BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang Undang
No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud drajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tinggi nya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomi. Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk
mewujudkan semua rakyat sehat adalah menerapkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program harus mempunyai
konstribusi positif terhadapterbentuknya lingkungan yang sehat dan prilaku
sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep
paradigma sehat, yaitu membangun kesehatan yang memberikan prioritas
utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Salah satu penyakit yang dapat di rehabilitasi adalah hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terbesar penyebab
morbiditas dan mortalitas pada penyakit kardiovaskular (Kearney dkk..,2005).
sejak tahun 1999 hingga 2009,angka kematian akibat hipertensi meningkat
sebanyak 17,1% (Go dkk.,2014) dengan angka kematian akibat komplikasi
hipertensi mencapai 9,4 juta pertahunnya ( WHO, 2013).
Hipertensi ini pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak
stabil dan sulit untuk di kontrol.Penanganan dapat menimbulkan kerusakan
organ jika digunakan dalam jangka waktu lama.Penggunaan pengobatan
komplementer dan alternatif semakin meningkat tajam, karena merupakan
layanan kesehatan yang mudah diperleh dan terjangkau masyarakat. Tujuan
Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi teh hijau
terhadap penurunan tekanan darah dan kolesterol.Desain penelitian ini adalah
1
quasi experiment design with pre post test control group terhadap pasien
pasien hipertensi dipandaan. Pengambilan sample dilakukan dengan teknik
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan tekanan
sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberi teh hijau. Sedangkan kadar
kolesterol sebelum dan sesudah diberi teh hijau tidak terdapat perbedaan
secara bermakna. Terapi teh hijau dapat menjadi pengobatan alternatif untuk
menurunkan tekanan darah dan kolesterol ( Jurnal Keperawatan Soedirman ),
volume7, No 1, Maret 2012.
Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140 /
90 mmHg. Hipertensi sering disebut sebagai silent killer (pembuluh
siluman), karena seringkali penderita hipertensi bertahun tahun tanpa
merasakan sesuai gangguan atau gejala konsumsi dan komposisi lemak dalam
diet dapat menyebabkan terjadinya obesitas dan penyakit tertentu seperti
penyakit kardiovaskuler ( termasuk hipertensi )dan kanker. Hipertensi ini pada
dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit untuk di kontrol,
baik dengan tindakan pengobatan maupun dengan tindakan tindakan medis
lainnya. Lebih parahnya jika kondisi hipertensi ini tidak terkontrol, maka
dapat mengakibatkan terjadinya infark jantung, gagal jantung, gagal ginjal,
stroke ( Barasi, 2007).
Penangan hipertensi secara garis besar menurut Lewis (2000) dibagi
menjadi dua jenis yaitu farmakologis dan nonfarmakologis. Penanganan
farmakologis dengan cara menurunkan berat badan, menciptakan keadaan
rileks dengan terapi rileksasi seperti meditasi, yoga atau hipnotis yang dapat
mengontrol sistem saraf sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Penanganan farmakologis dapat menimbulkan kerusakan organ jika
digunakan dalam jangka waktu lama.penggunaan pengobatan komplementer
dan alternatif dalam 20 tahun terakhir semakin meningkat tajam, alasannya
tentu karena CAM merupakan layanan kesehatan yang mudah diperoleh dan
terjangkau oleh masyrakat luas, selain karena dukungan ilmiah dengan
pembuktian pembuktian secara empiris.
buktikan hasil analisis dengan p value 0,001. Tekanan darah diastolik juga
terdapat perbedaan sebelum dan sesudah di beri teh hijau pada kelompok
intervensi dengan p value 0,001. Sedngkan kadar LDL sebelum dan sesudah
diberi teh hijau pada kelompok intervensi tidak terdapat perbedaan dengan
hasil nilain p 0,247. Pada kelompok responden yang diberikan 600 800 ml
green tea selama 2 minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik 7.1
mmHg dan tekanan darah diatolik 7.8 mmHg.
Teh hijau mempunyai kandungan polifenol yang tinggi. Polifenol teh
(katekin dan theaflavin) merupakan antioksidan yang mampu melindungi
oksidasi LDL kolesterol oleh radikal bebas ( Noni, (2007) sebagaimana
dikutip dalam jurnal Soedirman Volume 7 No. 1, (2012)). Polyphenol yang
terkandung dalam teh hijau sebagai antioksidan membantu kerja enzim
superoxideb dismulate yang dapat menyingkirkan radikal bebas, sehingga
akan dapat menyebabkan penurunan LDL, mencegah tekanan darah tinggi,
dan mengurangi resiko kanker. Teh hijau megandung antioksidan 6x lebih
potensial di banding teh hitam (Syah, 2006 sebagaimana dikutip dalam jurnal
Soedirman Volume 7 No. 1, (2012)).
Jumlah kasus hipertensi di indonesia bisa dikatakan cukup
tinggi.Menurut data riset kesehatan dasar (riskesdas) kementrian kesehatan RI,
angka kejadian hipertensi pada tahun 2011 sebanyak 17,3%, tahun 2012
meningkat menjadi 17,5% dan pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang
sangat disignifikan yaitu mencapai 21,0%.hal ini menunjukan kasus hipertensi
di indonesia terus meningkat etiap tahunnya.dari 33 provinsi di indonesia
terdapat 8 provini yang kasus hipertensi melebihi rata rata yaitu: Sulawesi
selata (27%), sumatera barat (27%), jawa barat (26%), jawa timur (25%),
sumatera utara (24%),sumatera selatan (24%), riau (23%), dan kalimantan
timur (22%).
