Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN GEJALA DIARE

Laporan
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Manajemen Analisis Data
Dosen Pengampu: Yuli Amran, MKM

Disusun Oleh:
KELOMPOK 8 (Kelas 3A)
Faramadina Fithrotunnisa NIM 111510100000007
Alya Salsabila NIM 11151010000027
Febrina Ramadhani NIM 11151010000032
Syifa Rizki Amelia NIM 11151010000035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

A. Kerangka Konsep Penelitian

Analisis statistik ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian gejala diare. Penjelasan konsep ini tidak terlepas dari pembahasan
variabel, yang dimana variabel merupakan simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau
bilangan dari konsep. Variabel terbagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Adapun variable independen yang telah dIperoleh dan yang akan dianalisis adalah
Pengetahuan, Jarak Septic tank, Keberadaan Jamban, Pengelolaan Sampah, Perilaku Cuci tangan,
Konsumsi Serat dan status ekonomi. Sedangkan variable dependennya adalah gejala diare.
Konsep dari gejala diare sebagai variable dependen dapat diukur dengan variabel independen
yang telah disebutkan diatas.
Dengan demikian, kerangka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut

Pengetahuan

Jarak Septic tank

Keberadaan Jamban
Gejala Diare
Pengelolaan Sampah

Perilaku Cuci Tangan

Konsumsi Serat

Status Ekonomi

B. Landasan Teori
Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair
yang biasanya terjadi paling sedikir tiga kali dalam 24 jam. Patogen yang sudah dikenal sebagai
penyebab penyakit ini, meliputi bakteri seperti E.coli patogenik, Shigella spp., Salmonella spp.,
Vibrio cholera serta Cmpylobacter jejuni, protozoa seperti Giardia lamblia, Entamoeba hystolica,
Cryptosporidium spp.,dan juga berbagai virus enteric seperti rotavirus. Bakteri E.coli yang
dianggap lebih umum menjadi penyebab kejadian diare di Negara berkembang. Gejala yang
umumnya ditemukan pada diare adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulasmulas berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah-muntah sehingga anak tidak mau minum.
Dehidrasi yang terjadi dapat mengakibatkan keadaan lanjut yang lebih berbahaya karena dapat
menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular hingga berujung akhir pada kematian.
Menurut prevalensi yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS)
pada tahun 2013, penderita diare di Indonesia berasal dari semua usia, tetapi prevalensi tertinggi
penyakit diare diderita oleh balita.

Variabel

Teori

Sumber

Independent
Pengetahuan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi upaya Lawrencee Green (1980)


ibu dalam pencegahan diare antara lain pengetahuan dalam Notoatmodjo (2011)
dan sikap ibu. Lawrencee Green (1980) dalam dalam jurnal penelitian:
Notoatmodjo (2011). Pengetahuan ibu mengenai diare Mentari F.Jannah, Billy J.
meliputi

pengertian,

penyebab,

gejala

klinis, Kepel,

Franckie

pencegahan, dan cara penanganan yang tepat dari Maramis,

ANTARA

(2007) menyatakan angka kesakitan diare pada balita PENGETAHUAN


disebabkan

dari

faktor

ibu

R.

2016,

penyakit diare pada balita. Anggraini dan Amiruddin HUBUNGAN

dapat

R.

DAN

dalam TINDAKAN

penatalaksanaan diare yang belum benar, karena PENCEGAHAN


melihat posisi ibu sebagai seseorang yang selalu dekat DENGAN

IBU

KEJADIAN

dan memelihara kesehatan anak dan memberi makanan DIARE PADA BALITA DI
pada anaknya.

PUSKESMAS

TIKALA

BARU KOTA MANADO.


Jarak Septic Tank

Jarak 11 m antara sumur dengan septictank adalah Djabu

U,

merupakan jarak standar bagi pola pencemaran tanah Soeparman,


secara bakteriologis,

Hery

K,

Abie

W,

bila jaraknya < 11 m dapat Soedjono, Djasio S, dkk.

tercemari oleh bakteri.

