Anda di halaman 1dari 18

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SOSIALISASI SESI 4 DENGAN BERMAIN KARTU


DEPARTEMEN JIWA
RUANG 23 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Untuk Memenuhi Tugas
Pendidikan Profesi Departemen Jiwa

Oleh :
Kelompok 4
Gigih Adetya Junaedi
Qory Tifani Rahmatika
Lisa Theana Dewi
Yessie Rohan

150070300011161
150070300011137
150070300011091
150070300011123

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI SESI 4 DENGAN BERMAIN KARTU
DEPARTEMEN JIWA
RUANG 23 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Untuk Memenuhi Tugas
Pendidikan Profesi Ners Departemen Jiwa
Oleh :
Kelompok 4
Gigih Adetya Junaedi
Qory Tifani Rahmatika
Lisa Theana Dewi
Yessie Rohan

150070300011161
150070300011137
150070300011091
150070300011123

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari

: Sabtu

Tanggal

: 3 Desember 2016

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi


Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Ns. Ridhoyanti H, S.Kep, M.Kep

Wachid Abdillah, S.ST

NIP. 2010038509202001

NIP. 198005142008011013
Mengetahui,
Kepala Ruangan

Rus Yuliati, S.Kep, Ns


NIP. 196207281986032005

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang terus-menerus membutuhkan pergerakan/
aktivitas,sehingga dengan pergerakan proses psikologis tubuh dapat berjalan dengan
baik.Terapi aktivitas kelompok (TAK) khususnya bermain dapat memberikan energi klien dan
klien dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Terapi aktivitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi
kelompok

adalah

membuat

sadar

diri

(self-awareness),

peningakatan

hubungan

interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.


Terapi aktivitas kelompok sosialisasi, klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan
individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dilakukan secara bertahap, dari interpersonal
(satu dan satu), kelompok dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi ini cocok digunakan pada klien dengan HDR
(harga diri rendah) dan isoslasi sosial yang jarang berkomunikasi dengan orang lain, karena
dapat melatih dan membantu mereka dalam memulai bercakap-cakap dengan orang-orang
di sekitarnya.
Dalam kehidupan bersama terjadi hubungan antar manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, sedangkan untuk mencapai keinginan itu perlu diwujudkan dalam
bentuk tindakan melalui hubungan timbal balik. Hubungan ini yang disebut interaksi sosial.
Suatu tindakan disebut interaksi sosial apabila individu melakukan tindakan sehingga
menimbulkan reaksi dari individu lain. Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata
dalam bentuk tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai-nilai atau norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat. Bila hubungan berdasarkan nilai atau norma, interaksi sosial
tersebut akan berjalan lancar dan sebaliknya.
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat memberikan
dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi
perilaku maladaptive terutama pada pasien dengan harga diri rendan dan isolasi sosial.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
Tujuan umum TAK yaitu peserta dapat meningkatkan kemampuan klien dalam
berhubungan sosial secara berkelompok dengan bertahap.
Tujuan Khusus
1. Klien mampu memperkenalkan diri

2. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok


3. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
5. Klien mampu menyampaikan perasaan yang dirasakannya saat pelaksanaan TAKS
6. Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah
diberikan.
1.3 Manfaat
1.3.1

Manfaat Bagi Klien


Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan hambatan
sosialisasi agar mampu bersosialisasi dengan sejumlah klien dalam satu kelompok.

1.3.2

Manfaat Bagi Terapis

Sebagai upaya untuk memberikan asuhan keperawatan jiwa secara holistik.

Sebagai terapi modalitas yang dapat dipilih untuk mengoptimalkan Strategi


Pelaksanaan dalam implementasi rencana tindakan keperawatan klien

1.3.3

Manfaat Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai informasi untuk pihak akademisi, pengelola dan sebagai bahan
kepustakaan, khususnya bagi mahasiswa S1 Keperawatan sebagai aplikasi dari
pelayanan Mental Health Nurse yang optimal pada klien dengan hambatan
sosialisasi.

1.3.4

Manfaat Bagi Rumah Sakit


Sebagai masukkan dalam implementasi asuhan keperawatan yang holistik
pada pasien dengan hambatan sosialisasi, sehingga diharapkan keberhasilan terapi
lebih optimal.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Kelompok
1. Definisi Kelompok
Isolasi sosial adalah keadaan dimana mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi orang lain disekitarnya (Keliat, el al 2009).
Dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi, klien dibantu untuk melakukan
sosialisasi yang ada disekitar klien.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Hasil diskusi dapat
berupa kesempatan alternatife penyelesaian masalah. Klien dilatih menyampaikan
perasaannya terhadapa stimulus yang ada. Kemampuan klien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Semua kondisi ini akan
mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam
kelompok.
Penggunaan kelompok dalam asuhan keperawatan jiwa memberi dampak
yang positif dalam upaya promotif, kuratif dan rehabilitative karena dapat diperoleh
dukungan

pendidikan,

meningkatkan

peningkatan

hubungan

kemampuan

interpersonal.

Berbagai

pemecahan
uji

masalah

keperawatan

dan
yang

dikembangkan difokuskan pada klien secara individu, kelompok, keluarga maupun


komunitas.
2. Tujuan dan Fungsi kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang
lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive. Kekuatan kelompok
ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling membantu
satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok
merupakan laboratorium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan
interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota
kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok
yang lain.
3. Jenis terapi kelompok

Terapi Kelompok

Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan


sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).
Fokus terapi kelompok adalah adalah membuat sadar diri (self-awareness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.

Kelompok terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi, penyakit fisik
krisis, tumbuh kembang, atau penyesuaian social, misalnya, kelompok wanita
hamil yang akan menjadi ibu, individu yang kehilangan dan penyakit terminal.
Banyak kelompok terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan
dari kelompok ini adalah sebagai berikut.
-

Mencegah masalah kesehatan

Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok

Mengingatkan

kualitas

kelompok.

Antara

anggota

kelompok

saling

membantu dalam menyelesaikan masalah.


4. Aspek dalam Terapi Kelompok
Menurut Stuart & Sundeen (2005), beberapa aspek dari klien yang harus
diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai,
tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan
takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
b. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
c.

Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, klien mau
berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan sebagian dari terapi aktivitas

kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini
diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang
adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal (Keliat,
2004).

5. Jenis-Jenis TAK
Terapi Aktifitas Kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang paling
banyak ditemukan dikelompok sebagai berikut.
1)

TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik)

2)

TAK stimulasi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)

3)

TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah mengontrol halusinasinya,
klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik)

4)

TAK stimulasi persepsi : halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)

5)

TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan HDR)

6)

TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik)

BAB 3
PENGORGANISASIAN
3.1 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum TAKS adalah klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam
kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
e. Klien mampu menyampaikan perasaan yang dirasakannya saat pelaksanaan
TAKS
f.

Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok

g. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang


telah diberikan
3.2 TUGAS DAN WEWENANG
a. Leader
Tugas :
1

Menyusun perencanaan pelaksanaan TAK

Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan

Memfasilitasi setiap anggota kelompok untuk mengekspresikan perasaan,


mengajukan pendapat dan umpan balik.

Sebagai role model

Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat dan memberikan


umpan balik.

b. Coleader
Tugas :
1

Membantu leader dalam mengorganisir kemampuan anggota kelompok

Membantu mengobservasi kemampuan klien dalam TAK

Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

c. Fasilitator :
Tugas :
1. Memfasilitasi anggota kelompok untuk berperan aktif dan memotivasi
anggota kelompok

2. Mempertahankan kehadiran anggota kelompok


3. Mencegah atau hambatan kelompok dari dalam maupun dari luar
kelompok
d. Observer
Tugas :
1. Mengobservasi setiap respons klien
2. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua
perubahan prilaku klien (jumlah peserta yang hadir, daftar hadir, yang
memberikan ide dan pendapat, topic dan diskusi, respons verbal dan non
verbal)
3. Memberikan umpan balik kepada kelompok
4. Mengobservasi respons anggota kelompok
5. Mengidentifikasi strategi yang digunakan leade
6. Mencatat modifikasi strategi untuk kegiatan kelompok berikutnya.
e. Tugas Klien
1. Mengikuti seluruh kegiatan
2. Berperan aktif dalam kegiatan
3. Mengikuti proses evaluasi
3.3 PERATURAN KEGIATAN
1. Klien diharapkan mengikuti seluruh acara dari awal hingga akhir
2. Peserta tidak boleh berbicara apabila belum diberi kesempatan; peserta tidak boleh
memotong pembicaraan orang lain
3. Peserta dilarang meninggalkan ruangan bila acara belum selesai dilaksanakan
4. Peserta yang tidak mematuhi peraturan akan diberi sanksi:
Peringatan lisan
Dihukum: menyanyi, menari, atau menggambar
Diharapkan berdiri di belakang pemimpin selama 5 menit
Dikeluarkan dari ruangan/kelompok

3.4 SETTING

k
F

k
k

k
Co

Keterangan:
L : Leader
Co-L : Co-Leader
O : Observer
F : Fasilitator
K : Klien
Petunjuk: Klien duduk melingkar bersama perawat.

