Anda di halaman 1dari 24

contoh makalah tentang vitamin C

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hanturkan kepada Allah SWT. Karena telah memberikan kita kesehatan.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW. Karena dengan perjuangan dan jihad dari dakwah beliau sekarang kita bisa merasakan
nikmatnya iman dan islam dari agama yang beliau sebarkan. Dan semoga kelak kita menjadi
umat yang beliau syafaati di padang tandus yang tidak kita temui syafaat selain dari beliau.
Makalah ini dibuat dengan judul Vitamin C diharapkan bisa membuat pembaca
mengerti tentang Vitamin C.
Makalah ini masih sangat sederhana dan masih banyak sekali ditemukan kekurangan baik
isi , atau kata yang kurang tepat dalam penyajiannya dan kami sangat mengharap kritik dan saran
untuk mrnyempurnakan makalah ini. Walaupun demikian makalah ini juga sangat bermanfaat
bagi kita karena dengan membaca makalah ini kita mengetahui tentang Vitamin C. Demikian
sebagai pengantar laporan ini.

Pekalongan, 10 Juni 2013


Penulis
DAFTAR ISI
Kata Penggantar........i
Daftar Isi .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...........3
1.2 Rumusan masalah ..............5
1.3 Tujuan ........................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Klasifikasi Vitamin...................................................6
2.2 Vitamin yang Larut Dalam Air..................................................................6

2.3 Peranan Vitamin C dalam tubuh .............................................12


2.4 Pengaruhnya Vitamin C Pada Tubuh Manusi,,,,,,,,,,,,,.....14
2.5 cara mengurangi konsumsi senyawa .......14
2.6 kekurangan dan kelebihan Vitamin C .............14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Asam askorbat oksidase atau disingkat askobase merupakan enzim yang hanya
mengkatalisis reaksi oksidasi asam askorbat saja, baiki asam askorbat alami ataupun sintesis,
tetapi tidak mengkatalisis senyawa yang lain misalnya sistein, glutation,tirosin dan phenol.
Enzim heksosidase tersebut mempunyai aktifitas optimal pada pH 5,6 5,9. Asam askorbat
oksidase dapat mengakibatkan defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang kurang dari
makanan.
Vitamin atau vitamine mula-mula di utarakan oleh sang ahli kimia pola, dia yang
bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam amina itu adalah
suatu amina yang sangat vital. Dan dari kata tersebut lahirlah istilah vitamine atau vitamin. Kini
vitamin dikenal sebagai suatu kelompok senyawa organic yang tidak termasuk dalam golongan
protein, karbohidrat, maupun lemak dan terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi
sangat penting bagi beberapa fungsi tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta
pertumbuhan.
Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relative sangat kecil, dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, di antaranya ada yang berbentuk provitamin atau
calon vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segara
setelah diserap oleh tubuh, provitamin mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau
lebih bentuk yang aktif. Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua

golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Dan
dalam makalah ini akan mencoba membahas tentang vitamin yang larut dalam air.
Oleh karna itu kebutuhan vitamin dalam tubuh harus terpenuhi. Dalam aktivitas seharihari tubuh sangat memerlukan vitamin yang digunakan sebagai pengatur metabolisme dalam
tubuh terutama vitamin c (asam askorbat).
Pada makalah ini akan dibahas tentang kegunaan, kekurangan, kelebihan, serta sumbersumber bahan pangan yang mengandung vitamin c (asam askorbat).
Ascorbic acid (asam askorbat) adalah salah satu senyawa kimia yang membentuk vitamin
C. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat
antioksidan. Nama askorbat berasal dari akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit
yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia
diberikan kepada Walter Haworth atas hasil kerjanya dalam menentukan struktur kimia asam
askorbat. Pada saat penemuannya pada tahun 1920-an, ia disebut sebagai asam heksuronat oleh
beberapa peneliti. (Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002).
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
(Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991).
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai
radikal bebas. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas,
cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932
ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.[rujukan?] Albert
Szent-Gyrgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937
untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga
dan memperkuat imunitas terhadap infeksi.[2] Pada beberapa penelitian lanjutan ternyata vitamin
C juga telah terbukti berperan penting dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas
Woman's University menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah
lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih
rendah. (Gyorgi AS. 1931).

I. 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah

Apa pengertian dan klasifikasi Vitamin ?


Apa saja Vitamin yang Larut Dalam Air ?
Apa Peranan vitamin C dalam tubuh ?
Apa pengaruhnya Vitamin C pada tubuh manusia?
Bagaimana cara mengurangi konsumsi senyawa ini ?
Bagaimana kalau kekurangan dan kelebihan Vitamin C ?
I.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang Defenisi Vitamin C, dan
bagaimana pengaruh Vitamin C pada manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan Klasifikasi Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal.1 Sedangkan dalam buku Dasar-Dasar Biokimia jilid
1, pengertian vitamin adalah senyawa organic dalam jumlah mikroyang sangat esensial dalam
fungsi kebanyakan bentuk tubuh, tetapi tidak dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus
di peroleh dari luar tubuh.2 Sebagai pengecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat dalam
kulit asalkan kulit cukup terkena sinar matahari.
Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C dan B.3 Fungsi
khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga
berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan,
sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan
jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda.
Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah
yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.
2.2 Vitamin yang Larut Dalam Air
Vitamin ini terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi nama
berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan.
Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih
dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting
dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam
pembuatan DNA dan sel-sel baru.4
a.Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan
serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk
utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah
teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai
antioksidan semakin sering dijumpai. Oksidasi akan terhambat bila vit C dibiarkan dalam

keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin mengandung vit C yang sangat
tinggi.

