Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
diakui
ketika
tersebut
pendapatan
diperoleh.
Dari
tersebut
sudut
direalisasi,
pandang
yaitu
ketika
entitas
yang
Rp 20.000
Rp 20.000
Rp 24.000
Rp 24.000
Rp 20.000
Rp 20.000
Rp 24.000
Rp 24.000
Rp 30.000
Rp 30.000
Rp 24.000
Persediaan (-A)
Rp 24.000
Pada akhir tahun 2006, penjualan Fren termasuk yang dijual ke Smart, adalah
Rp 24.000.000 dan harga pokok penjualannya termasuk harga barang
dagangan yang ditransfer ke Smart sebesar Rp 20.000.000. Penjualan Smart
termasuk penjualan barang dagang kepada entitas lain, Rp 30.000.000 dan
harga pokok penjualannya sebesar Rp 24.000.000. Karena Fren dan Smart
dianggap sebagai entitas tunggal untuk tujuan pelaporan, penjualan dan
harga pokok penjualan gabungan disajikan terlalu besar sejumlah Rp
24.000.000. Kelebihan tersebut dieliminasi dalam kertas kerja konsolidasi.
Eliminasi kertas kerja adalah sebagai berikut: (dalam ribuan)
Penjualan
Harga pokok
penjualan
Laba kotor
Fren
100%
Smart
Penyesuaian dan
Eliminasi
Konsolida
si
Rp
24.000
Rp 30.000
a.
24.000
Rp
30.000
24.000
Rp 6.000
a.
24.000
20.000
Rp
4.000
Eliminasi kertas kerja tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi
20.000
Rp
10.000
karena
jumlah eliminasi penjualan dan harga pokok penjualan adalah sama, dan
gabungan laba bruto sama dengan laba bruto konsolidasi. Selain eliminasi
pos laba untuk perusahaan, eliminasi piutang dan hutang antar perusahaan
harus dilakukan dalam proses konsolidasi.
2. Eliminasi Laba yang Belum Realisasi dalam Persediaan Akhir
Entitas konsolidasi merealisasikan dan mengakui laba atas penjualan antar
perusahaan afiliasi pada saat barang dijual kepada entitas luar. Persediaan
akhir perusahaan afiliasi pembeli mencerminkan laba dan rugi atas penjualan
antar perusahaan karena persediaan tersebut lebih mencerminkan harga
transfer perusahaan. Contoh transaksi eliminasi laba yang belum direalisasi
dalam persediaan akhir masih melanjutkan kasus 1 diatas.
Contoh Kasus 2:
Selama tahun 2007 Fren membeli barang dagang dari entitas lain sebanyak
Rp 30.000.000 dan menjual barang dagang senilai Rp 30.000.000 tersebut
kepada Smart sehargaRp 36.000.000. Smart menjual barang dagangnya
sebanyak Rp 30.000.000 kepada para pelanggannya dengan harga Rp
37.500.000. Ayat jurnal yang berhubungan dengan transfer barang dagang
antar perusahaan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:
PEMBUKUAN FREN ( dalam ribuan )
Untuk mencatat pembelian kredit dari entitas lain
Persediaan (+A)
Rp 30.000
Rp 30.000
Rp 36.000
Rp 36.000
Rp 30.000
Persediaan (-A)
Rp 30.000
Rp 36.000
Rp 36.000
Rp 37.500
Rp 37.500
entitas lain
Harga pokok penjualan (E, -SE)
Rp 30.000
Persediaan (-A)
Rp 30.000
Penjualan Fren tahun 2007 kepada Smart Rp 36.000.000 dan harga pokok
penjualannya mencerminkan harga pokok dagangan yang ditransfer kepada
Smart sebesar Rp 30.000.000, Penjualan Smart tahun 2007 sebesar Rp
37.500.000 terdiri dari barang dagang yang diperoleh dari Fren, dan harga
pokok penjualannya sebesar Rp 30.000.000 dari Rp 36.000.000 harga
transfer barang dagangan yang diperoleh Fren. Hal ini sama dengan Rp
30.000.000/Rp 36.000.000 atau 5/6. Sisa barang dagang yang diperoleh dari
Fren tahun 2007 tetap ada dalam persediaan Smart pada tanggal 31
Desember 2007 dengan harga transfer Rp 6.000.000, termasuk laba yang
belum direalisasi sebesar Rp 1.000.000 ( berasal dari sisa laba 1/6 x Rp
6.000.000).
Jurnal eliminasi dalam kertas kerja oleh Fren Corporation adalah sebagai
berikut :
Penjualan resiprokal (dari Fren ke Smart), yaitu penjualan sebesar Rp
36.000.000
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Penjualan
Rp 36.000.000
Harga pokok penjualan
Rp 36.000.000
Laba yang belum direalisasi, pada persediaan akhir tahun masih tersisa
sebesar Rp1.000.000 ( 1/6 dari harga transfer Rp 6.000.000)
Jurnal eliminasi yang dibuat :
Harga pokok penjualan
Rp 1.000.000
Persediaan
Rp 1.000.000
Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2007 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
Laporan laba
rugi
Penjualan
H.pokok
penjualan
Laba kotor
Neraca
Persediaan
Fren
100%
Smart
Penyesuaian dan
Eliminasi
Konsolida
si
Rp
36.000
Rp 37.500
30.000
Rp 7.500
a.
36.000
b.
1.000
Rp
37.500
30.000
Rp
6.000
Rp 6.000
a.
36.000
b.
1.000
25.000
Rp
12.500
Rp
5.000
Debit harga pokok penjualan pada jurnal eliminasi diatas mengurangi laba
dengan
peningkatan
harga
pokok
penjualan
konsolidasi,
dan
kredit
perolehan.
Dari
sudut
pandang
entitas
yang
dikonsolidasikan,
persediaan akhir Smart disajikan terlalu besar sejumlah laba yang belum
direalisasi Rp 1.000.000 Oleh karena persediaan akhir yang disajikan terlalu
besar menyebabkan harga pokok penjualan terlalu rendah dan laba bruto
menjadi terlalu tinggi, kesalahan tersebut diperbaiki dengan ayat jurnal
kertas kerja b, yang menambah (debit) harga pokok penjualan dan
mengurangi (kredit) persediaan akhir yang disajikan terlalu besar tersebut.
Ayat jurnal eliminasi ini mengurangi laba bruto konsolidasi sebesar Rp
1.000.000 ( pengaruh pada laporan laba rugi) dan persediaan akhir
konsolidasi sebesar Rp 1.000.000 (pengaruh pada neraca).
METODE EKUITAS
Pada tanggal 31 Desember 2007, Fren menghitung pendapatan investasinya
dengan cara yang biasa kecuali bahwa laba antar perusahaan sebesar Rp
1.000.000 harus ditangguhkan. Dalam ayat jurnal konsolidasi satu baris Fren,
pendapatan dari Smart akan dikurangi dengan laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir sebesar Rp 1.000.000, karenanya , akun investasi pada Smart
juga akan dikurangi sebesar Rp 1.000.000.
1. Pengakuan Laba yang Belum Direalisasi dalam Persediaan Awal
Laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir akan direalisasi ketika
barang dagang dijual kepada pihak diluar entitas konsolidasi. Realisasi terjadi
pada periode fiskal berikutnya, sehingga pengakuan ditunda sampai tahun
berikutnya. Pengakuan laba yang
pada harga pokok penjualan pada kertas kerja karena jumlah persediaan
tercermin
dalam
harga
pokok
penjualan
jika
sistem
perpetual
yang
digunakan. Berikut ini contoh kasus untuk transaksi pengakuan laba yang
belum direalisasi pada persediaan awal. Contoh transaksi masih melanjutkan
kasus 1 dan 2 diatas.
Contoh kasus 3:
Selama tahun 2008 Fren Corporation menjual barang dagang senilai Rp
40.000.000 kepada Smart Company dengan harga Rp 48.000.000 dan Smart
menjual 75% dari barang dagang tersebut dengan harga Rp 45.000.000,
Smart juga menjual barang dagang dari persediaan awalnya (harga perolehan
Rp 40.000
Rp40.000
Rp 48.000
Rp 48.000
Rp 40.000
Persediaan (-A)
Rp 40.000
Rp 48.000
Rp 48.000
Rp 52.500
Rp 52.500
Rp 42.000
Persediaan (-A)
Rp 42.000
Catatan : Transaksi penjualan dan pembelian oleh Fren dan Smart sebagai
entitas konsolidasi berakibat pada akhir tahun 2008, Smart masih memiliki
persediaan akhir sebesar 25% yaitu sebesar Rp 12.000.000 (Rp 48.000.000 x
25%) karena Smart baru menjual barang dagangan yang dibeli dari Fren
sebanyak 75%. Persediaan akhir Smart tahun 2008 termasuk laba yang
belum direalisasi sebesar Rp 2.000.000 {Rp 12.000.000 (Rp 12.000.000/1,2
Rp 48.000.000
Rp 48.000.000
Rp 1.000.000
Rp 1.000.000
Rp 2.000.000
Persediaan
Rp 2.000.000
Kertas kerja eliminasi yang dibuat oleh Fren tahun 2008 sebagai berikut :
(dalam ribuan)
Fren
100%
Smart
Penyesuaian dan
Eliminasi
Konsolida
si
Rp
48.000
Rp 52.500
42.000
Rp
52.500
40.000
Rp 10.500
a.
48.000
c.
2.000
Rp
8.000
Rp 12.000
a.
48.000
b.
1.000
c.
2.000
35.000
Rp
17.500
Rp
b.
10.000
XXX
1.000
Ayat jurnal kertas kerja a dan c pada dasarnya sama seperti ayat jurnal untuk
tahun 2007. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi pembelian dan penjualan
antar perusahaan dan menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam
persediaan akhir. Dari sudut pandang konsolidasi, kelebihan persediaan awal
sebesar Rp 1.000.000 menyebabkan harga pokok penjualan dalam tahun
2008 menjadi terlalu besar. Ayat jurnal b mengakui laba yang sebelumnya
ditangguhkan (tahun 2007) dengan mengurangi harga pokok penjualan
konsolidasi dan karenanya meningkatkan laba bruto konsolidasi. Debit akun
investasi dalam Smart merupakan penyesuaian untuk ayat jurnal konsolidasi
satu baris yang mengurangi akun investasi pada Smart tahun 2007 untuk
menangguhkan laba yang belum direalisasi dalam persediaan akhir tersebut.
Contoh tersebut diatas tidak mencakup pengaruh transaksi persediaan antar
perusahaan terhadap perhitungan hak minoritas atau terhadap akuntansi
perusahaan induk menurut metodee ekuitas.
oleh
perusahaan
induk
kepada
perusahaan
anaknya
akan
meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor perusahaan induk
tetapi tidak mempengaruhi laba perusahaan anak sampai barang dagang
tersebut dijual kepada entitas luar. Berikut ini akan diilustrasikan penangguhan
laba antar perusahaan atau laba yang belum direalisasi atas penjualan
downstream.
PENANGGUHAN LABA ANTARPERUSAHAAN DALAM PERIODE PENJUALAN
ANTARPERUSAHAAN
Contoh kasus 4:
Park Corporation mempunyai 90% saham berhak suara Sori Corporation. Laporan
laba rugi terpisah Park dan Sori untuk tahun 2006, sebelum mempertimbangkan
laba yang belum direalisasi, adalah sebagai berikut :
Park Corp
Penjualan
Harga pokok penjualan
Laba Kotor
Rp 100.000
(60.000)
40.000
Sori Corp
Rp 50.000
(35.000)
15.000
Beban
15.000
5.000
Laba Operasi
25.000
10.000
9.000
34.000
10.000
Rp 9.000
Rp 9.000
Rp 2.500
Rp 2.500
Ayat jurnal kedua pada pembukuan Park mengurangi laba dari Sori yaitu dari Rp
9.000 menjadi Rp 6.500. Oleh karena bagian Park hanya sebesar Rp 9.000
(kepemilikan 90%) maka beban hak minoritas pada kertas kerja Park dicatat
sebesar Rp 1.000.
Jurnal elimasi yang dibuat oleh Park per 31 Desember 2006 untuk mengeliminasi
akun resiprokal adalah sebagai berikut :
Jurnal eliminasi :
Mengeliminasi penjualan dan pembelian resiprokal
Jurnal :
Penjualan
Rp 15.000
Rp 15.000
Rp 2.500
Persediaan
Rp 2.500
Mengeliminasi laba investasi dan menyesuaikan akun investasi dalam Sori per 1
Januari 2006 (dalam laporan konsolidasi tidak boleh ada laba atas transaksi
antarperusahaan afiliasi)
Jurnal :
Laba dari Sori
Rp 6.500
Rp 6.500
90% Sori
Rp 100.000
6.500
(60.000)
(15.000)
Rp 50.000
Rp 31.500
Rp 10.000
XXX
(35.000)
(5.000)
Rp 7.500
a.
15.000
b. 6.500
c. 2.500
Laporan
Konsolidasi
Rp 135.000
a. 15.000
( 82.500)
( 20.000)
( 1.000)
Rp 31.500
b. 2.500
c.
6.500
Rp 5.000
Contoh Kasus 5:
Barang dagang yang diperoleh dari park selama tahun 2006 dijual oleh Sori pada
tahun 2007, asumsi tidak ada transaksi antarperusahaan antara Park dan Sori
selama
tahun
2007.
Laporan
laba
rugi
terpisah
tahun
2007
sebelum
Sori Corp
Rp 120.000
(80.000)
40.000
Rp 60.000
(40.000)
20.000
Beban
20.000
5.000
Laba Operasi
20.000
15.000
13.500
Laba Bersih
33.500
15.000
Laba operasi Park tahun 2007 tidak dipengaruhi oleh laba yang belum direalisasi
dalam persediaan Sori per 31 Desember 2006. Namun laba Sori tahun 2007
terpengaruh karena persediaan awal Sori lebih saji Rp 2.500 demikian pula untuk
harga pokok penjualan. Dari sudut pandang Park laba investasinya akan dicatat
dan disesuaikan sebagai berikut :
( Mencatat laba investasi dari Sori )
Investasi dalam Sori
Rp 13.500
Rp 13.500
Rp 2.500
Rp
2.500
Pada akhir tahun 2007 ayat jurnal diatas akan meningkatkan investasi dalam Sori
dari Rp 13.500 menjadi Rp 16.000 dan laba bersih Park dari Rp 33.500 menjadi Rp
36.000.
Berikut ini jurnal eliminasi dan kertas kerja konsolidasi Park dan Sori :
Menyesuaikan atau mengakui laba dari persediaan awal yang sebelumnya
ditangguhkan.
Jurnal :
Investasi dalam sori
Rp 2.500
Rp
2.500
Rp 16.000
Rp 16.000
Penyesuaian dan
eliminasi
Sori
Debet
Laporan laba rugi
Penjualan
Rp
120.000
Rp
60.000
Rp 180.000
b.
16.000
16.000
H.pokok penjualan
(80.000)
(40.000)
(20.000)
(
5.000)
Beban
Kredit
Laporan
Konsolidasi
a.
2.500
(117.500)
(
25.000)
Beban hak
minoritas (Rp
15.000x10%)
(
1.500)
Laba bersih
Rp 36.000
Neraca
Investasi dlm Sori
XXX
Rp
15.000
Rp 36.000
a.
2.500
b.
16.000
oleh
anak
perusahaan
kepada
induk
perusahaannya
akan
meningkatkan penjualan, harga pokok penjualan dan laba kotor anak perusahaan,
tetapi tidak memengaruhi laba operasi induk sampai barang dagang dijual
kembali kepada entitas lain. Laba bersih induk perusahaan dipengaruhi, karena
induk perusahaan mengakui bagiannya atas pendapatan anak perusahaan
berdasarkan metode ekuitas. Jika anak perusahaan penjual adalah perusahaan
afiliasi yang dimiliki 100%, induk perusahaan menangguhkan 100% dari laba yang
belum direalisasi pada tahun terjadinya penjualan antar perusahaan. Jika anak
perusahaan adalah perusahaan afiliasi yang hanya dimiliki sebagian, induk
perusahaan juga hanya menangguhkan sebatas bagiannya atas laba anak
perusahaan yang belum direalisasi.
Park
diakui
seperti
dalam
Peraga
dibawah
ini.
Peraga
tersebut
75%
dari
laba
Salt
berdasarkan
metode
ekuitas,
Park
harus
mengeliminasi hanya 75% dari laba yang belum direalisasi yang termasuk dalam
laba Salt tersebut. Pada kedua kasus, semua laba yang belum direalisasi yang
dicatat oleh Park dieliminasi dari akun laba dan investasi.
(dalam ribuan)
Bagian A
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 100%
Investasi pada Salt (+A)
Laba dari SaltR,+SE)
Untuk mencatat 100% pendapatan Salt yang
dilaporkan sebagai pendapatan dari anak perusahaan.
50.000
5.000
5.000
Bagian B
Jika Salt adalah anak perusahaan yang dimiliki 75%
Investasi pada Salt (+A)
37.500
Laba dari Salt (R,+SE)
Untuk mencatat 75% pendapatan/laba Salt yang dilaporkan
sebagai pendapatan/laba dari anak perusahaan.
Laba dari Salt (-R,-SE)
37.500
Investasi pada Salt (-A)
Untuk menangguhkan 75% laba persediaan yang belum
direalisasi yang dilaporkan Salt sampai direalisasi.
Ayat jurnal tunggal sebesar Rp 33.750
[(50.000 - 5.000) x 75%] dapat juga digunakan.
37.500
37.500
Anak
Rp300.000.000
COGS
Gross profit
(Rp300.000.000)
Rp300.000.000
(Rp180.000.000)
Rp120.000.000
Expense
Parent
(Rp100.000.000)
Rp200.000.00
(Rp70.000.000)
Sales
separate
income
Subsidiarys
0
net
Rp50.000.000
income
Penjualan antar perusahaan tahun 2003 sebesar 100.000.000 dan pada akhir
tahun terdapat unrealized profit 20.000.000 yang tersimpan dalam stock akhir.
.000
Dalam penghitungan consolidated net income, perbedaan net income perbedaan
net income antara downstream dan upstream terletak pada minority interest
income, sedangkan eliminasi intercompany purchases & sales serta intercompany
inventory adalah sama.
PT. Induk & Subsidiary
Consolidated Income statements
For the year ended Desember 31, 2003
Sales (900.000.000-100.000.000)
Induk
Rp800.000.000
Anak
Rp800.000.000
COGS
Rp400.000.000
Rp400.000.000
100.000.000)
Gross profit
Rp400.000.000
Rp400.000.000
Expense (100.000.000+70.000.000)
Total realized income
Rp170.000.000
Rp230.000.000
Rp170.000.000
Rp230.000.000
(Rp10.000.000)
Rp220.000.000
(Rp6.000.000)
Rp224.000.000
(480.000.000+20.000.000-
Apabila metode equity yang digunakan, maka konsep one-line consolidation harus
tetap dipertahankan.
Downstream
Downstream
Induk separate income
(+) Income from Anak
Equity in income reported by Anak
(50.000.000x80%)
(-) Unrealized income
Upstream
Equity from Anaks income realized
(-) Unrealized income
(x) Ownership (%)
Induk (and consolidated) net income
Rp200.000.000
Upstream
Rp200.000.000
Rp40.000.000
(Rp20.000.000)
Rp220.000.00
Rp50.000.000
(Rp20.000.000)
80%
Rp224.000.00