Berdasarkan Data Dines Kesehatan Kabupaten Cianjur Penyakit
Hipertensi Primer (essential) berjumlah 28.945 dan 14,61 %. Hipertensiyang
ada di Puskesmas Rawat Jalan Hipertensi Primer (essential) berjumlah 32.704
dan 6,22% tahun 2013.pola penyakit penderita Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
umur> 45 75 tahunkabupaten cianjur hipertensi esencial (primer)
berjumlah304dan 8,20% tahun 2013.Pola penderita Rawat Jalan di Puskesmas
semua golongan umurhipertensi
2013.
Berdasarkan data dari puskesmas sukaluyu dari bulan januari mei
didapatkan hasil dengan penderita hipertensi sebanyak 40 orang dewasa, dan
penderita hipertensi pada lansia sebanyak 60 orang , jadi total penderita di
puskesmas sukaluyu sekitar 100 orang penderita hipertensii.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah peneliti tertarik untuk
mengaplikasikan Tindakan Pemberian Teh Hijau Tujuannya Untuk Penurunan
Tekanan Darah Tinggi , maka dari itu penulis tertarik untuk menyusun Asuhan
Keperawatan tentang APLIKASI TINDAKAN PEMBERIAN TEH HIJAU
TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN
DARAH
PADA ASUHAN
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah Aplikasi Tindakan Pemberian Teh hijau Terhadap
Penurunan Tekanan Darah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau terhadap
penurunan tekanan darah pada asuhan keperawatan Ny. M dengan
hipertensi di desa Sukaluyu.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian karya tulis ini adalah agar
peneliti mampu :
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan
hipertensi
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada lansia
dengan hipertensi
c. Penulis mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada lansia
dengan hipertensi
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada lansia drngan
hipertensi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada lansia dengan hipertensi
f. Penulis mampu mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau
terhadap penurunan tekanan darah
D. Manfaan penelitian
1. Bagi penulis
a. Menembah wawasan dan pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan
keterampilan dalam memberikan Asuhan keperawatan Gerontik
b. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien dengan hiprtensi
2. Profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di
Rumah sakit upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Gerontik
khusus nya pada kasus hipertensi
3. Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selnjutnya
terutama yang berkaitan dengan hubungan penyakit hipertensi
4. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan utuk meningkatkan ilmu pengetahuan
penulis dan sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah di peroleh
selama mengikuti kuliah dan mengklasifikasikannya di lapangan dalam
bentuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang
mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain
(Nugroho Wahyudi, 2008).
2. Batasan-batasan lansia
8
a. Menurut WHO
1) Usia pertengahan ( midle age ) kelompok usia 45 59 tahun.
2) Usia lanjut ( elderly ) antara 60 70 tahun.
3) Usia lanjut tua (old ) antara 75 90 tahun.
4) Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun
b. Menurut undang undang RI No 13 tahun 2009
Tentang kesejahteraan lanjut usia: bahwa usia lanjut adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
1) Menurut Dep. Kes RI
Usia lanjut digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Kelompok lansia dini (55- 64 tahun )
b) Kelompok lansia pertengahan (65 tahun keatas )
c) Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)
c. Menurut Bernice Neu Gardon (2010)
organik
yang
menyebabkan
sel-sel
tidak
dapat
terjadi
berhubungan
dengan
peningkatan
produk
autoantibodi.
3) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
tubuh.Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kesetabilan
lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
dipakai.
4) Teori telomer
Dalam pembelahan sel, DNA membelah denga satu arah. Setiap
pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang
panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering sel
membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak
mampu membelah lagi.
10
5) Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika
lingkungannya berubah, secara fisiologis program bunuh diri ini
diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan
untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori ini
lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres
dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu
apoptosis diberbagai organ tubuh.
subtansi
kimia,
yang
mempengaruhi
kondisi
11
4. Tipe-tipe Lansia
Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di
rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W
(2010) adalah:
a. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan
diri dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi
panutan.
b. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan,
mempunyai kegiatan.
c. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses
penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik
jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
d. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
e. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian,
mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget.
5. Perubahan yang terjadi pada lansia
a. Perubahan fisik
1) Sel
Jumlah lebih sedikit, ukuran lebih besar, mekanisme perbaikan
sel terganggu, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal,
darah dan hati.
a) Sistem persyarafan
Lambat dalam respon dan waktu untk bereaksi mengecilnya
syaraf panca indra, kurang sensitif, terhadap sentuhan,
hubungan persyarafan menurun.
12
b) Sestem pendengaran
Presbiakusis / gangguan pendengaran, hilang kemampuan
pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi suara
atau nada yang tinggi dan tidak jelas, sulit mengerti kata kata,
terjadi pengumpulan seruman dapat mengeras.
c) Sistem penglihatan
Spingter pupil timbul sclerosis, hilang responsterhadaop sinar,
kornea lebih berbentuk sferis (bola) kekeruhan pada lensa,
hilangnya daya akomodasi, menurunnya daya membedakan
warna biru dan hijau pada skala, menurunnya lapang pandang,
menurunnya elastisitas dinding aorta,katub jantung menebal
dan
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya (Sustrani, 2010).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO
(World Health Organization) memberikan batasan tekanan darah normal
13
adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan ini tidak membedakan antara usia
dan jenis kelamin (Marliani, 2011),.
