Anda di halaman 1dari 24

LP GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH,

LP GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH,


LAPORAN PENDAHULUAN II
I. Kasus ( Masalah Utama )
Gangguan konsep diri; harga diri rendah
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Core Problem
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 )
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
2. Tanda dan gejala
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Hilang kepercayaan diri
c. Merasa gagal mencapai keingginan
d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya
f. Menarik diri dari kehidupan sosial
g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi
B. Penyebab
Koping individu tidak efektif
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon
pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak
bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.

C. Akibat
Menarik diri
Mekanisme terjadinya masalah :
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah
akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak
percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam,
menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.
III. A. Pohon Masalah
Gangguan isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Koping individu tidak efektif
B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji
1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
a. Lebih banyak diam
b. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
c. Personal hygiene kurang
d. Merasa tidak nyaman diantara orang
e. Tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. Perasaan rendah diri

b. Pikiran mengarah
c. Mengkritik diri sendiri
d. Kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri
f. Menyalahkan diri sendiri
g. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.
3. Koping individu tidak efektif
a. Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
b. Strategi dalam menghadapi masalah
c. Status emosi pasien
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
V. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.
a. Kriteria hasil :
2.1. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- kemampuan yang dimiliki
- aspek positif keluarga

- aspek positif lingkungan yang di miliki klien.


b. Intervensi
2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.1.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
b. Intervensi
3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian.
b. Intervensi
4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- kegiatan mandiri
- kegiatan dengan bantuan sebagian
- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
a. Kriteria evaluasi

5.1. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.


b. Intervensi
5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.1.3. Diskusikan kemungkinan, pelaksanaan di rumah.
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada :
a. Kriteria evaluasi
6.1. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
b. Intervensi
6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.
6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-temannya,
pandangan mata kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
c. Utamakan memberikan pujian yang realistis
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam tarapeutik
"Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak
siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak,
saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap
mendengarkan."
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah

mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang
terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?"
c. Kontrak
"Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di
mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman
selama + 15 menit.
3. Fase Kerja
"Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi
mbak ?"
"Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali."
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama
sakit."
c. Kontrak
"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?"
"Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit."
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4. Tindakan Keperawatan
1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan sebagian
- Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .
3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata
mbak masih ingat."
b. Evaluasi/ validasi
"Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?"
c. Kontrak
"Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit,
nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai
kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara
nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.
2. Fase Kerja
"Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit."
"Baik, apalagi mbak ?"
"Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?"
"Nah ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa
menggali kemampuan mbak ."
"Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan
mbak."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi."
c. Kontrak

"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?"

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

1. Definisi
Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indra sesorang pasien
yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, psikotik ataupun
histerik (Maramis, 1994).

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang


sebenarnya tidak terjadi.

Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra
tanpa stimuli ekstern; persepsi palsu (Lubis, 1993).

2. Rentang respon halusinasi ( berdasarkan Stuart dan Laria, 2001).

Respon Adaptif Respon Maladaptif

>Pikiran logis >Distorsi pikiran >Gangguan pikir


>Persepsi akurat >Ilusi >Halusinasi
>Emosi konsisten dgn pengalaman >Reaksi emosi >> atau < >Sulit berespon
emosi
>Prilaku sesuai >Prilaku aneh/tidak biasa >Prilaku
disorganisasi
>Berhubungan sosial >Menarik diri >Isolasi sosial

3. Jenis-jenis halusinasi
Stuart dan Laria, 1998 membaginya seperti tabel berikut :
Jenis
Halusinasi

Prosentase

Pendengaran
(auditorik)

70 %

Karakteristik
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling
sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien bahkan sampai ke
percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih
tentang orang yang mengalami halusinasi.

Penglihatan
(Visual)

20 %

Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya,


gambar geometris, gambar kartun, bayangan
yang rumit atau kompleks, bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.

Membaui bau-bauan tertenru seperti bau darah,


urine atau feces. Umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan.

Penghidu
(olfactory)

Pengecapan
(gustatory)

Perabaan
(tactile)

Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine


atau feces.

Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa


stimulus yang jelas, Rasa tersetrum listrik yang
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di


vena atau arteri, pencernaan makanan atau
pembentukan urine.

Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa


bergerak
Cenesthetic

Kinesthetic

4. Fase-fase halisinasi
1. Comforting, Ansietas sedang : halusinasi menyenangkan
2. Condemning, Ansietas berat : halusinasi menjadi menjijikkan
3. Controling, Ansietas berat : Pengalaman sensori menjadi berkuasa
4. Consquering, Panik : Umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya

5. Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

PSP : Halusinasi

Isolasi sosial : Menarik diri

Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Interaksi : 1 Jam 10.00 WIB Tgl 27-10-2003

Pertemuan 1

1. Proses keperawatan
1. Kondisi Klien
Menyendiri, bingung, lambat, kontak mata kurang, pembicaraan lambat dan diulang-ulang.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan interaksi sosial :
3. TUK
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya

Bina hubungan saling percaya : slam terapeutik, ciptakan lingkungan terapeutik.

Beri kesempatan klien ungkapkan perasaanya.

Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati

1. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
Selamat pagi mbak ? boleh kenalan ngaak ? nama saya suster Yenny, panggil saya mbak
Yenny ya !, saya Mahasiswa PSIK Unibraw Malang, saya yang akan merawat mbak
selama 2 minggu ini, mulai tanggal 27 s/d 8 November 2003 .
2. Evaluasi/ validasi
Bagaimana perasaan mbak sekarang ? Tidurnya bagaimana tadi malam ?.
3. Kontrak
Mbak nanti kita cerita-cerita kenapa mbak sampai dibawa kesini ? bersedia khan ?
nggak lama koq, kira-kira 10 menit saja, bersedia khan ?

2. Kerja
Mbak namanya siapa ? asalnya dari mana ? biasa dipanggil apa ? gimana perasaaanya hari
ini ? apakah ada yang membuat mbak bingung ? Mbak sekarang dimana ? dirumah ada siapa
saja ? anaknya dengan siapa ?

3. Terminasi

1. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasan mbak sekarang setelah bercakap-cakap dengan saya ?.
2. Evaluasi obyektif
Coba masih ingat nama saya ? terus coba sebutkan lagi kenapa mbak dibawa kesini ?
bagus sekali !.
3. Rencana tindak lanjut
Baiklah mbak karena waktu kita sudah habis kita sudahi sampai disini ya, besok kita
nomong-ngomong lagi ya ?
4. Kontrak
Besok kita ketemu lagi disini jam 08.00 WIB kita akan nobrol tentang mengapa mbak
dibawa kesini ? bersedia ? .

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Interaksi : II Jam 08.00 WIB Tgl 28-10-2003

Pertemuan 2

Proses Keperawatan

1. Kondisi klien
Menyendiri, bingung, gerakan lambat, pembicaraan kurang dan diulang-ulang.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d
3. TUK
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Rencana tindakan keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, ciptakan lingkungan terapeutik.

Beri kesempatan klien ungkapkan perasaanya

Dengarkan ungkapan klien dengan empati

Strategi Komunikasi

1. Orientasi
1. Salam terapeutik

Selamat pagi mbak ? masih ingat saya ? nama mbak Winarti khan ? sebenarnya mbak
Winarti sukanya dipanggil apa sih ?.
2. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang ?.
3. Kontrak
Mbak Win, pagi ini sesuai dengan janji kita, kita akan ngobrol-ngobrol ya khan ? saya
harap mbak Win nanti akan banyak bercerita kepada saya, bagaimana ? tidak lama koq,
15 menit saja ?

2. Kerja
Mbak Win coba sih ceritakan kenapa mbak Win bisa sampai dibawa kesini ?, mbak Win
tahu tidak ini dimana ? Rumah sakit apa ?.
Bagaimana perasaan mbak Win selama disini ?.

3. Terminasi
1. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang ?.
2. Evaluasi obyektif
Coba mbak Win sebutkan lagi kenapa mbak win dibawa kesini ? ya ada lagi ?.
3. Rencana Tindak lanjut

Baiklah mbak Win waktu kita sudah habis, besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang apa
yang dialami mbak Win sampai bisa terdengar suara-suara itu !.
4. Kontrak
Besok jam 08.00 WIB kita ketemu lagi ya ?, kita ngobrol dimana ? jangan lupa ya ?

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Interaksi : III Jam 08.00 WIB Tgl 29-10-2003

Pertemuan 3

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

Kontak mata baik, tertawa dan tersenyum, mengerti alur pembicaraan, mau menyapa.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d
3. TUK
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
4. Rencana tindakan keperawatan

Lakukan kontak sering tapi singkat

Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya

Bantu klien untuk mengenal halusinasinya

Diskusikan dengan klien :


. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halisinasi

2. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
Selamat pagi mbak Win ? bagiamana tidurnya tadi malam ?.
2. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaanya sekarang ?.

3. Kontrak
Mbak Win ..kita pagi ini ngobrol disini saja ya ?, jam 08.15 WIB s/d 09.00 WIB ya ?.

2. Kerja
Mbak Win selama ini apa sih yang mbak Win rasakan, mbak dengar suara-suara ya ? suarasuara apa sih ? berapa kali suara itu muncul dalam satu hari ? kapan suara-suara itu muncul ?
lalu apa yang mbak rasakan sewaktu suara-suara itu muncul ?.
3. Terminasi
1. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang setelah tadi kita berbincang-bincang ?.
2. Evaluasi obyektif
Coba mbak Win sebutkan lagi suara-suara yang mbak dengar ?, jadi berapa kali ?.
Bagus sekali !.
3. Rencana tindak lanjut
Iyambak Win sudah bagus hari ini karena sudah bisa menceritakan kepada saya,
Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya ? coba nanti diingat lagi mungkin ada yang terlupa !.
4. Kontrak
Nanti jam 10.00 WIB kita ketemu lagi ya ?.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Interaksi : IV Jam 10.00 WIB Tgl 29-10-2003

Pertemuan 4

1. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien
Mau diajak bicara, stimulus dari perawat dulu, kontak mata baik, sering bengong
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial : menarik diri b/d
3. TUK
2. Klien dapat mengenal halusinasinya

4. Rencana tindakan keperawatan

Lakukan kontak sering tapi singkat

Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya

Bantu klien untuk mengenal halusinasinya

Diskusikan dengan klien :


. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halisinasi

2. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
1. Salam terapeutik
Selamat siang mbak Win kita ngomong-ngomong lagi yuk ?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaanya sekarang ?.

2. Kontrak
Mbak Win ..kita ngobrol disini saja ya ?, tidak lama koq 15 menit cukup, bersedia ?.

2. Kerja
Mbak Win masih dengar suara-suara ya ? suara-suaranya mbak kenal nggak ? apa sih
bunyinya suara-suara itu ? berapa kali suara itu muncul dalam satu hari ? kapan suara-suara
itu muncul ? lalu apa yang mbak rasakan sewaktu suara-suara itu muncul ?.
3. Terminasi
1. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mbak Win sekarang setelah tadi kita berbincang-bincang ?.
2. Evaluasi obyektif
Coba mbak Win sebutkan lagi suara-suara yang mbak dengar ?, Bagus sekali !.
3. Rencana tindak lanjut
Iyambak Win sudah bagus hari ini karena sudah bisa menceritakan kepada saya,
kalau bisa ingat-ingat ya suara suara itu bunyinya apa dan kapan suara suara itu muncul !,
besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya ?
4. Kontrak
Besok jam 10.00 WIB kita ketemu lagi ya ? di ruang televisi ya ?.

Anda mungkin juga menyukai