3.5 TAKS SESI IV


Tema
: Sosialisasi dengan cara bermain kartu
Sasaran
: Pasien dengan gangguan jiwa di ruang 23 E
Hari/Tanggal : Sabtu/3 Desember 2016
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Di dalam ruangan rehabilitasi Ruang 23E RSSA
Pelaksana
:
1. Leader
: Yessie Rohan
2. Co-Leader : Gigih Adetnya Junaidi
3. Observer : Lisa Theana Dewi
4. Fasilitator : Qory Tifani Rahmatika
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
2. Tujuan khusus
a.

Mampu menyampaikan permintaan dengan baik

b.

Mampu mengucapkan terimakasih dengan sikap yang baik

c.

Mampu memberikan apa yang diminta oleh orang lain dengan baik dan sopan

3. Setting
1. Terapis & klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat
a.

Alat
1) Mp3 player
2) Bola
3) Karton papan nama
4) Kartu Permainan
5) Laptop

5. Metode
1.
2.
3.
4.

Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Bermain peran / simulasi Bola estafet
Bermain Kartu

6. Langkah Kegiatan
1.

Persiapan
a. Memilih klien dengan kriteria HDR, Isolasi Diri, RPK, GPP, Halusinasi
(Menyesuaikan pasien di ruangan)
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2.

Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:

a.

Memberi salam terapeutik: salam dari terapis

b.

Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini

c.

Kontrak:
-

Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri

Menjelaskan aturan main, yaitu sebagai berikut:

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus


meminta izin kepada terapis

Lama kegiatan + 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu musik akan dihidupkan serta bola diedarkan
berlawanan arah jarum jam. Dan pada saat musik dimatikan, maka
anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan diri dan
menanyakan apakah anggota kelompok lain memiliki kartu yang berbeda.
Dimulai oleh terapist sebagai contoh cara bermain kartu. Misalnya, cara
menanyakan yang baik dan cara meminta yang baik.
b. Tuliskan pada flipchart atau white board daftar angka dari kartu yang
dimiliki oleh anggota kelompok.
c. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok memiliki kartu yang
dibutuhkan.
d. Hidupkan kembali musik dan medarkan bola. Pada saat musik dimatikan,
minta pada anggota kelompok yang memegang bola untuk bertanya dan
meminta kepada anggota kelompok lain untuk melengkapi kartu yang
dibutuhkan.
e. Ulangi e sampai semua anggota kelompok mendapat giliran yang sama
f.

Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi


tepuk tangan.

5. Fase Terminasi
a.

Evaluasi respons subjektif klien


Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
a. Evaluasi respons objektif klien
Memberkan pujian atas keberhasilan kelompok

c.

Rencana tindak lanjut


1. Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap tentang topik
tertentu (bertanya dan meminta) dengan orang lain pada
kehidupan sehari-hari

2. Memasukan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan harian


klien.
d. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topic pembicaraan masalah pribadi
2. Menyampaikan waktu dan tempat

3.6 Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAKS sesi 4 dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab
pada saat bercakap-cakap serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan
formulir evaluasi berikut.
TAK sesi 4 : Sosialisasi
Kemampuan bercakap-cakap
a.

Kemampuan verbal: menyampaikan topik (Bertanya)


Nama Klien
No

Aspek yang dinilai

Menyampaikan pertanyaan dengan


jelas

Menyampaikan pertanyaan secara


ringkas

Menyampaikan pertanyaan dengan


mandiri

Jumlah

b.

Kemampuan verbal: mengakhiri topik (Meminta)


Nama Klien
No

Aspek yang dinilai

Menyampaikan permintaan dengan


jelas

Menyampaikan permintaan ringkas

Menyampaikan permintaan

Jumlah

c.
NO

Kemampuan non verbal


Aspek yang dinilai
Nama klien

Kontak mata

Duduk tegak

Menggunakan bahasa tubuh yang

sesuai
Mengikuti

kegiatan

dari

awal

sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien.
2. Untuk tiap klien tiap aspek dinilai dengan member tanda jika ditemukan
pada klien dan berikan tanda x jika tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 3 atau 4, klien
mampu; jika niali 2 klien dianggap belum mampu.
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Input
a. Tim berjumlah 4 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 1 fasilitator, dan
1 observer.
b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
c. Peralatan mp3 sound system berfungsi dengan baik.
d. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik klien untuk melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
2. Evaluasi Proses
a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.
b. Fasilitator menempatkan diri di antara klien.
c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannya permainan.
d. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. 100% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai selesai.

b. 100% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal: bergerak mengikuti


instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.
c. 100% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain atau
perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).
d. 100% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
e. 100% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau
berinteraksi dengan perawat / klien lain)
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien saat TAKS pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai kemampuan verbal menyampaikan topik 2,
kemampuan verbal mengakhiri topik 2, maka catatan keperawatan adalah klien
mengikuti TAKS sesi 4, klien belum mampu bercakap-cakap dengan topik tertentu
secara verbal dan nonverbal. Dianjurkan latihan diulang di ruangan (buat jadwal).