Kelebihan

vit

dibuah

melalui

air

kemih.

Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932
ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert SzentGyrgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk
penemuan

ini.5

Rumus bangun vitamin C,Reaksi metabolisme vitamin C. Sumber-sumber utama


Sayuran dan buah-buahan terutama buah segar dan buah yang mentah. Misalnya: Jeruk
merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli, sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan
strawberi mengandung vitamin C bermutu tinggi dll. Peran Vit C
Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran
pencernaan Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat Sintesa hormon2 steroid dari
kolesterolKekurangan Vitamin C. Kekurangan vit C menyebabkan penyakit sariawan atau
skorbut. Penyakit skorbut jarang pada bayi biasanya antara 6-12 bulan. Gejala-gejalanya: terjadi
pelunakan tenunan kolagen, infeksi dan demam. Juga timbul sakit, pelunakan dan pembengkakan
kaki bagian paha. Pada anak yang giginya telah tumbuh, gusi membengkak, lunak dan terjadi
pendarahan. Pada orang dewasa skorbut terjadi setelah beberapa bulan menderita kekurangan vit
C dalam makanannya. Gejalanya: pembengkakan dan pendarahan pada gusi, kaki menjadi lunak,
anemia. Akibat yang parah adalah gigi menjadi goyah dan dapat lepas. Penyakit sariawan yang
akut disembuhkan dengan pemberian 100-200 mg vit C per hari dalam beberapa waktu.7
Aktivitas Redoks Seluler Asam Askorbat
Asam askorbat adalah mikronutrien esensial yang diperlukan oleh sejumlah fungsi
seluler. Pentingnya mempertahankan kadar askorbat intraseluler ditunjukkan pada banyaknya
mekanisme potensial yang tersedia untuk mendaur ulang askorbat dari produk oksidasi AFR dan
DHA dengan satu dan dua elektron. Daur ulang askorbat menghabiskan NAD(P)H dan GSH,
melalui hal inilah askorbat dapat memengaruhi jalur metabolik. Misalnya, jalur pentosa fosfat
akan terstimulasi, karena menyuplai NADPH. Semakin jelas bahwa askorbat juga dapat
memodulasi jalur signaling dan memengaruhi ekspresi gen. Beberapa efek antara lain
peningkatan ekspresi kolagen oleh stabilisasi mRNA-nya, memengaruhi maturasi dan
diferensiasi sel, memodulasi faktor transkripsi NF-B dan AP-1, serta memodulasi pembentukan

NO. Meskipun beberapa aksi ini tidak khas dan sangat tergantung kondisi, namun cukup jelas
bahwa askorbat bukanlah sekedar reduktor.
Sifat Asam Askorbat
Asam askorbat adalah lakton enam karbon yang secara struktural mirip glukosa. Glukosa
memicu sintesis asasm askorbat pada binatang yang mampu menyintesis asam askorbat. Primata
adalah salah satu dari sedikit binatang yang tidak memiliki kemampuan untuk menyintesis asam
askorbat dan harus memperolehnya dari makanan. Zat ini juga diketahui sebagai vitamin C.
Istilah asam askorbat berasal dari percobaan pada kasus scurvy (penyakit defisiensi vitamin C)
dimana faktor skorbutik digunakan untuk mendeskripsikan suatu zat, yang sekarang dikenal
sebagai vitamin C, ditemukan dalam buah jeruk yang dapat mencegah timbulnya scurvy. Struktur
asam askorbat dan hasil oksidasinya ditunjukkan pada gambar 12.1. Karena hidroksil pada posisi
C3 memiliki sebuah pKa 4.2, secara fisiologi pH asam askorbat menunjukkan ion askorbat dan
karenanya berhubungan dengan askorbat yang dibahas kali ini. Kehilangan satu elektron akan
mengakibatkan terbentuknya radikal bebas askorbat (AFR) yang juga diketahui sebagai semidehidroaskorbat. Apabila tidak dibentuk kembali menjadi askorbat, maka akan bermutasi dengan
cepat menjadi dehidroaskorbat (DHA). Dengan proses yang sama DHA dapat dibentuk dari
oksidasi dua elektron askorbat. Dengan demikian, sebagai donor elektron, askorbat dapat
berperan dalam reaksi transfer satu atau dua elektron. Askorbat dan AFR memiliki potensial
untuk mereduksi satu elektron yang cenderung rendah yaitu 282 dan -174 mV, dan
memungkinkan kedua molekul ini untuk bereaksi dan mereduksi berbegai spesies. Hal inilah
yang menyebabkan askorbat menjadi agen reduksi kuat dan sebagian besar fungsi biokimianya
dihubungkan dengan sifat-sifat reduksi. Hasil oksidasi askorbat akan mengalami daur ulang.
Apabila tidak, cincin lakton pada DHA akan pecah dan membentuk asam 2,3-diketogulonat dan
akhirnya membentuk asam oksalat sebagai hasil metabolik dan ekskretorik utama dari askorbat.
Fungsi askorbat telah dibahas dan hanya diringkaskan disini. Pada mamalia, askorbat dibutuhkan
dalam bentuk donor elektron untuk enam enzim yang memiliki aktivitas monooksigenase atau di-oksigenase. Mono-oksigenase adalah dopamin -hidroksilase, yang merubah
dopamin menjadi noradrenalin, dan peptidil-glisin -mono-oksigenasae yang merubah peptida
dengan sebuah terminal C-glisin menjadi peptida dengan terminal C-amida. Di-oksigenase
adalah prolyly 4-hydroxylase, prolyl 3-hydroxylase, dan lysyl hydroxylase, yang merubah residu
prolin atau lisin menjadi residu yang terhidroksilasi selama proses biosintesis kolagen;

