Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA


BANJIR BANDANG
(Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko)

Disusun Oleh
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ade Pratiwi
Apdhila Putri
Dini Alhaqqoh
Hanifa Nandini
Meri Andani
Nyimas Firdhza Hafizah
Yoelanda Andini

(PO.71.39.0.14.042)
(PO.71.39.0.14.046)
(PO.71.39.0.14.050)
(PO.71.39.0.14.054)
(PO.71.39.0.14.058)

Kelas : Reguler III B


Dosen Pembimbing :
Budi Santoso
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK
2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya lah kami dapat menyusun makalah yang berjudul Banjir
Bandang (Analisis Bahaya, Kerentanan dan Risiko) yang bertujuan untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Penanggulangan Bencana . Dalam
penyusunan portofolio , kami memperoleh data dari berbagai sumber media cetak
maupun media elektronik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan portofolio ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar kami dapat menyusun makalah selanjutnya dengan lebih baik dan
kiranya portofolio ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Akhir kata ,
kami mengucapkan terima kasih dan meminta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan portofolio ini

Palembang,

Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................

BAB II

ANALISIS BAHAYA
A. Bahaya Primer.........................................................................
B. Bahaya Sekunder.....................................................................
C. Bahaya Tersier.........................................................................
D. Faktor yang dapat mengakibatkan banjir bandang..................

BAB III

ANALISIS KERENTANAN

BAB IV

ANALISIS RISIKO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam maupun oleh manusia sendiri yang mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana
prasarana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan manusia.
Bencana dapat disebabkan oleh faktor alam maupun non alam. Bencana
alam adalah bencana yang disebabkan oleh gejala-gejala alam seperti banjir,
angin ribut, longsor, gempa bumi, gelombang pasang, tsunami, dan lain
sebagainya. Ada dua kemungkinan terjadinya bencana alam yaitu, pertama
karena proses alam yang berasal dari perut bumi yang kehadirannya diluar batas
kemampuan manusia. Kedua, karena sikap manusia pada alam yang tidak
memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi akibat perbuatannya.
BAKORNAS PB mencatat antara tahun 2003-2005 telah terjadi 1.429
kejadian bencana di Indonesia. Sebagian dari kejadian bencana tersebut (53,3%)
merupakan bencana hidrometeorologi. Dari total bencana hidrometeorologi,
yang paling sering terjadi adalah banjir (34,1 persen dari total kejadian bencana di
Indonesia) diikuti oleh tanah longsor (16 persen).
Kondisi morfologi Indonesia yaitu relief bentang alam yang sangat
bervariasi dan banyaknya sungai yang mengalir diantaranya, menyebabkan selalu
terjadi banjir di Indonesia pada setiap musim penghujan. Banjir umumnya terjadi
di wilayah Indonesia bagian Barat yang menerima curah hujan lebih banyak
dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian Timur. Faktor kondisi alam
tersebut diperparah oleh meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi faktor
pemicu terjadinya Banjir secara tidak langsung. Tingkah laku manusia yang tidak
menjaga kelestarian hutan dengan melakukan penebangan hutan yang tidak
terkontrol juga dapat menyebabkan peningkatan aliran air permukaan yang tinggi
dan tidak terkendali sehingga terjadi kerusakan lingkungan di daerah satuan
wilayah sungai.

Bencana banjir di Indonesia yang terjadi setiap tahun terbukti


menimbulkan dampak pada kehidupan manusia dan lingkungannya terutama
dalam hal korban jiwa dan kerugian materi. Sebagai contoh pada tahun 2006
banjir bandang di daerah Jember Jawa Timur telah menyebabkan 92 orang
meninggal dan 8.861 orang mengungsi serta di daerah Trenggalek telah
menyebabkan 18 orang meninggal. Di Manado (Provinsi Sulawesi Utara) juga
terjadi banjir disertai tanah longsor yang menyebabkan 27 orang meningal dengan
jumlah pengungsi mencapai 30.000 orang (data BAKORNAS PB, 23 Juni 2006
dalam RAN PRB).
Melihat jumlah korban dan kerugian yang timbul akibat banjir tersebut,
maka penting bagi kita untuk melakukan kesiapan dan pencegahan terhadap
bencana banjir ini. Salah satu yang dapat dilakukan adalah mengenal bencana
banjir, bahaya yang dapat ditimbulkan , potensi kerentanan dan anlisisi risiko
yang dapat digunakan untuk menghadapi bencana banjir dan menanggulangi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bahaya yang dapat timbul akibat bencana banjir bandang ?
2. Bagaimana kerentanan pada potensi bencana banjir bandang?
3. Bagaimana analisis risiko yang

dapat digunakan dalam upaya

menanggulangi bencana banjir bandang ?


C. TUJUAN
1. Mengetahui bahaya yang dapat timbul akibat bencana banjir bandang.
2. Mengetahui kerentanan pada potensi bencana banjir bandang.
3. Merumuskan analisis risiko dalam upaya menanggulangi bencana banjir
bandang.

BAB II
ANALISIS BAHAYA

Apa itu Bahaya? Bahaya atau dalam bahasa Inggris Hazard diartikan
sebagai suatu kejadian yang memiliki potensi dapat menimbulkan kerugian fisik
dan ekonomi atau mengancam jiwa manusia dan kesejahteraannya bila terjadi di
suatu lingkungan permukiman, budidaya atau industri.
Kajian bahaya dilakukan untuk menentukan karakteristik/ciri ciri dari
potensi bahaya dan ancaman-ancaman yang mungkin dihadapi oleh masyarakat.
Bahaya yang dapat terjadi dibagi menjadi dua, yaitu bahaya primer, bahaya
sekunder dan bahaya tersier.
A. Bahaya primer
Bahaya primer merupakan jenis kerusakan yang terjadi dan bisa terlihat
selama atau setelah banjir terjadi. Adapun bahaya primer yang terjadi adalah :
1. Hilangnya harta benda.
Banjir bandang merupakan banjir yang berskala besar yang dapat
menyeret apapun baik itu meja, kursi , pakaian , mobil, motor , dll.
2. Menimbulkan korban jiwa .
Hal ini disebabkan dari arus air yang terlalu deras , sehingga banyak
penduduk yang hanyut dan terbawa arus banjir.
3. Rusaknya sarana dan prasarana.
Seperti jembatan dan bangunan, air yang menggenang memasuki partikel
pada dinding bangunan, jika dinding tidak mampu menahan kandungan air
maka dinding akan mengalami retak atau jebol.
4. Lumpuhnya perekonomian warga.
Banjir dapat merendam kios-kios warga, sehingga pedagang terpaksa
menutup kios mereka. Tutupnya tempat usaha mereka membuat tidak ada
pemasukan selama berminggu-minggu dan dapat membuat kerugian secara
materi.
5. Rusaknya areal pertanian.
Banjir mampu menenggelamkan areal sawah yang dapat merugikan bagi
para petani dan kondisi perekonomian negara menjadi terganggu.
6. Terputusnya akses jalan.
Terputusnya akses jalan juga berdampak pada perekonomian warga. Salah
satunya berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok. Ini

dikarenakan putusnya akses jalan akibat banjir, sehingga membuat suplay


barang tidak masuk ke lokasi daerah yang dilanda banjir.

B. Bahaya Sekunder
Terjadinya banjir dapat menimbulkan bahaya lainnya yaitu bahaya
sekunder berupa gangguan-gangguan pada :
1. Kesehatan masyarakat.
Penyakit kulit, demam berdarah, malaria, influenza, gangguan pencernaan
seperti diare dsb merupakan penyakit yang umum terjadi pada saat banjir. Hal
ini dikarenakan air bersih untuk berbagai keperluan (minum, memasak, mandi
dan mencuci) sudah tercemar akibat banjir. Selain itu, genangan air banjir juga
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk yang menjadi penyebab
timbulnya penyakit demam berdarah dan malaria.
2. Penyediaan air bersih.
Berbagai bahan dan zat yang membawa berbagai jenis bakteri, virus,
parasit dan bahan penyakit lainya saat terjadi banjir, dapat mencemari sumur
warga dan cadangan air tanah lainnya. Oleh karenanya sumur warga dan
cadangan air tanah yang terkena banjir untuk sementara waktu tidak dapat
digunakan.
3. Cadangan pangan.
Di daerah pertanian, banjir dapat menyebabkan gagalnya panen, rusaknya
cadangan pangan di gudang, dan kemungkinan juga rusaknya persediaan
benih. Tergenangnya kolam akibat banjir juga dapat mengakibatkan hilangnya
ikan. Selain itu banjir juga mengakibatkan rusaknya lahan pengembangan dan
ketersediaan pakan ternak.
4. Beberapa jenis hewan kehilangan tempat tinggal.
Biasanya binatang tersebut keluar dari sarangnya dan etrgolong binatang
berbahaya yang bisa saja mengancam keselamatan manusia.
C. Bahaya Terseir.

Dampak tersier adalah dampak yang terjadi dalam jangak panjang. Biasanya
dampak ini dapat berwujud pada sistem perekonomian, seperti hilangnya potensi
wisata yang rusak saat banjir dan butuh waktu untuk memperbaikinya lagi dan
peningkatan biaya hidup, seperti biaya untuk makan. Di sisi lain, kawasan yang
rentan terhadap banjir , akan mengalami penurunan harga jual dibandingkan
kawasan yang bebas ancaman banjir . karena pemukiman yang bebas banjir
biasanya yang akan dipilih oleh masyarakat.
D. Faktor yang dapat mengakibatkan banjir bandang.
Untuk memahami hal ini, kita perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan bahaya.
Dalam kajian bahaya banjir, maka kita perlu mengidentifikasi hal-hal seperti
curah hujan di suatu wilayah, tinggi permukaan tanah (kondisi topografi) serta
kondisi fisik sungai dan alirannya. Untuk wilayah yang sering dilanda banjir,
maka faktor-faktor yang berhubungan dengan bahaya banjir berikut ini harus
selalu diingat yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Frekuensi banjir
Tinggi permukaan tanah (topografi)
Kemampuan tanah untuk menyerap air
Bentangan daerah seputar sungai (kontur sekitar sungai)
Catatan pasang surut dan gelombang laut serta kondisi geografi (untuk
wilayah pantai/pesisir)

BAB III
ANALISIS KERENTANAN
Apa itu kerentanan? Kerentanan atau dalam bahasa Inggris vulnerability
merupakan rangkaian kondisi yang menentukan apakah suatu bahaya (baik bahaya
alam maupun bahaya buatan) yang terjadi akan dapat menimbulkan bencana
(disaster). Banjir menjadi bencana jika terjadi pada kondisi daerah yang rentan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pula kajian mengenai kerentanan akan bencana
banjir. Kerentanan ini dapat berupa :
1. Fisik seperti permukiman penduduk yang berada di dataran rendah
(topografi rendah); kondisi sungai yang dangkal, berkelok-kelok, dan
sempit; kondisi saluran drainase;
2. Sosial ekonomi seperti jumlah dan kepadatan penduduk, mata pencaharian
penduduk, dan kondisi perekonomian
Selain itu, faktor kerentanan di suatu daerah juga akan mempengaruhi terjadinya
banjir. Faktor kerentanan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prediksi yang kurang akurat mengenai volume banjir.
2. Rendahnya kemampuan sistem pembuangan air.
3. Turunnya kapasitas sistem pembuangan air akibat rendahnya kemampuan
pemeliharaan dan operasional.
4. Deforestasi.
5. Turunnya permukaan tanah akibat turunnya muka air tanah (land
subsidence).
6. Perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global.

BAB IV
ANALISIS RISIKO
Analisis bahaya dan kerentanan telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
merupakan tahapan dari proses yang dinamakan dengan Analisis risiko bencana.
Ada beberapa cara dalam melakukan kajian risiko bencana mulai dari kajian risiko
bencana berbasis masyarakat sampai dengan kajian risiko bencana secara ilmiah.
Pada dasarnya, hasil dari Analisisi risiko suatu bencana adalah ukuran atau
tingkat risiko bencana yang dihadapi oleh masyarakat. Hasil analisis risiko ini

dapat menjadi dasar untuk membuat rencana tindak pengurangan risiko bencana.
Berikut ini akan Dijelaskan secara singkat analisis risiko bencana banjir berbasis
masyarakat dan analisis risiko bencana banjir secara ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Harikunti P., dkk. 2009. Banjir dan Upaya Penanggulangannya. Promise
Indonesia: Bandung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana.2011.Jurnal Penanggulangan
Bencana: Volume2, Nomor 2, Tahun 2011. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana : Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir (Diakses tanggal 15 Oktober 2016, pukul


12:02).
http://www.bimbie.com/pencegahan-banjir.htm (diakses tanggal 15 Oktober 2016,
pukul 12:12).
Azida,

Yustafadha.

2016.

Dampak

Banjir

Bandung

Selatan.

https://medium.com/planologi-2015/dampak-banjir-bandung-selatan.htm (Diakses
tanggal 16 Oktober 2016, pukul 12:19)

Anda mungkin juga menyukai