaban betul diberi kode 1,
dan jawaban salah diberi kode 0 dan pertanyaan dukungan keluarga jawaban
ya diberi kode 1 dan tidak diberi kode 0 serta untuk pernyataan persepsi
digunakan dengan standar Likert, dimana nilai pernyataan positif untuk sangat
setuju kode 4, setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1 sedangkan nilai
pernyataan negatif untuk sangat tidak setuju 4, tidak setuju kode 3, setuju
kode 2, sangat setuju kode 1.
c. Processing
Setelah semua kuisioner diisi dengan benar serta sudah melewati pengkodean
maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar data sudah dientri
34
dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari
kuesioner ke paket program komputer.
d. Cleaning (Pembersihan data)
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada
kesalahan atau tidak
2. Analisis Data
Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu variabel
atau analisa yang dilakukan tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo,
2005). Pada setiap variabel dilakukan pengelompokan data dan analisa data
dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Data dikelompokan sesuai dengan variabel
a. Variabel pengetahuan, dukungan keluarga dan persepsi dicari nilai rata-rata
dengan menggunakan rumus yaitu :
(Mean) X = Xi
n
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
: Jumlah alternatife / Jumlah Rata-rata
Xi : Nilai yang di observasi
n
Rendah
35
Kurang Baik
Kurang Baik
b. Kemudian data numerik diubah menjadi data kategorik dan disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi
D. Pertimbangan Etik
Untuk menjamin bahwa responden yang menjad subjek penelitian tidak
mendapat paksaan dan atas dasar suka rela, maka sebelum penelitian dilakukan
responden untuk menandatangani informed consent (terlampir) demi terjaminnya
kerahasiaan data yang dilakukan.
Responden sebagai subjek penelitian berhak menolak untuk dijadikan
responden apapun alasannya, bahkan mengundurkan diri setelah menandatangani
persetujuan, peneliti berkewajiban menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan
kuesioner penelitian, setelah pengumpulan data, seluruh data yang dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya dan jika selesai dimusnahkan.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
36
B. Karakteristik Responden
1. Pendidikan Responden
37
37
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pendidikan Di Kelurahan Nan
Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok
Tahun 2015
No
1
Pendidikan
Pendidikan Dasar
F
13
%
36,1
Pendidikan Menengah
16
44,4
Pendidikan tinggi
Jumlah
7
36
19,5
100
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan Di Kelurahan Nan Balimo
Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok
Tahun 2015
No
1
2
3
Pekerjaan
Tidak bekerja /IRT
PNS
Wiraswasta
Jumlah
F
30
5
1
36
%
83,3
13,9
2,8
100
38
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar (83,3 %) responden tidak
bekerja / IRT.
C. Analisa Univariat
1. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Campak
Nilai rata- rata untuk variabel pengetahuan adalah 7 dengan nilai terendah
4 dan nilai tertinggi 10. Apabila nilai responden 7 dikategorikan pengetahuan
tinggi dan bila < 7 dikategorikan pengetahuan rendah. Distribusi tingkat
pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Tentang
Imunisasi Campak Di Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja
Puskesmas Nan Balimo Kota Solok
Tahun 2015
No
1
2
Pengetahuan
Rendah
Tinggi
F
14
22
%
38,9
61,1
Jumlah
36
100
39
40
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Dukungan Keluarga Di
Kelurahan Nan Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok Tahun 2015
No
1
2
Dukungan Keluarga
Kurang Baik
Baik
F
13
23
%
36,1
63,9
Jumlah
36
100
41
akan pentingnya imunisasi campak bagi bayinya dan juga disebabkan karena
keluarga responden sibuk bekerja sehingga kurang memperhatikan imunisasi
bayinya serta juga disebabkan keluarga tidak mendapatkan penyuluhan mengenai
pentingnya imunisasi bagi bayinya.
3. Persepsi Responden
Nilai rata- rata untuk variabel persepsi adalah 30 dengan nilai terendah 24
dan nilai tertinggi 36. Apabila nilai responden 30 dikategorikan dukungan baik
dan bila < 30 dikategorikan dukungan kurang baik. Distribusi dukungan keluarga
responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Persepsi Di Kelurahan Nan
Balimo Wilayah Kerja Puskesmas Nan Balimo
Kota Solok Tahun 2015
No
1
2
Persepsi
Kurang Baik
Baik
F
15
21
%
417
58,3
Jumlah
36
100
42
beranggapan jika usia bayi telah lewat satu tahun tidak perlu diberikan imunisasi
campak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dapat
1.
ditarik kesimpulan:
Lebih dari sebagian (61,1 %) responden mempunyai pengetahuan tinggi di Kelurahan
Nan Balimo wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015
43
2.
3.
Kelurahan Nan Balimo wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015
Lebih dari sebagian (58,3 %) responden mempunyai persepsi baik di Kelurahan Nan
Balimo wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo Kota Solok tahun 2015
B. Saran
1. Bagi Petugas Puskesmas Nan Balimo
a. Perlunya mempertahankan dan meningkatkan frekuensi penyuluhan secara
berkala setiap kegiatan Posyandu kepada ibu hamil dan ibu bayi serta
keluarga tentang manfaat imunisasi