trimetillisin hidroksilase dan -butirobetaine hidroksilase, yang merubah trimetillisin menjadi


hidroksitimetillisin dan trimetilaminobutirat menjadi karnitin; dan hidroksifenilpiruvat
dioksigenase, yang merubah hidroksifenilpiruvat menjadi asam homogentisat dalam katabolisme
tirosin. Peran askorbat juga adalah sebagai sumber elektron (seperti tembaga yang mengandung
mono-oksigenase), atau untuk mereduksi kofaktor besi pada bagian aktif di-oksigenase yang
mengalami oksidasi besi selama siklus katalitik.
Askorbat memilki sifat antioksidan yang baik dalam mendeteksi spesies oksigen reaktif
(ROS) dan spesies nitrogen reaktif, serta mendaur ulang -tokoferol yang teroksidasi.
Singkatnya, sistem in vitro telah menunjukkan askorbat sebagai pendeteksi superoksida,
hidroksil, hidrofilik peroksil, thiyl, dan radikal nitroksida sebaik asam hipoklorit dan hidrogen
peroksida. Hal ini telah dikemukakan secara rinci sebelumnya. Fungsi lain askorbat adalah dalam
metabolisme besi dengan mempertahankan besi pada tingkat reduksi askorbat sehingga memicu
penyerapan besi. Selain itu askorbat juga memobilisasi besi dari deposit feritin.
Gejala klasik dari defisiensi askorbat, yang disebut scurvy, dapat secara langsung
dihubungkan dengan fungsi askorbat terutama dalam aksi enzim. Sebagai contoh, salah satu dari
gejala awal adalah kelelahan dan hal ini dapat dijelaskan dengan karnitin yang diperlukan untuk
siklus kelompok akil sapanjang mitokondria untuk -oksidasi dan produksi energi. Gejala yang
paling khas dari scurvy adalah luka yang susah sembuh, hemoragik, dan nyeri yang berhubungan
dengan kekurangan kolagen. Hidroksilasi yang tidak sempurna pada residu prolin dan lisin akan
merusak bentuk normal tripel-heliks dan cross-linking dari serat kolagen.
Aspek Nutrisi
Askorbat ditemukan terutama pada buah dan sayuran, dengan kandungan tertinggi pada
buah terdapat dalam jeruk dan berri, selain itu pada sayuran terdapat dalam sayur hijau seperti
brokoli, kol, taoge dan merica. Kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk askorbat pada
pria dewasa berkisar 40 mg/hari untuk Inggris sampai 90 mg/hari untuk Amerika dan meningkat
sebanyak 35 mg/hari pada perokok untuk mengimbangi kenaikan jumlah askorbat yang
dirombak. Satu kali penyajian buah atau sayur dapat mengandung 30 mg askorbat, kebutuhan ini
dapat dipenuhi dengan makanan yang sehat. DHA juga terdapat dalam makanan, terhitung ~1020% dari vitamin C, sementara dapat juga dibentuk melalui oksidasi askorbat pada traktus GI.
Absorpsi askorbat secara primer tergantung pada sodium-dependent vitamin C transporter
(SVCT1) pada traktus GI atas. Proses ini efisien dan spesifik serta membutuhkan dua ion untuk

mentransfer satu molekul askorbat. DHA diabsorpsi melalui proses sodium-independen yang
difasilitasi proses difusi, dengan mekanisme yang belum diketahui. Pada penelitian terhadap
manusia, Levine menyatakan bahwa bioavailabilitas askorbat hampir 100% pada dosis 15-200
mg. Dengan demikian, bioavailabilitas berkurang seiring dengan peningkatan dosis sampai
~50% untuk dosis 1 gr, dan ~20% untuk dosis 5 gr. Dalam sel intestinal yang dikultur,
pemaparan askorbat jangka panjang menyebabkan berkurangnya ekspresi transporter askorbat
intestinal SVCT dalam sel CaCo-2, yang mungkin dapat menjelasakan penurunan
bioavailabilitas pada dosis tinggi. Hal ini serupa dengan askorbat dosis tinggi yang akan
menyaturasikan sistem transpor. Flavonoid seperti quercitin telah diketahui dapat menghambat
uptake askorbat. Bioavailabilitas askorbat yang berasal dari makanan memiliki kesamaan dengan
askorbat sintetik. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas adalah glukosa, yang menghambat
absorpsi askorbat tapi tidak menghambat absorpsi DHA, dan zat apapun yang dapat
menghancurkan askorbat. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang bioavailabilitas DHA.
Setelah absorpsi enterosit, askorbat ditransfer sepanjang membran basolateral ke dalam
peredaran darah melalui sodium-dependent vitamin C transporter 2 (SVCT2). Askorbat setara
dengan 95% vitamin C di dalam darah dan apabila tidak terdapat transfer protein tetap mampu
untuk beredar bebas dan berhubungan dengan ruang intraseluler.
Transporter askorbat SVCT1 dan 2 juga berperan dalam uptake seluler. Karena beberapa
jaringan mengakumulasi askorbat, proses transfer harus melawan gradien konsentrasi. Lokalisasi
spesifik dalam jaringan menggambarkan fungsi utama askorbat untuk jaringan tersebut. Jaringan
yang aktif mengakumulasi askorbat adalah adrenal, leukosit, sel mesenkim (otot, kartilago, dan
sel tulang), pituitary, paru, hati, dan mata. Transfer DHA tergantung pada sodium dan energi
serta melalui transporter GLUT1 dan GLUT3. Transfer DHA diketahui lebih cepat 10 kali lipat
dibandingkan askorbat dalam netrofil. Sekali ditransfer, DHA segera direduksi menjadi askorbat,
dan dengan demikian mencegah pembalikan transfer. Askorbat yang dilepaskan dari sel dapat
diabaikan.
2.3 Peranan Vitamin C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh

manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan.
Buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar.
Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh.
Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau
kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut
Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan
makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C
berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat seriawan, baik di mulut
maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di
bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam
askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung,
artritis (radang sendi), dan pilek.

Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi setiap orang, tergantung pada
kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja, kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah
merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang,
antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi oral. Kebiasaan merokok
menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain yang berdampak sama
buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan berolahraga juga meningkatkan
kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh dengan mengonsumsi beraneka buah dan
sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
Sifat-sifat:
a)

Asam askorbat menunjukkan metallo-enzim, larut dalam garam dan mempunyai berat molekul
150.000.

b)
c)
d)

Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.


Seiring dengan kenaikan kadar tembaga, elemen ini membentukbagian dari enzim.
Dengan kenaikan suhu 10 C (diatas nol) jumlah vitamin yang dioksidasikan naik 2- 2,5 kalinya,
dan aktifitas optimal didapatkan didaptkan pada suhu sekitar 38 C. Asam askorbat oksidase
berperan dalam batas yang luas dari pH 4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah antara pH 5,6
6,0 dan jika ph diturunkan 2,0 maka enzim menjadi inaktif.
Terdapat pada bahan makanan:
Tanaman kobis Cucurbita mexima (labu), ketimun, apel, selada, cress (sejenios seledri yang
daunnya pedas) buah persik, bunga kol, sejenis bayam, kacang hijau, kapri, wortel, kentang,
pisang, tomat, beet dan koherabsi. Cucurlistacea (ketimun, labu, dan melon kuning) lebih kaya
akan asam askuorbat oksidase daripada spesies yang lain.
2.4 Pengaruhnya Vitamin C Pada Tubuh Manusia
Tanaman juga mengandung beberapa senyawa yang mencegah oksidasi atau mereduksi
asam askorbat sehingga tanaman menjadi miskin vitamin C. Secara umum kandungan asam
askorbat berbanding terbalik dengan aktifitas asam askorbat oksidase. Asam askorbat oksidase
dapat mengakibatkan defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang kurang dari makanan
2.5 Cara Mengurangi Konsumsi Senyawa Ini
Kerja enzim dihambat oleh pemanasan enzim selamam 1 menit pada suhu 100 C dan
sangat berkurang oleh perlakuan sulfur dioksida dan dalam larutan gula pekat, enzim juga
dihambat sangat kuat oleh flavonoids dari buah buahan.
Kekurangan & Kelebihan Vitamin C (asam askorbat) Vitamin C (asam askorbat) terdapat dalam
buah-buahan asam, tomat, kentang, kubis dan cabe hijau.
Vitamin C diperlukan untuk pembentukan jaringan ikat. Vitamin C membantu penyerapan zat
besi dan membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya. Seperti halnya vitamin E,
Vitamin

juga

merupakan

antioksidan.

2.6 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin C


Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya
kekurangan pada berbagai keadaan berikut:
1.
2.
3.

Kehamilan
Menyusui
Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)

4. Berbagai jenis peradangan


5. Pembedahan
6. Luka bakar.
Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu formula atau makanan
padatnya dapat menyebabkan scurvy.
Gejala awalnya berupa rewel, nyeri jika badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan tidak
mengalami penambahan berat badan.
Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya menonjol.

Yang khas adalah terjadinya

perdarahan dibawah jaringan pelindung tulang dan di sekitar gigi.


Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging
dan tepung atau teh, roti bakar dan sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan
yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan. Setelah beberapa bulan
mengkonsumsi makanan tersebut, akan terjadi perdarahan dibawah kulit, terutama di sekitar akar
rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan
tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun
(berfluktuasi). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat rendah. Pada bayi
dan orang dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti
dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.
KELEBIHAN VITAMIN C
Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common
cold,

skizofrenia,

Tetapi

hal

ini

kanker,
belum

hiperkolesterolemia

mendapatkan

dukungan

dan

aterosklerosis.

ilmiah

yang

cukup.

Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:


1. diare
2. batu ginjal pada orang-orang yang peka
3. perubahan siklus menstruasi.
Beberapa orang yang menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat kembali
mengalami scurvy.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Vitamin c merupakan vitamin yang tidak dapat dihasilakan oleh tubuh dan harus

didapatkan dari bahan pangan.


Vitamin c sangat penting bagi tubuh karena selain sebagai antibodi atau mempertahan daya
tubuh vitamin c juga sebagai anti oksidan bagi tubuh.
Vitamin c merupakan vitamin yang larut dalam air dan lebih stabil bila berada dalam pH asam.

LATAR BELAKANG
Vitamin merupakan zat kompleks yang memang dibutuhkan oleh tubuh kita karena bisa
membantu dalam pengaturan maupun proses kegiatan di dalam tubuh. Termasuk salah satunya
adalah vitamin C. Seperti yang kita tahu vitamin C bisa memberikan kekebalan pada tubuh, hal
ini tergantung dari penentuan kadar vitamin C ada seberapa banyak yang dibutuhkan oleh tubuh.
Banyak orang yang menanyakan penentuan kadar vitamin C, namun kita tahu bahwa
vitamin C dibutuhkan oleh tubuh itu untuk sintesis kolagen maupun berperan dalam sintetis
norepinefrin dan neurotransmitter. Untuk dosis harian vitamin C setiap orang memang tidak
sama. Hal ini tergantung dari jenis kelamin maupun usia seseorang. Untuk memperoleh fungsi
dari vitamin C, bagi pria dewasa setidaknya memerlukan 90 mg vitamin C per hari.
Untuk kebiasaan merokok maka bisa menghilangkan vitamin C sebanyak 25% dalam
darah, Sehingga menjadikannya memerlukan tambahan vitamin hingga 30 mg tiap harinya.
Selain itu kebiasaan berolah raga juga bisa meningkatkan kebutuhan seseorang akan vitamin C.
Sementara untuk wanita dewasa sebanyak 75 mg. Untuk anak laki-laki maupun
perempuan dengan rentan usia 14-18 tahun memerlukan asupan 65 mg vitamin C setiap harinya.
Selain itu kebutuhan akan vitamin C juga dipengaruhi oleh kebiasaan setiap individu seperti
minum kopi, merokok, minum minuman keras maupun kebiasaan akan mengonsumsi obat-obat
tertentu.
Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah relatif sangat kecil, dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon
vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segera setelah

