Bab V Kabon
Bab V Kabon
REKOMENDASI PROGRAM
A. Landasan Pemikiran
Kesejahteraan sosial senantiasa dikaitkan dengan konsep kualitas hidup
(quality
of
life).
Konsep
kualitas
hidup
selalu
digunakan
untuk
mendeskripsikan kehidupan yang baik dalam beberapa disiplin ilmu. Isi dan
pengukuran spesifik mengenai kualitas hidup sangat bervariasi antara disiplin
ilmu dengan disiplin itu sendiri.
Amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
tahun 1945 yang berbunyi ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Perlindungan terhadap seluruh bangsa Indonesia serta pelaksanaan
keadilan sosial sudah sangat jelas menjadi tugas bersama seluruh warga
negara tanpa memandang status, ras, serta masalah yang dihadapi oleh
masing-masing orang. Bersamaan dengan hal tersebut, kesejahteraan sosial
yang merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial yang mana
bukan merupakan ciri individu atau perorangan, melainkan ciri masyarakat
sebagai suatu kesatuan atau secara keseluruhan masyarakat Indonesia.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
menyatakan kesejahteraan sosial adalah merupakan kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak
dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya. Selanjutnya Undang-Undang yang sama menjelaskan bahwa
usaha kesejahteraan sosial adalah merupakan penyelenggaraan kesejahteraan
93
94
sosial yaitu upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan
sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara yang meliputi
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan
sosial.
Bencana merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan sosial
yang memiliki karakteristik masing-masing dari berbagai macam kejadiannya
namun tidak pernah bisa diketahui apalagi ditebak kapan datangnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana menjelaskan bahwa :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
Selanjutnya, Undang-Undang yang sama juga menjelaskan bahwasanya
bencana terbagi menjadi 3 (tiga) diantaranya :
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan
teror.
Berdasarkan hasil temuan lapangan, didapatkan bahwa mitigasi bencana
tanah longsor di Kampung Ciharegem Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan
95
96
karena alasan kesibukan berbagai aktivitas maka tidak bentuk mitigasi ini
tidak terlaksana.
Identifikasi dan analisis sumber yang ada di lingkungan menunjukkan
bahwa masyarakatu memiliki sumber-sumber yang bisa membantu dalam
mengatasi permasalahannya utamanya dalam melaksanakan mitigasi bencana
tanah longsor. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengajukan ide dan gagasan
melalui rekomendasi program. Rekomendasi program ini diharapkan sebagai
solusi dalam meningkatkan upaya masyarakat dalam mitigasi bencana tanah
longsor. Program pemecahan masalah ini juga mempertimbangkan sistem
sumber yang tersedia baik sistem sumber formal maupun informal.
B. Nama Program
Berdasarkan landasan pemikiran tersebut, maka usulan program yang
diajukan
sebagai
Pembentukan
alternatif
Masyarakat
pemecahan
Tangguh
masalah
Bencana
adalah
Melalui
Upaya
Program
97
dalam
rangka
menguatkan
dan
meningkatkan
kemampuan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
program
98
D. Sasaran
Sasaran dari upaya pembentukan masyarakat tangguh bencana melalui
program community based disaster risk management (CBDRM) di Kampung
Ciharegem Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung adalah
seluruh masyarakat Kampung Ciharegem dan pemerintah Desa Ciburial.
E. Sistem Partisipan dan Pengorganisasian Program
Sistem partisipan dan pengorganisasian program menjelaskan seluruh
sistem atau pelaku yang terlibat dalam pelaksanaan program. Adapun teknik
sistem partisipan yang digunakan oleh peneliti dalam merumuskan sebuah
program yang bertujuan sebagai bentuk dorongan dalam upaya pembentukan
masyarakat tangguh melalui program community based disaster risk
management (CBDRM) yakni pertama peneliti mengidentifikasi sistem
inisiator yang mana terdiri dari orang-orang yang pertama kali menaruh
perhatian dan dilibatkan dalam penanganan masalah mitigasi bencana tanah
longsor sampai masalah ini diangkat untuk diteliti.