Pedoman

Bidang

Studi

Apabila faktor lingkungan (terutama air) tidak Pembuangan Tinja dan Air
memenuhi syarat kesehatan karena tercemar E. coli Limbah

pada

Institusi

didukung dengan perilaku manusia yang tidak sehat, Pendidikan


maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

Sanitasi

Kesehatan

Lingkungan.

Jakarta: Pusdiknakes; 1991


dalam Jurnal

Kesehatan

Lingkungan.

Saudin

Yuniarno,
Mursid

Sulistiyani,
Raharjo.

Hubungan
sumur
diare

Kualitas

dengan
di

2005.

kejadian

Daerah

Sungai(DAS)

Air

Aliran

Bengawan

Solo
Keberadaan

Penurunan angka kejadian diare merupakan hasil dari Soeparman

Jamban

pelaksanaan program perbaikan sistem pembuangan 2001


tinja dan limbah cair

&

Suparmin.

Pembuangan

Tinja

dan Limbah Cair: Suatu


Pengantar. Jakarta: EGC

Pengelolaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya diare, Silva,et

Sampah

diantaranya adalah penyediaan air bersih, penggunaan Kusumaningrum


jamban

keluarga,

pengelolaan

sampah,

al.

dan
et

al

sanitasi dikutip dari jurnal ilmiah

makanan dan fasilitas sanitasi (Silva et al,2008). ilmu-ilmu kesehatan :


Menurut Kusumaningrum et al (2011), faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada balita antara lain Setiyabudi,

R.,Veronika,S.

penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, (2016).


kebiasaan cuci tangan, dan penerapan PHBS.

Penyediaan

Air

Bersih, Penggunaan Jamban


Keluarga,

Pengelolaan

Sampah, Sanitasi Makanan,


dan

Kebiasaan

Tangan

Mencuci

Berpengaruh

Terhadap Kejadian Diare


Umur 15-50 TH. Jurnal
Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan,
volume 14, no.12, hal. 39
Perilaku
Tangan

Cuci Intervensi air bersih dapat menurunkan insiden Budiarti dikutip dari Jurnal
penyakit diare sebesar 17-27%, sedangkan dampak Ilmiah

Kesehatan

penyediaan jamban terhadap penurunan penyakit diare Keperawatan :


sebesae

22-24%.

Intervensi

cuci

tangan

dapat Handoyono,

menurunkan kejadian diare sebesar 33%. Jika ketiga Analisis

dkk.(2009).
Faktor-Faktor

upaya tersebut dilaksanakan bersama-sama secara Risiko yang Mempengaruhi


intensih sangat mungkin sebagian besar penyak8t diare Kejadian Diare pada Balita
disebabkan oleh mikroba (Budiarti, 2006)

di

Puskesmas

Kecamatan

Ambal

Ambal

Kabupaten Sleman. Jurnal


Ilmu

Kesehatan

Keperawata, volume 5, no.


2, hal. 67

Konsumsi Serat

Serat makanan yang berasal dari sayuran, kacang- Dikutip dari jurnal Gizi dan
kacangan dan buah-buahan merupakan substansi yang Pangan :
tidak

saja

memperbaiki

flora

pertumbuhan

bakteri

yang

memberikan

dampak

positif

usus

baik,

melalui

tetapi

untuk

juga Kusharto,Clara M. (2006).

kesehatan. Serat

Makanan

Probiotik merupakan salah satu bakteri baik yang Peranannya


bila

dikonsumsi

dalam

jumlah

tertentu

dan
Bagi

akan Kesehatan. Jurnal Gizi dan

memberikan dampak yang baik bagi kesehatan. Serat Pangan, volume 1, no. 2,
berperan sebagai prebiotik yang tak lain merupakan hal.51
bagan yang dapat merangsang pertumbuhan kuman
probiotik. Bakteri probiotik yang hidup dalam saluran
pencernaan dapat membantu mengatasi intoleransi
terhadap laktosa, mencegah diare, sembelit, kanker,
hipertensi,menurunkan
komposisi

bakteri

kolesterol,
saluran

menormalkan

pencernaan

setelah

pengobatan antibiotik, serta meningkatkan kekebalan


tubuh (Clara M. Kusharto, 2006).

Status Ekonomi

Sosial ekonomi yang rendah dapat mempengaruhi Arifin, Zaenal. Hubungan


tingkat partisipasi aktif dalam melaksanakan upaya faktor lingkungan, umur,
pelayanan

masyarakat,

misalnya

meningkatkan dan pelayanan kesehatan

fasilitas kesehatan lingkungan, meningkatkan status dengan insiden diare di


gizi

masyarakat

yang

merupakan

faktor

yang Kabupaten Majalengka

berhubungan dengan kejadian diare di masyarakat. Tahun 1999-2000. Skripsi


Selain itu misalnya berpenghasilan rendah pada Program Studi Ilmu
umumnya mempunyai keadaan sanitasi yang buruk Kesehatan Masyarakat.
dan kebersihan perorangannya juga buruk. (Arifin Z, UniversitasIndonesia.Depok.
2001)

2001.
Behrman, et. al. Ilmu

Kemiskinan mengurangi kapasitas orangtua untuk Kesehatan Anak.Vol. 1.


mendukung perawatan kesehatan yang memadai pada Edisi 15. Jakarta: EGC.

anak, cenderung memiliki higiene yang kurang, miskin 1999


diet, maupun miskin pendidikan. Sehingga anak yang Dalam skripsi
miskin memiliki angka kematian dan kesakitan yang Lydia Amalia. 2010.
lebih tinggi untuk hampir semua penyakit. (Behrman Hubungan antara Faktor
dkk, 1999)

Lingkungan dan Faktor


Sosial Ekonomi dengan
Kejadian Diare pada Balita
di KelurahanPisangan
Ciputat Timur Bulan
Agustus 2010 Skripsi
Program Studi Pendidikan
Dokter. Universitas Islam
Negri Jakarta.

C. Identifikasi Variabel, Jenis Data dan Skala ukur dari Variabel

Variable

Jenis Data

Skala Ukur

Jenis Uji

Kejadian Gejala diare

Katagorik

Nominal

Chi square

Pengetahuan

Katagorik

Ordinal

Chi square

Jarak septic tank

Katagorik

Nominal

Chi square

Keberadaan Jamban

Katagorik

Nominal

Chi square

Pengelolaan Sampah

Katagorik

Nominal

Chi square

Perilaku cuci tangan

Katagorik

Nominal

Chi square

Konsumsi Serat

Katagorik

Nominal

Chi square

Status Ekonomi

Katagorik

Ordinal

Chi square

D. Hasil Analisis Data

a. Tabel 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Terjadinya diare


TINGKAT

GEJALA DIARE

PENGETAHUAN

YA

TOTAL

OR

PVALUE

CI 95%

TIDAK

RENDAH

28

28,1

24

23,9

52

52,0

0,987

TINGGI

26

25,9

22

22,1

48

48,0

(0,449-

TOTAL

54

54,0

46

46,0

100

100,0

2,169)

1,000

Berdasarkan data analisis, diketahui responden dengan tingkat pengetahuan rendah yang
mengalami gejala diare adalah 28 orang dari 52 orang (28.1%). Sedangkan responden dengan
tingkat pengetahuan tinggi yang mengalami gejala diare adalah 26 orang dari 48 orang (25.9%).
Dari hasil uji statistik, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 1.000, yang artinya pada alfa=5%
diketahui tidak terdapat perbedaan signifikan proporsi responden yang memiliki gejala diare
antara responden yang tingkat pengetahuannya rendah dan tingkat pengetahuannya tinggi. Selain
itu, didapat OR sebesar 0.987, artinya responden yang tingkat pengetahuannya rendah memiliki
risiko 0.987 kali memiliki risiko gejala diare dibandingkan dengan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan tinggi.

b. Tabel 2. Hubungan jarak septic tank dengan terjadinya gejala diare


Jarak Septic

Gejala Diare

Tank dari

Ya

Total

OR (95%

tidak

sumber air

CI)
n

< 10 m

24

48.0%

26

52.0%

50

100.0%

>=10 m

30

60.0%

20

40.0%

50

100.0%

Total

54

54.0%

46

46.0%

100

100.0%

bersih

0.615(0.2791.359)

Pvalue

0.316

Berdasarkan data analisis, diketahui responden dengan jarak septic tank dari sumber air
bersih <10 meter yang mengalami gejala diare adalah 24 orang dari 50 orang (48.0%). Sedangkan
responden dengan jarak septic tank dari sumber air bersih >=10 meter yang mengalami gejala
diare adalah 30 orang dari 50 orang (60.0%). Dari hasil uji statistik, didapat nilai probabilitas
(Pvalue) 0.316=-[, yang artinya pada alfa=5% diketahui tidak terdapat perbedaan signifikan
proporsi responden yang memiliki gejala diare antara responden yang jarak septic tank dari
sumber air bersih <10 meter dan jarak septic tank dari sumber air bersih >=10 meter . Selain itu,
didapat OR sebesar 0.615, artinya responden yang jarak septic tank dari sumber air bersih<10
meter memiliki risiko 0.615 kali untuk mengalami gejala diare dibandingkan dengan responden
yang memiliki jarak septic tank dari sumber air bersih >=10 meter

c. Tabel 3. Hubungan Keberadaan jamban dengan terjadinya gejala diare


Gejala Diare
Keberadaan
Ya

Jamban

Total
CI 95%

Tidak

Ada

28

62.2

17

37.8

45

100

0.544

Tidak Ada

26

47.3

29

52.7

55

100

(0.244-

Total

54

54.0

46

46.0

100

100

1.214)

Pvalue

0.197

Berdasarkan data analisis, diketahui responden yang di rumahnya ditemukan jamban yang
memiliki gejala diare adalah 28 orang dari 45 orang (62.2%). Sedangkan responden yang di
rumahnya tidak ditemukan jamban yang memiliki gejala diare adalah 26 orang dari 55 orang
(47.3%). Dari hasil uji statistic, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 0.197, yang artinya pada
alfa=5% diketahui tidak terdapat perbedaan signifikan proporsi responden yang memiliki gejala
diare antara yang di rumahnya ditemukan jamban dan tidak ditemukan jamban. Selain itu, didapat
OR sebesar 0.544, artinya responden yang di rumahnya tidak ditemukan jamban memiliki risiko
0.544 kali memiliki gejala diare dibandingkan dengan responden yang di rumahnya ditemukan
jamban.

d. Tabel 4. Hubungan Pengelolaan sampah dengan terjadinya gejala diare


Pengelolaan

Gejala Diare

Sampah

Ya

Total

CI 95%

Pvalue

Tidak

Rumah

Tangga

Kurang Baik

31

56.4%

24

43.6%

55

100%

Baik

23

51.1%

22

48.9%

45

100%

1.236
(0.560-

0.747

2.725)

Berdasarkan data analisis, diketahui responden yang mengelola sampah rumah tangga
kurang baik yang memiliki gejala diare adalah 31 dari 55 orang (56.4%). Sedangkan, responden
yang mengelola sampah baik yang memiliki gejala diare asalah 23 dari 45 orang (51.1%). Dari
hasil uji statistic, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 0.747 artinya pada =5% diketahui tidak
terdapat perbedaan signifikan proporsi responden yang memiliki gejala diare antara responden
yang

mengelola sampah

rumah tangga kurang baik dan baik. Selain itu, didapat OR

sebesar1.236, arinya responden yang mengelola sampah kurang baik memiliki risiko 1,236 kali
terkena gejala diare dibandingkan dengan responden yang mengelola sampah baik.

e. Tabel 5. Hubungan Perilaku cuci tangan dengan terjadinya gejala diare


PERILAKU

GEJALA DIARE

CUCI

YA

TOTAL

TIDAK

OR

CI 95%

TANGAN

YA

29

52,7

26

47,3

55

100,0

0,892

TIDAK

25

55,6

20

44,4

45

100,0

(0,404-

TOTAL

54

54,0

46

46,0

100

100,0

1,968)

PVALUE

0,936

Berdasarkan data analisis, diketahui responden yang berperilaku rajin cuci tangan yang
mengalami gejala diare adalah 29 orang dari 55 orang (52.7%). Sedangkan responden yang

berperilaku tidak rajin cuci tangan yang mengalami gejala diare adalah 25 orang dari 45 orang
(55.6%). Dari hasil uji statistik, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 0.936, yang artinya pada
alfa=5% diketahui tidak terdapat perbedaan signifikan proporsi responden yang memiliki gejala
diare antara responden yang berperilaku rajin cuci tangan dan berperilaku tidak rajin cuci tangan.
Selain itu, didapat OR sebesar 0.892, artinya responden yang berperilaku tidak rajin cuci tangan
0.892 kali memiliki risiko gejala diare dibandingkan dengan responden yang berperilaku rajin
cuci tangan

f. Tabel 6. Hubungan Kosumsi Serat dengan terjadinya gejala diare


Konsumsi

Gejala Diare

Makanan
Mengandung

Ya

Total

Tidak
N

CI 95%

Kurang

25

53,2%

22

46,8%

47

100,0%

0,940

Tinggi

29

54,7%

24

45,3%

53

100,0%

(0,428-

Total

54

54,0%

46

46,0%

100

100,0%

2,068)

Serat

P value

1,000

Berdasarkan data analisis, diketahui responden dengan kurang konsumsi makanan


mengandung serat yang memiliki gejala diare adalah 25 dari 47 orang (53,2%). Sedangkan,
responden dengan tinggi konsumsi makanan mengandung serat yang memiliki gejala diare adalah
29 dari 53 orang (54,7%). Dari hasil uji statistic, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 1,000, artinya,
pada =5% diketahui tidak terdapat perbedaan signfikan proporsi responden yang memilik gejala
diare antara kurang konsumsi makanan yang mengandung serat dan tinggi konsumsi makanan
yang mengandung serat. Selain itu didapat OR sebesar 0,940 , artinya responden yang kurang
konsumsi makanan yang mengandung serat memiliki risiko 0,940 kali terkena gejala diare
disbanding dengan reponden yang tinggi konsumsi serat.

g. Tabel 7. Hubungan Status Ekonomi dengan terjadinya gejala diare


Gejala Diare

Status
Ekonomi

Ya

Total

OR (95% CI)

tidak

Rendah

15

68.2%

31.8%

22

100.0%

Menengah

23

51.1%

22

48.9%

45

100.0%

Tinggi
Total

16
54

48.5%
54.0%

17
46

51.5%
46.0%

33
100

100.0%
100.0%

0.439(0.1421.356)
0.900(0.3662.211)

Pvalu
e

0.311

Berdasarkan data analisis, diketahui responden yang memiliki status ekonomi rendah yang
mengalami diare adalah 15 orang dari 22 orang (68.2%). Dan responden yang memiliki status
ekonomi menengah yang mengalami gejala diare adalah 23 orang dari 45 orang (51.1%).
Sedangkan responden yang memiliki status ekonomi tinggi yang mengalami gejala diare adalah
16 orang dari 33 orang (48.5%). Dari hasil uji statistik, didapat nilai probabilitas (Pvalue) 0.311,
yang artinya pada alfa=5% diketahui tidak terdapat perbedaan signifikan proporsi responden yang
memiliki gejala diare antara responden yang memiliki status ekonomi rendah, menengah dan
tinggi. Selain itu, didapat OR sebesar 0.439 dan 0.900 yang berarti responden yang status
ekonominya rendah 0.439 kali lebih berisiko mengalami diare dibandingkan dengan responden
yang status ekonominya tinggi, dan respondeng yang status ekonominya menengah 0.900 kali
lebih berisiko mengalami diare dibandingkan denggan responden yang status ekonominya tinggi.

E. Lampiran Output
a. Hubungan pengetahuan dengan terjadinya gejala diare
Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Generatif * Gejala Diare Crosstabulation
Gejala Diare
Ya
Tingkat Pengetahuan

Rendah Count

Tentang Penyakit

Expected Count

Generatif

% within Tingkat
Pengetahuan Tentang

Tidak

Total

28

24

52

28,1

23,9

52,0

53,8%

46,2%

100,0%

26

22

48

25,9

22,1

48,0

54,2%

45,8%

100,0%

54

46

100

54,0

46,0

100,0

54,0%

46,0%

100,0%

Penyakit Generatif
Tinggi

Count
Expected Count
% within Tingkat
Pengetahuan Tentang
Penyakit Generatif

Total

Count
Expected Count
% within Tingkat
Pengetahuan Tentang
Penyakit Generatif

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value

df

(2-sided)

Pearson Chi-Square

,001a

,974

Continuity Correctionb

,000

1,000

Likelihood Ratio

,001

,974

Fisher's Exact Test

sided)

Exact Sig.
(1-sided)

1,000

Linear-by-Linear

,001

Association
N of Valid Cases

,567

,974

100

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,08.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value

Lower

Upper

Odds Ratio for Tingkat


Pengetahuan Tentang
Penyakit Generatif

,987

,449

2,169

,994

,692

1,428

1,007

,658

1,541

(Rendah / Tinggi)
For cohort Gejala Diare
= Ya
For cohort Gejala Diare
= Tidak
N of Valid Cases

100

b. Hubungan jarak septic tank dengan terjadinya gejala diare


Jarak Septic Tank dari Sumber Air Bersih * Gejala Diare Crosstabulation

Gejala Diare
Ya
Jarak Septic Tank dari

< 10 m

Sumber Air Bersih

Count

Tidak

Total

24

26

50

48.0%

52.0%

100.0%

30

20

50

60.0%

40.0%

100.0%

54

46

100

54.0%

46.0%

100.0%

% within Jarak Septic


Tank dari Sumber Air
Bersih
>= 10 meter Count
% within Jarak Septic
Tank dari Sumber Air
Bersih

Total

Count
% within Jarak Septic
Tank dari Sumber Air
Bersih

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio

df

(2-sided)

1.449a

.229

1.006

.316

1.453

.228

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

sided)

.316
1.435

Exact Sig.
(1-sided)

.158

.231

100

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value

Lower

Upper

Odds Ratio for Jarak


Septic Tank dari
Sumber Air Bersih (<

.615

.279

1.359

.800

.554

1.154

1.300

.844

2.001

10 m / >= 10 meter)
For cohort Gejala Diare
= Ya
For cohort Gejala Diare
= Tidak
N of Valid Cases

100

c. Hubungan Keberadaan jamban dengan terjadinya gejala diare


Keberadaan Jamban Di Rumah * Gejala Diare Crosstabulation
Gejala Diare
Ya
Tidak
Keberadaan Jamban Di Tidak
Count
26
29
Rumah
Ada
% within Keberadaan
47.3%
52.7%
Jamban Di Rumah
Ada
Count
28
17
% within Keberadaan
62.2%
37.8%
Jamban Di Rumah
Total
Count
54
46
% within Keberadaan
54.0%
46.0%
Jamban Di Rumah

Total
55
100.0%
45
100.0%
100
100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value
df
(2-sided)
sided)
a
2.227
1
.136
1.666
1
.197
2.239
1
.135
.161

Exact Sig.
(1-sided)

Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.098
Linear-by-Linear
2.205
1
.138
Association
N of Valid Cases
100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
Keberadaan Jamban Di
Rumah (Tidak Ada /
Ada)
For cohort Gejala Diare
= Ya
For cohort Gejala Diare
= Tidak
N of Valid Cases

95% Confidence
Interval
Lower
Upper

.544

.244

1.214

.760

.530

1.089

1.396

.889

2.191

100

d. Hubungan pengelolaan sampah dengan terjadinya gejala diare


Pengelolaan Sampah Rumah Tangga * Gejala Diare Crosstabulation
Gejala Diare
Ya
Pengelolaan Sampah

Kurang

Count

Rumah Tangga

Baik

% within Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga

Baik

Count
% within Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga

Total

Count
% within Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga

Tidak

Total

31

24

55

56.4%

43.6%

100.0%

23

22

45

51.1%

48.9%

100.0%

54

46

100

54.0%

46.0%

100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value

df

(2-sided)

Pearson Chi-Square

.275a

.600

Continuity Correctionb

.104

.747

Likelihood Ratio

.275

.600

Fisher's Exact Test


Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

sided)

.688
.272

Exact Sig.
(1-sided)

.373

.602

100

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.70.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for Pengelolaan Sampah

Lower

Upper

1.236

.560

2.725

1.103

.763

1.594

For cohort Gejala Diare = Tidak

.893

.584

1.363

N of Valid Cases

100

Rumah Tangga (Kurang Baik / Baik)


For cohort Gejala Diare = Ya

e. Hubungan perilaku cuci tangan dengan terjadinya gejala diare


Perilaku Cuci tangan dengan sabun Sebelum Makan * Gejala Diare Crosstabulation
Gejala Diare
Ya
Perilaku Cuci tangan

Ya

Count

dengan sabun Sebelum

% within Perilaku Cuci

Makan

tangan dengan sabun

Tidak

Total

29

26

55

52,7%

47,3%

100,0%

25

20

45

55,6%

44,4%

100,0%

54

46

100

54,0%

46,0%

100,0%

Sebelum Makan
Tidak Count
% within Perilaku Cuci
tangan dengan sabun
Sebelum Makan
Total

Count
% within Perilaku Cuci
tangan dengan sabun
Sebelum Makan

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value

df

(2-sided)

Pearson Chi-Square

,080a

,778

Continuity Correctionb

,007

,936

Likelihood Ratio

,080

,778

Fisher's Exact Test

sided)

,842

Linear-by-Linear

,079

Association
N of Valid Cases

Exact Sig.
(1-sided)

,468

,779

100

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,70.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value

Lower

Upper

Odds Ratio for Perilaku


Cuci tangan dengan
sabun Sebelum Makan

,892

,404

1,968

,949

,661

1,363

1,064

,692

1,635

(Ya / Tidak)
For cohort Gejala Diare
= Ya
For cohort Gejala Diare
= Tidak
N of Valid Cases

100

f. Hubungan Konsumsi Serat dengan terjadinya gejala diare


Konsumsi Makanan Mengandung Serat * Gejala Diare Crosstabulation
Gejala Diare
Ya
Tidak
Konsumsi Makanan
Mengandung Serat

Total

Kurang Count
% within Konsumsi
Makanan Mengandung
Serat
Tinggi Count
% within Konsumsi
Makanan Mengandung
Serat
Count
% within Konsumsi
Makanan Mengandung
Serat

Total

25

22

47

53.2%

46.8%

100.0%

29

24

53

54.7%

45.3%

100.0%

54

46

100

54.0%

46.0%

100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2Value
df
(2-sided)
sided)
.023a
1
.879
.000
1
1.000
.023
1
.879
1.000

Exact Sig.
(1-sided)

Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.519
Linear-by-Linear
.023
1
.879
Association
N of Valid Cases
100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.62.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value
Odds Ratio for
Konsumsi Makanan
Mengandung Serat
(Kurang / Tinggi)
For cohort Gejala Diare
= Ya
For cohort Gejala Diare
= Tidak
N of Valid Cases

95% Confidence
Interval
Lower
Upper

.940

.428

2.068

.972

.676

1.398

1.034

.676

1.581

100

g. Hubungan status ekonomi dengan kejadian gejala diare

Status Ekonomi Keluarga * Gejala Diare Crosstabulation


Gejala Diare
Ya
Status Ekonomi Keluarga

Rendah

Count
% within Status Ekonomi
Keluarga

Menengah

Count
% within Status Ekonomi
Keluarga

Tinggi

Count
% within Status Ekonomi
Keluarga

Total

Count
% within Status Ekonomi
Keluarga

Tidak

Total

15

22

68.2%

31.8%

100.0%

23

22

45

51.1%

48.9%

100.0%

16

17

33

48.5%

51.5%

100.0%

54

46

100

54.0%

46.0%

100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2Value

df

sided)

.311

Likelihood Ratio

2.389

.303

Linear-by-Linear Association

1.808

.179

Pearson Chi-Square

2.337

N of Valid Cases

100

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 10.12.

Variables in the Equation


95% C.I.for EXP(B)
B
Step 1

S.E.

Status_Ekonomi

Wald

df

Sig.

2.279

.320

Exp(B)

Lower

Upper

Status_Ekonomi(1)

-.823

.575

2.046

.153

.439

.142

1.356

Status_Ekonomi(2)

-.105

.459

.053

.819

.900

.366

2.211

.061

.348

.030

.862

1.062

Constant

a. Variable(s) entered on step 1: Status_Ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai