audience
- Memperkenalkan diri
- Mohon izin dan menjelaskan
maksud dan tujuan
- Menjelaskan pokok bahasan yang
akan disampaikan
Pertanyaan
- Menjawab pertanyaan
- Evaluasi hasil penyuluhan
No Kegiatan Waktu Kegiatan Sasaran
4 Penutup 5 menit - Membuat kesimpulan dari materi
secara menyeluruh
- Memberikan saran kepada
masyarakat untuk melakukan apa
yang telah disampaikan
- Salam berpamitan dan
mengucapkan terima kasih untuk
partisipasinya
12. Rencana Evaluasi :
a. Apakah Masyarakat mengerti tentang pengertian
penyakit TB?
b. Apakah Masyarakat mengerti penularan dan
penyebaran bakteri TB
pada anak?
c. Apakah Masyarakat mengerti gejala klinis penyakit
TB pada anak ?
d. Apakah Masyarakat mengerti pencegahan penyakit
TB pada anak?
e. Apakah Masyarakat mengerti tindakan lanjut pada
anak dengan TB?
DAFTAR PUSTAKA
TB PADA ANAK
Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB
menyerang paru-paru, sehingga
disebut dengan TB paru. Tetapi kuman TB juga bisa
menyebar ke bagian atau
organ lain dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih
berbahaya dari TB paru.
1
Tuberkulosis anak mempunyai permasalahan khusus
yang berbeda dengan orang
dewasa. Pada TB anak, permasalahan yang dihadapi
adalah masalah diagnosis,
pengobatan, pencegahan serta TB dengan keadaan
khusus.
Akhir tahun 1990-an, World Health Organization
memperkirakan bahwa
sepertiga penduduk dunia (2 miliar orang) telah
terinfeksi oleh M. tuberculosis,
dengan angka tertinggi di Afrika, Asia dan Amerika
Latin. Tuberkulosis, terutama
TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya
di negara berkembang
tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap
merupakan salah satu penyebab
tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di
negara berkembang maupun di
negara maju. Menurut perkiraan WHO pada tahun
1999, jumlah kasus TB baru di
Indonesia adalah 583.000 orang per tahun dan
menyebabkan kematian sekitar
140.000 orang per tahun.
Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB anak sering kali
tidak khas. Diagnosis
pasti ditegakkan dengan menemukan kuman TB. Pada
anak, sulit didapatkan
spesimen diagnostik yang dapat dipercaya. Karena
sulitnya mendiagnosis TB
pada anak, sering terjadi overdiagnosis yang diikuti
overtreatment. Di lain pihak,
ditemukan juga underdiagnosis dan undertreatment.
Hal tersebut terjadi karena
sumber penyebaran TB umumnya adalah orang
dewasa dengan sputum basil tahan
asam positif sehingga penanggulangan TB
ditekankan pada pengobatan
(kavitas).
Kelenjar limfe parahilus atau paratrakeal yang mulanya
berukuran normal
pada awal infeksi, akan membesar karena
reaksi inflamasi yang berlanjut,
sehingga bronkus akan terganggu. Obstruksi parsial
pada bronkus akibat tekanan
eksternal menimbulkan hiperinflasi di segmen distal
paru melalui mekanisme
ventil. Obstruksi total dapat menyebabkan ateletaksis
kelenjar yang mengalami
inflamsi dan nekrosis perkijuan dapat merusak dan
menimbulkan erosi dinding
bronkus, sehingga menyebabkan TB endobronkial atau
membentuk fistula. Massa
kiju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada
bronkus sehingga menyebabkan
gangguan pneumonitis dan ateletaksis, yang sering
disebut sebagai lesi segmental
kolaps-konsolidasi.
Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya
imunitas seluler, dapat
terjadi penyebaran limfogen dan hematogen. Pada
penyebaran limfogen, kuman
menyebar ke kelenjar limfe regional membentuk
kompleks primer atau berlanjut
menyebar secara limfohematogen. Dapat juga
terjadi penyebaran hematogen
langsung, yaitu kuman masuk ke dalam sirkulasi darah
dan menyebar ke seluruh
tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah
yang menyebabkan TB disebut
sebagai penyakit sistemik.
Penyebaran hematogen yang paling sering terjadi
adalah dalam bentuk
penyebaran hematogenik tersamar. Melalui cara ini,
kuman TB menyebar secara
sporadik dan sedikit demi sedikit sehingga tidak
menimbulkan gejala klinis.