Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai


rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses
penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
Perubahan persepsi adalah ketidakmampuan manusia dalam membedakan
antara rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan,
sensasi somatik dengan impuls dan stimulus eksternal.
halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa
ada stimulus atau rangsangan yang nyata/
halusinasi pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara,
terutamanya suarasuara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang
dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
Tanda & gejala
1. Berbicara, senyum dan tertawa sendirian
2. Mengatakan mendengar suara, melihat, menghirup, mengecap, merasa sesuatu
yang tidak nyata
3. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan hal yang tidak nyata , serta tidak
mampu melakukan asuhan keperawatan mandiri seperti mandi, sikat gigi,
berganti pakaian dan berhias yang rapi
5. Sikap curiga, bermusuhan, menarik diri, sulit membuwat keputusan, ketakutan,
mudah tersinggung, , jengkel, mudah marah, ekspresi wajah tegang,
pembicaraan kacau, dan tidak masuk akal dan banyak keringat.

A. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Bicara sendiri.
Senyum sendiri.
Ketawa sendiri.
Menggerakkan bibir tanpa suara.

Pergerakan mata yang cepat


Respon verbal yang lambat
Menarik diri dari orang lain.
Berusaha untuk menghindari orang lain.
Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik.
Berkonsentrasi dengan pengalaman sensori.
Sulit berhubungan dengan orang lain.
Ekspresi muka tegang.
Mudah tersinggung, jengkel dan marah.
Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat.
Tampak tremor dan berkeringat.
Perilaku panik.
Agitasi dan kataton.
Curiga dan bermusuhan.
Bertindak merusak diri, orang lain dan lingkungan.
Ketakutan.
Tidak dapat mengurus diri.
Biasa terdapat disorientasi waktu, tempat dan orang.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan
dengan halusinasi pendengaran.
Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran berhubungan dengan
menarik diri.
Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktifitas.
3. Tujuan keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip


komunikasi terapeutik
b. Diskusikan dengan klien tentang halusinasinya yang dialaminya
c. Identifikasi jenis, waktu, isi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi dan
respon klien terhadap halusinasi
d. Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan jika halusinasi
dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
e. Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
f. Ajarkan memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
rencana kegiatan harian

B. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, ibu
b. perkenalkan nama sayaputri fadila, saya biasa dipanggil putri. Nama siapa?
Biasanya senang dipanggil siapa? Wah bagus sekali namanya. Saya yang akan
merawat selama di rumah sakit ini, jika membutuhkan bantuan saya siap
membantu"
c. Validasi/ evaluasi
"Bagaimana perasaan saat ini? Apa keluhan saat ini?
d. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang suara-suara yang
sering dengar? Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit? Dimana tempat yang menurut cocok untuk berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruangan ini?
C. Fase Kerja
"Coba ceritakan suara-suara yang sering dengar?
Apakah mengenali suara siapa itu?

Apa terus-menerus mendengar suara-suara itu? Kapan saja suara itu terdengar?
Situasi yang bagaimana yang menurut menjadi pencetus munculnya suara itu?
Berapa kali suara itu terdengar?
Apakah merasa terganggu dengan suara-suara tersebut?
Apakah yang lakukan jika suara-suara itu terdengar?
Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
Apakah dengan cara seperti itu suara-suara tersebut bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
Ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, yang pertama dengan
menghardik suara-suara yang muncul misal Anda tutup telinga atau tanamkan katakata dalam hati sambil mengungkapkan "pergi-pergi, saya tidak mau dengar
kamu!" yang ke-2 dengan melakukan percakapan dengan orang lain. Ke-3 dengan
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang ke-4 dengan minum obat
teratur" seperti yang tadi saya contohkan sampai suara-suara itu hilang ya!
Coba peragakan tapi ingat di dalam hati saja ya!
Nah, begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus sudah bisa.
D. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
"Bagaimana perasaan setelah memperagakan latihan tadi?
Kalau suara-suara tidak berwujud itu muncul lagi coba cara-cara tadi dilatih.
Oh ya ya! Masih ingat 4 cara mengontrol halusinasi tadi apa saja? Wah bagus
sekali masih ingat."
b. Rencana tindakan lanjut
" besok kita latihan lagi untuk cara yang ke-2 ya! Dengan cara melakukan
percakapan dengan orang lain dan cara-cara yang lain."
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Baiklah pertemuan hari ini cukup sekian dulu. Besok kita ketemu lagi ya untuk
berlatih mengendalikan suara-suara dengan bercakap-calap.
Maunya mau dimana? Bagaimana kalau ditempat ini lagi, besok jam sama seperti
ini jam 10.00 WIB.
Jangan lupa ya!

Anda mungkin juga menyukai