Sistem inisiator yang teridentifikasi oleh peneliti yakni peneliti yang
telah melaksanakan penelitian terhadap mitigasi bencana tanah longsor di
Kampung Ciharegem Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten
Bandung. Peneliti merupakan sistem inisiator yang secara langsung menaruh
perhatian terhadap kondisi mitigasi bencana tanah longsor di Kampung
Ciharegem yang merupakan penanggungjawab atas segala usulan program
yang telah diajukan beserta pelaksanaan dan hasilnya.
Kedua, peneliti mengidentifikasi sistem agen perubahan yakni yang
akan bertanggungjawab sebagai pemimpin ataupun koordinator dalam tahap
awal usaha perubahan serta pemecahan masalah. Adapun yang teridentifikasi
99
100
di Kampung
kesembilan,
identifikasi
sistem
kegiatan
yang
akan
Sistem
Partisipan
Sistem
Inisiator
Definisi
Pelaku
Peneliti
Sistem
Pendukung
Sistem
Pengendali
Sistem Agen
Perubahan
Sistem Klien
Sistem Induk
Naungan
Peran
Penanggungjawab
terhadap program yang
diusulkan.
koordinator dalam tahap
awal usaha perubahan
serta pemecahan
masalah
yang akan memperoleh
manfaaat secara
langsung dan tidak
langsung dari
pemecahan masalah.
Narasumber
pelaksanaan program.
101
Sistem
Pelaksana
Sistem
Sasaran
Sistem
Kegiatan
perubahan yang
berhubungan dengan
permasalahan NAPZA
Penanggungjawab
terhadap seluruh
pelaksanaan program
Yang menjadi peserta
pelaksanaan program
menyambungkan
seluruh sistem yang
telah teridentifikasi
adalah orang yang
berpengaruh dalam
pelaksanaan perubahan
ketua
pelaksana
dalam
mempersiapkan
rencana
pelaksanaan kegiatan
b. Melakukan tugas-tugas administrasi kesekretariatan
c. Menginventaris peserta anggota yang akan diikutsertakan dalam
kegiatan
102
b. Seksi Humas
Ketua Karang Taruna Desa Ciburial menjadi koordinator humas.
Tugasnya
adalah
mempublikasikan
dan
mendokumentasikan
103
Penanggungjawab
Peneliti dan
Ketua Pelaksana
Ketua
RT
02 Kampung Ciharegem
Sekretaris
Bendahara
Sekretaris Desa Ciburial
Ketua PKK Desa Ciburial
Sie.Humas
Sie.Perlengkapan
Sie.Acara
Sie.Konsumsi
Ketua Karang
Ketua LPM Desa
Sekretaris
Sekretaris PKK
Taruna Desa
Ciburial
Karang Taruna
Desa Ciburial
Ciburial Sistem Sasaran
Desa Ciburial
Gambar 5.1 Struktur Kepanitiaan Penyelenggara Program
Kampung
Ciharegem
Sumber:Masyarakat
Mahasiswi STKS
Bandung
2015 serta Seluruh
Pemerintah Desa Ciburial
digunakan
dalam
pelaksanaan
program
adalah
104
105
yang
diinginkan.
Strategi
ini
digunakan
karena
106
107
Ketua
RT
02
mensosialisasikan
dan
Kepala
program
yang
Desa
akan
Ciburial.
Selanjutnya,
dilaksanakan
untuk
108
STKS
Bandung,
seluruh
masyarakat
Kampung
mengemukakan
berbagai
pandangan,
tanggapan,
Pemberi
materi
dipilih
sesuai
dengan
bidan
Management
prosedur
Badan
Penanggulangan
Bencana
Daerah
(BPBD)
109
Badan
Penanggulangan
Bencana
Daerah
(BPBD)
110
2) Penyuluhan
mitigasi
pelaksanaannya
bagi
dan
bentuknya
seluruh
serta
masyarakat
prosedur
Kampung
Ciharegem
3) Simulasi bencana bagi seluruh masyarakat Kampung
Ciharegem
K. Tahap Pengakhiran (Terminage Stage)
Pengakhiran merupakan langkah penutup dari seluruh rangkaian
pelaksanaan program. Kegiatan dalam tahap pengakhiran ini
meliputi:
a. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap monitoring dan evaluasi dilakukan pada setiap kegiatan
mulai dari awal hingga akhir kegiatan yang bertujuan untuk
mengukur keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada
tahap ini dilakukan dengan mengkaji kembali kegiatan yang
telah terlaksana untuk melihat kelemahannya. Tahap ini
dilakukan bersama seluruh panitia pelaksana dan pihak terkait.
b. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat oleh panitia pelaksana dan
merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung
dan sebagai bahan dokumentasi. Laporan ini meliputi proses dan
laporan hasil kegiatan yang selanjutnya akan diperlihatkan
kepada pihak-pihak terkait yang berisi tentang anggaran
kegiatan, kelemahan dan kelebihan, faktor pendukung dan
penghambat yang ditemukan yang akan menjadi bahan
pertimbangan ketika akan mengadakan program berikutnya.
c. Tahap Terminasi
111
Kegiatan
Banyaknya
(satuan)
3
2
Tahapan Persiapan
a.
Transportasi
b.
Kesekretariatan :
1.
Persuratan
2.
Proposal
3.
ATK
4.
Stempel
5.
Map
c.
Konsumsi
Total
Tahapan Perencanaan
a.
Transportasi
1.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung
3.
PUSKASI STKS Bandung
b.
Konsumsi
c.
Tempat Tinggal
Total
Tahapan Pelaksanaan
a.
Transportasi
1.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung
3.
PUSKASI STKS Bandung
b.
Kesekretariatan
1.
Buku Tamu
2.
Alat Tulis
3.
Copy-an Materi
c.
Konsumsi
1.
Snack
2.
Makanan Berat
d.
Tempat Tinggal
Jumlah
(Rp)
4
3 (tiga) hari
150.000,00
450.000,00
4 (tiga) Dinas
5 (lima) Dinas
1 (satu) set
1 (satu) set
9 (sembilan) lembar
3 (tiga) kali/hari
5.000,00
50.000,00
100.000,00
75.000,00
5.000,00
50.000,00
20.000,00
250.000,00
100.000,00
75.000,00
45.000,00
450.000,00
1.390.000,00
1 (satu) hari
1 (satu) hari
1 (satu) hari
3 (kali) kali/hari
1 (satu) hari
1.000.000,00
150.000,00
150.000,00
50.000,00
500.000,00
1.000.000,00
150.000,00
150.000,00
150.000,00
500.000,00
1.950.000,00
3 (tiga) orang
3 (tiga) orang
3 (tiga) orang
1.000.000,00
150.000,00
150.000,00
3.000.000,00
450.000,00
450.000,00
3 (tiga) buah
120 set
120 eksamplar
50.000,00
25.000,00
10.000,00
150.000,00
3.000.000,00
1.200.000,00
3 (tiga) kali
3 (tiga) kali
1 (satu) hari/orang
15.000,00
50.000,00
1.000.000,00
45.000,00
150.000,00
3.000.000,00
11.445.000,00
50.000,00
2.250.000,00
1 (satu) eksamplar
5 (lima) buah
5 (lima) eksamplar
100.000,00
5.000,00
100.000,00
100.000,00
25.000,00
500.000,00
2.875.000,00
17.660.000,00
Total
4
Tahap Pengakhiran
a.
Konsumsi Panitia
b.
Kesekretariatan
1.
LPJ
2.
Map
3.
Ganda LPJ
Total
TOTAL KESELURUHAN
Total
(Rp)
5
112
Tujuan
Tujuan Umum adalah Terbentuknya masyarakat
tangguh bencana yang paham akan manajemen
resiko bencana berbasis masyarakat bagi
seluruh masyarakat Kampung Ciharegem.
Sasaran
Seluruh masyarakat Kampung
Ciharegem dan Pemerintah
Desa Ciburial
Penanggung Jawab
Peneliti dan Kepala Desa
Ciburial
Tujuan
Khusus
adalah
Meningkatnya
pengetahuan masyarakat mengenai program
Community Based Disaster Risk Management
(CBDRM),
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat mengenai mitigasi dan bentukbentuknya serta prosedur pelaksanaannya, serta
Meningkatnya pengetahuan, keterampilan serta
relasi antar seluruh masyarakat.
Tujuan
Sasaran
Kepala Desa Ciburial
Penanggungjawab
Kegiatan
Peneliti
Seluruh pemerintah
Desa Ciburial
Kepala Kelurahan
Lalatang Kecamatan
Tallo Kota Makassar
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten
Bandung, Pemerintah
Kabupaten Bandung,
PUSKASI STKS
Bandung, masyarakat
Desa Ciburial, serta
Pemerintah Desa
Ciburial
Seksi Hubungan
Masyarakat dan
Publikasi berdasarkan
kepanitiaan yang telah
dibentuk
Tujuan
Sasaran
Finishing
proses
pelaksanaan program
Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten
Bandung, Pemerintah
Kabupaten Bandung,
serta PUSKASI STKS
Bandung.
Penanggungjawab
Kegiatan
Seksi
Acara,
Seksi
HUMAS dan Seksi
Perlengkapan
berdasarkan kepanitiaan
yang telah dibentuk
113
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat mengenai program
Community Based Disaster Risk
Management (CBDRM)
Seluruh masyarakat
Kampung Ciharegem
dan Pemerintah Desa
Ciburial
Penanggungjawab
Kegiatan
Seksi Acara dan Seksi
Konsumsi berdasarkan
kepanitiaan yang telah
dibentuk
Meningkatnya pengetahuan
masyarakat mengenai mitigasi dan
bentuk-bentuknya serta prosedur
pelaksanaannya
Seluruh masyarakat
Kampung Ciharegem
dan Pemerintah Desa
Ciburial
Meningkatnya pengetahuan,
keterampilan serta relasi antar
seluruh masyarakat
Seluruh masyarakat
Kampung Ciharegem
dan Pemerintah Desa
Ciburial
Tujuan
Sasaran
Terminasi
Mengakhiri
seluruh rangkaian
kegiatan program yang telah
dilaksanakan
Sumber:Mahasiswa STKS Bandung, 2015
Penanggungjawab
Kegiatan
Seluruh anggota panitia
pelaksana
Seluruh anggota panitia
pelaksana
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
1. Adanya harapan dan keinginan dari 1. Kejenuhan peserta karena kegiatan
informan dalam hal ini masyarakat
memerlukan waktu yang lama dan
114
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
Kampung
Ciharegem
untuk
meningkatkan pemahaman dirinya
sendiri dan lingkungan dalam
mitigasi bencana alam tanah longsor.
Adanya harapan dari informan dalam
hal
ini masyarakat
Kampung
Ciharegem adanya kesadaran seluruh
masyarakat
akan
pentingnya
menguasai upaya mitigasi bencana
alam tanah longsor dan konsistensi
kerja.
Adanya keinginan dari informasi
dalam hal ini masyarakat Kampung
Ciharegem untuk mengetahui dan
meningkatkan kemampuan dalam
mitigasi bencana alam tanah longsor
Adanya sarana dan prasarana yang
memadai untuk pelaksanaan program.
Peluang (Opportunity)
Adanya dukungan dari masyarakat
setempat
Adanya dukungan dari instansi terkait
Kegiatan bisa diikuti oleh masyarakat
sehingga mereka bisa mengungkap
kebutuhannya
Tersedianya sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan
Berbagai kegiatan yang dirancang
dapat mengoptimalkan terlaksananya
program
Ancaman (Threats)
1. Kurangnya koordinasi antar panitia
pelaksana
2. Ada pihak yang kurang menyetujui
untuk melaksanakan program
3. Ketidaksesuaian
waktu
antara
pemateri dengan jadwal kegiatan yang
akan dilaksanakan.
115
116
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan program ini merupakan suatu target untuk
mengukur
keberhasilan
yang
dapat
dimanfaatkan
oleh
peserta
117