STRATEGI PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 4
1.

Strategi Komunikasi
a.

Salam Terapeutik
Selamat pagi ibu dan bapak, sebelumnya kami akan memperkenalkan
diri terlebih dahulu. Nama saya Yessie

disamping kiri saya ada Fani

disebelah kanan saya ada Lisa dan di belakang ibu dan bapak ada Gigih. Ibu
dan bapak sudah kenal belum sama perawat-perawat yang ada disini. Bagus
ibu dan bapak
b.

Evaluasi / validasi
Bagaimana kabar ibu dan bapak pagi ini. Apa semuanya sehat? Ibu
dan bapak sudah mandi dan sarapan belum, sudah minum obat belum? Ibu
dan bapak sudah ada yang kenal dengan teman-teman nya yang ada disini.
Bagus.

c.

Kontrak
Kami mau tanya ada yang belum pernah ikut TAK sebelumnya.
Bagus semuanya sudah pernah ya mengikuti TAK. Ibu dan bapak tau tidak
TAK kita kali ini tentang apa. TAK kita kali ini yaitu bercakap-cakap bersama
teman sekelompok dengan bermain kartu. Ibu dan bapak, sebelumnya
memberi salam, selanjutnya ibu memperkenalkan diri, lalu ibu bisa
menanyakan dan meminta kartu yang ibu butuhkan. Misalnya Pak/Bu
apakah anda memiliki kartu yang bertuliskan angka 1/2/3/4? Jika ada apakah
saya boleh memintanya?Terimakasih Pak/Bu. TAK ini akan berlangsung 30
menit diruangan ini. Nanti selama permainan ini berlangsung ibu dan bapak
tidak boleh meninggalkan tempat ini ya. Kalaupun ada yang ingin buang air
(BAK) ibu dan bapak harus minta izin dahulu sama perawat yang ada di
sebelah kanan dan kiri ibu.

d.

Tujuan
Tujuan TAK kita kali ini adalah agar ibu dan bapak dapat bercakapcakap dengan teman-teman yang ada diruangan ini.

2.

Fase Kerja
Baiklah ibu dan bapak, sekarang kita mulai permainannya, tapi sebelumnya perawat
kasih tau dulu ya cara dan peraturannya. Baiklah.. ibu dan bapak nanti akan mendengarkan
lagu yang akan diputar. Ini lagunya Coba dengarkan. Dan ini juga ada bola, nanti bola
ini dipegang oleh ibu dan bapak lalu dikasih ke teman yang ada disamping ibu dan bapak
(bola diedarkan berlawanan dengan jarum jam) terus bola diedarkan sampai lagu yang
didengarkan berhenti dan jika bola berada ditangan ibu berarti ibu yang memegang bola

harus memperkenalkan diri dan menyampaikan satu topik (bertanya dan meminta kartu)
yang ingin dibicarakan. Sekarang perawat akan memberikan contoh terlebih dahulu. Lalu ibu
dan bapak dengarkan lagi lagu yang sudah disetel kemudian bola diedarkan lagi ketemanteman yang ada disebelahkan ibu dan bapak. Bola diedarkan sampai lagu berhenti. Lalu
apabila lagu berhenti dan ibu dan bapak yang memegang bola harus memperkenalkan diri
dan menyampaikan satu topik (bertanya dan meminta) yang ingin dibicarakan. Ulangi
sampai semua anggota kelompok menyampaikan topik yang ingin dibicarakan. Beri pujian
untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan. Dan begitu
seterusnya. Bagaimana bu, apa ibu dan bapak sudah mengerti. Ada yang ingin ditanyakan
tidak. Kalau begitu kita mulai saja ya permainannya.
3.

Fase Terminasi
a.

Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah kita melakukan TAK hari ini. Apa

semua senang. Sekarang sudah tahu cara bercakap-cakap dengan teman yang
lainnya dengan topik tertentu.
b.

Evaluasi Objektif

Bagus ibu dan bapak hebat ya . Bisa mendiskusikan topik tertentu dengan
teman-teman.
c.

Rencana Tindak Lanjut


Perawat berharap ibu dan bapak bisa terus berlatih bercakap-cakap dengan

teman-teman yang lain. Ya. Dan juga memasukan kegiatan kali ini kedalam jadwal
kegiatan ibu ya.
d.

Kontrak yang akan datang


Perawat harap ibu dan bapak mengikuti TAK yang akan diadakan selanjut.

Tempat dan waktu akan disesuaikan nanti. Sekarang ibu dan bapak bisa melanjutkan
kembali kegiatannya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai