Karya Tulis Tetap Sehat Dengan Secangkir
Karya Tulis Tetap Sehat Dengan Secangkir
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Kopi
Kata kopi atau dalam bahasa Inggris coffee berasal dari bahasa Arab
yaitu qahwah, yang berarti kekuatan. Istilah ini kemudian digunakan oleh
negara-negara lainnya melalui perubahan lafal menjadi caf (Perancis), caffe
(Italia), kaffe (Jerman), koffie (Belanda), coffee (Inggris), dan coffea (Latin).
Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.
Pada awalnya orang-orang Eropa mengira kopi berasal dari Yaman,
negara
di
ujung
selatan
Semenanjung
Arab.
Tapi
bukti
botanis
mengungkapkan bahwa Coffea arabica adalah jenis kopi terbaik di dunia yang
berasal dari dataran tinggi Ethiopia. Hubungan dagang yang terjadi kurang
lebih 800 tahun SM kemungkinan menjadi alasan utama biji kopi arabika
akhirnya bisa menyeberangi Laut Merah menuju Yaman.
Pada masa itu, kopi terlebih dahulu digunakan sebagai obat. Setelah
beberapa waktu kemudian kopi mulai dinikmati sebagai minuman seperti yang
kita kenal sekarang. Terlepas dari legenda, mitos, dan klaim berbagai pihak,
sejarah mencatat penanaman komersial kopi pertama kali dilakukan di dataran
Arab pada abad ke-15. Dalam waktu yang lama, perdagangan komoditi ini
dijaga dengan sangat ketat, di mana para petani Arab berusaha dengan
berbagai cara untuk mencegah bibit tanaman kopi mereka keluar dari wilayah.
Bahkan pada masa itu haram hukumnya dan bisa dihukum mati bila membawa
biji kopi yang tidak direbus atau disangrai keluar dari Semenanjung Arab.
Namun seiring waktu berjalan, biji kopi serta bibit tanaman kopi
akhirnya tersebar ke daerah Aden, Mesir, Suriah, serta Turki, di mana kopi
kemudian terkenal sebagai anggur arab. Dari Semenanjung Arab kopi
dibawa ke India oleh peziarah dari India bernama Baba Budan sekitar tahun
1650 dengan cara menelan tujuh biji kopi ke dalam perutnya. Biji kopi
tersebut kemudian ditanam di Chickmaglur, India Selatan, dan berkembang
dengan subur.
Dari Semenanjung Arap pula kopi selanjutnya menyebar ke Eropa dan
menjadi populer pada abad ke-17. Saat itu Belanda tercatat sebagai negara
pengimpor kopi dalam skala besar dari pelabuhan Mocha, Yaman ke Eropa.
Dan dengan cepat kopi pun menyebar ke seluruh Eropa, termasuk Italia,
Inggris, dan Perancis. Karena biji kopi tidak bisa tumbuh dengan baik di iklim
dingin Eropa, dan hanya dapat tumbuh di dataran tinggi daerah tropis.
Karenanya pedangang Belanda membawa biji kopi ini ke Sri Lanka dan Pulau
Jawa.
Pada abad ke-18, pedagang serta kolonis memperkenalkan kopi pada
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Lingkungan alamnya terbukti
merupakan tempat yang tepat untuk bertanam kopi sehingga kopi dapat
tumbuh menyebar dengan cepat. Namun, pada awal kedatangannya kopi
kurang mendapat perhatian karena masyarakat di sana lebih menyukai
minuman beralkohol seperti anggur. Minat orang Amerika terhadap kopi baru
tumbuh pada awal abad ke-19, menyusul terjadinya perang pada tahun 1812,
dimana akses impor teh terputus sementara. Seiring waktu berjalan, kopi
mulai mendapat tempat sebagai minuman sehari-hari hingga kopi dijadikan
minuman nasional di Amerika Serikat dan menjadi menu utama di meja-meja
makan pagi. Bahkan kedai kopi waralaba asal Seattle bernama Starbucks yang
berdiri di tahun 1971 kini sudah menjadi kedai kopi waralaba terbesar di dunia
dengan lebih dari 5.000 gerai di seluruh dunia.
2.2 Minuman Terlarang
Perjalanan kopi menjadi minuman yang paling digemari di dunia
ternyata tidaklah mulus. Ada masa-masa di mana kehadiran kopi sangat
diharamkan dan dinyatakan sebagai minuman terlarang.
akibat
koffiestelsel
kemudian
berlanjut
dengan
cultuurstelsel alias sistem tanam paksa. Melalui sistem tanam paksa yang
diciptakan Johannes van den Bosch (1780-1844) ini, rakyat diwajibkan untuk
menanam komoditi ekspor milik pemerintah, termasuk kopi pada seperlima
tanah yang digarap, atau bekerja selama 66 hari di perkebunan-perkebunan
milik pemerintah. Akibatnya terjadi kelaparan di tanah Jawa dan Sumatera
pada tahun 1840-an. Namun berkat cultuurstelsel itu Jawa menjadi pemasok
biji kopi terbesar di Eropa. Di antara tahun 1830-1834 produksi kopi arabika
di Jawa mencapai 26.600 ton, selang 30 tahun kemudian produksi kopi tadi
meningkat menjadi 79.600 ton.
Titik puncak produksi kopi di Jawa pada abad ke-19, yang pada tahun
1880-1884 mencapai 94.400 ton. Saat itu, kopi memainkan peran lebih
penting dari gula tebu. Nilai ekspor kopi rata-rata tahun 1865-1870 mencapai
25.965.000 gulden, dan dalam periode yang sama nilai ekspor rata-rata gula
tebu hanya mencapai 8.416.000 gulden.
Kejatuhan kopi Jawa dimualai ketika serangan penyakit kopi melanda
pada tahun 1878. Seluruh perkebunan di seluruh Nusantara terkena hama
penyakit kopi yang disebabkan oleh Hemileia vasatrix. Penyakit ini
membunuh semua tanaman arabika yang tumbuh di dataran rendah. Kopi
arabika yang tersisa hanyalah yang tumbuh di lahan setinggi lebih dari 1.000
meter di atas permukaan laut. Meskipun demikian, sisa tanaman kopi arabika
masih dijumpai di kantong penghasilan kopi di Indonesia atara lain dataran
tinggi Ijen (Jawa Timur), tanah tinggi Toraja (Sulawesi Selatan), serta lereng
bagian atas pegunungan Bukit Barisan (Sumatera), seperti Mandailing,
Lintong, dan Sidikalang (Sumatera Utara), serta dataran tinggi Gayo (DI
Aceh).
Setelah kopi arabika, mulai diperkenalkan kopi liberika yang lebih
tahan lama, namun ternyata terserang hama lagi. Kemudian kopi Robusta
mulai diperkenalkan di Indonesia pada awal 1900-an untuk mengganti kopi
liberika dan arabika yang hancur lantaran hama. Kopi yang tahan terhadap
hama ini menjadi alternatif yang tepat terutama untuk perkebunan kopi di
daerah dataran rendah. Saat ini, produksi kopi di Indonesia menempati
peringkat keempat terbesar di dunia.
2.4 Proses Pembuatan Kopi
Butuh perjalanan yang berliku-liku dan juga perlakuan istimewa agar
si biji hitam ini bisa menghadirkan cita rasa yang berkualitas, nikmat, dan
menyegarkan.
2.4.1
Pertumbuhan Tanaman
Tanaman kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon yang
temasuk dalam famili rubiaceae dan genus coffea. Tanaman ini tumbuh
tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12
meter. Daunnya mengkilap berbentuk bulat telur dengan ujung agak
meruncing, dan pertumbuhan daunnya berhadapan dengan batang, cabang,
dan ranting-ranting.
Sekalipun bisa tumbuh hingga 12 meter, pohon kopi tidak pernah
dibiarkan tumbuh tinggi melebihi tinggi orang dewasa. Pohon yang
menjulan tinggi akan menyebabkan biji kopi tumbuh menyebar dan hanya
akan menyulitkan pemanenan dan perawatan. Karena itulah, pohon kopi
selalu dipangkas secara berkala agar tumbuh menyamping.
Di musim hujan, tanaman kopi membutuhkan sinar matahari
sebanyak 50 persen, sedangkan pada musim kemarau hanya membutuhkan
sampai merusak ranting pohon induknya. Selain itu, pohon kopi juga tidak
bisa dipetik setiap hari. Setelah pemetikan yang pertama, selang 12 hari
kemudian barulah pemetikan boleh dilakukan kembali pada pohon yang
sama. Kulit merah pada buah kopi ini rasanya manis, namun setelah proses
pengupasan, kulit buah akan dibuang dan dijadikan kompos atau pupuk
organik. Yang diambil hanya bijinya saja.
Untuk mendapatkan bijinya, kopi harus dipisahkan dari tiga lapis
kulit dan selapis daging buahnya. Proses pengupasan ini memang
memerlukan proses yang cukup kompleks dan proses tersebut nantinya
juga akan menentukan penampilan, kualitas rasa, dan harga biji kopinya.
Perkebunan kopi kecil biasanya lebih menyukai pengupasan
dengan sistem kering karena tidak membutuhkan pengadaan peralatan
khusus yang harganya pun terbilang mahal. Caranya, setelah dipetik bijibiji kopi itu kemudian dijemur di bawah terik matahari seperti halnya
menjemur padi, dalam waktu 3 minggu. Setelah kulit luarnya terkelupas,
biji kopi dijemur kembali dan dikeringkan dengan mesin. Sebaliknya,
perkebunan kopi besar lebih memilih sistem pengupasan basah karena
terbilang lebih efektif. Caranya, buah kopi dicuci dalam sebuah tempat
yang dialiri air terus menerus hingga biji kopi terpisah dari kulitnya.
Setelah melalui proses pengeringan dan penyortiran, biji kopi siap
dikemas dalam karung goni untuk kemudian dijual ke tempat
penyangraian. Uniknya, untuk menjaga kualitas kopi olahan, ada beberapa
pabrik kopi yang tidak langsung menyangrai biji kopi yang dibeli dari
petani. Akan tetapi menyimpan biji-biji kopi itu selama 5-8 tahun lamanya,
konon itulah waktu terbaik untuk menyimpan biji kopi. Semakin lama
waktu penyimpanan, maka semakin rendah pula kandungan kafein dalam
kopi.
2.4.4
Pemanggangan
Proses pemanggangan kopi menyebabkan biji kopi kehilangan
kadar air, protein, kafein, dan sejumlah zat kimia lainnya. Gula di
dalamnya juga terkaramelisasi sehingga menyebabkan perubahan warna,
bentuk, rasa, dan kompleksitas. Selama pemanggangan itu, keluar pula
10
minyak dari dalam biji kopi sehingga biji kopi tampak mengkilap setelah
dipanggang. Kualitas pemanggangan menentukan kualitas cita rasa ketika
disajikan sebagai minuman. Karena itu, selama dipanggang, biji kopi harus
dipanaskan pada mesin pemanggang yang terus berputar sehingga semua
biji terpanggang rata. Durasi pemanggangan pun harus tepat. Bila kurang
lama, biji kopi tidak matang benar, namun jika terlalu matang maka akan
gosong, rasanya pun menjadi pahit dan baunya kurang sedap. Hilangnya
kadar air saat pemanggangan menyebabkan kualitas kopi menyusut.
Durasi pemanggangan kopi tergantung dari jenis biji kopinya. Biji
kopi asal Indonesia tidak sepadat biji kopi Amerika Latin, jadi proses
pemanggangan hanya sebentar antara 5-7 menit. Jarang ada yang kuat
dipanggang selama 11-15 menit seperti kopi Amerika Latin, jika
dipaksakan akan gosong dan aroma kopi akan hilang saat diseduh. Dan
apabila proses pemanggangan dijalankan dengan baik, maka biji kopi akan
mengeluarkan aroma yang segar dan begitu menggugah selera.
2.4.5
Kualitas
Kualitas biji kopi sangat ditentukan oleh ketinggian tanah tempat
tumbuhnya, dan juga spesies tanamannya. Namun, variable lain yang ikut
berperan adalah proses pengolahannya mulai dari saat penanaman,
pemetikan, pengupasan, pengeringan, hingga proses pemanggangannya.
Karena itu, proses pengolahan yang cermat akan menjadikan mutu kopi
menjadi berkualitas. Setelah proses pengolahan, variable terakhir yang
menentukan kualitas adalah aroma dan rasa saat dituangkan dalam cangkir
yang kita minum. Penilaian kualitas akan berakhir setelah aroma kopi
masuk ke hidung dan rasa kopi dicecap lidah.
2.4.6
menentukan kualitas kopi saat kita minum. Itulah alasannya saat minum
11
secangkir kopi panas, yang pertama kali harus dilakukan adalah menikmati
aromanya. Setelah itu barulah kopi diseruput masuk ke mulut dan dicecap
lidah untuk kemudian dideskripsikan cita rasanya. Proses semacam itulah
yang biasa disebut coffee tasting, yakni smell (mencium), slurp
(menyeruput), dan describe (menggambarkan).
2.5 Kopi Organik
Kemasan kopi organik dan nonorganik memang nyaris tak bisa
dibedakan, kecuali harganya yang sedikit lebih mahal lantaran kopi organik
menawarkan kualitas kopi yang lebih baik bagi kesehatan daripada kopi
nonorganik.
Bisa dibilang tampilan buah pada kopi organik sedikit jelek atau
sedikit kusut ketimbang kopi nonorganik. Rasa kopinyapun bisa dibilang
kurang nendang untuk peminum kopi sejati. Walaupun sedikit jelek, namun
kopi ini bermutu tinggi karena ditumbuhkan secara alami tanpa menggunakan
pestisida dan pupuk buatan. Beberapa perkebunan yang menanam kopi ini
memang memperhatikan sekali kualitas kopi yang mereka tanam. Mereka
memupuk pohonnya dengan pupuk alami seperti kotoran ternak hingga
dedaunan dari pohon yang tumbuh menjulang melindungi tanaman kopi. Tak
hanya itu saja, kulit kopinya tidak dibuang, namun diolah menjadi pupuk
alami. Jadi, tak ada yang terbuang sia-sia.
Untuk membunuh hama pengganggu, para petani tidak menggunakan
pestisida, melainkan dengan menanam tanaman yang sangat ditakuti hama
kopi, yaitu orok-orok atau Ketrosia candida, ini adalah pupuk alami sekaligus
perangkap hama yang mengganggu tanaman kopi. Untuk hama kutu dompol
hanya menggunakan selang air untuk mengusirnya.
Walaupun harganya yang terbilang mahal, namun semakin hari
semakin bertambah bagi peminat kopi ini. Kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat cara alami dengan mengonsumsi makanan bebas zat kimia berbahaya
12
adalah pemicu laris manisnya produk organik. Manfaat kopi ini akan langsung
terasa begitu mencicipinya. Tubuh akan menjadi sehat dan hidup pun makin
berkualitas.
2.6 Manfaat Kopi Bagi Kesehatan
Seringkali orang bilang kopi itu tidak baik bagi kesehatan. Alasannya,
kandungan kafein yang ada di dalam kopi bisa mendatangkan berbagai
penyakit sehingga oleh sebagian orang kopi dikutuk dan dicampakkan ke
dalam golongan minuman tak sehat. Ketika tubuh mulai sakit-sakitan, kopi
segera dienyahkan dari menu harian.
Dalam penelitian, kopi memberikan banyak manfaat bagi manusia jika
diminum dengan dosis yang tepat, maksimal tiga cangkir kopi per hari setara
dengan 300 gram kafein yang terkandung dalam kopi. Kandungan kafein
dalam secangkir kopi biasanya 100 gram, sehingga tiga cangkir kopi per hari
masih dalam dosis yang aman. Bagaimanapun, kopi memiliki efek positif dan
efek negatif bagi kesehatan.
2.6.1
belum juga reda hingga saat ini. Meski demikian, sejumlah penelitian
berhasil membuktikan beberapa manfaat positif kopi bagi kesehatan.
a. Mengurangi derita sakit kepala
Faktanya, kandungan kafein pada kopi atau teh dalam dosis
tertentu dapat mengurangi derita sakit kepala. Penderita migran dapat
disembuhkan dengan secangkir kopi atau teh hitam. Jadi, sebelum
memutuskan untuk mengonsumsi obat, coba dulu untuk menyembuhkan
dengan minum secangkir kopi. Kafein ditambahkan pada obat penawar
sakit karena bisa meningkatkan penyerapan dalam peningkatan efek
13
14
kopi
berbahaya
bagi
penderita
tekanan
darah
meningkat
tajam.
hipertensi
Kopi
karena
juga
bisa
15
16
18
d. Takaran saji
Perbandingan tepat antara air dan kopi yang dimasukkan ke dalam
cangkir juga menentukan kualitas secangkir kopi yang dibuat. Agar
takarannya pas, masukkan 1-1,5 sdm kopi bubuk untuk setiap 200 ml air
mendidih, lalu aduk hingga merata.
2.9 Cerita Unik Tentang Kopi
Barangkali tak pernah terbayangkan di benak Anda sebelumnya jika
secangkir kopi yang nikmat menyimpan kisah perjalanan unik dari waktu ke
waktu. Di sejumlah tempat dan negara ada beberapa legenda dan mitos
mengenai kopi, meskipun kisah-kisah tersebut bercampur aduk antara mitos
dan sejarah.
2.9.1
19
2.9.2
cerita yang ditulis penulis asal Jerman, Adam Oelshlazer, di abad ke-17.
Dalam cerita berjudul Relation of a Voyage to Muscovie, Tartary and
Persia, penulis tersebut mengolok-olok raja Persia yang begitu senang
minum kopi, tetapi kurang tertarik dengan wanita bahkan istri-istrinya.
Bahkan konon istri raja tersebut ikut menyindir sang raja dengan
menyuruh para tukang pemelihara kuda-kuda kerajaan agar tidak perlu
mengebiri kuda-kuda jantan yang terlalu agresif supaya lebih jinak.
Melainkan, mereka cukup memberi makan kuda-kuda jantannya dengan
kopi setiap pagi karena kuda-kuda itu akan kehilangan gairah dengan
sendirinya dan lebih jinak. Cerita yang sarkastis ini konon sempat
menghancurkan perdagangan kopi selama 50 tahun di Perancis Selatan.
Tentu saja, kisah di atas hanyalah dua dari banyaknya legenda dan
mitos yang belum jelas asal-usul dan fakta kebenarannya. Karenanya, Anda
boleh percaya, boleh juga tidak mempercayainya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Selama
beberapa
tahun
belakangan
ini,
para
ahli
telah
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sofiana, Nadya. 2011. 1001 Fakta Tentang Kopi. Yogyakarta. Cahaya Atma
Pustaka.
Davids, Kenneth. 2001. Coffee, A Guide to Buying, Brewing and Enjoying.
New York. St. Martins Griffin.
Website
http://www.kedaisinau.multiply.com/Sejarah Kopi dan Kedai Kopi
http://www.mediaindonesia.com/Selasa, 07 Juni 2008 18:00 WIB. Mitos
Seputar Kopi
http://www.pikiran-rakyat.com/Minggu,
08
November
2009.
Sejarah
22