Liputan 6
Liputan 6
Abdul Ghofar Al Amin. 2014. Curhat Di Facebook Wanita Ini Masuk Penjara.
http://www.kompasiana.com/abd.ghofaralamin/curhat-di-facebook-wanita-ini-masukpenjara_54f3df437455139f2b6c8216. Diakses pada 15 November 2016
Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana tertera dalam UUD 1945, Pasal 1 ayat 3. Pasal
tersebut menjadi landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan
hukum. Hukum di Indonesia mengatur segala aspek yang berhubungan dengan warga negara,
wilayah serta kedaulatannya. Indonesia sebagai negara hukum memberikan jaminan atas
kebebasan berserikat dan berkumpul serta kebebasan untuk menyampaikan pendapat baik
lisan maupun tulisan bagi setiap warga negaranya. Sebagaimana tertuang dalam UUD 1945
Pasal 28 yang menyebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Kebebasan berekspresi merupakan salah satu hak asasi manusia yang sangat strategis dalam
menompang jalan dan bekerjanya demokrasi. Pada dasarnya pendapat adalah buah dari
pikiran atau gagasan.
Sehubungan dengan berkembangnya zaman, kemajuan teknologi informasi menjadi salah
satu wadah bagi masyarakat untuk mengemukaan pendapat sekarang ini. Banyak fasilitas
yang disediakan untuk saling berkomunikasi, salah satunya media sosial.
-
media yang digunakan untuk bersosialisasi secara daring (online), media sosial
memungkinkan manusia berintersaksi tanpa dihalangi ruang dan waktu.
Rafi (2012), sosial media meghapus batasan-batasan manusia untuk bersosialisasi, batasan
ruang maupun waktu, dengan media sosial ini manusia dimungkinkan untuk berkomunikasi
satu sama lain dimanapun mereka bereda dan kapanpun, tidak peduli seberapa jauh jarak
mereka, dan ttidak peduli siang atau pun malam.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna
internet di Indonesia saat pada tahun 2013 mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95
persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Di Indonesia, situs jejaring
sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook dan Twitter. Sehingga Indonesia
menempati peringkat 4 pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brazil, dan India.
Christiany Juditha. 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap
Perilaku Remaja di Kota Makasar. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM, Volume 13, No 1, Juni
2011
Rafi Saumi Rustian. 2012. Apa itu Sosial Media?. (http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosialmedia/). Diakses pada 24 November 2016
Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein. 2010. "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 5968.
Romel
Tea.
2014.
Media
Sosial:
Pengertian,
Karakteristik,
dan
Jenis.
Pembahasan
-
Uu ITE
Facebook adalah situs jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg
bersama temannya sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo
Saverin. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh facebook dan jarang
dimiliki oleh situs jejaring sosial lain adalah beragamnya aplikasi yang
dapat memanjakan pengguna, baik yang dikembangkan oleh pihak
internal maupun eksternal facebook. FB sendiri adalah website jaringan sosial
dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan
daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat
menambah kan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar
orang lain dapat melihat tentang dirinya
Pada
Kasus
pasal
310
ayat
(1)
Kitab
Undang-undang
Hukum
Pidana
(KUHP)
pasal
310
ayat
(1)
Kitab
Undang-undang
Hukum
Pidana
(KUHP)
Ervani Emy Handayani (28) warga Gedongan, Kasongan, Bantul, D.I Yogyakarta pada
tanggal 30 Mei 2014. Kejadian tersebut bermula ketika suami Ervani, Alfa Janto yang bekerja
sebagai satpam di toko Jolie Jogja Jewellery akan dimutasi ke Cirebon. Ervani dan suami
keberatan atas keputusan tersebut, sehingga Alfa diberikan pilihan untuk mengundurkan diri
dari perusahaan. Karena schok, Ervani menulis status di grup Facebook Jolie Jogja Jewellery
tentang keluhannya atas kejadian yang menimpa suaminya, yang berbunyi, "Iya sih pak Har
baik, yang nggak baik itu yang namanya Ayas dan supervisor lainnya. Kami rasa dia nggak
pantas dijadikan pimpinan Jolie Jogja Jewellery. Banyak yang lebay dan masih labil seperti
anak kecil!". Keluh kesah tersebut Ervani curahkan melalui media elektronik miliknya,
dengan menggunakan perangkat handphone blackberry warna hitam dengan nomor simcard
088216052411, secara otomatis dan langsung dapat dilihat dan dibaca oleh orang lain yang
memiliki akses pertemanan akun facebook dengan nama Ervani Emy Handayani.
Postingan tersebut membuat Ayas yang memiliki nama asli Dias Sarastuti, S. Sos seorang
supervisor di toko Jolie tidak terima dan melaporkan Ervani ke Polda DIY pada tanggal 9
Juni 2014. Ervani sendiri dipanggil polisi pertama kali pada tanggal 9 Juli 2014 dan langsung
ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar undang-undang ITE pasal 27 ayat 3 dan pasal
45, serta UU KUHP pasal 310 dan pasal 311. Pada 29 Oktober 2014 berkas kasus Ervani
dilimpahkan ke Kejaksaan dan Ervani pun ditahan di lapas kelas II A Wirogunan, Yogyakarta.
Sementara baik Ervani maupun kuasa hukumnya, Hamzal Wahyudin dari LBH Jogja
mengatakan bahwa status yang dibuat oleh Ervani di Facebook bukanlah pencemaran nama
baik tapi hanya sebuah kritikan terhadap manajemen Jolie. Menurut Ervani dirinya hanya
mengkritik dan tidak mencemarkan nama baik ataupun menghina seseorang.
Kepala bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, AKBP Anni Pudjiastuti
menjelaskan, kasus pencemaran nama baik melalui media sosial Facebook dengan tersangka
Ervani Emy Handayani sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Bantul sejak
tanggal 29 Oktober 2014. Oleh karena itu, semua hal yang berkaitan dengan kasus itu,
termasuk dalam hal penangguhan penahanan, kini dalam area kewenangan pihak kejaksaan
setempat.
Namun dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bantul Yogyakarta kasus ini divonis bebas
dari dakwaan dengan Putusan Nomor: 196/Pid.sus/2014/PN.BTL (ITE) dengan 3 pasal yang
ada yaitu Pasal 27 ayat (3) UU ITE, Pasal 310 KUHP, dan Pasal 311 KUHP. Majelis hakim
menilai unsur dengan sengaja mencemarkan nama baik dan penghinaan tidak terpenuhi. Oleh
karena itu terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan.