Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUGAS PPK PT. PERUSAHAAN


SIDO MUNCUL

NAMA :
LAILATUL JANNAH

SMK HIDAYATUL UMMAH


BALONGPANGGANG
TAHUN PELAJARAN 2016 - 2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penyusunan paper ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun guna menuju kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Kepala Sekolah SMA Maarif NU Benjeng.
2. Bapak dan Ibu guru serta pihak yang telah member motivasi kepada penulis.
3.

Kedua orang tua beserta teman teman yang selalu memberi dukungan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini dapat berguna

sebagai pembantu memberikan wawasan tentang keadaan candi prambanan yang


telah di pelajari dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis
khususnya.Amin

Benjeng,
Penulis

2016

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................ 1
D. Metode Penelitian............................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Keadaan Lokasi................................................................................................... 2
B. Sejarah Candi Prambanan................................................................................... 2
C. Nilai apa yang terkandung dalam candi prambanan..................................... 5
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Objek wisata yang ada di Indonesia, khususnya di pulau jawa merupakan
suatu wahana yang berperan sangat penting untuk menjadi bekal peserta
didik yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru di
samping ilmu pengetahuan yang selama ini di peroleh di bangku sekolah.
Objek wisata yang di observasi oleh siswa-siswi merupakan kekayaan
hayati maupun sebagai peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Salah satu
objek tersebut seperti candi prambanan yang mengenalkan kepada generasi
muda tentang gambaran dan keanekaragaman budaya yang di miliki oleh
negeri kita dan seluruh wilayah Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,
sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan lokasi
2. Bagaimana sejarah tentang
3. Nilai apa yang terkandung

penulis dapat merumuskan masalah penelitian


candi prambanan ?
candi prambanan ?
dalam candi prambanan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah, peristiwa dan benda-benda yang ada di candi
prambanan sebagai sarana peningkatan ilmu pengetahuan.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa-siswi SMA
MAARIF NU BENJENG
3. Untuk mengetahui peranan candi prambanan sebagai tempat bersejarah di
Indonesia bagi pelajar.

1.4 Metode Penulisan


Adapun metode penelitian yang di gunakan penulis:
- Metode Observasi (Pengamatan Secara Langsung)
- Metode Dokumentasi (Pengumpulan Data)
- Metode Interview (Wawancara)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Lokasi


Candi Prambanan atau yang sering disebut dengan candi Loro
Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara
kabupaten Sleman dan Klaten, letaknya persis diperbatasan propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km ke arah
timur dari kota Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo.
Komplek Percandian Prambanan ini masuk kedalam 2 wilayah yakni komplek
bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur
masuk wilayah provinsi Jawa Tengah.
Percandian Prambanan berdiri disebelah timur Sungai Opak kurang
lebih 200 m sebelah utara Jl. Raya Yogya-Solo. Gugusan candi ini dinamakan
Prambanan karena terletak di daerah Prambanan. Nama Loro Jonggrang
berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang
jonggrang atau gadis jangkung putri Prabu Boko.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Sejarah
Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu terbesar di
Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 M. candi ini dipersembahkan
untuk Trimurti, Tiga Dewa utama Hindu yaitu Dewa Siwa sebagai
Dewa Pemusnah, Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, dan Dewa
Wisnu sebagai Dewa Pemelihara. Berdasarkan Prasati Siwargha nama
asli kompleks candi ini adalah Siwargha (bahasa Sansekerta yang
berarti Rumah Siwa), dan memang di Garbagriha (ruang utama) candi
ini bersemayam Arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter yang
menunjukkan bahwa di candi ini Dewa Siwa lebih diutamakan.
Beberapa sejarawan lama menduga bahwa pembangunan Candi
Prambanan ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya
atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang
saling bersaing, yaitu Wangsa Sanjaya dan penganut Hindu dan Wangsa
Sailendra penganut Budha. dengan dibangunnya candi ini menandai
bahwa Hinduisme aliran siwa kembali mendapat dukungan dari keluarga
kerajaan, setelah sebelumnya Wangsa Sailendra cenderung lebih
mendukung Budha aliran Mahayana.
Ditemukannya nama Pikatan pada candi utama yaitu pada Prasasti
Siwargrha ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini di bangun oleh

Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan Rakai Balitung maha sambu


berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M Prasasti Siwargrha sebagai
manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang
besar. Dalam prasasti ini juga disebutkan bahwa saat pembangunan
Candi Siwargha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan umum
perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini,
sungai yang dimaksud adalah Sungai Opak yang mengalir dari Utara ke
Selatan sepanjang sisi Barat kompleks Candi Prambanan. Sejarawan
menduga bahwa sesungguhnya aliran sungai ini berbelok melengkung ke
arah Timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi sehingga erosi
sungai dapat membahayakan konstruksi candi. proyek tata air ini
dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong
lengkung sungai dengan poros Utara-Selatan sepanjang dinding Barat di
luar kompleks candi. bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk
memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan Candi
Perwara (Candi Pengawal atau Candi Pendamping).
Beberapa Arkeolog berpendapat bahwa Arca Siwa di Garbagriha
dalam Candi Siwa sebagai candi utama merupakan arca perwujudan
Raja Balitung sebagai arca pedharmaan anumerta beliau. Kompleks
bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang
Mataram berikutnya, seperti Raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas
dengan membangun ratusan candi tambahan di sekitar candi utama.
Karena kemegahan candi ini, candi prambanan berfungsi sebagai candi
agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya berbagai upacara penting
kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya, sejarawan menduga bahwa
ratusan Pendeta Brahmana dan murid-muridnya berkumpul dan
menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari Kitab Weda dan
melaksanakan berbagai ritual dan upacara Hindu, sementara pusat
kerajaan atau keraton Kerajaan Mataram diduga terletak di suatu tempat
di dekat prambanan di Dataran Kewu.
2.2.2 Pemugaran
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius
yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903,
Theodoor Van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun
1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst)
di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah
arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan
pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Han hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V. R. Van Romondt hingga pada tahun 1942

dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada Putra


Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran candi induk secara
resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Indonesia
Pertama. Kemudian dilanjutkan dengan pemugaran Candi Brahma Dan
Candi Wisnu. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai serta
diresmikan pada tanggal 23 Maret 1987, sedangkan Candi Wisnu mulai
dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Bapak Presiden
Soeharto pada tanggal 27 April 1991. Kini, beberapa bagian candi
prambanan tengah direnovasi untuk memperbaiki kerusakan akibat
gempa Yogyakarta 2006 lalu, gempa ini telah merusak sejumlah
bangunan dan patung.
2.2.3 Deskripsi bangunan
Kompleks percandian prambanan terdiri atas tiga zona, yaitu zona
bawah, zona tengah, dan zona atas yang semakin ke arah dalam maka
semakin tinggi letaknya. Berturut-turut luasnya 390 m2, 222 m2, dan
110 m2. Zona bawah tidak berisi apapun, zona tengah terdapat
reruntuhan candi-candi perwara, apabila semua candi perwara direnovasi
maka akan ada 224 buah candi yang ukurannya sama yaitu luas dasar
6 m2, dan tingginya 14 m. zona atas adalah zona terpenting yang
diatasnya berdiri 16 candi besar dan kecil. Pintu masuk ke kompleks
bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi
arah hadap bangunan ini adalah ke arah Timur, maka pintu masuk
utama candi ini adalah gerbang Timur. Kompleks candi prambanan
terdiri dari:
a. 3 Candi Trimurti : Candi Siwa, Candi Wisnu, Dan Candi Brahma.
b. 3 Candi Wahana : Candi Nandi, Candi Garuda, Dan Candi Angsa.
c. 2 Candi Apit : terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candicandi Wahana di sisi Utara dan Selatan.
d. 4 Candi Kelir : terletak di empat penjuru mata angin tepat di balik
pintu masuk halaman dalam atau zona inti.
e. 4 Candi Patok : terletak di empat sudut halaman dalam atau zona
inti.
f. 224 Candi Perwara : tersusun dalam empat barisan konsentris
dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar : 44, 52,
60, 68.
Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi
Prambanan. Tetapi kini hanya tersisa 18 candi, yaitu 8 Candi Utama, 8
candi kecil di zona inti, dan 2 Candi Perwara. Banyak Candi Perwara
yang belum dipugar, dari 224 Candi Perwara hanya 2 yang telah
dipugar, dan yang tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan.

Penampang denah Candi Prambanan adalah berdasarkan lahan bujur


sangkar yang terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman
zona ini dibatasi tembok Batu Andesit. Zona terluar ditandai dengan
pagar Bujur Sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 m,
dengan orientasi Timur Laut-Barat Daya. Kecuali gerbang Selatan yang
masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak
yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui,
kemungkinan adalah lahan taman suci atau kompleks asrama brahmana
dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman
luar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak
tersisa.
2.3 Nilai terkandung dalam candi
1) Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 m2, dan tinggi 47 m ini adalah candi
yang terbesar dan terpenting. Dinamakan Candi Siwa karena adanya Arca
Siwa Mahadewa yang merupakan arca terbesar. Bangunan ini dibagi atas
tiga bagian secara vertical, yaitu kaki, tubuh, dan kepala/atap. Kaki candi
menggambarkan Dunia Bawah tempat manusia yang masih diliputi
hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan Dunia Tengah tempat
manusia yang telah meninggalkan keduniawian, dan atap menggambarkan
Dunia Atas yaitu tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula
dengan adanya arca dewa dan makhluk-makhluk lainnya yang
menggambarkan Gunung Mahameru. Candi Prambanan merupakan replika
gunung itu terbukti dengan adanya arca-arca Dewa Lokapala yang
terpahat pada kaki Candi Siwa. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini
dimahkotai modifikasi bentuk Wajra yang melambangkan intan atau
halilintar. Bentuk wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa
yang ditemukan pada kemuncak Candi Budha. Candi Siwa dikelilingi
lorong galeri yang dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana,
terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini
dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk Wajra. Untuk mengikuti
kisah secara urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu
melakukan Pradakshina yaitu berputar mengelilingi candi sesuai arah
jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat lima ruangan, satu ruangan
disetiap arah mata angin dan satu garbagriha. Ruangan timur terhubung
dengan ruangan utama tempat bersemayam sebuah arca siwa mahadewa
setinggi 3 m. arca ini memiliki Lakcana (atribut atau simbol) siwa, yaitu
Chandrakapala (tengkorak di atas bulan sabit), Jatamakuta (mahkota
keagungan), dan Trinetra (mata ketiga) di dahinya. Arca ini memiliki 4
lengan yang memegang atribut siwa, seperti Aksamala (tasbih), Camara

(rambut ekor kuda pengusir lalat), dan Trisula. Arca ini mengenakan
Upawita (tali kasta) berbentuk ular naga. Siwa digambarkan
menggunakan cawat dari kulit harimau, digambarkan dengan ukiran
kepala, cakar, dan ekor harimau di pahanya. Sebagian sejarawan
beranggapan bahwa arca siwa ini merupakan perwujudan dari raja
balitung sehingga setelah raja ini wafat, arwahnya dianggap bersatu
kembali dengan dewa penitisnya yaitu siwa. Arca siwa ini berdiri di atas
lapik Bunga Padma di atas landasan persegi berbentuk Yoni yang pada
sisi utaranya terukir Ular Naga. Tiga ruang yang lebih kecil lainnya
menyimpan arca-arca yang ukurannya lebih kecil yang berkaitan dengan
siwa. Di dalam ruang selatan terdapat Resi Agastya, Arca Ganesha putra
siwa di ruang barat, dan di ruang utara terdapat arca sakti atau istri
siwa, Durga Mahisasuramardini, yang menggambarkan sebagai durga
pembasmi Mahisasura, Raksasa Lembu yang menyerang Swargaloka.
2) Candi Brahma
Luas dasar candi ini 20 m 2, dan tingginya 37 m. di dalam satusatunya ruangan yang ada, berdiri Arca Brahma berkepala 4 dan
berlengan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah
satu tangannya memegang tasbih dan yang satunya memegang
Kamandalu. Kekempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci
Weda masing-masing menghadap keempat arah mata angin. Keempat
lengannya menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta, ia
membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarkan
waktu. Dasar kaki candi juga dikelilingi selasar yang dibatasi Pagar
Langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalah terpahat relief
lanjutan cerita Ramayana dan relief serupa pada Candi Siwa hingga
tamat.
3) Candi Wisnu
Bentuknya, ukuran, dan hiasan dinding luarnya sama dengan Candi
Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdiri Arca Wisnu
bertangan 4 memegang Gada, Cakra, Tiram. Pada dinding langkan
sebelah dalam terpahat relief cerita Kresna Avatara atau penjelmaan
Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.
4) Candi Nandi
Luas dasarnya 15 m 2, dan tingginya 25 m. di dlam stau-satunya
ruangan, ada arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan
panjang +2 m. di sudut belakngnya disebelah kiri dan kanannya terdapat
arca Dewa Candra (Dewa Bulan) dan Dewa Surya (Dewa Matahari).
Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 10
ekor kuda. Surya berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda.
Dan candi ini sudah runtuh.

5) Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tidak berisi apapun. Luas
dasarnya 13 m2, dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya dipakai
untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.
6) Candi Garuda
Bentuk, ukuran, serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa.
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terdapat area kecil yang
berwujud seekor Garuda di atas seekor naga. Garuda adalah kendaraan
Dewa Wisnu.
7) Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2, dan tingginya 16 m. ruangannya kosong,
mungkin candi ini digunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candicandi induk. Karena keindahannya ia mungkin digunakan untuk
menanamkan estetika dalam kompleks percandian prambanan.
8) Candi Kelir
Luas daerahnya 1,55 m2, dan tingginya 4,10 m. candi ini tidak
mempunyai tangga masuk, fungsinya sebagai penolak bala.
9) Candi Sudut
Ukuran candi-candi ini sama dengan Candi Kelir.
10) Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman
dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin.
Dinding kedua berukuran panjang 225 m di tiap sisinya. Di antara dua
dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri
atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris.
Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang semakin
ke tengah sedikit semakin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran
lebih kecil daripada candi utama. candi perwara disusun dalam empat
baris konsentris, baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52
candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar
terdiri atas 68 candi. masing-masing Candi Perwara ini berukuran tinggi
14 m dengan tapak denah 6 x 6 m. kesemua Candi Perwara ini
mempunyai satu tangga dan pintu masuk sesuai arah hadap utamanya,
kecuali 16 candi di sudut yang memiliki dua tangga dan pintu masuk
menghadap ke dua arah luar. Jika kebanyakan atap candi di halaman
dalam zona inti berbentuk wajra, maka atap Candi Perwara berbentuk
ratna yang melambangkan permata. Sesungguhnya ada banyak candi yang
ada di halaman ini, akan tetapi hanya sedikit yang telah dipugar. Bentuk
Candi Perwara ini dirancang seragam. Sejarawan menduga bahwa candi
ini dibiayai dan dibangun oleh penguasa daerah sebagai tanda bakti dan
persembahan bagi Raja. Sementara ada pendapat yang mengaitkan empat
baris Candi Perwara melambangkan empat Kasta, dan hanya orang-orang

anggota kasta itu yang boleh memasuki dan beribadah di dalamnya.


Baris paling dalam hanya boleh dimasuki Kasta Brahmana, berikutnya
hingga baris terluar adalah barisan candi untuk Ksatria, Waisya, dan
Sudra. Sementara pihak lain menganggap tidak ada kaitannya antara
candi perwara dan empat kasta. Barisan Candi Perwara mungkin dipakai
untuk beribadah atau tempat bertapa bagi Pendeta dan umatnya.
11. Museum Prambanan
Di dalam kompleks taman purbakala Candi Prambanan terdapat
sebuah museum yang menyimpan berbagai temuan benda bersejarah
Purbakala. Museum ini terletak di sisi Utara Candi Prambanan, antara
Candi Prambanan dan Candi Lumbung. Museum ini dibangun dalam
arsitektur tradisional Jawa, berupa Rumah Joglo. Koleksi yang tersimpan
di museum ini adalah berbagai batu-batu candi dan berbagai arca yang
ditemukan di sekitar lokasi Candi Prambanan, misalnya arca Lembu
Nandi, Resi Agastya, arca Durga Mahisasuramardini, termasuk pula batu
Lingga Siwa sebagai lambang kesuburan. Replika harta karun emas
temuan Wonoboyo, berupa mangkuk berukir Ramayana, Gayung, Tas,
Uang, dan perhiasan Emas, juga dipamerkan di museum ini. Temuan
Wonoboyo yang asli kini disimpan di Museum Nasional Indonesia di
Jakarta. Replika model arsitektur beberapa candi seperti Candi Prambanan
sendiri, Candi Borobudur, Candi Plaosan juga dipamerkan di museum ini.
Museum ini dapat dimasuki secara gratis oleh pengunjung taman
purbakala prambanan karena tiket masuk taman wisata sudah termasuk
museum ini. Pertunjukan audio visual mengenai Candi Prambanan juga
ditampilkan di sini.
12. Relief
Ramayana dan khrisnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu
Ramayana dan khrishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada
dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang
mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan
gerakan searah jarum jam mengitari candi. Kisah Ramayana bermula di
sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi Brahma temple. Pada
pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang
menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu.
Relief Ramayana menggambarkan bagaimana Sinta istri Rama diculik
oleh Rahwana. Panglima bangsa Wanara (kera), hanuman, datang ke
Alengka untuk membantu Rama mencari Shinta.

Lokapala, brahmana, dan dewata


Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di
sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para
dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi
penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara
arca para brahmana penyusun kitab weda terdapat di candi Brahma.
Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh dua
aspara atau bidadari kahyangan.
Panil prambanan : singa dan kalpataru
Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung
(ceruk) yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang
menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi
Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan
kebutuhan manusia. Di kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan
kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia), atau
pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet,
kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit kalpataru adalah pola
khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut
"Panil Prambanan".

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dan uraian tentang candi prambanan di atas, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Manfaat candi Prambanan bagi pelajar untuk mengenal lebih luas dan
mendalam tentang sejarah candi Prambanan, benda-benda bersejarah yang
ada di dalam candi Prambanan, serta memberi motivasi bagi pelajar
supaya lebih peduli dengan peninggalan yang sangat bersejarah, serta
menjaganya agar tidak dirusak oleh tangan jail manusia.
2. Candi Prambanan merupakan peninggalan pada zaman dahulu baik
sebagai tempat suci atau tempat beribadah bagi umat Hindu dan tempat
dilaksanakannya upacara-upacara penting bagi kerajaan zaman dahulu dan
agama Hindu. Kini, candi Prambanan berperan sangat penting sebagai
sarana ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan di kalangan
pelajar.
3. Candi Prambanan juga merupakan salah satu peranan dalam melestarikan
kebudayaan bangsa.
3.2 Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
dalam hal ini penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat umumnya, dengan adanya
candi prambanan atau peninggalan bersejarah lainnya, agar dijaga
kelestariannya serta adanya perkembangan dalam melengkapi fasilitas yang
belum terpenuhi dalam kompleks candi Prambanan.
2. Pemerintah diharapkan dapat memberi bantuan modal maupun motivasi
untuk meningkatkan kesempurnaan dalam pemugaran candi Prambanan
maupun dalam pembangunan fasilitas lain yang berada di lingkungan candi
Prambanan.
3. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di kompleks candi
Prambanan khususnya dalam menjaga benda-benda bersejarah yang ada di
candi Prambanan.
4. Kepada pengunjung, supaya dapat selalu menjaga kebersihan wilayah candi
Prambanan dan dapat menjaga keindahan serta keaslian candi Prambanan.
5. Dan kepada pengurus candi Prambanan agar selalu menjaga ketertiban
supaya kompleks percandian Prambanan tidak di rusak oleh tangan-tangan
jail.

10

DAFTAR LAMPIRAN

11

DAFTAR PUSTAKA

Unit Taman Wisata Candi Prambanan. Candi Prambanan. Klaten : PT. Taman
Wisata Candi Prambanan, Borobudur, dan Ratu Baka.
Drs. Safroedin Bahar. 1991. Perjuangan Menuju Persatuan dan kesatuan
Bangsa. Semarang : PT Mandira jaya Abadi.
Suyatmo . 2009. Candi Prambanan. Surabaya : Yudhistira.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

1995

.Pedoman

Umum

Ejaan

Bahasa

Indonesia

Yang

Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai