DiSusun Oleh :
DWI RATNA SARI
SN142065
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
a. Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140
mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg.
(Bruner dan Suddarth, 2002: 896).
b. Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar
95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
c. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.(Smeltzer,2001).
d. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg (Kodim
Nasrin, 2003 ).
e. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik
>90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
f. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection (JIVC) sebagai
tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna.
g. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Luckman Sorensen,1996).
h. Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik (Smith Tom, 2006).
2. Etiologi
a Hipertensi Esensial
Yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan meliputi 90 % dari seluruh
penderita hipertensi, faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
1) Genetik
Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan bahwa kejadian
hipertensi lebih banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot dari pada
heterozigot, apabila salah satu diantara menderita hipertensi. Pada 70 % kasus
hipertensi esensial didapatkan riwayat hipertensi esensial
2) Usia
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2010).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 2009).
Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel
jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan
dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat
pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan
retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan
peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ
seperti jantung. ( Suyono, Slamet. 2006 ).
Pathway Hipertensi
umur
Elastisitas
Jenis kelamin
hidup
obesitas
, arteriosklerosis
hipertensi
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Perubahan struktur
otak
ginjal
Pembuluh darah
Resistensi pembuluh
Suplai
darah
O2
Vasokonstriksi
otak
otak menurun
pembuluh darah ginjal
sistemik
vasokonstriksi
Blood flow munurun
Nyeri kepala
Gangguan pola tidur
sinkop
Afterload meningkat
Iskemi miocard
Nyeri dada
Respon RAA
Gangguan perfusi jaringan
Penurunan curah jantungFatique
Rangsang aldosteron
Intoleransi aktifitas
Retensi Na
edema
Retina
diplopia
Resti injuri
penyakit
lain
yang
ada
pada
penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1
Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
2) Step 2
Alternatif yang bisa diberikan :
a) Dosis obat pertama dinaikkan
b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
c) Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca
a)
b)
a)
b)
c)
a) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis
seperti kecemasan dan ketegangan.
b) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks Pendidikan
Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit
1) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama : menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini
b) Riwayat kesehatan sekarang : menjelaskan urian kronologis uraian kronologis
sakit klien sekarang sampai klien dibawa ke RS, ditambah dengan keluhan
klien saat ini yang diuraikan dalam konsep PQRST
P : Paliatif/Provokatif : apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat
memperberat dan menguranginya
Q : Qualitatif/Quantitatif : bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar,
sejauh mana merasakan sekarang
R: Regio : dimana gejala terasa, apakah menyebar
S: Skala : seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10
T: time : kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tibatiba atau bertahap
2) Riwayat kesehatan dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau
memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien saat ini. Termasuk
faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengdentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan arau
riwayat penyakit menular
b. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas / istirahat
Gejala :
a) Kelemahan
b) Letih
c) Napas pendek
d) Gaya hidup monoton
Tanda :
a) Frekuensi jantung meningkat
b) Perubahan irama jantung
c) Takipnea
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,
penyakit serebrovaskuler
Tanda :
a) Kenaikan TD
b) Nadi : denyutan jelas
c) Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
d) Bunyi jantung : murmur
e) Distensi vena jugularis
3) Ekstermitas
a) Perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler
mungkin lambat
b) Integritas Ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan)
Tanda :
a) Letupan suasana hati
b) Gelisah
c) Penyempitan kontinue perhatian
d) Tangisan yang meledak
e) otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
f) Peningkatan pola bicara
4) Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
5) Makanan / Cairan
Gejala :
a) Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol
b) Mual
c) Muntah
d) Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
a) BB normal atau obesitas
b) Edema
c) Kongesti vena
d) Peningkatan JVP
e) glikosuria
6) Neurosensori
Gejala :
a) Keluhan pusing / pening, sakit kepala
b) Episode kebas
c) Kelemahan pada satu sisi tubuh
d) Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
e) Episode epistaksis
Tanda :
a) Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
( ingatan )
b) Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
c) Perubahan retinal optik
d) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
a) nyeri hilang timbul pada tungkai
b) sakit kepala oksipital berat
c) nyeri abdomen
7) Pernapasan
Gejala :
a) Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
b) Takipnea
c) Ortopnea
d) Dispnea nocturnal proksimal
e) Batuk dengan atau tanpa sputum
f) Riwayat merokok
Tanda :
a) Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
b) Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
c) Sianosis
8) Keamanan
Gejala
: Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda
: Episode parestesia unilateral transien
9) Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala
:
a) Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjal
b) Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
c) Penggunaan obat / alkohol
c. Pemeriksaan Penunjang (Diagnosa/Laboratorium)
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1) Pemeriksaan yang segera seperti :
a) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko
seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
Batu
ginjal,
perbaikan ginjal.
d) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.
e) (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
c. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
d. Cemas berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang
diderita klien
kedua
lengan
dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus
paradoksus
8. Monitor adanya pulsus
alterans
9. Monitor jumlah dan
irama jantung
10. Monitor bunyi jantung
11. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
12. Monitor suara paru
13. Monitor pola pernapasan
abnormal
14. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
15. Monitor sianosis perifer
16. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
17. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
2
Intoleransi
aktivitas NOC :
NIC :
berhubungan
dengan 1. Energy conservation
Energy Management
kelemahan,
2. Self Care : ADLs
1. Observasi
adanya
ketidakseimbangan suplai Kriteria Hasil :
pembatasan klien dalam
dan kebutuhan oksigen.
1. Berpartisipasi dalam aktivitas
melakukan aktivitas
fisik
tanpa
disertai 2. Dorong
anal
untuk
peningkatan tekanan darah,
mengungkapkan perasaan
nadi dan RR
terhadap keterbatasan
2. Mampu melakukan aktivitas 3. Kaji adanya factor yang
sehari hari (ADLs) secara
menyebabkan kelelahan
mandiri
4. Monitor nutrisi
dan
sumber
energi
tangadekuat
5. Monitor pasien akan
adanya kelelahan fisik
dan
emosi
secara
berlebihan
6. Monitor
respon
kardivaskuler
terhadap
aktivitas
7. Monitor pola tidur dan
lamanya
tidur/istirahat
pasien
Activity Therapy
1. Kolaborasikan
dengan
Tenaga
Rehabilitasi
Medik
dalammerencanakan
progran terapi yang tepat.
2. Bantu
klien
untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk memilih
aktivitas
konsisten
yangsesuai
dengan
kemampuan
fisik,
psikologi dan social
4. Bantu
untuk
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
6. Bantu
untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
7. Bantu
klien
untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
10. Bantu
pasien
untuk
mengembangkan
motivasi
diri
dan
penguatan
11. Monitor respon fisik,
emoi, social dan spiritual
3
NOC :
NIC :
1. Pain Level,
Pain Management
2. Pain control,
1. Lakukan
pengkajian
3. Comfort level
nyeri
secara
Kriteria Hasil :
komprehensif termasuk
1. Mampu mengontrol nyeri
lokasi,
karakteristik,
(tahu
penyebab
nyeri,
durasi,
frekuensi,
2.
3.
4.
5.
mampu
menggunakan
tehnik
nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang
dengan
menggunakan manajemen
nyeri
Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang
normal
17. Monitor
penerimaan
pasien
tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
1. Tentukan
lokasi,
karakteristik,
kualitas,
dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan
atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
5. Tentukan
pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6. Tentukan
analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor
vital
sign
sebelum dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
4
Kurang
pengetahuan NOC :
berhubungan
dengan 1. Kowlwdge : disease process
kurangnya informasi tentang 2. Kowledge : health Behavior
proses penyakit
Kriteria Hasil :
1. Pasien
dan
keluarga
menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi,
prognosis
dan
program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya.
4. Evaluasi
a. Nyeri (akut), sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral.
Evaluasi: Nyeri/ ketidaknyamanan berkurang
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi motorik sekunder
terhadap kerusakan neuron motorik atas.
Evaluasi: Klien akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
suplai dan kebutuhan O2.
Evaluasi:
1) Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan/ diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,
Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Noer Sjaifoellah. 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I. Jakarta: FKUI
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo:Jakarta
Soeparman dkk,2007 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga.Buntara Media:malang