NAMA :
LAILATUL JANNAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penyusunan paper ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun guna menuju kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Maarif NU Benjeng.
2. Bapak dan Ibu guru serta pihak yang telah member motivasi kepada penulis.
3.
Kedua orang tua beserta teman teman yang selalu memberi dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini dapat berguna
Benjeng,
Penulis
2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 1
D. Metode Penelitian............................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Keadaan Lokasi................................................................................................... 2
B. Sejarah Candi Prambanan................................................................................... 2
C. Nilai apa yang terkandung dalam candi prambanan..................................... 5
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
(rambut ekor kuda pengusir lalat), dan Trisula. Arca ini mengenakan
Upawita (tali kasta) berbentuk ular naga. Siwa digambarkan
menggunakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran
kepala, cakar, dan ekor harimau di pahanya. Sebagian sejarawan
beranggapan bahwa arca siwa ini merupakan perwujudan dari raja
balitung sehingga setelah raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu
kembali dengan dewa penitisnya yaitu siwa. Arca siwa ini berdiri di atas
lapik Bunga Padma di atas landasan persegi berbentuk Yoni yang pada
sisi utaranya terukir Ular Naga. Tiga ruang yang lebih kecil lainnya
menyimpan arca-arca yang ukurannya lebih kecil yang berkaitan dengan
siwa. Di dalam ruang selatan terdapat Resi Agastya, Arca Ganesha putra
siwa di ruang barat, dan di ruang utara terdapat arca sakti atau istri
siwa, Durga Mahisasuramardini, yang menggambarkan sebagai durga
pembasmi Mahisasura, Raksasa Lembu yang menyerang Swargaloka.
2) Candi Brahma
Luas dasar candi ini 20 m 2, dan tingginya 37 m. di dalam satusatunya ruangan yang ada, berdiri Arca Brahma berkepala 4 dan
berlengan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah
satu tangannya memegang tasbih dan yang satunya memegang
Kamandalu. Kekempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci
Weda masing-masing menghadap keempat arah mata angin. Keempat
lengannya menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta, ia
membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarkan
waktu. Dasar kaki candi juga dikelilingi selasar yang dibatasi Pagar
Langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalah terpahat relief
lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada Candi Siwa hingga
tamat.
3) Candi Wisnu
Bentuknya, ukuran, dan hiasan dinding luarnya sama dengan Candi
Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdiri Arca Wisnu
bertangan 4 memegang Gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan
sebelah dalam terpahat relief cerita Kresna Avatara atau penjelmaan
Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.
4) Candi Nandi
Luas dasarnya 15 m 2, dan tingginya 25 m. di dlam stau-satunya
ruangan, ada arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan
panjang +2 m. di sudut belakngnya disebelah kiri dan kanannya terdapat
arca Dewa Candra (Dewa Bulan) dan Dewa Surya (Dewa Matahari).
Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 10
ekor kuda. Surya berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda.
Dan candi ini sudah runtuh.
5) Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak berisi apapun. Luas
dasarnya 13 m2, dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya dipakai
untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.
6) Candi Garuda
Bentuk, ukuran, serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terdapat area kecil yang
berwujud seekor Garuda di atas seekor naga. Garuda adalah kendaraan
Dewa Wisnu.
7) Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2, dan tingginya 16 m. ruangannya kosong,
mungkin candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candicandi induk. Karena keindahannya ia mungkin digunakan untuk
menanamkan estetika dalam kompleks percandian prambanan.
8) Candi Kelir
Luas daerahnya 1,55 m2, dan tingginya 4,10 m. candi ini tidak
mempunyai tangga masuk, fungsinya sebagai penolak bala.
9) Candi Sudut
Ukuran candi-candi ini sama dengan Candi Kelir.
10) Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman
dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin.
Dinding kedua berukuran panjang 225 m di tiap sisinya. Di antara dua
dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri
atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris.
Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang semakin
ke tengah sedikit semakin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran
lebih kecil daripada candi utama. candi perwara disusun dalam empat
baris konsentris, baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52
candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar
terdiri atas 68 candi. masing-masing Candi Perwara ini berukuran tinggi
14 m dengan tapak denah 6 x 6 m. kesemua Candi Perwara ini
mempunyai satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya,
kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan pintu masuk
menghadap ke dua arah luar. Jika kebanyakan atap candi di halaman
dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap Candi Perwara berbentuk
ratna yang melambangkan permata. Sesungguhnya ada banyak candi yang
ada di halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar. Bentuk
Candi Perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi
ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan
persembahan bagi Raja. Sementara ada pendapat yang mengaitkan empat
baris Candi Perwara melambangkan empat Kasta, dan hanya orang-orang
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dan uraian tentang candi prambanan di atas, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Manfaat candi Prambanan bagi pelajar untuk mengenal lebih luas dan
mendalam tentang sejarah candi Prambanan, benda-benda bersejarah yang
ada di dalam candi Prambanan, serta memberi motivasi bagi pelajar
supaya lebih peduli dengan peninggalan yang sangat bersejarah, serta
menjaganya agar tidak dirusak oleh tangan jail manusia.
2. Candi Prambanan merupakan peninggalan pada zaman dahulu baik
sebagai tempat suci atau tempat beribadah bagi umat Hindu dan tempat
dilaksanakannya upacara-upacara penting bagi kerajaan zaman dahulu dan
agama Hindu. Kini, candi Prambanan berperan sangat penting sebagai
sarana ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan di kalangan
pelajar.
3. Candi Prambanan juga merupakan salah satu peranan dalam melestarikan
kebudayaan bangsa.
3.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
dalam hal ini penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umumnya, dengan adanya
candi prambanan atau peninggalan bersejarah lainnya, agar dijaga
kelestariannya serta adanya perkembangan dalam melengkapi fasilitas yang
belum terpenuhi dalam kompleks candi Prambanan.
2. Pemerintah diharapkan dapat memberi bantuan modal maupun motivasi
untuk meningkatkan kesempurnaan dalam pemugaran candi Prambanan
maupun dalam pembangunan fasilitas lain yang berada di lingkungan candi
Prambanan.
3. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di kompleks candi
Prambanan khususnya dalam menjaga benda-benda bersejarah yang ada di
candi Prambanan.
4. Kepada pengunjung, supaya dapat selalu menjaga kebersihan wilayah candi
Prambanan dan dapat menjaga keindahan serta keaslian candi Prambanan.
5. Dan kepada pengurus candi Prambanan agar selalu menjaga ketertiban
supaya kompleks percandian Prambanan tidak di rusak oleh tangan-tangan
jail.
10
DAFTAR LAMPIRAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Unit Taman Wisata Candi Prambanan. Candi Prambanan. Klaten : PT. Taman
Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Baka.
Drs. Safroedin Bahar. 1991. Perjuangan Menuju Persatuan dan kesatuan
Bangsa. Semarang : PT Mandira jaya Abadi.
Suyatmo . 2009. Candi Prambanan. Surabaya : Yudhistira.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
1995
.Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia
Yang
12