Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL

Tugas dan Tanggung Jawab Guru


Sebagai Supervisi Pendidikan
Supervisi diadopsi dari bahasa inggris supervision yang berarti pengawasan /
kepengawasan. Supervisi terdiri dari dua kata super artinya lebih atau atas dan visi
artinya lihat atau penglihatan.
Menurut para ahli:
1. Kimbal wiles
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih
baik
2. Harold. P. Adams dan frank G. Dickey
menyatakan bahwa supervisi sebagai pelayanan atau layanan khusus dibidang
pengajaran dan perbaikannya mengenai proses belajar mengajar.
3. Thomas H. Briggs dan Josep Justman
Supervisi sebagai usaha yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan
mengarahakan pertumbuhan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam
membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan murid - murid di bawah tanggung
jawabnya.
Jadi dapat disimpulkan supervisi merupakan usaha menstimulir, mengkoordinir dan
membimbing di sekolah baik secara individual maupun kelomppok dengan tenggang rasa
dan tindakan- tindakan pedagogis yang efektif, sehingga siswa lebih mampu
mengembangkan kemampuannya.
Konsep supervisi juga diperlukan dalam pendidikan karena konsep ini didasarkan
pada keyakinan, bahwa perbaikan pengajaran merupakan suatu usaha yang koperatif
dimana semua guru berpartisipasi sebagai pemimpin pendidikan yang bertindak sebagai
stimulator, pembimbing, dan konsultan dalam rangka perbaikan pengajaran. Jadi orang
yang melakukan supervisi disebut Supervisor.
Tujuan Supervisi pendidikan sebagai berikut:

a. Membantu guru agar dapat lebih mengerti atau menyadari tujuan- tujuan pendidikan
di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
massalah- masalah yang dihadapi siswanya, supaya dapat membantu siswanya
untuk menjadi lebih baik lagi.
c. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratif dalam
rangka meningkatkan kegiatan kegiatan professional di sekolah, dan hubungan
antara staf yang kooperatif untuk bersama- sama meningkatkan kemampuan
masing- masing.
d. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembangkan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung jawab
yang sesuai dengan kemampuannya.
e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di depan kelas
f. Membantu guru baru dalam massa orientasinya supaya cepat dapat menyesuaikan
diri dengan tugasnya dan dapat mendaya gunakan kemampuannya secara maksimal.
g. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid- muidnya dan merencanakan
tindakan- tindakan perbaikannya.
h. Menghindari tuntutan- tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak wajar,
baik tuntutan itu datangnya dari dalam( sekolah) maupun dari luar( masyarakat).

Fungsi Supervisi Pendidikan


Menurut Swearingen ada 8 fungsi sebagai berikut:
1. Mengkoordinasi usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengetahuan guru
4. Menstimulir usaha- usaha yang kreatif
5. Memberikan fasiliitas dan penilaian yang terus menerus
6. Menganalisis situasi belajar mengajar
7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.
8. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan
mengajar guru- guru.
Prinsip Prinsip Supervisi Pendidikan
1. Prinsip-prinsip fundamental

Pancasila merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor


pendidikan Indonesia. Bahwa seorang supervisor haruslah seorang pancasilais
sejati.
2. Prinsip-prinsip praktis
a. Negatif

Tidak otoriter

Tidak berasas kekuasaan

Tidak lepas dari tujuan pendidikan

Bukan mencari kesalahan

Tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil

b. Positif

Konstruktif dan kreatif


Sumber secara kolektif bukan supervisor sendiri
Propessional
Sanggup mengembangkan potensi guru dkk
Memperhatikan kesejahteraanguru dkk
Progresif
Memperhitungkan kesanggupan supervised
Sederhana dan informal
Obyektif dan sanggup mengevaluasi diri sendiri

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai


secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise juga harus guru kuasai
dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi
lebih baik . Meskipun tujuan akhir dari pemberian supervisi adalah tertuju pada hasil
belajar siswa, namun yang diutamakan adalah bantuan kepada guru. Karena guru adalah
pelaksana pendidikan. Guru sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya, hendaknya mempunyai persyaratan ideal. Dilihat dari segi
kepribadiannya (personaliti). Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat
menilai orang lain secara teliti dari segi kemansiaan serta dapat bergaul dengan
baik.
2. Guru harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua
kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.
3. Guru harus berjiwa optimis dan berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang
baik dan melihat segi yang baik.
4. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh
penyimpangan-penyimpangan manusia.
5. Guru harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik.
6. Guru hendaknya jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.
7. Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi, sehingga murid-murid
yanngmemerlukannya tidak akan ragu untuk menemuinya.
8. Terhadap murid-murid guru harus mempunyai perasaan cinta sedemikian rupa
sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai perhatian terhadap mereka.
Implementasi Guru Sebagai Supervisor
1.

Guru Sebagai Contoh


Dalam The Professional Teacher, Norlander-Case, Reagen, dan Charles
Case mengungkapkan bahwa tugas mengajar merupakan profesi moral yang mesti
dimiliki oleh seorang guru. Senada dengan prinsip tersebut, Zakiah Darajat
menyatakan bahwa persyaratan seorang guru di samping harus memiliki
kedalaman ilmu pengetahuan, ia juga bahkan mesti seorang yang bertakwa kepada
Allah dan mempunyai akhlak atau berkelakuan baik.

Hal ini berarti bahwa syarat krusial bagi seorang guru adalah kepribadiannya
yang luhur, mulia, dan bermoral sehingga mampu menjadi cermin yang
memantulkan semua akhlak mulia tersebut bagi seluruh murid-muridnya. Dengan
kata lain, seorang guru yang berkepribadian mulia adalah seorang guru yang
mampu memberi keteladanan bagi murid-muridnya.
Sebab, secara sederhana mudah dipahami bahwa guru yang tidak bertakwa
sangat sulit atau tidak mungkin bisa mendidik murid-muridnya menjelma orangorang yang bertakwa kepada Allah. Begitu pula para guru yang tidak memiliki
akhlak yang mulia atau budi pekerti yang luhur tidak akan mungkin mampu
mendidik siswa-siswa mereka menjadi orang-orang yang berakhlak mulia.
Guru sebagai contoh bagi murid-muridnya harus memiliki sikap dan
kepribadian utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh aspek
kehidupannya. Dalam paradigma sebagian pakar pendidikan, kepribadian seorang
guru tersebut meliputi:

kemampuan mengembangkan kepribadian


kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara arif bijaksana
kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan.

Kompetensi kepribadian terkait pula dengan penampilan sosok guru sebagai


individu yang mempunyai kedisiplinan, berpenampilan baik, bertanggungjawab,
memiliki komitmen, dan menjadi teladan.
Menjadi seorang guru yang mampu memberi contoh mengartikan bahwa
jabatan guru sebagai pilihan utama yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam.
2.

Guru sebagai Proses Sharing Of Ideas


Guru sebagai Sharing of ideas mengartikan bahwa guru mempunyai bagian
dalam membicarakan pandangan ke depan tentang kemajuan sekolah. Misalnya
dalam penentuan metode mengajar yang cocok, media yang digunakan, dan semua
unsure dalam menunjang proses belajar.

3.

Guru Dalam Merancang Supervisi Klinis


Johan J. Bolla ( 1985 : 19 ) mengatakan bahwa, supervisi klinis adalah suatu
proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru
dalam pelaksanaan proses pemelajaran. Bimbingan diarahkan pada upaya
pemberdayaan guru dalam menguasai aspek teknis pemelajaran. Dengan
bimbingan tersebut diharapkan terjadi peningkatan kualitas pemelajaran.
Pelaksanaan supervisi klinis menuntut perobahan paradigma guru dan
supervisor. Supervisi dilakukan bukan dalam kontek mencari kesalahan dan
kelemahan guru yang di supervisi. Antara guru yang disupervisi dengan supervisor
adalah mitra sejajar, bukan merupakan hubungan antara bawahan dan atasan dan
atau hubungan antara guru dengan murid. Secara kemitraan keduanya menganalisis
proses pemelajaran yang telah dirancang dan disepakati, kemudian dicarikan
alternatif pemecahan permasalah yang ditemui dalam proses pemelajaran tersebut
agar dapat ditingkatkan kualitasnya.

DAFTAR REFRENSI
1. http://dhedhenyablog.blogspot.co.id/2012/01/guru-juga-sebagaisupervisor.html
2. https://fijrakembar.wordpress.com/2011/06/21/tugas-dan-tanggung-jawab-guru/
3. http://www.slideshare.net/cheelubizdhesamoradeynhe/tugas-dan-tanggung-jawab-

guru
4. http://swagwildnyoung.blogspot.co.id/2014/03/tugas-dan-tanggung-jawabguru.html

Anda mungkin juga menyukai