Jadi, Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di
atas 90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
2. Etiologi
Menurut Sutanto (2009), penyebab hipertensi pada orang dengan
lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi
karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua.Yang pertama hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya.Yang kedua hipertensi sekunder, disebabkan kelainan ginjal
dan kelainan kelenjar tiroid.Yang banyak terjadi adalah hipertensi primer,
sekitar 92-94% dari kasus hipertensi. Dengan kata lain, sebagian besar
hipertensi tidak dapat dipastikan penyebabnya (Marliani, 2007).
3. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri,
tetapi lebih sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya
obesitas, dan diabetes melitus.Berdasarkan penyebabnya, hipertpensi dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (Gunawan, 2011).
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menunjuk stress sebagai
14
darah,
dimana
dengan
dilepaskannya
noreepineprin
15
vasokonstriktor
pembuluh
darah.Vasokonstriksi
yang
volume
intra
vaskuler.Semua
faktor
ini
cenderung
16
b.
dari:
1) Tekanan sistolik:
a) < 119 mmHg : Normal
b) 120-139 mmHg : Pra hipertensi
c) 140-159 mmHg : Hipertensi derajat 1
d) > 160 mmHg : hipertensi derajat 2
2) Tekanan diastolik
a) < 79 mmHg : Normal
b) 80-89 mmHg : pra hipertensi
c) 90-99 mmHg : hipertensi derajat 1
d) >100mmHg : hipertensi derajat 2
3) Stadium 1: Hipertensi ringan (140-159 mmHg 90-99 mmHg)
4) Stadium 2: Hipertensi sedang (160-179 mmHg 100-109 mmHg)
5) Stadium 3: Hipertensi berat (180-209 mmHg 110-119 mmHg)
6. Gejala Hipertensi
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus.Menurut
oleh
hormon
estrogen
yang
berperan
dalam
17
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi
pada usia lanjut harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan
pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis
obat yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada
kebanyakan kasus , hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada
wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini
disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah menopause
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang
berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari keausan
18
akan
Selain itu
19
kurangnya
aktivitas.
Itu
sebabnya
berat
badan
20
2) Kurang olahraga
Olahraga
banyak
dihubungkan
dengan
pengelolaan
sekitar
6,5%
kolesterol
LDL
(Low
Density
21
ke
luar,
sehingga
volume
cairan
ekstraseluler
5) Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat
merusak jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah.
Kebiasaan minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor
resiko hipertensi (Marliani, 2007).
6) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir
kopi mengandung 75 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir
tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
7) Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui
aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan
darah
secara
intermiten
(tidak
menentu).
Stress
yang
22
23
c. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke,
karena tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh
darah yang sudah lemah menjadi pecah.Bila hal ini terjadi pada
pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat
berakibat kematian.Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari
gumpalan darah yang macet di pembuluh yang sudah menyempit.
d. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah
yang menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran
tubuh.Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih
sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah.Gagal ginjal dapat
terjadi dan diperlukan cangkok ginjal baru.
e. Kerusakan penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di
mata, sehingga mengakibatkan mata menjadi kabur atau kebutaan.
9. Pencegahan Hipertensi
Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil
tindakan pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain
menurut bukunya (Gunawan, 2001),dengan cara sebagai berikut:
a. Mengurangi konsumsi garam.
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam
dapur untuk diet setiap hari.
b. Menghindari kegemukan (obesitas).
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b)
normal atau tidak berlebihan.Batasan kegemukan adalah jika berat
badan lebih 10% dari berat badan normal.
c. Membatasi konsumsi lemak.
24
25
sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi.
Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha
membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk membina hidup
yang positif adalah sebagai berikut:
1) Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu
untuk kegiatan santai.
3) Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya.
4) Sekali-sekali mengalah, belajar berdamai.
5) Cobalah menolong orang lain.
6) Menghilangkan perasaan iri dan dengki.
26
keluhan dirasakan.
: Time adalah waktu dimana keluhan dirasakan.
Aktivitas istirahat
Gejala
Tanda
b.
Sirkulasi
Gejala
Tanda
:-
Kenaikan
TD (pengukuran
serial
dan
kenaikan
regimen otak)
Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan
sangat kuat
27
c.
Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria
atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan
serebral)faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang
berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda
d.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
e.
Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual,
muntah, perubahan berat badan (meningkatkan/menurun)
riwayat pengguna diuretik.
Tanda
: -
f.
Neurosensori
Gejala
: - Keluhan pening/pusing
-
28
Tanda
g.
Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala
h.
: -
sebelumnya
Nyeri abdomen / massa
Pernapasan
Gejala
Tanda
: -
: -
Distres respirasi
i.
Keamanan
Gejala
: -
Tanda
j.
: -
Hipotesia pastural
Frekuensi jantung meningkat
k.
29
8.
Sumber pencemaran
: _______________________________________________
9. Penataan halaman ( kalau ada )
: _______________________________________________
10. Privasi
: _______________________________________________
11. Resiko injuri
: ________________________________________________
A.
Selalu
Sering
Jarang
(3)
(2)
(1)
per
B.
Fungsi pendengaran
Pendengaran berkurang
Telinga berdenging
C.
D.
Fungsi jantung
Jantung berdebar-debar
Cepat lelah
Nyeri dada
E.
Fungsi pencernaan
Mual/muntah
F. 13. Nyeri ulu hati
Makan dan minum banyak ( berlebihan )
Perubahan kebiasaan buang air besar
( mencret atau sembelit )
30
G.
Fungsi pendengaran
Nyeri kaki saat berjalan
Nyeri pinggang atau tulang belakang
Nyeri persendiaan/bengkak
H.
Fungsi persarafan
Lumpuh/kelemahan pada kaki atau tangan
Kehilangan rasa
Gemetar/tremor
Nyeri/pegal pada daerah tengkuk
I.
kemih
( ngompol )
Jumlah
Analisis hasil
Skor :< 25
ringan
Skor : 26-50
Skor :> 51
3. FUNGSI KOGNITIF
Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuaan
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya
ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan respons klien :
No
Item pertanyaan
Benar
Salah
31
1.
2.
Jawab :
Tahun berapa sekarang ?
3.
Jawab :
Kapan bapak/ibu lahir ?
4.
Jawab :
Barapa umur bapak/ibu sekarang ?
5.
Jawab :
Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?
6.
Jawab :
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu
sekarang ?
7.
Jawab :
siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak/ibu ?
8.
jawab :
tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?
9.
jawab :
siapa nama presiden Indonesia sekarang ?
10
jawab :
Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1
Jawab :
JUMLAH BENAR
Analisa Hasil
Skor benar : 8-10 : Tidak ada gangguan
Skor benar : 0-7 : Ada gangguan
: ..
4. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
KATZ INDEK
32
Aktivitas
1.
2.
3.
4.
5.
mencukur kumis)
Buang air besar
6.
7.
8.
9.
10
di
WC
(membersikan
dan
.
yang di anut
11. Melakukan pekerjaan rumah, seperti : merapikan
Mandiri
Tergantung
( nilai 1 )
(0)
33
12
membersikan ruangan.
Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan
.
13
keluarga
Mengelolah keuangan (menyimpan dan menggunakan
.
14
uang sendiri)
Menggunakan sarana transportasi umum untuk
.
15
berpergian
menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan
.
16
17
pelayanan kesehatan
Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan
Analisa hasil :
Point : 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : Ketergantungan
:
6. STATUS PSIKOLOGIS
( SKALA DEPRESI GERIATIK YESAVAGE, 1983 )
Analisa hasil :
No
Tergantung
nilai 1
Normal
nilai 0
1.
2.
3.
4.
5.
6.
34
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
yang bermanfaat?
Sering kali merasa khawatir akan masa depan?
Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
No
menggairahkan?
Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang baru?
Merasa dalam keadaan penuh semangat?
Berpikir bahwa keadaaan anda tidak ada harapan?
Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari pada anda?
Sering kali menjadi kesal dengan hal yang sepele?
Sering kali merasa ingin menangis?
Merasa sulit untuk berkonsentrasi?
Menikmati tidur?
Apakah bapak / ibu dalam satu minggu
.
28.
29.
30.
terakhir :
Memilih menghindar dari perkumpulan social?
Mudah mengambil keputusan?
Mempunyai pikiran yang jernih?
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
Nilai : 0 - 5 : Normal
Nilai : 6 - 15: Depresi Ringan Sampai Sedang
Nilai :16 - 30: Depresi Berat
: ..
35
Ket :- Beri nilai Nol (0) jika klien tidak menunjukan kondisi dibawah
- Beri nilai satu (1) jika klien menunjukan kondisi dbawah
- Kursi harus yang keras tanpa lengan
Komponen
Utama Dalam
Langka langkah
Bergerak
Perubahan posisi
(Mata Terbuka)
atau gerakan
keseimbangan
Bangun
Nila
Kriteria
dari
kursi
spontan,
tetapi
Duduk ke kursi
Menahan
dorongan pada
sternum
sebanyak
objek
untuk
Menahan
(Mata Tertutup)
dorongan
pada
sternum
(Mata Terbuka)
Perputaran leher
(posisi
duduk/berdiri)
sisinya,
36
Gerakan
menggapai
sesuatu
Membungkuk
memegang
sesuatu
dukungan
Tidak mampu
untuk
untuk
membungkuk
mengambil
obyek
usaha
usaha
ragu,
tersandung,
atau gerakan
berjalan ke tempat
yang ditentukan
Ketinggian langkah
kaki (saat berjalan)
Kontinuitas langkah
kaki
(diobservasi
(menggeser
atau
Kesimetrisan
sementara
langkah
(diobsevasi
dari
satu
kaki
sebelah
menyentuh tanah.
dari
Tidak berjalan pada garis lurus,
bergelombang dari sisi ke sisi
37
bergoyang,
obyek
untuk
dukungan.
Nilai :
Ket : 0 5
6 10
11 15
8. Analisa Data
Analisa data adalah kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi
yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian.
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status
atau
masalah
kesehatan
aktual
atau
potensial.
Tujuannya
adalah
38
No
1
Diagnosa
Tujuan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Nyeri akut b.d NOC :
peningkatan
tekanan
vaskuler
1. Pain Level,
2. Pain control,
3. Comfort level
Kriteria Hasil :
Definisi:
yang 1. Mampu
mengontrol
menyenangkan
nyeri
dan pengalaman
penyebab
emosional yang
nyeri, mampu
muncul
menggunakan
secara
atau
potensial
atau
menggambarkan
adanya
tehnik
nonfarmakolo
kerusakan
jaringan
(tahu
gi
untuk
mengurangi
nyeri, mencari
Rasional
Mandiri :
1. Mempertaha
nkan
tirah
selama
fase
akut
tidak
aktual
Mandiri :
baring
celebral
Sensori
Intervensi
1. Meminimalkan
stimulasi/meni
ngkatkan
relaksasi
2. Tindakan yang
2. Berikan
menurunkan
tindakan
tekanan
nonfarmakol
vaskular
ogi
serebral efektif
untuk
mengurangi
dalam
sakit kepala
menghilangka
n sakit kepala
dan
komplikasinya
3. Aktivitas yang
39
kerusakan
bantuan)
2.
Melaporkan
3. Hilangkan
Studi
bahwa nyeri
atau
(Asosiasi
Nyeri
meningkatkan
vasokonstriksi
menyebabkan
Internasional):
berkurang
minimalkan
sakit
kepala
serangan
dengan
aktivitas
pada
adanya
menggunakan
vasokontriksi
peningkatan
manajemen
yang
dapat
tekanan
meningkatka
vaskular
mendadak
atau
pelan
intensitasnya
nyeri
ringan 3. Mampu
dari
sampai
berat
mengenali
yang
dapat
nyeri
diantisipasi
intensitas,
dengan
akhir
yang
dapat
dan 4.
diprediksi
dengan
kurang
(skala,
durasi
dari
bulan.
tanda nyeri)
Menyatakan
indikasi
setelah
nyaman
nyeri
karakteristik :
dalam rentang
1. Laporan
normal
secara verbal
atau
verbal
2. Fakta
non
dari
observasi
3.
Posisi
antalgic
untuk
menghindari
nyeri
4. Gerakan
4. Berikan obat
sesuai
rasa
sakit
kepala
frekuensi dan
berkurang
5. Tanda
vital
Batasan
(analgesik)
serebral
4. Mengontrol
nyeri
dan
menurunkan
rangsangan
saraf simpatis
40
melindungi
5. Tingkah laku
berhati-hati
6. Muka topeng
7. Gangguan
tidur
(mata
sayu, tampak
capek,
sulit
atau gerakan
kacau,
menyeringai)
8. Terfokus
pada
diri
sendiri
9. Fokus
menyempit
(penurunan
persepsi
waktu,
kerusakan
proses
berpikir,
penurunan
interaksi
dengan orang
dan
lingkungan)
10. Tingkah laku
distraksi,
contoh
:jalan-jalan,
menemui
orang
lain
41
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
berulangulang)
11. Respon
autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan
tekanan
darah,
perubahan
nafas,
dan
nadi
dilatasi
pupil)
12. Perubahan
autonomic
dalam tonus
otot
(mungkin
dalam
rentang dari
lemah
ke
kaku)
13. Tingkah
laku
ekspresif
(contoh
gelisah,
merintih,
menangis,
42
waspada,
iritabel,nafas
panjang/
berkeluh
kesah)
14. Perubahan
dalam nafsu
makan
dan
minum
Faktor
yang
berhubungan :
Agen
(biologi,
2
injuri
kimia,
fisik, psikologis)
Resiko
tinggi NOC :
terhadap
penurunan
1. Cardiac
Pumpeffective
Mandiri :
1. Pantau TD
hipertrofi/rigidit
as
ventrikuler,
iskemia
miokard
1. Perbandingan
dari
ness
curah jantung
2. Circulation
b/d peningkatan
Status
afterload,
3. Vital
Sign
vasokonstriksi,
Mandiri :
tekanan
memberi
gambaran yang
lebih lengkap
Status
tentang
2. Auskultasi
tonus jantung
dan
bunyi
nafas
keterlibatan/
bidang
masalah
vaskuler
2. Dapat
mengidentifika
si
3. Berikan
kongesti
paru sekunder
lingkungan
terhadap
yang tenang,
terjadinya atau
43
nyaman,
gagal jantung
kurang
aktivitas/keri
kronik
3. Dapat
menurunkan
butan
rangsangan
yang
menimbulkan
4. Berikan
stress,
tindakan
membuat efek
nonfarmakol
ogi
dengan
minuman
herbal
tenang
sehingga
menurunkan
teh
hijau
TD
4. Teh
hijau
mempunyai
kandungan
polifenol yang
tinggi.
Polifenol
teh
(katekin
dan
theaflavin)
merupakan
antioksidan
kuat
yang
mampu
melindungi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
dengan
dokter dalam
pemberian
44
terapi
penurunan
LDL,
dan
mencegah
tekanan darah
tinggi
Kolaborasi :
1.
Karena
efek
samping
obat
tersebut
maka
penting
untuk
menggunakan obat
dalam
jumlah
sedikit.
3
Resiko
jatuh Noc :
dengan
Mandiri :
Mandiri :
1.kaji keadaan
1.resiko
jatuh
1.
agar
dapat
lingkungan klien
klien berkurang
pengetahuan
gangguan
Dengan
kesimbangan
hasil :
jatuh,posisikan
tubuh
1.klien
mengetahui
dengan bantal
berhubungan
kriteria
faktor
resiko
penyebab cedera
1
1.
jatuh Mandiri :
1. Kaji respon
klien berkurang
2.
resiko
klien
4
Intoleransi
aktivitas
NOC :
b/d 1. Energy
kelemahan,
ketidakseimban
gan suplai dan
terhadap
Mandiri :
aktivitas
1. Membantu
dalam
conservation
2. Activity
tolerance
mengkaji
2. Perhatikan
respon
45
kebutuhan
3. Self
oksigen.
Ketidakcukupan
secara
fisiologis
psikologis untuk
meneruskan atau
menyelesaikan
diminta
aktifitas
Kriteria Hasil :
1. Berpartisipasi
dalam
aktivitas fisik
maupun
aktifitas
ADLs
Definisi:
energu
Care
tekanan darah,
hari.
sehari
Batasan
(ADLs) secara
karakteristik :
mandiri
secara verbal
dari
20x/menit
diatas
frekuensi
hari
tentang
aktivitas
2. Bila
ada
merupakan
indikator dari
kelebihan kerja
yang berkaitan
dengan tingkat
aktivitas
teknik
penghematan
energi
3. Teknik
menghemat
energi
penggunaan
energi,
juga
membantu
keseimbangan
oksigen
atau
kelemahan.
b. Respon
abnormal dari
tekanan darah
nadi
terhadap
aktifitas
c. Perubahan
yang
menunjukkan
aritmia
terhadap stres
lebih
suplai
dan kebutuhan
kelelahan
EKG
nadi
antara
adanya
atau
fisiologis
istirahat
tanpa disertai 3. Instruksikan
peningkatan
pada
klien
nadi dan RR
yang 2. Mampu
atau
melakukan
sehari
aktivitas
a. melaporkan
frekuensi
atau
46
iskemia
d. Adanya
dyspneu
atauketidakny
amanansaat
beraktivitas.
Faktor
factor
yang
berhubungan :
a. Tirah Baring
atau
imobilisasi
b. Kelemahan
menyeluruh
c. Ketidakseimb
angan antara
suplei
oksigen
dengan
kebutuhan
d. Gaya hidup
yang
dipertahankan
11. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan
oleh perawat dan pasien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan
tekhnikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan dokumentasi
keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar, 2014 ; 66).
47
Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
perencanaan
asuhan
48
I
E
49
Gambar 1.1
Teh Hijau
2. Kandungan Kimia pada Daun Teh
Daun teh sebagai bahan utama dalam pembuatan minuman (teh)
tentu mengandung berbagai jenis senyawa kimia di dalamnya.Vakuola
dalam sel daun teh mengandung zat-zat yang larut dalam air, seperti
katekin, kafein, aneka asam amino, dan berbagai gula.Dalam sitoplasma
terdapat enzim pengoksida, yaitu polifenol oksidase, klorofil, dan
karoten.Presentase kandungan katekin dan kafein menunjukkan tingkat
mutu seduhan dari pucuk daun teh yang digunakan.Gambaran mengenai
komposisi pucuk daun teh disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.1
Komposisi Pucuk Daun Teh (% berat kering)
Bagian Sel
Senyawa
Total
Larut Dalam Air
Selulosa
24.0
0.0
Dinding Sel
Lignin
6.5
2.3
Protein
17.0
0.0
Protoplasma
Lemak
8.0
0.0
Tepung
0.5
0.0
Polifenol / Katekin
22.0
22.0
Kafein
4.0
4.0
Vakuola
Asam Amino
7.0
7.0
Asam Gula
3.0
3.0
Asam Organik
3.0
3.0
Abu / Mineral
5.0
4.0
Jumlah
100.0
45.3
Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat dibagi menjadi empat
kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi
penyebab
aroma,
dan
enzim.Keempat
kelompok
tersebut
yang
menimbulkan berbagai macam sifat yang dapat kita temukan pada teh.
3. Manfaat Teh Hijau
a. Konsumsi teh Harian membantu mengurangi risiko terkena tekanan
darah tinggi dan penyakit serius lainnya. Seperti disebutkan
50
Anda
selalu
dijamin
kesehatan
setiap
kali
Anda
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu
sebuah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian kualitatif
yaitu suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat
tertulis atau lisan, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan
atau objek studi. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman,
pemikiran dan persepsi peneliti.
52
53
interaksi
manusia
(Catherine
Marshal,
2009).
Poerwandari
diatas
menunjukkan
beberapa
kata
kunci
dalam
Sasaran
penelitian
kualitatif
utama
ialah
manusia
karena
Sarana
54
Jumlah
55
56
(validas
internal),
uji
tranferability
(validitas
eksternal),
57
ini, karena peneliti yang digunakan adalah studi kasus data tunggal, maka
peneliti hanya menguji validitas dan reliabilitasnya dengan tiga uji yaitu:
1. Uji kreadibitas (Validitas internal)
Kreadibitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain
dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan,
58
pasien
sering Ny.M
ibu
nyeri
Keluarga pasien
Tn.A mengatakan
sering
rutin Ny.
M Tn.A mengatakan
sudah
benar
mengkonsumsi
secara
memang
mengkonsumsi
rutin obat
penurunan
Apakah
sebelumnya
tekanan darah
ibu Ny.M
Tn.A mengatakan
tradisional
mencoba minum
untuk pernah
menurunkan
tekanan menggunakan
darah ?
obat
tradisional
belum
seperti
pernah
mentimun,air
menggunakan the
kelapa,
belum
tetapi hijau
pernah
menggunakan
4
Apa
yang
ibu
the hija
rasakan Ny.M
Tn.A mengatakan
nyeri
59
ketika kepala
berjalan hilang
nyeri
dan
pusing
Tn.A
memang
benar
dan
sama
kebenarannya
bahwa
G. Metode analisa
60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Informasi Umum Partisipan
Pada bab ini penulis akan menuliskan laporan kasus asuhan
keperawatan yang dilakukan pada Ny.M selama lima hari mulai tanggal 15
Juni 2016 sampai dengan tanggal 19 Juni 2016 di Desa Sukaluyu Rt 01 Rw 03
61
62
63
11.00 WIB, solat dzuhur jam 12.15 WIB, tadarus di mesjid jam 12.20
13.00 tidur siang jam 13.00-15.00 WIB, solat ashar jam 15.15 WIB,
memasak 16.00, menyiapkan untuk buka puasa jam 17.20, buka puasa
17.45 WIB, solat magrib jam 18.15 WIB, solat isya 19.00 WIB, solat
teraweh di mesjid dari jam 19.00- 20.00 WIB, tidur jam 21.00 WIB.
Pemeriksaan fisik dengan obervasi, pengukuran, auskultasi,
perkusi, dan palpasi data pengkajian yang diperoleh keadaan umum klien
tampak baik, kesadaran umum composmentis, penampilan umum klien
tampak baik, tekanan darah 160/100 mmHg, respirasi 23x/menit, nadi 90
x/menit, bb 65kg tinggi badan 155cm, suhu 36,5 c. selanjutnya
pemeriksaan (head to toe) sebagai berikut:
a. Kepala
Pada saat saya melakukan pemeriksaan kepala bentuk kepala simetris,
kulit kepala bersih, tidak terdapat ketombe, tidak ada benjolan, tidak ada
lesi, tidak terdapat nyeri tekan, jenis rambut ikal dan warna rambut putih.
b. Mata
Pada saat saya melakukan pemeriksaan pada mata bentuk mata simetris,
refleks pupil terhadap cahaya, bila cahaya didekatkan mengecil bila
dijauhkan dari cahaya pupil membesar, konjungtiva berwarna merah
muda, penglihatan normal dibuktikan dengan klien membaca papan nama
perawat dengan jarak kurang lebih 1 meter.
c. Hidung
Pada saat saya melakukan pemeriksaan
hidung
bentuk
hidung
simetris,tidak ada polip, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat kotoran
pada hidung, penciuman baik dibuktikan dengan mengetes penciuman
dengan menggunakan kayu putih tanpa klien melihat dan klien dapat
menebak dengan tepat bau kayu putih.
d. Telinga
Pada saat saya melakukan pemeriksaan telinga bentuk telinga tampak
simetris, keadaan bersih, fungsi pendengaran baik dibuktikan dengan
melakukan tes pendengaran klien dapat menjawab pertanyaan perawat
tanpa ada pertanyaan ulang.
e. Mulut dan tenggorokan
Pada saat saya melakukan pemeriksaan mulut dan tenggorokan, tampak
mulut simetris, mukosa mulut lembab, tidak terdapat stomatitis, lidah
64
bersih, tidak terdapat caries gigi, gigi lengkap, tidak ada nyeri tekan dan
fungsi pengecapan baik dibuktikan dengan melakukan tes pengecapan
dengan menggunakan minuman manis klien dapat menebak rasa minuman
dengan benar.
f. Leher
Pada saat saya melakukan pemeriksaan leher tidak terdapat pembesaran
kelenjar tyroid tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak terjadi
peninggian jugular venous pressure (JVP)dan tidak terdapat nyeri tekan.
g. Dada
Pada saat saya melakukan pemeriksaan dada tampak bentuk dada simetris,
kembang kempis dada bersamaan, tidak nampak menggunakan alat bantu
penafasan, frekuensi nafas 23x/menit, pada saat dilakukan auskultasi suara
nafas normal, tidak adasuara tambahan.
h. Abdomen
Pada saat saya melakukan pemeriksaan abdomen, tampak bentuk abdomen
simetris, bentuk datar, tidak terdapat nyeri tekan, ketika di ketuk abdomen
timpani, ketika didengarkan bising usus 8x/menit.
i. Kulit
Warna kulit normal, kelembapan kulit kering dan keriput, turgor kulit
kurang baik, tidak ada edema.
j. Tangan (ekstremitas atas)
Pada saat saya melakukan pemeriksaan pada tangan bentuk tangan
simetris, jari-jari tangan lengkap, kuku bersih dan tidak panjang, tidak ada
edema, tidak ada nyeri tekan, lengan dapat bergerak bebas, reflek bisep +/
+, refleks trisep +/+, kekuatan otot 5 (0-5).
k. Kaki (ekstremitas bawah)
Pada saat saya melakukan pemeriksaan kaki bentuk kaki klien tampak
simetris, jari-jari kaki lengkap, kuku bersih dan tidak panjang, tidak ada
edema, reflek patela +/+, refleks babinski +/+, terdapat nyeri pada kaki
kanannya, kekuatan otot 3 (0-5).
Selanjutnya pengkajian lingkungan tempat tinggal dengan
menggunakan metode wawancara data yang diperoleh kebersihan dan
kerapihan bersih dan rapi, penerangan cukup terang, sirkuasi darah
normal, keadaan kamar mandi cukup bersih, ada pembuangan air kotor,
65
66
dalam,
menjalankan
aktivitas
kehidupan
sehari-hari.
67
68
hal yang sepele, tidak sering kali merasa ingin menangis, tidak Merasa
sulit untuk berkonsentrasi, ya menikmati tidur, dalam satu minggu
terakir tidak memilih menghindar dari perkumpulan social, ya mudah
mengambil keputusan, ya m empunyai pikiran yang jernih. Analisis
hasil nilai 12 ini menunjukan depresi ringan sampai sedang.
Pengkajian keseimbangan untuk klien lansia dalam bergerak
dengan perubahan posisi atau gerakan keseimbangan (mata terbuka)
mulai bangun dari kursi, Duduk ke kursi, menahan dorongan pada
sternum, (Mata Tertutup)Bangun dari kursi, Duduk ke kursi,
Menahan dorongan pada sternum: Tidak bangun dari tempat duduk
dengan spontan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
atau bergerak ke depan kursi telebih dahulu, tidak stabil saat berdiri
pertama kali nilai 1, menjatuhkan diri ke kursi tidak duduk di tengah
kursi nilai 0, pemeriksa mendorong sternum (perlahan-lahan sebanyak
3 kali), klien menggerakan kaki, memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi sisinya nilai 1, kriteria sama dengan
kriteria untuk mata terbuka nilai 1, (Mata Terbuka), Perputaran leher
(posisi duduk/berdiri), gerakan menggapai sesuatu, membungkuk:
Menggerakan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil nilai 0, tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu
fleksi max, sementara berdiri pada ujung ujung jari kaki tidak stabil,
memegang
sesuatu
untuk
dukungan
nilai
0,
tidak
mampu
69
70
dalam
aktivitas
sesuai
kemampuan.
Intervensi
menurunkan
tekanan
vaskuler
serebral
efektif
dalam
nyaman.rasional:
perbandingan
dari
tekanan
memberi
tubuh,
71
diharapkan klien
72
klien
73
resiko jatuh, data objektif Klien tampak kooperatif, klien lebih berhatihati dalam melakukan aktivitas. Analisa masalah belum teratasi.
Planning pada evaluasi anjurkan pasien untuk berhati-hati dalam
berjalan, harus memperhatikan keadaan lingkungan yang aman.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen. Evaluasi dengan data subjektif klien
mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas mandiri, data objektif
klien tampak semangat, klien tampak segar. Analisa masalah belum
teratasi. Planning pada evaluasi anjurkan pasien untuk tidak
7.
hijau
mempunyai
hijau
sebagai
Teh hijau
mengandung
antioksidan
6x
lebih potensial
dibanding teh hitam (Syah, 2006). Minum teh hijau yang diberikan
secara teratur sesuai takaran yang disajikan. Satu orang lansia pada
awal penelitian tidak mau minum teh, alasanya karena rasanya tidak
enak. Hari pertama, pada penyajian pagi dan
siang hari
teh
tidak
74
darah lansia
tersebut
turun, walaupun
tahun
keatas
kejadian
C. Pembahasan
Pada BAB ini penulis membahas proses telah antara pendukung
yang terjadi antara teori dan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang
dilakukan pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 19juni 2016 meliputi hasil
dari implementasi dan evakuasi selama 5 hari, pengakajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Prinsip dari pembahasan
ini memfokuskan pada pengkajian lansia dengan masalah utama hipertensi.
Hasil dari implementasi dan evaluasi selama 5 hari pada tanggal 15
Juni sampai tanggal 19 Juni 2016, jam 13.00 WIB, di Kp.Bojongsari rt 01 rw
03 desa sukaluyu kec. Sukaluyu kab.Cianjur pada pasien Ny.M dengan
keluhan utama nyeri kepala, tindakan yang dilakukan adalah pemberian teh
hijau, dengan metode wawancara dan observasi.
1. Hari pertama
75
: Composmentis
: 160/100 mmHg
: 90x/menit
: 23x/menit
: 36,5c
: 65kg/155cm
: Ny.Mariah tampak kurang baik
2. Hari kedua
Pada hari kamis tanggal 16 juni 2016 mulai menjelaskan pada
Ny.Mariah tentang penyakit hipertensi mulai dari pengertian, gejala,
penyebab, sampai terapi pengobatan. Terapi pengobatan secara non
farmakologis
yaitu
dengan pemberian
dijelaskan
76
77
membantu
lansia
yang
78
oleh
kelompok
intervensi. Penurunan tekanan darah dan kadar LDL yang terjadi pada
kelompok kontrol disebabkan karena peneliti tidak dapat mengontrol
berbagai variabel perancu yang mempengaruhi hasil evaluasi akhir
penelitian.
Variabel
perancu
tersebut antara
lain
diet
(makanan/
Lansia
mengalami
darah
sistolik
dan diastolik
hijau
dapat
menjadi alternatif
bagi
kesehatan/ pengobatan
untuk memperoleh
informasi secara
utuh rencana
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 15 juni
2016 didapatkan data yang muncul pada data fokus (analisa data)
Ny.M yaitu data subjektif klien mengatakan nyeri kepala selama 6
bulan dan tidak pernah diobati.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.M adalah Nyeri akut b.d
peningkatan vaskuler serebral, resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi, resiko jatuh
berhubungan dengan gangguan keseimbangan tubuh, intoleransi
aktivitas
berhubungan
kebutuhan oksigen.
dengan
ketidakseimbangan
suplai
dan
80
dan intensitas
(skala
0-10). Catat
faktor-faktor
yang
81
Ny.M bisa tidur dengan nyenyak dan bisa melakukan aktivitas yang
berat. Tindakan pemberian teh hijau ini bermanfaat untuk kesembuhan
Ny.M.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi pasien
Diharapkan pasien mengaplikasikan tindakan pemberian teh hijau
pada penyakit hipertensibila dirasakan terjadi kekambuhan.
2. Bagi Perawat
a. Mampu mengaplikasikan pemberian Teh Hijau sebagai tindakan
mandiri perawat untuk menurunkan tekanan darah.
b. Mampu berfikir kritis dalam melakukanaplikasi
tindakan
ini
diharapkan
dapat
menambah
ilmu
82