Makalah Tugas Iht KESUBURAN TANAH Atau LAHAN
Makalah Tugas Iht KESUBURAN TANAH Atau LAHAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Hara dan Tanah Semester Enam
Oleh :
Dian Wahyu Kemalaputri
24020113130115
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
unsur
hara,
cadangan
unsur
hara
dan
BAB II
ISI
biologi
tanah
yang
terukur,
yang
terkorlasikan
dengan
tanah
merupakan
kemampuan
tanah
menghasilkan
Kesuburan Fisika
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur,
kadar air tanah, drainase dan porisitas tanah.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman
terjadi secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada
umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi
persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah
yang padat (Elisa, 2002).
Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan
akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat.
Hal
ini
disebabkan
perkembangan
akar
pada
tanah
berstruktur
Kesuburan Kimia
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan.
Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan
jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah
juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah
ditebarkan ke tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah,
reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa
(KB), dan kemasaman. Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau
pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang
menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan
tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada
kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada
ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil
dari pada ion OH- larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau
memiliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation
Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa
oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh
tanaman. Kemasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayahwilayah bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa
dari kompleks jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basabasa habis tercuci, tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominant
yang menyebaabkan tanah bereaksi masam (Coleman dan Thomas, 1970).
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah
rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak
mengandung asam sulfat sedangakan di daerah kering atau daerah dekat
pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung
garam natrium. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap
oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar
tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar
unsur hara mudah larut dalam air. pH tanah juga menunjukkan keberadaan
unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah asam banyak
ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat
phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam
unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro
seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga
menjadi
racun
bagi
tanaman.
pH
tanah
sangat
mempengaruhi
Kesuburan Biologi
Sifat biologi tanah meliputi bahan organik tanah, flora dan fauna
tanah (khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan
Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan
polusi tanah (Elisa, 2002).
air
akan
sulit
juga
untuk
ditanami.
berpengaruh terhadap
Dilihat
dari
tingkat
kesuburannya
tanah
dibedakan
sebagai
berikut :
1. Tanah muda, yaitu tanah dengan kandungan zat makanan yang belum
banyak sehingga tingkat kesuburannya masih relatif rendah.
2. Tanah dewasa, yaitu tanah dengan kandungan zat makanan sangat
banyak sehingga tanah ini sangat subur. Tanah inilah yang
sangat baik untuk pertanian
3. Tanah tua, yaitu tanah dengan kandungan zat makanan yang sudah
mulai berkurang, sehingga tingkat kesuburannya juga mulai
berkurang.
4. Tanah sangat tua, yaitu tanah dengan kandungan zat makanan sangat
sedikit bahkan hampir habis, sehingga ada yang menyebut jenis tanah
ini sebagai tanah yang mati. Tanah ini sangat tidak subur (Hanafiah,
2005).
Partikel Liat
Bahan organik menjadi makanan cacing tanah dan cacing ini mampu
memperbaiki stabilitas agregat tanah dan porositas tanah.
Kalau agregat tanah tidak stabil dan bercerai-berai, maka bagian-bagian
yang kecil akan mengisi pori tanah sehingga akan merusak aerasi/porositas tanah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efek utama bahan organik terhadap
struktur tanah adalah melalui perbaikan aerasi tanah untuk tanah-tanah berat dan
perbaikan WHC untuk tanah-tanah berpasir (Berman, 1994).
2.
3.
Pertimbangan ekonomis
4.
5.
Pengikisan sub-soil
6.
Pencemaran lingkungan
7.
Bencana Alam
Aryantha (2002) menjelaskan ada tiga konsep untuk memperbaiki
adalah
Pertanian
dengan
masukan
rendah
tetapi
tanah, air, iklim dan manusia) sehingga saling melengkapi dan memberikan
efek sinergi yang luar biasa.
Prinsip dasar LEISA adalah menjamin kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman, khususnya dengan mengelola bahan organik dan
meningkatkan kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (soil regenerator),
mengoptimalkan ketersediaan dan menyeimbangkan aliran unsur hara,
khususnya melalui penambatan Nitrogen, pendaur ulangan unsur hara dan
pemanfaatan pupuk luar sebagai pelengkap,, meminimalkan kerugian sebagai
akibat radiasi matahari, udara dan air dengan pengelolaan iklim mikro,
pengelolaan air dan pengendalian erosi, saling melengkapi dan sinergi dalam
penggunaan sumberdaya genetik yang mencakup penggabungan dalam sistem
pertanian terpadu dengan tingkat keanekaragaman fungisonal tinggi .
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan
oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah
yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman.
3.2 Kesuburan tanah ditentukan oleh faktor keadaan fisika, kimia dan biologi
tanah. Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman efektif, tekstur, struktur,
kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah meliputi reaksi tanah
(pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya unsur hara,
cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman.
Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi bahan organik tanah, flora dan
fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan
Algae), interaksi mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan
polusi tanah.
3.3 Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung sejumlah faktor
pembentuk tanah yang merajai di lokasi tersebut, yaitu: bahan induk, iklim,
relief, organisme, atau waktu.
3.4 Usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah pertanian
secara berkelanjutan adalah dengan pemberian bahan organik. Penambahan
bahan organik sangat membantu dalam memperbaiki tanah yang terdegradasi
DAFTAR PUSTAKA
Aryantha. 2002. Development of Sustainable Agricultural System, One day
Discussion on The minimization of Fertilizer Usage, Menristek-BPPT, 6th
May 2002, Jakarta.
Berman D. Hudson. 1994. Soil organic matter and available water capacity.
Journal of Soil and Water Conservation March/April 1994 vol. 49 no. 2
189-194.
Coleman, N dan Thomas H. 1970. Analisis Fisika dan Kimia Tanah. Lampung :
Universitas Lampung.
Elisa. 2002. Sifat-sifat Fisika Tanah. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi.
PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.
Hairiah dkk 2000. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Bogor: ICRAF
Tejoyuwono,Notohadiprawiro,
dkk.
2006.
Pengelolaan
Kesuburan
Tanah