diserap oleh tubuh provitamin akan mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau
lebih bentuk yang aktif.
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan efektif atau
mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan,termasuk melindungi lensa dari
kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi.
Status vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia,jenis kelamin,asupan Vitamin C
harian,kemampuan absorpsi dan ekskresi,serta adanya penyakit tertentu.
Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan Vitamin C karena bahan makanan
sumber serat seperti sayuran dan buah buahan juga merupakan sumber Vitamin C
(Narins,1996).Sampai saat ini angka pervalensi penderita defisiensi vitamin C di Indonesia
belum ada .Survey nasional tahun 1988-1994 yang dilakukan di Amerika Serikat mendapatkan
10-13% penduduk menderita defisiensi Vitamin C.
Matilainen dkk,(1996) melakukan penelitian dengan membandingkan kadar vitamin C
plasma di dua tempat berbeda .Hasilnya terdapat perbedaan kadar vitamin C pada kedua tempat
tersebut.Perbedaan tersebut dihubungkan dengan perbedaan konsumsi sayur dan buah,dimana
kadar vitamin C plasma lebih tinggi bila mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari,dibandingkan
dengan subjek yang lebih banyak mengkonsumsi dalam bentuk yang sudah diolah.
Salah satu produk pangan yang sudah diolah dalam bentuk kemasan,yang saat ini sedang
mencuat dipasaran adalah minuman ringan jenis buah kemasan.Minuman buah kemasan ini
sangat mudah dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan.Manusia mutlak memerlukan vitamin C dari
luar tubuh untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada kenyataannya,masyarakat lebih memilih minuman buah kemasan dibandingkan
dengan mengkonsumsi vitamin C pada buah alami,hal ini dikarenakan minuman buah kemasan
yang mudah ditemukan dimanapun dan penggunaanya yang relative lebih praktis.Tetapi
kandungan vitamin C dalam label kemasan minuman buah tersebut diduga tidak sesuai dengan
apa yang tertera pada kemasan.Oleh karena itu,diperlukannya pengawasan yang merupakan salah
satu bentuk upaya untuk melindungi konsumen dari informasi label yang tidak benar.

PERMASALAHAN
1.Apa itu Vitamin ?
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Terkecuali pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari.
2.Apa itu vitamin C ?
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari
bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang
mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain
sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah

penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan
vitamin C lebih banyak 47&% daripada jeruk.
3.Bagaimana sifat vitamin C ?
Sifat-sifat vitamin C adalah: Vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak dan
Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi.
4.Bagaimana susunan kimia vitamin C ?
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai
karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari Dglukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C
terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam
dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).

5.Bagaimana Metabolisme Vitamin C ?


Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi
sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di
dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit.
6.Apa fungsi vitamin C ?
Vitamin C mempunyai fungsi yang banyak dalam kesehatan,yaitu diantaranya melawan
kanker,memperbaiki kulit,meningkatkan mood,menurunkan serangan jantung,mengontrol
tekanan darah,mencegah stroke,mencengah diabetes,dan mencengah katarak.
7.Dari mana sumber vitamin C ?
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama
buah-buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah yang masih
mentah lebih banyak kandungan vitamin C-nya; semakin tua buah semakin berkurang
kandungan vitamin C-nya.
8.Bagaimana kelebihan dan kekurangan Vitamin C ?
Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi
konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan
hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal dan Kekurangan banyak
vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya adalah
anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam menyembuhkan luka.

9.Bagaimana cara menentukan kadar vitamin C ?


Penentuan kadar vitamin C dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode
spektrofotometri,oksidimetri,dan kolorimetri.

PEMBAHASAN
1.Pengertian Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Terkecuali pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari
(Achmad,1987).
2.Pengertian vitamin C
Asam askorbat merupakan salah satu senyawa dari kimia yang akan membentuk vitamin
C . Asam askorbat ini memiliki bentuk bubuk kristal dengan warna kuning yang keputihan dan
senyawa kimia ini akan larut jika berada di dalam air serta senyawa ini juga memiliki sifat dari
antioksidan (Achmad,1987).
Asam askorbat merupakan ester siklik. Dalam larutan air mudah teroksidasi (reaksinya
bolak-balik) membentuk asam dehidro-askorbat. Asam askorbat bersifat sangat sensitif terhadap
pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, konsentrasi gula dan garam,
pH, oksigen, enzim, dan katalisator logam (Belleville-Nabet 1996). Asam dehidro-askorbat dapat
mengalami hidrolisis lebih lanjut membentuk produk degradasi yang bereaksi tidak bolak-balik
asam diketoglukonat dan asam oksalat. Suatu larutan asam askorbat 5% dalam air memiliki pH
2.1-2.6, pH dari 10% larutan kalsium askorbat dalam air adalah antara 6.8 dan 7.4, dan pH dari
larutan natrium askorbat dalam air antara 7.0 dan 8.0 (Suhartono, 2007).
Vitamin C sendiri merupakan jenis vitamin yang akan larut jika berada di dalam air dan
memiliki sebuah peranan yang sangat penting untuk menangkal suatu penyakit. Vitamin C ini
biasa di kenal dengan nama dari kimianya yaitu asam askorbat. Vitamin C ini juga merupakan
suatu golongan vitamin antioksidan, vitamin C ini mampu menangkal berbagai macam radikal
bebas (Achmad,1987).
Beberapa karakteristik dari vitamin C antara lain sangat mudah teroksidasi oleh
panas,cahaya,dan logam. Dan disebut juga vitamin antiskorbut (sariawan). Sumber Vitamin C sebagian
besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai
100 mg vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa (Achmad,1987).
3.Sifat vitamin C

Sifat-sifat vitamin C adalah: Vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak dan
Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi (F.G Winarno,2003).
Berikut ini akan kami jabarkan mengenai sifat-sifat dari asam askorbat atau yang biasa di
kenal dengan vitamin C:
Pada asam askorbat ini akan menunjukkan suatu metallo-enzim yang akan larut jika berada di
dalam garam dan akan memiliki berat molekul kurang lebih 150.000
Suatu ko-enzim akan mengandung enam atom tembaga pada setiap molekul proteinnya.
Dengan naiknya suatu kadar tembaga maka elemen ini akan membentuk bagian dari enzim.
Dengan sebuah kenaikan suatu suhu 10 drajat celcius maka jumlah dari vitamin akan
mengalami dioksidasi 2 hingga mencapai 2,5 setiap kali naiknya. Aktivitas akan optimal akan di
dapat apa bila suhu mencapai 38 derajat celcius.
Asam askorbat ini memiliki peran yang cukup luas yaitu dari PH 4 hingga 7 dan akan
berpengaruh secara maksimal apabila Ph mencapai 5,6 hingga 6,00 dan apabila Ph di turun kan
maka sebuah enzim akan menjadi inaktif (Haryadi,2012).
4.Susunan kimia vitamin C
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai
karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari Dglukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C
terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam
dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).
Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila
bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).

Gambar 2.1.3. Struktur kimia Vitamin C


5.Metabolisme Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas
usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi
sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di

dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui
urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila dikonsumsi mencapai 100
mg/hari. Status vitamin C di dalam tubuh ditetapkan melalui tanda-tanda klinik dan pengukuran
kadar vitamin C di dalam darah. Tanda- tanda klinik antara lain, perdarahan gusi dan perdarahan
kapiler di bawah kulit. Tanda-tanda dini kekurangan vitamin C dapat diketahui apabila kadar
vitamin C darah di bawah 0,20 mg/dl (Sunita, 2004).
6.Fungsi vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Pertama, fungsi vitamin C adalah
sebagai sintesis kolagen. Karena vitamin C mempunyai kaitan yang sangat penting dalam
pembentukan kolagen. Karena vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan
senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada
tulang rawan, matriks tulang, gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon. Dengan demikian maka
fungsi vitamin C dalam kehidupan sehari-hari berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi. Asam askorbat penting untuk mengaktifkan
enzim prolil hidroksilase, yang menunjang tahap hidroksilasi dalam pembentukan hidroksipolin,
suatu unsure integral kolagen. Tanpa asam askorbat, maka serabut kolagen yang terbentuk di
semua jaringan tubuh menjadi cacat dan lemah. Oleh sebab itu, vitamin ini penting untuk
pertumbuhan dan kekurangan serabut di jaringan subkutan, kartilago, tulang, dan gigi (Guyton,
2007).
Fungsi yang kedua adalah absorbsi dan metabolisme besi, vitamin C mereduksi besi
menjadi feri dan menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah untuk diabsorbsi. Vitamin C
menghambat pembentukan hemosiderin yang sulit dibebaskan oleh besi apabila diperlukan.
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat apabila terdapat vitamin C.
Fungsi yang ketiga adalah mencegah infeksi, Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi. Pauling (1970) pernah mendapat hadiah nobel dengan bukunya
Vitamin C and the common cold, di mana pauling mengemukakan bahwa dosis tinggi vitamin C
dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin C memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya aterosklerosis. Vitamin C mempunyai hubungan dengan metabolisme kolesterol.

Kekurangan vitamin C menyebabkan peningkatan sintesis kolesterol. Peran Vitamin C dalam


metabolism kolesterol adalah melalui cara: 1) vitamin C meningkatkan laju kolesterol dibuang
dalam bentuk asam empedu, 2) vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan
menurunkan resiko menderita penyakit aterosklerosis, 3) vitamin C dapat berfungsi sebagai
pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan kotoran dan hal ini akan menurunkan
pengabsorbsian kembali asam empedu dan konversinya menjadi kolesterol (Khomsan, 2010).
Studi yang dilakukan WHO (1976) meyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner
bertambah sebesar 3% per tahun sejak usia seseorang melewati 20 tahun. Kenyataan ini
membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang
menggulir secara tersembunyi dan menimbulkan bahaya yang bersifat laten. Penelitian klinis
menunjukkan bahwa vitamin C menurunkan kolesterol dan trigliserida pada orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, tetapi tidak pada orang-orang yang mempunyai kadar
kolesterol yang normal. Ini membuktikan bahwa vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk
mencapai. Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10%
dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010).
7.Sumber vitamin C
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buahbuahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah yang masih mentah
lebih banyak kandungan vitamin C-nya; semakin tua buah semakin berkurang kandungan
vitamin
C-nya
(Achmad,1987).
Mengkonsumsi buah dalam keadaan segar jauh lebih baik dari buah yang sudah diolah.
Pengolahan pada buah-buahan dengan menggunakan panas, akan mengakibatkan kerusakan pada
vitamin C. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali.
Karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang
berlebihan
dihindari
(Achmad,1987).
Buah jeruk, baik yang dibekukan maupun yang dikalengkan merupakan sumber vitamin
C yang tinggi. Demikian juga halnya berries, nenas, dan jambu. Beberapa buah tergolong buah
yang tidak asam seperti pisang, apel, pear, dan peach rendah kandungan vitamin C-nya, apalagi
bila
produk
tersebut
dikalengkan
(Achmad,1987).
Bayam, brokoli, cabe hijau, dan kubis juga merupakan sumber vitamin C yang baik,
bahkan
juga
setelah
dimasak
(Achmad,1987).
Sebaliknya beberapa jenis bahan pangan hewani seperti susu, telur, daging, ikan, dan
unggas
sedikit
sekali
kandungan
vitamin
C-nya
(Achmad,1987).
Air susu ibu yang sehat mengandung enam kali lebih banyak vitamin C dibandingkan
susu sapi. Pemberian ASI yang teratur dan sesuai dengan kebutuhan bayi dan balita membantu
memnuhi kebutuhan tubuhnya akan vitamin C. Vitamin C mudah diperoleh jika mengkonsumsi
makanan
dengan
benar
(Achmad,1987).
Konsumsi bahan sayuran dan buah dalam keadaan segar, dapat menyediakan kebutuhan
tubuh akan vitamin ini. Hanya saja terkadang kita sering kurang memperhatikan cara pengolahan
bahan yang benar, sehingga vitamin C rusak dan terbuang percuma (Achmad,1987).
Saat proses merebus sayuran, guna mempertahankan kesegaran warna sering
ditambahkan baking soda. Penambahan baking soda pada saat memasak sayuran, dapat merusak

kandungan vitamin C pada sayuran. Oleh karena itu sebaiknya dalam pengolahan sayuran tidak
menggunakan bahan tambahan yang dapat merusak kandungan zat gizi (Achmad,1987).
Berikut ini penentuan kadar vitamin C per 100 gram dari sumber-sumber vitamin C yang
ada,termasuk yang paling banyak terdapat pada buah-buahan seperti :
Buah kiwi = 100mg per 100gram buah.
Buah jeruk = 53mg per 100gram buah.
Buah jambu = 183mg per 100gram buah.
Buah anggur = 34mg per 100gram buah.
Buah nanas = 15mg per 100gram buah.
Buah pisang = 9mg per 100gram buah.
Buah pepaya = 62mg per 100gram buah.
Buah melon = 42mg per 100gram buah.

Tabel 1. Kandungan vitamin C pada beberapa jenis sayuran


No
Sayuran
Jumlah
1
Bayam dan tekokak 80
mg
/
100
2
3

Daun katuk
Daun

239
kelor

mg

gr

100

gr

100

gr

220 mg / 100 gr

singkong

275 mg / 100 gr

Daun talas

163 mg / 100 gr

Daun lobak

109 mg / 100 gr

Daun melinjo

182 mg / 100 gr

Daun oyong :

150

Peterseli

193 mg / 100 gr

mg

10
Sawi
102 mg / 100 gr
Sumber : Achmad (1987).
8.Kelebihan dan kekurangan Vitamin C
Skorbut dalam bentuk berat sekarang jarang terjadi,karena sudah diketahui cara
mencegah dan mengobatinya. Tanda-tanda awal antara lain adalah lemah, nafas pendek, kejang
otot, tulang dan persendian sakit serta berkurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar,
dan gatal, warna merah kebiruan di bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi
longgar, mulut dan mata kering dan rambut rontok. Di samping itu luka akan menjadi sulit
sembuh. Gejala skorbut akan terlihat apabila taraf asam askorbat dalam serum menurun di bawah
0,20 mg/dl.
Kekurangan asam askorbat juga menyebabkan terhentinya pertumbuhan tulang. Sel dari
epifise yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada kolagen baru yang terdapat

diantara sel, dan tulang mudah fraktur pada titik pertumbuhan karena kegagalan tulang untuk
berosifikasi. Juga, apabila terjadi fraktur pada tulang yang sudah terosifikasi pada pasien dengan
defisiensi asam askorbat, maka osteoblas tidak dapat membentuk matriks tulang yang baru,
akibatnya tulang yang mengalami fraktur tidak dapat sembuh. Pada skorbut (defisiensi vitamin
C) dapat meyebabkan dinding pembuluh darah menjadi sangat rapuh karena terjadinya
kegagalan sel endotel untuk saling merekat satu sama lain dengan baik dan kegagalan untuk
terbentuknya fibril kolagen yang biasanya terdapat di dinding pembuluh darah (Guyton, 2007).
Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot. Hal ini
dapat menyebabkan kerusakan otot seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala
selanjutnya adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam
menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk
suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba
dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.
Selain itu, gejala keracunan vitamin C adalah mual, kejang perut, diare, sakit kepala, kelelahan
dan susah tidur. Hal ini juga dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal (Zakaria 1996).
Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi
konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan
hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004).
9.Cara menentukan kadar vitamin C
a. Metode spektrofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang
spesifik dengan menggunakanmonokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum
phototubeatau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,yaitu sutu alat
yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif
dengan mengukur transmitan ataupunabsorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi. Pada titrasispektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas
yangpanjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,sedangkan dalam kalorimetri
perbedaan panjang gelombang dapat lebihbesar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga
spektrofotometri adsorpsiatomic (Harjadi, 1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahayayang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan
spectrometerdibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapatlebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,grating, atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yangmempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu.Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang
yangbenar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yangbenar-benar terseleksi
dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrumtampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutansampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur
perbedaan absorbsiantara sampel dan blanko ataupun pembanding seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrumtampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorbsi untuk larutansampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorbsiantara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).

Pereaksi yang digunakan pada penetapan kadar vitamin C dengan metode


spektrofotometri antara lain asam oksalat atau asam metafosfat dan diklorofenol indofenol.
Sebagai reduktor, asam askorbat akan mendonorkan satu elektron membentuk
semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami reaksi
disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil. Dehidroaskorbat akan
terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat.
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana tersebut biasa digambarkan
dengan rumus HOOC-COOH (Belleville-Nabeet 1996). Banyak ion logam yang membentuk
endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa),
yaitu penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan. Adapun asam oksalat maupun
asam metafosfat itu sendiri berperan dalam membuat larutan sampel dalam kondisi asam
sehingga reaksi antara larutan sampel vitamin C dengan larutan diklorofenol ondofenol dapat
berlangsung optimal (Hashmi 1986).
Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dapat mengalami berbagai perubahan warna sesuai
reaksi yang dialaminya. Larutan tersebut dalam suasana netral atau basis akan berwarna biru,
sedangkan dalam suasana asam akan berwarna merah muda. Apabila 2,6-diklorofenol indofenol
direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna dan apabila semua asam
askorbat sudah mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6-diklorofenol
indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Untuk perhitungan maka
perlu dilakukan standarisasi larutan dengan vitamin C standar (Sudarmadji,1996).
Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah relatif sangat kecil dan
terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda. Vitamin dapat berbentuk provitamin atau calon
vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segera setelah
diserap oleh tubuh provitamin akan mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau
lebih bentuk yang aktif. Oleh karena itu, vitamin C disediakan dalam minuman atau suplemen
sperti buavita melon. Buavita merupakan minuman buah sumber vitamin C yang mengandung
vitamin C sebesar 9,8 mg/100 g. Adapun berdasarkan SNI 01-3722-1995 kandungan vitamin C
minuman sumber vitamin C minimum 300 mg/100 g.
b. Metode oksidimetri
Metode oksidimetri merupakan Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan
dye membentuk larutan yang tidak berwarna. Apabila semua asam askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit
saja akan terlihat dengan terjadinya perubahan warna (Merah jambu) (Tejasari,2005).
c. Metode kolorimetri
Metode kolometri didasarkan pada pengukuran jumlah 2,6-diklorofenol indofenol yang
dihilangkan warnanya oleh asam askorbat di dalam ekstrak sampel dan di dalam larutan asam
askorbat standar.Jika senyawa pengganggu yang dapat mereduksi dye bereaksi
lamabat,penetapan yang tepat dengan cara ini terutama hanya mengukur asam askorbat
(Tejasari,2005).

PENUTUP
1.Kesimpulan
Penentuan kadar vitamin C didapat dari berbagai sumber sayuran dan buahbuahan,dimana jeruk merupakan buah-buahan yang banyak mengandung kadar Vitamin C.Selain
jeruk,masih banyak buah-buahan dan sayuran lain yang mengandung Vitamin C seperti
tomat,apel,bayam,sawi,dll.
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar Vitamin C yaitu metode
spektrofotometri,oksidimetri,dan kolorimetri.
Pereaksi yang digunakan pada penetapan kadar vitamin C dengan metode spektrofotometri
antara lain asam oksalat atau asam metafosfat dan diklorofenol indofenol.
Metode oksidimetri merupakan Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan
dye membentuk larutan yang tidak berwarna.
Metode kolometri didasarkan pada pengukuran jumlah 2,6-diklorofenol indofenol yang
dihilangkan warnanya oleh asam askorbat di dalam ekstrak sampel dan di dalam larutan asam
askorbat standar.
2.Saran
Untuk penentuan kadar Vitamin C pada buah-buahan dan sayuran yang lainnya,diharapkan dapat
melakukan percobaan mengunakan beberapa metode yang telah dibahas sebelumnya dan dapat menemukan kadar
Vitamin C lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad.1987.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.Dian Rakyat.Jakarta Timur.
Akhilender.2003.Susunan Kimia Vitamin C.
http://www.slideshare.net/2011/11/vitamin-mineral-air-dan-susunan-dari.html diakses pada 17
Oktober 2015
F.G.Winarno.2004.Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen.PT Gramedia Pustaka.
Utama.Jakarta.
Guyton.2007.Kekurangan dan Kelebihan Vitamin C.
http://medicastore.com/penyakit/274/Kekurangan_&_Kelebihan_Vitamin_C_(asam_askorbat).ht
ml diakses pada 16 Oktober 2015
Haryadi.2012.Sifat-sifat Asaam Askorbat.
http://obatsuntikputih.com/blog/sifat-sifat-asam-askorbat/ diakses pada 16 Oktober 2015
Khomson.2010.Fungsi Vitamin
http://www.smallcrab.com/kesehatan/658-sekilas-mengenal-vitamin-c diakses pada 16 Oktober
2015
Sunita.2004.Metabolisme Vitamin C
http://www.slideshare.net/mluthfan2/metabolisme-vitamin-c-asam-askorbat diakses pada 18
Oktober 2015
Suhartono.2007.Pengertian Vitamin C dan Asam Askorbat http://drevan.co.id/2011/06/vitamin-casam-askorbat.html diakses pada 16 Oktober 2015
Tejasari.2005.Nilai-Gizi Pangan.Graha Ilmu.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai