Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO


TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO


TAHUN 2013

KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kami telah dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012.
LAKIP disusun sebagai pelaksanaan dari Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. LAKIP Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 memuat
informasi kinerja seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berkaitan dengan tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi dan
strategi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program
dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukoharjo Tahun 20102015.
Kami berharap bahwa dengan tersusunnya LAKIP Kabupaten
Sukoharjo ini, semakin dapat diketahui tingkat capaian kinerja program
dan kegiatan setiap SKPD dalam rangka mendukung pencapaian visi dan
misi daerah menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui

penyelenggaraan

pemerintahan,

pembangunan

dan

kemasyarakatan.
Akhirnya, kami menyadari LAKIP Kabupaten Sukoharjo Tahun
2012 ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kami berharap ada kerja
sama, evaluasi, dan masukan demi penyempurnaan LAKIP Kabupaten
Sukoharjo di masa mendatang.
Sukoharjo,

Maret 2013

BUPATI SUKOHARJO

H. WARDOYO WIJAYA, SH. MH.

LAKIP Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

Ringkasan Eksekutif

iii

BAB I

PENDAHULUAN .

A. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Sukoharjo..

B. Lingkungan Strategis ,.....................

C. Kondisi Ekonomi Makro ..............................................

12

PERENCANAAN dan PERJANJIAN KINERJA ..

16

A. Visi dan Misi

16

B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Tahun 2012

18

BAB II

C. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun


2012..

19

D. Perjanjian Kinerja ...................................................

23

AKUNTABILITAS KINERJA .

25

A. Pengukuran Kinerja

26

B. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja

88

C. Akuntabilitas Keuangan...............................................

90

PENUTUP .

96

BAB III

BAB IV
Lampiran

Pengukuran Kinerja

LAKIP Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF
Rumusan visi Kabupaten Sukoharjo dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukoharjo
berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2011
adalah:
TERWUJUDNYA MASYARAKAT SUKOHARJO YANG SEJAHTERA,
MAJU, DAN BERMARTABAT DIDUKUNG PEMERINTAHAN YANG
PROFESIONAL
Adapun misi Kabupaten Sukoharjo, sesuai Peraturan Daerah di
atas adalah: 1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan,
Kesejahteraan Masyarakat dan Pembangunan Infrastruktur yang Terukur,
Terarah, Adil dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup; 2.
Membangun Managemen Pemerintahan yang Profesional, Bersih dan yang
Berbasis pada Pelayanan Masyarakat; 3.Mewujudkan Kondisi Masyarakat
yang Aman, Tentram, Demokratis dan Dinamis; 4.Mendorong Kemandirian
Ekonomi yang Berbasis pada Pertanian dan Industri serta Pengelolaan
Potensi Daerah; dan 5.Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan
Bermasyarakat.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi ditetapkan strategi sebagai
tahapan untuk mencapai tujuan spesifik dan tertentu. Selanjutnya untuk
menuntun upaya tercapainya tujuan spesifik itu diperlukan arah kebijakan
yang jelas dan terarah. Strategi yang ditetapkan pada RPJM Daerah
Kabupaten Sukoharjo akan diuraikan berikut ini:
Kinerja pemantapan pembangunan manusia seutuhnya untuk peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia dan mendukung pelaksanaan good
governance, terlihat dari tercapainya kualitas pendidikan, tercapainya
kualitas kesehatan, terwujudnya prakarsa kerjasama daerah, tumbuhnya
pelembagaan program kolektif, terwujudnya penguatan desa, dan
meningkatnya kapasitas penyelenggara pemerintah daerah.
Kinerja penyediaan data (database) melalui penyempurnaan secara
sistematis, menitikberatkan pada sistem informasi kependudukan, tata ruang
dan daya dukung wilayah serta hasil pembangunan daerah direpresentasikan
oleh terbangunnya sistem informasi kependudukan, terbangunnya sistem
informasi tata ruang, terbangunnya sistem informasi daya dukung wilayah,
dan terbangunnya sistem informasi hasil-hasil pembangunan.
Kinerja membangun sistem inovasi melalui Penataan Basis Data dan
Peningkatan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) sebagai
landasan penyelenggaraan regionalisasi dan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) diindikasikan dari terbangunnya insfrastruktur
TIK, terbangunnya komunikasi data, terlaksananya TIK kependidikan,
meningkatnya aktifitas Litbang pemerintah dan tumbuhnya budaya Litbang
masyarakat.
Kinerja peningkatan Daya Saing Daerah melalui penguatan lingkungan usaha
dan penumbuhan industri kreatif dengan memperhatikan eko efisiensi,
direprsentasikan dengan terbangunnya fasilitas perdagangan, menngkatnya
penanaman modal, terwujudnya reformasi kebijakan bisnis, tumbuh dan
berkembangnya formasi rumpun usaha, terwujudnya pembenahan sistem
produksi, terwujudnya sistem intensif, tumbuhnya inisiasi klaster industri
LAKIP Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012

iii

kreatif, meningkatnya perolehan HAKI, meningkatnya kapasitas sosial


ekonomi masyarakat miskin dan bekembangnya pengetahuan tradisional.
Kinerja memadukan prinsip-prinsip pembangunan bekelanjutan serta,
mengakiri kerusakan sumber daya alam, pemulihan kerusakan ekosistem
pertanian untuk menjamin keberlanjutan pembangunan berwawasan
lingkungan diindikasikan dengan terpulihkannya kerusahan hutan,
tertanganinya bencana alam banjirm kekeringan, longsor, kebakaran, gempa
bumi dan puting beliung.
Kinerja perlindungan keluarga dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
dan pengaruh negatif faktor eksternal dengan penanaman dan penguatan
nilai-nilai moral agama ditunjukkan dari terwujudnya perlindungan terhadap
ancaman dari luar lingkup keluarga, terwujudnya perlindungan terhadap
KDRT dan terwujudnya perkuatan moral agama.
Kinerja Peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian guna
menjamin penyediaan pangan sesuai kebutuhan untuk memantapkan
ketahanan pangan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 32 sasaran strategis, maka
tingkat pencapaian kinerja secara umum dapat dikategorikan Baik (dengan
kisaran nilai 80-100). Bahkan beberapa program sasaran kinerjanya tercapai
dalam kategori Amat Baik (dengan kisaran nilai di atas 100), yaitu pada
sasaran : Meningkatnya Kapasitas Sosial Ekonomi Masyarakat Miskin,
Terwujudnya Penguatan Desa, Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara
Pemerintah Daerah, Terlaksananya inisiasi e-Gov (hukum) SIM-penanaman
Modal, SIM-pengawasan, SIM-keuangan daerah, SIM-kepegawaian, SIMren, Terbangunnya Sistem Informasi Kependudukan, Terbangunnya Sistem
Informasi Tata Ruang (Terbangun Sistem Data Tata Ruang Spesial Berbasis
TIK), Terbangunnya Sistem Informasi Daya Dukung Wilayah, Terwujudnya
Prakarsa Kerjasama Antar Daerah, Tumbuhnya Pelembagaan Program
Kolektif, Terbangunnya Infrastruktur TIK, Terbangunnya Sistem Komunikasi
Data, Tumbuhnya Budaya Litbang Masyarakat, Terwujudnya Reformasi
Kebijakan Bisnis, Tumbuh dan Berkembangnya Formasi Rumpun Usaha,
Terwujudnya perlindungan terhadap KDRT, Terwujudnya Perkuatan Moral
Agama, Terpulihkannya Kerusakan Ekosistem Pertanian, Terpulihkannya
Kerusakan Hutan,.
Namun demikian dari hasil evaluasi akuntabilitas kinerja Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012, juga masih terdapat performance gap
yang terjadi di tahun 2012, yaitu pada pencapaian sasaran strategis berikut :
Meningkatnya perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI); Meningkatnya
aktivitas Litbang pemerintah; dan Tumbuhnya budaya Litbang masyarakat.

LAKIP Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
1. Umum
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mendasarkan pada prinsip
otonomi luas, nyata dan bertanggungjawab. Tujuan dari pemberian otonomi
tersebut adalah untuk memberdayakan Daerah, di mana di dalamnya juga
terkandung maksud untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan dan peran serta masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
membagi tugas pemerintahan, kemasyarakatan dan pelayanan kepada
seluruh Perangkat Daerah yang ada yaitu Sekretariat Daerah, Dinas Daerah,
Badan, Kantor, Kecamatan dan Kelurahan, sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut :
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukoharjo,
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan Polisi
Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Sukoharjo;
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten
Sukoharjo.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Satuan
Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
1

Sukoharjo, yang di dalamnya mengatur tentang perubahan SOTK Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo karena peningkatan kelas dari
Kelas C menjadi Kelas B.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana daerah
Kabupaten Sukoharjo.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Sukoharjo, yang di dalamnya mengatur tentang perubahan SOTK Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kabupaten
Sukoharjo.
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah,
Satuan Polisi Pamong Praja dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
Kabupaten Sukoharjo, yang di dalamnya mengatur tentang perubahan
SOTK Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sukoharjo.
Dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian kinerja Perangkat
Daerah Kabupaten Sukoharjo, disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP). LAKIP Kabupaten Sukoharjo tahun 2012, dibuat
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1
Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Sukoharjo 2010 2015.
2. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi

dan Tata Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten


2

Sukoharjo, adalah sebagai berikut :


Sekretariat Daerah, terdiri dari :
Sekretaris Daerah
Asisten Sekretaris Daerah, meliputi Asisten Pemerintahan, Asisten
Perekonomian dan Pembangunan dan Asisten Administrasi Umum.
Bagian-Bagian, meliputi : Bagian Pemerintahan, Bagian Pemerintahan
Desa, Bagian Hukum, Bagian Perekonomian, Bagian Pembangunan,
Bagian

Bina Sosial,

Bagian Organisasi, Bagian Hubungan

Masyarakat, Bagian Pengolahan Data Elektronik dan Bagian Umum.


Sekretariat DPRD, terdiri atas Sekretaris DPRD, Bagian Persidangan dan
Perundang-undangan, Bagian Keuangan, dan Bagian Umum.
Dinas Daerah, terdiri dari :
Dinas Pendidikan;
Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan;
Dinas Pekerjaan Umum;
Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
Dinas Pertanian;
Dinas Kesehatan;
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
Dinas Sosial;
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
Dinas Perhubungan, Infomatika dan Komunikasi;
Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

Badan Kepegawaian Daerah;


Badan Lingkungan Hidup;
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
Badan Ketahanan Pangan;
Inspektorat;
Rumah Sakit Umum Daerah;
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
Kantor Penanaman Modal;
Satuan Polisi Pamong Praja;
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu;
Lembaga Lain :
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Pemerintahan
membawahkan

Kecamatan
Subbagian

terdiri
Umum

dari
dan

Camat,

Sekretaris

Kepegawaian,

Camat

Subbagian

Perencanaan dan Keuangan, dan seksi-seksi yaitu Seksi Pemerintahan,


Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa/kelurahan, Seksi Ketentraman
dan Ketertiban, Seksi Kesejahteraan Sosial, Seksi Pelayanan Umum.
Pemerintahan Kelurahan terdiri dari Lurah, Sekretaris Kelurahan, Seksi
Pemerintahan, Seksi Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial, Seksi
Ketentraman dan Ketertiban, dan Seksi Pelayanan Umum.
3. Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo adalah
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan kewenangan otonomi
daerah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi di Kabupaten
Sukoharjo yang terdiri dari :

Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
menyusun kebijakan dan mengoordinasikan Staf Ahli Bupati, Sekretariat
DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan
Kelurahan, dengan fungsi sebagai berikut :
Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;
Pengoordinasian pelaksanaan tugas Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Satpol PP, Lembaga Lain, Kecamatan, dan
Kelurahan;
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan
daerah;
Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah; dan
Penyelenggaraan pelayanan administrasi umum.

Dinas Daerah
Dinas

Daerah

mempunyai

tugas

pokok

melaksanakan

urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan


sesuai bidang tugasnya, dengan fungsi sebagai berikut :
Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya;
Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5

Lembaga Teknis Daerah


Lembaga teknis mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
menyelenggarakan Pemerintah Daerah dibidangnya, dengan fungsi :
Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
Penyediaan pelayanan penunjang.
Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
sesuai dengan lingkup tugasnya;
Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
dan
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
d. Kecamatan
Kecamatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mempunyai
tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
oleh Bupati untuk menangani sebagaian urusan otonomi daerah, dengan
fungsi sebagai berikut :
Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum;
Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan;
Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum;

Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat


Kecamatan;
Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;
Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan di pemerintahan
desa atau kelurahan.
e. Kelurahan
Kelurahan

mempunyai

tugas

pokok

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dan melaksanakan


urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati, dengan fungsi sebagai
berikut :
Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan;
Pemberdayaan masyarakat;
Pelayanan masyarakat;
Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;
Pemeliharaan prasarana, dan fasilitas pelayanan umum;
Pembinaan lembaga kemasyarakatan.

B. Lingkungan Strategis
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak
di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak
pada posisi 110o 42 06.79 Bujur Timur 110o 57 33.70 Bujur Timur dan 7o
32 17.00 Lintang Selatan 7o 49 32.00 Lintang Selatan. Batas wilayah
Kabupaten Sukoharjo meliputi:
7

Sebelah Utara

: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar


Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat

: Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12


kecamatan yang terdiri atas 150 desa dan 17 kelurahan, dengan Ibukota
Kabupaten yang terletak di Kecamatan Bendosari yang berjarak 12 km dari
Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah keseluruhan
sebesar 46.666 Ha atau sekitar 1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Secara rinci luas kecamatan di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel B.1.1
Luas Wilayah Per Kecamatan di Kab. Sukoharjo
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak
Kartasura
Total

Luas
(km2)
41,98
43,86
39,98
44,58
54,88
52,99
62,18
35,54
30,00
21,97
19,47
19,23
466,66

Sumber: BPS Kab. Sukoharjo


Secara topografi Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak,
Grogol, Sukoharjo dan Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi
Kecamatan Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan Weru. Tempat tertinggi
diatas permukaan air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 m dpl dan
yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 89 m dpl.
Kelerengan atau kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo dapat
dibedakan menjadi 7 (tujuh) klasifikasi, yaitu;
8

0-2%, meliputi seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.

2-5%, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di


sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto,
Mojolaban, Grogol, dan Kartasura.
5-15%, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu,
Weru, dan Tawangsari.
15 40 %, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di
sebagian Kecamatan Grogol, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan
Tawangsari.
>40%, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada di
sebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari.
Kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kemiringan
datar (0-2%) seluas 36.443 Ha, bergelombang (2-15%) seluas 8.609,25 Ha,
curam (15-40%) seluas 1.088,75 dan sangat curam seluas 525 Ha.
Sedangkan untuk ketinggian tanah perkecamatan di Kabupaten Sukoharjo
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel B.1.2
Ketinggian Wilayah Per Kecamatan
Kecamatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Ketinggian dari
permukaan air laut
107
114
102
95
104
116
125
104
89
105
118
121

Weru
Bulu
Tawangsari
Sukoharjo
Nguter
Bendosari
Polokarto
Mojolaban
Grogol
Baki
Gatak
Kartasura

Sumber: BPN Kab. Sukoharjo


Kabupaten Sukoharjo yang memiliki luas wilayah sebesar 46.666 Ha
atau 466,66 Km dengan tata guna lahan yang terdiri dari :
Wilayah hutan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 seluas 1.096 Ha
9

yang terdiri dari hutan rakyat seluas 1.058 Ha, hutan negara seluas 390
Ha, hutan lindung seluas 304,2 Ha, dan hutan produksi terbatas seluas
70,29 Ha. Sedangkan hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi tetap
dan hutan yang dapat dikonversi tidak ada.
Lahan persawahan di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2012 seluas
21.054 Ha yang terbagi atas sawah teririgasi seluas 18.641 Ha dan sawah
tadah hujan seluas 2.413 Ha, dengan menggunakan Irigasi Teknis seluas
14.809 Ha, Irigasi Teknis seluas 1.903 Ha, Irigasi Sederhana seluas
1.929 Ha, dan Tadah Hujan seluas 2.413 Ha.

Luas Lahan kering di Kabupaten Sukoharjo seluas 25.612 Ha.


Lokasi kawasan peruntukan industri di Kabupaten Sukoharjo yaitu:
Kawasan industri besar diarahkan ke kawasan industri di Kecamatan
Nguter dengan luas kurang lebih 462 hektar. Kawasan industri menengah
memiliki luas kurang lebih 354 hektar berada di

Kecamatan Grogol,

Kecamatan Gatak, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Baki, Kecamatan


Nguter, Kecamatan Weru, dan Kecamatan Tawangsari; Industri kecil dan
mikro

berada

di

Kecamatan

Kartasura,

Kecamatan

Tawangsari,

Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Grogol, dan Kecamatan Sukoharjo.


Keadaan hidrologi ditunjukkan oleh keberadaan sungai, mata air,dan
waduk yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo. Keberadaan sungai di
Kabupaten Sukoharjo merupakan bagian dari Daerah Pengembangan
Sungai (DPS) Solo Hulu, Samin, dan Dengkeng; yang meliputi Sungai
Bengawan Solo, Sungai Dengkeng, Sungai Brambang, Sungai Jlantah,
Sungai Samin, Sungai Ranjing, dan Sungai Walikan.
Sumber air di Kabupaten Sukoharjo berasal dari Waduk Gajah Mungkur
dan Sungai Bengawan Solo dan anak sungai yang sebagian besar
dimanfaatkan untuk pertanian. Dari sumber air tersebut, terbagi dalam 4
daerah irigasi, yaitu: 1).Daerah Irigasi Jumeneng; 2).Daerah Irigasi Colo
Timur; 3).Daerah Irigasi Trani dan 4).Daerah Irigasi Colo Barat.
Kabupaten Sukoharjo

beriklim tropis dan bertemperatur sedang.

Suhu udara di Kabupaten Sukoharjo berkisar antara 24 C (suhu terendah)


10

sampai dengan 29 C. Sedangkan kelembapan udara yang terjadi pada tahun


2012 bervariasi dari 75 % sampai dengan 92%.
Pada tahun 2012, banyaknya hari hujan tertinggi rata-rata terjadi pada
bulan Maret yaitu 16 hari hujan dan terendah terjadi pada bulan Agustus dan
September yaitu 0 hari hujan. Curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada
bulan Maret yaitu 326 mm dan terendah pada bulan Agustus yaitu 0 mm
sedangkan curah hujan rata-rata adalah 149 mm/tahun. Kecepatan angin di
Kabupaten Sukoharjo terendah 20 knot dan kecepatan angin tertinggi 25
Knot.
Sumberdaya Manusia
Data Kependudukan merupakan data pokok yang dibutuhkan baik
kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk perencanaan
dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Dengan luas wilayah sebesar 466,66
km2 terdapat 854.949 jiwa penduduk dan terdapat 248.508 KK. Telah terjadi
pertumbuhan penduduk sebesar 0,45 % di Kabupaten Sukoharjo, dengan
kepadatan penduduk sebesar 1.832 jiwa/km2.
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo

berdasarkan registrasi

penduduk tahun 2012 tercatat sebanyak 854.949 jiwa terdiri dari 423.713
laki-laki (49,78%) dan 431.246 perempuan (50,67%). Hampir 98 % Penduduk
Sukoharjo beretnis/suku Jawa, sedangkan sisanya beretnis Cina, Arab sertan
etnis lainnya.
Apabila dilihat dari penyebaran penduduk, Kecamatan Grogol paling
tinggi prosentasenya

yaitu 12,35%, Kecamatan Kartasura (10,94%),

Kecamatan Sukoharjo (10,05%) sedangkan yang terkecil Kecamatan Gatak


(5,79%). Rasio jenis kelamin pada tahun 2012 sebesar 98,23% yang berarti
bahwa setiap 1000 jiwa penduduk perempuan ada 982 penduduk laki-laki.
Kepadatan penduduk dalam kurun

waktu lima tahun cenderung

mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Pada tahun


2012 tercatat kepadatan sebesar 1832 jiwa setiap Kilometer persegi naik dari
kepadatan tahun 2011 yaitu sebesar
11

1.824 jiwa setiap Kilometer persegi.

Disisi lain penyebaran penduduk


Kartasura paling

masih belum

merata,

di Kecamatan

yaitu 4.863 jiwa per Km2. Sedangkan

padat penduduk

Kecamatan Bulu adalah yang paling jarang kepadatan penduduknya yaitu


1.177 jiwa per Km2 .
Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun
2012 yang termasuk usia produktif (usia 15-64 tahun) sejumlah 578.480
orang. Sedangkan usia 0-14 tahun sebanyak 205.506 orang dan usia tua
(lebih dari 65 tahun) sebanyak 70.963 orang.
Pertumbuhan penduduk sebesar 0,45 % di Kabupaten Sukoharjo,
dengan kepadatan penduduk sebesar 1.832 jiwa/km2. Tingkat Migrasi
(keluar/masuk) pada tahun 2012 jumlah migrasi masuk 6.374, sedangkan
untuk migrasi keluar sebanyak

5.352.

Jumlah kelahiran Tahun 2012

sebanyak 6.308 jiwa, dan jumlah kematian sebanyak 3.408 jiwa.


Pada tahun 2012 jumlah penduduk yang bekerja di Kabupaten
Sukoharjo didominasi oleh tiga sektor yaitu sektor perindustrian sebesar
27,04% (122.170 orang), sektor perdagangan sebesar 25,33% (110.832
orang) dan sektor pertanian sebesar 18,95% (51.154 orang). Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2011-2012 sektor pertanian mengalami
penurunan jumlah tenaga kerja. Hal ini diperkirakan akibat dari penurunan
luas lahan pertanian dan perpindahan tenaga kerja pada sektor lain.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Sukoharjo tahun 2011, jumlah angkatan kerja sebanyak 443.589
orang, dengan rata-rata upah minimum sebesar Rp. 790.500,00.
C. Kondisi Ekonomi Makro
Perkembangan perekonomian dapat dilihat salah satunya dari besarnya
Produk Domestik Regional Bruto dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2011
perekonomian kabupaten Sukoharjo tumbuh sebesar 4.59 persen, lebih rendah
apabila dibandingkan dengan tahun 2010 yang tumbuh sebesar 4,65 persen.
Kinerja perekonomian Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan
12

yang dapat dilihat dari meningkatnya nilai nominal PDRB baik atas dasar harga
berlaku maupun harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011
mencapai 11,004 trilyun rupiah, meningkat lebih dari dua kali lipat apabila
dibandingkan dengan tahun 2000 sedang untuk PDRB atas dasar harga konstan
mencapai 4,98 trilyun rupiah, juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan
dengan tahun 2000.
Struktur perekonomian Kabupaten Sukoharjo adalah Industri yang
didukung sektor oleh sektor Perdagangan dan sektor Pertanian. Kontribusi
sektor Industri pada tahun 2011 mencapai 28,68 persen, sektor Perdagangan
25,89 persen dan sektor Pertanian 19,19 persen.

Tabel C.1.1
Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Sukoharjo Menurut Harga Kostan dan Harga Belaku Tahun 2011
(dalam Juta Rupiah)
Lapangan Usaha

Tahun 2011
ADHK
993.208,78
36.894,16
1.568.341,15
56.542,72
228.472,85
1.460.757,80
234.225,89
184.379,33
443.865,01
5.206.687,70

Pertanian
Pertambangan&Penggalian
Industri
Listrik Gas dan air
Bangunan
Perdg,Hotel&Restoran
Angkutan&Komunikasi
Keuangan,Sw Jasa Perusahaan
Sektor Jasa-jasa
PDRB Perkapita

ADHB
2.111.865,93
77.928,54
3.155.736,28
193.861,80
578.666,85
2.849.024,02
612.745,51
408.808,34
1.015.912,97
11.004.550,24

Sumber Data : BPS Kabupaten Sukoharjo.

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2011 mencapai
11,72 juta rupiah, artinya terjadi peningkatan 10,36 persen apabila dibandingkan
dengan tahun 2010 yang mencapai 10,62 juta rupiah.
Penyumbang PDRB kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 didominasi
oleh tiga kecamatan yaitu Kecamatan Grogol dengan partisipasi sebesar 24,75
persen, Kecamatan Sukoharjo sebesar 10,75 persen dan Kecamatan Kartasura
dengan partisipasi 16,35 persen.
13

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 sebesar 5,11 persen, tahun 2008
sebesar 4,84 persen, tahun 2009 sebesar 4,76 persen, tahun 2010 sebesar 4,65
persen dan tahun 2011 sebesar 4,59 persen.
Sektor industri dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Sukoharjo
mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perkonomian daerah
yaitu mencapai 28,68% pada tahun 2012. Sektor industri merupakan
penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sukoharjo.

Pada tahun 2012 di

Kabupaten Sukoharjo unit kerja industri kecil sebanyak 16.470 unit dengan
menggunakan 66.052 tenaga kerja dan mempunyai nilai produksi 2.070.588 juta
rupiah. Pada tahun 2012 di Kabupaten Sukoharjo unit kerja industri besar
sebanyak 186 unit dengan menggunakan 59.887 tenaga kerja dan mempunyai
nilai produksi 4.294015,56 juta rupiah.
Sektor perdagangan pada tahun 2012 menempati urutan kedua yang
mempunyai kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo sebesar 19,58%
(Rp. 2.154.148,91 juta). Hal ini menjadikan sektor perdagangan menggeser
sektor pertanian. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya transaksi-transaksi
perdagangan yang tumbuh di Kabupaten Sukoharjo.
Untuk sektor

pertanian pada beberapa tahun terkahir mengalami

kecenderungan penurunan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Sukoharjo.


Dari sektor pertanian, penurunan paling tajam terjadi pada subsektor Tanaman
Bahan Makanan yang mencapai 0,03% dari tahun 2010 ke tahun 2011.
Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya pendapatan petani akibatnya gagalnya
panen oleh bencana alam dan keadaan kekeringan yang cukup panjang yang
merubah pola tanam petani serta banyaknya alih fungsi lahan.
Pertumbuhan sektor usaha perdagangan yang cukup tinggi didukung
dengan adanya nilai ekspor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Tahun 2012 nilai ekspor sebesar 251.014.352.27 US$ dengan volume
32.966.384,65 kg.
Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
14

penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya


maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Berikut ini ringkasan jumlah investor PMA dan PMDN serta jumlah
investasinya (dalam tabel berikut):

Tabel 3.1.2
Investor dan Nilai Investasi PMA dan PMDN
Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012
Uraian
2008
Jumlah investor

PMA

PMDN
Jumlah nilai
investasi ( Juta
Rupiah)

PMA

PMDN

2009

Tahun
2010

2011

2012

8
12

8
14

10
13

9
23

9
23

1.712.190

1.714.815

1.837.501

3.433.544

3.433.544

524.445

556.945

556.992

596.893

596.893

Sumber Data : KPM Kab. Sukoharjo

Sedangkan tingkat investasi persektor PMDN ditampilkan


sebagai berikut:
Tabel 3.1.3
Tingkat investasi PMDN Per Sektor
Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008-2012
No

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

Tingkat Investasi PMDN per


Sektor
1).
Pertanian
2).

Pertambangan dan Energi

3).

Industri Pengolahan

4).

Listrik, Gas dan Air Bersih

5).

Bangunan

6).

Perdagangan, Hotel dan


Restoran

1.288,70

145

180

49.088,70

56.895,82

59.011,95

19.295,00

2.356,50

12.583,99

6.087,57

3.148,70
15

1.157,50

25.791,23

14.767,00

117.305,00

91.349,57

25.676,57

99.675,60

7).

Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan

8).
9).

Jasa-Jasa

378

5.387,93

15.662,50

1.730,00

10.444,32

3.121.813,00

Sumber Data : KPM Kab. Sukoharjo

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Visi dan Misi
Rumusan

visi

Kabupaten

Sukoharjo

dalam

dokumen

Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukoharjo


berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 1 Tahun 2011
adalah:
TERWUJUDNYA MASYARAKAT SUKOHARJO YANG SEJAHTERA, MAJU,
DAN BERMARTABAT DIDUKUNG PEMERINTAHAN YANG PROFESIONAL
Adapun misi Kabupaten Sukoharjo, sesuai Peraturan Daerah di atas
adalah:
Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Masyarakat
dan Pembangunan Infrastruktur yang Terukur, Terarah, Adil dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Hidup;
Membangun Managemen Pemerintahan yang Profesional, Bersih dan yang
Berbasis pada Pelayanan Masyarakat;
Mewujudkan Kondisi Masyarakat yang Aman, Tentram, Demokratis dan
Dinamis;
Mendorong Kemandirian Ekonomi yang Berbasis pada Pertanian dan
Industri serta Pengelolaan Potensi Daerah;
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan Bermasyarakat.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi ditetapkan strategi sebagai
tahapan untuk mencapai tujuan spesifik dan tertentu. Selanjutnya untuk
16

menuntun upaya tercapainya tujuan spesifik itu diperlukan arah kebijakan yang
jelas dan terarah. Strategi yang ditetapkan pada RPJM Daerah Kabupaten
Sukoharjo akan diuraikan berikut ini:
Pemantapan pembangunan manusia seutuhnya untuk peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia dan mendukung pelaksanaan good governance.
Penyediaan data (database) melalui penyempurnaan secara sistematis,
menitikberatkan pada sistem informasi kependudukan, tata ruang dan daya
dukung wilayah serta hasil pembangunan daerah.
Membangun sistem inovasi melalui Penataan Basis Data dan Peningkatan
Kegiatan

Penelitian

dan

Pengembangan

(Litbang)

sebagai

landasan

penyelenggaraan regionalisasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan


Komunikasi (TIK).
Peningkatan Daya Saing Daerah melalui penguatan lingkungan usaha dan
penumbuhan industri kreatif dengan memperhatikan eko efisiensi.
Memadukan prinsip-prinsip pembangunan bekelanjutan serta, mengakiri
kerusakan sumber daya alam, pemulihan kerusakan ekosistem pertanian
untuk menjamin keberlanjutan pembangunan berwawasan lingkungan
Perlindungan keluarga dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan
pengaruh negatif faktor eksternal dengan penanaman dan penguatan nilainilai moral agama.
Peningkatan

produktivitas dan kualitas

penyediaan pangan sesuai kebutuhan

hasil pertanian

guna menjamin

untuk memantapkan ketahanan

pangan.
Dan sesuai strategi pokok pembangunan jangka menengah tersebut,
maka untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi Kabupaten Sukoharjo itu
ditetapkan arah kebijakan yang dibagi dalam

4 (empat) AGENDA BESAR

PEMBANGUNAN KABUPATEN Tahun 2010 2015 yang meliputi :


Agenda Pembangunan Manusia, agenda ini dimaksudkan untuk memacu
peningkatan Indek Pembangunan Manusia.
Agenda Penguatan Landasan Sistem Inovasi, agenda ini sejalan dengan
amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menekankan bahwa

17

salah satu harapan dari pemberian otonomi daerah adalah agar daerah
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan
keanekaragaman daerah.
Agenda Peningkatan Daya Saing Daerah.
Agenda Pemulihan dan Perlindungan.
Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Tahun 2012
Dengan memperhatikan visi dan misi pembangunan jangka menengah
maka arah kebijakan pembangunan daerah Tahun 2012 Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo menetapkan strategi dan arah kebijakan pembangunan sebagai
berikut :
Peningkatan dan Pengembangan sektor pertanian, industri dan perdagangan
melalui sistem ekonomi kerakyatan berdaya saing tinggi;
2. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
3. Terwujudnya daerah Sukoharjo yang Makmur dan Mandiri, masyarakat yang
bertakwa, sejahtera, berdaya dan berdaulat, partisipatif dan berkeadilan
dengan pemerintahan yang bersih (bebas KKN) dan berwibawa.
Sedangkan strategi dan arah kebijakan pada RPJMD Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut :
Penetapan

data

dasar

atau

basis

data

(baseline)

memerlukan

penyempurnaan pangkalan data (database) secara sistematis. Penetapan


data dasar menjadi salah satu fokus perhatian dengan menitikberatkan pada
sistem informasi kependudukan, tata ruang dan keterbukaan informasi.
Pemantapan pembangunan manusia seutuhnya untuk peningkatan kualitas
SDM dan mendukung pelaksanaan good governance.
Pemulihan kerusakan lingkungan ekosistem pertanian, Daerah Aliran Sungai
(DAS) dan permukiman untuk menjamin keberlanjutan pembangunan
berwawasan lingkungan.
Perlindungan keluarga dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan

18

pengaruh negatif faktor eksternal dengan penanaman dan penguatan nilainilai moral agama.
Membangun sistem inovasi melalui Penataan Basis Data dan Peningkatan
Kegiatan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) sebagai landasan
penyelenggaraan regionalisasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
Peningkatan Daya Saing Daerah melalui penguatan lingkungan usaha dan
penumbuhan industri kreatif dengan memperhatikan eko efisiensi.
Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2012
Pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 merupakan
tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 2015 untuk Terwujudnya Masyarakat
Sukoharjo Yang Sejahtera, Maju, Dan Bermartabat didukung Pemerintahan
Yang Profesional yang menjadi Visi dalam RPJMD Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011 -2015..
Adapun Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Sukoharjo pada
Tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan, dengan sasaran :
Meningkatnya akses dan pemerataan pada semua jenjang pendidikan
yang berkualitas bagi semua;
Menurunnya angka putus sekolah, dan meningkatnya proporsi pendidik
yang memenuhi kualifikasi akademik dan standar kompetensi yang
disyaratkan, serta meningkatnya kesejahteraan pendidik;
Menurunnya

kesenjangan

partisipasi

pendidikan

antar

kelompok

masyarakat termasuk kesetaraan dan keadilan gender;


Membaiknya kemampuan keberaksaraan penduduk.
Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran :
Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan;
Seluruh penderita demam berdarah dengue (DBD), malaria dan Orang
Dengan HIV dan AIDS (ODHA) ditemukan dan diobati;
19

Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak;


Tersedianya obat generik esensial (buffer stock), obat flu burung, obat
bencana, obat haji, obat program, dan vaksin;
Meningkatkan pendayagunaan tenaga kesehatan.
Penanggulangan Kemiskinan, yang dititik beratkan pada : Perlindungan
Masyarakat, Peningkatan pelayanan kesejahteraan sosial, Jaminan Sosial
Kesehatan Bagi Seluruh Penduduk, Pemberdayaan Masyarakat, dan
Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dengan sasaran :
Perluasan akses pelayanan dasar masyarakat miskin dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS);
Peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat;
Peningkatan efektivitas pelaksanaan dan koordinasi penanggulangan
kemiskinan;
Peningkatan kapasitas usaha skala mikro dan kecil melalui penguatan
kelembagaan;
Meningkatnya kapasitas dan kinerja pemerintahan desa;
Penataan dan pelaksanaan kelembagaan dalam pelaksanaan jaminan
sosial;
Meningkatnya kapasitas dan kinerja pemerintahan desa.
Meningkatkan dukungan Infrastruktur, dengan sasaran :
Pengelolaan Penataan Ruang : keserasian dan keselarasan program
pembangunan dengan RTRW;
Pengelolaan Pertanahan : terlaksananya pengaturan dan penataan
penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan
tanah secara optimal.
Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air :Terjaganya
kualitas dan cakupan layanan daerah irigasi dan rawa, meningkatnya
dan terjaganya ketersediaan air serta terkendalinya bahaya banjir.
Peningkatan kapasitas dan kualitas sarana dan prasarana transportasi
melalui Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan dan
Jembatan (Terjaganya kualitas jalan dan jembatan, meningkatnya
20

kapasitas dan kualitas jalan dan jembatan).


Pembangunan perumahan dan permukiman : Fasilitasi pembangunan
prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dan permukiman;
Peningkatan

kinerja

pengembangan

perhubungan

telekomunikasi,

dan

teknologi

penyiaran,

Informasi

pengamanan

jaringan

internet, pmberdayaan dan pemerataan pembangunan sarana dan


prasarana informatika;
Peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pengurangan
potensi ancaman bencana, dengan sasaran :
Meningkatkan Efektivitas Mitigasi dan Percepatan Penanganan Bencana
Meningkatnya luas dan fungsi kawasan lindung dan Pengendalian luasan
lahan kritis
Meningkatkan kualitas lingkungan udara dan air;
Peningkatan kinerja birokrasi untuk mendukung terwujudnya tata kelola
pemerintahan yang baik dan peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan
sasaran :
Meningkatnya kualitas pelayanan publik melalui kinerja aparatur,
kelembagaan yang efektif dan efisien serta tertatanya arsip yang
mendukung kepentingan publik;
Meningkatnya budaya taat hukum dan tersedianya produk hukum yang
sinergi dengan melibatkan masyarakat;
Optimalisasi

pengelolaan

dan

pengamanan

asset

daerah

serta

pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel;


Meningkatnya pelayanan data dan informasi pembangunan kepada
masyarakat;
Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas
pembangunan.
Pemantapan Demokrasi, Keamanan dan Ketertiban, dengan sasaran :
Menurunnya gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan
masyarakat;
Peningkatan peran dan fungsi partai politik serta penguatan peran
21

masyarakat madani dalam kehidupan berpolitik.


Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah berbasis pada ekonomi
kerakyatan, dengan sasaran :
Meningkatkan Investasi Daerah : Menjamin kemudahan pelayanan,
Kepastian Hukum, Informasi Potensi Daerah, dan Kerjasama Antar
daerah, serta Peningkatan Kondisi Ketenagakerjaan, dengan upaya :
Peningkatan

perbaikan

iklim

usaha

yang

kondusif

untuk

sebagai

upaya

mempertahankan dan menumbuhkan investasi;


Penyebarluasan

Informasi

Potensi

pengembangan

perolehan

akses

Daerah
informasi

yang

dibutuhkan

masyarakat dan kalangan usaha;


Peningkatan kerjasama dalam pengembangan ekonomi lokal dan
daerah dilakukan melalui: (a) meningkatkan kerjasama antardaerah,
terutama di bidang ekonomi baik antara daerah yang memiliki
pusatpusat pertumbuhan ekonomi lokal dan daerah dengan daerah
belakangnya, maupun antara daerah tersebut dengan daerah
lainnya; (b) meningkatkan kemitraan PemerintahSwasta dalam
Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah.
Fasilitasi untuk mendorong kualitas hubungan antara pekerja dan
pemberi kerja yang lebih baik yang dapat mengurangi terjadinya
perselisihan bahkan lebih luas lagi dapat menekan terjadinya
pemogokan kerja. Kebijakan ini merupakan salah satu upaya dalam
rangka menciptakan kesempatan kerja melalui investasi.
Peningkatan Produksi Perikanan budidaya, pengembangan agribisnis,
peningkatan kesejahteran petani;
Pengembangan Sentra Industri, melalui : pengembangan kawasan sentra
produksi (KSP) yang pada dasarnya mengaitkan kegiatan produksi dan
pemasaran, melalui pengembangan kelembagaan bisnis yang meliputi
seluruh proses kegiatan agrobisnis, yaitu subsistem produksi dan
pendukungnya,

subsistem

pengolahan,

dan

subsistem

distribusi

pemasaran sehingga dapat memberikan hasil yang menguntungkan bagi


semua pelaku pembangunan secara optimal.
22

Pengembangan UMKM,

melalui : (1) peningkatan iklim usaha yang

kondusif bagi koperasi dan UMKM, (2) pengembangan produk dan


pemasaran bagi koperasi dan UMKM, (3) peningkatan daya saing SDM
koperasi dan UMKM, (4) penguatan kelembagaan koperasi, dan (5)
peningkatan akses usaha mikro dan kecil kepada sumber daya produktif.
Peningkatan

Ketahanan

Pangan

Peningkatan

Produksi,

dan

Pengembangan Agroindustri, Distribusi dan Aksebilitas, dengan upaya :


Peningkatan ketersediaan dan kesinambungan input produksi bahan
pangan (meningkatnya produksi padi, produktifitas peternakan)
Terkendalinya stock pangan dan keanekaragaman bahan pangan
pada sentra produksi
Meningkatnya dukungan infrastruktur di sentra produksi pangan
Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama dan Bermasyarakat, dengan
sasaran :
Meningkatkan kerukunan intern dan antarumat beragama, melalui :
Peningkatan akses komunikasi dan dialog intern dan antarumat
beragama
Peningkatan kualitas pelayanan agama untuk penyelenggaraan
urusan agama
Meningkatnya Penguatan jati diri dan karakter bangsa
Mendorong tuntasnya proses modernisasi yang dicirikan dengan
terwujudnya

Negara

Kebangsaan

Indonesia

modern

yang

berkelanjutan, dan menguatnya masyarakat sipil;


Peningkatan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produkproduk dalam negeri. Selanjutnya untuk meningkatkan penerimaan
pendapatan asli daerah, kebijakan pariwisata diarahkan untuk
meningkatkan efektivitas promosi dan pengembangan produk produk wisata dan meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan
pariwisata.
D. Perjanjian Kinerja
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,
23

transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil, maka ditetapkan target


kinerja Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 sebagai tolok ukur
keberhasilan penyelenggaraan pembangunan Tahun 2012.
Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2012 selengkapnya sebagaimana
dalam Lampiran.

24

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas

kinerja

mempertanggungjawabkan

dapat
secara

diartikan
transparan

sebagai
mengenai

kewajiban

untuk

keberhasilan

atau

kegagalan dalam pencapian visi dan melaksanakan misi organisasi kepada pihakpihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas .
Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk penelitian keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai, yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo. Pengukuran dimaksud

merupakan suatu hasil dari suatu penilaian

yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa
masukan, keluaran, hasil.
Penilaian dimaksud tidak terlepas dari kegiatan mengolah dan masukan
untuk diproses menjadi keluaran penting dan berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan dan sasaran.
Pada pembahasan

akuntabilitas kinerja Tahun 2012 ada 3 (tiga) aspek

yang akan dibahas, yaitu :


Pengukuran Pencapaian Kinerja Sasaran
Evaluasi dan Analisis Kinerja
Akuntabilitas Keuangan
Untuk memudahkan interpertasi atas pencapaian kinerja
dipergunakan interval nilai sebagai berikut :

25

sasaran

Tabel 3.1
Skala Pengukuran Pencapaian
Sasaran LAKIP Tahun 2012

NO

Rentang Capaian

Kategori Capaian

1.

Lebih dari 100 %

Amat Baik

2.

80 % sampai 100 %

Baik

3.

50 % sampai 79 %

Cukup

4.

Kurang dari 49 %

Kurang

Penjelasan lebih lanjut aspek tersebut, adalah sebagai berikut :


Pengukuran Kinerja
Dengan

mengacu

kepada

indikator

kinerja

dari

keberhasilan

pelaksanaan RPJMD Tahun 2010-2015, hingga akhir tahun 2012 Pemerintah


Kabupaten Sukoharjo telah berupaya mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD
dengan melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.
Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran startegis
dapat dilihat, sebagai berikut :

Tujuan pertama : Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


1.1. Meningkatnya Kualitas Pendidikan, tercermin pada tabel sebagai
berikut :
No.
1
1

Tujuan/Sasaran/'Indikator
2
MENINGKATKAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Satuan
3

26

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

1-1

Meningkatkan Kualitas Layanan


Pendidikan

1.
2.
3.
4.
5.

Angka Melek Huruf


Angka rata-rata lama sekolah
APK PAUD
Jumlah TK Terakreditasi
Prosentase SD memiliki
perpustakaan
Jumlah SD menerapkan KTSP
Prosentase SMP memiliki
perpustakaan
Prosentase SMP memiliki Lab
Komputer
Prosentase SMP memiliki Lab IPA
APK SMA
Prosentase SMA memiliki
perpustakaan
Prosentase SMA memiliki Lab
Komputer
Rasio Guru SD terhadap siswa

6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

32
33
34

Prosentase Guru SD kualifikasi


S1/D4
Rasio Guru SMP terhadap siswa
Prosentase Guru SMP kualifikasi
S1/D4
Rasio guru SMA terhadap siswa
Prosentase guru SMA kualifikasi
S1/D4
Rasio guru SMK terhadap siswa
Prosentase guru SMK kualifikasi
S1/D4
Lomba antar SD, SMP, SMA/K
APM SD
APM SMP
APM SMA
Angka Lulusan (AL) SD
Angka Lulusan (AL) SMP
Angka Lulusan (AL) SMA/SMK
Angka Putus Sekolah (APS) SD
Angka Putus Sekolah (APS) SMP
Angka Putus Sekolah (APS) SMA
Jumlah perpustakaan :
jml perpustakaan daerah
jml perpustakaan khusus (skpd)
jml perpustakaan tempat ibadah
jml perpustakaan desa/kel
jml perpustakaan keliling
jml perpustakaan sekolah
jml perpustakaan perguruan tinggi
Pustakawan
Anggota Perpustakaan
Jumlah pengunjung perpustakaan
per hari

35

Jumlah pengunjung perpustakaan


keliling per hari

36

Rasio lulusan S1/S2/S3

%
Tahun
%
%
%

90.45
8.6
80.43
66.88
42

100
15.23
107.54
94.44
69.31

110.56%
177.09%
133.71%
141.21%
165.02%

%
%

100
41.29

99.79
88.31

99.79%
213.88%

31.51

22.07

70.04%

%
%
%

26.66
67.64
67.5

106.49
71.27
79.21

399.44%
105.37%
117.35%

55

60.34

109.71%

1/16

1/13

100.01%

70.88

49.85

70.33%

1/17

1/13

100.01%

91.33

69.5

76.10%

%
Guru per
siswa
%
%

1/16
96.51

1/12
84.06

100.01%
87.10%

1/16
94.77

1/14
87.83

100.00%
92.68%

kali
%
%
%
%
%
%
%
%
%

1
100
77.1
46.02
100
91.8
99.8
0.02
0.08
0.53

1
99.86
71.33
89
94.88
87.4
95.3
0.04
0.11
0.52

100.00%
99.86%
92.52%
193.39%
94.88%
95.21%
95.49%
200.00%
137.50%
98.11%

unit
unit
unit
unit
(LP)
unit
unit
orang
orang
orang

1
12
9
22
4
235
5
5
1505
170

1
3
3
10
2
475
5
3
680
72

100.00%
25.00%
33.33%
45.45%
50.00%
202.13%
100.00%
60.00%
45.18%
42.35%

orang

220

221

100.45%

Guru per
siswa
%
Guru per
siswa
%

27

37

Jumlah Prosentase Peningkatan


Potensi kepemudaan

38
39

Jumlah Data Potensi Kepemudaan


Jumlah Peserta yang mengikuti
Pesantren Kilat, KKR dan
Pendalaman Iman

40
41

Jumlah Organisasi Kepemudaan


Jumlah Peserta Organisasi
Kepemudaan yang terlatih

42

Jumlah Bidang Kepeloporan


Pemuda
Jumlah Prosentase Peningkatan
Jiwa sosial pemuda

43
44

Jumlah Kejuaraan Lomba Kreasi di


kalangan pemuda

45

Jumlah Prosentase Peningkatan


Jiwa kewirausahaan di kalangan
pemuda
Jumlah Kelompok Pemuda yang berwirausahaan baru

46

40

40

100.00%

dokumen
orang

1
80

0
0

0.00%
0.00%

orang

21
80

21
50

100.00%
62.50%

bidang

0.00%

40

40

100.00%

kejuaraan

100.00%

40

40

100.00%

kelompok

100.00%

kelompok

0.00%

47

Jumlah Kelompok Pemuda yang


terlatih dan terampil

48
49

Jumlah atlit/olahragawan di Kab. Skh


Jumlah Cabang Olahraga di Kab.
Skh
Jumlah Olahragawan Berbakat yang
terbina

orang
cabang OR

150
20

150
30

100.00%
150.00%

orang

60

0.00%

51

Jumlah Cabang Olahraga Prestasi di


Kabupaten Sukoharjo

cabang OR

100.00%

52
53

Jumlah Atlit tiap Cabang OR Prestasi


Jumlah Atlit yang mengikuti
kompetisi OR

orang
orang

10
50

25
10

250.00%
100.00%

54
55

Jumlah Atlit di tiap Cabang OR


Jumlah Cabang OR yang siap
tanding
Jumlah Atlit yang mengikuti Tri
Lomba Juang

orang
cabang OR

10
5

20
6

40.00%
60.00%

orang

0.00%

50

56
57

Jumlah Sekolah Sepak Bola yang


terbina

klub

10

15

150.00%

58

Jumlah Pelatih Sepak Bola yang


terbina
Jumlah Penambahan Sarana dan
Prasarana Olah Raga

orang

45

450.00%

item

0.00%

Jumlah Pelatih Cabang OR yang


terbina
Jumlah grup kesenian
Jumlah gedung kesenian

orang

40

32

1600.00%

grup
unit

20
0

5
0

25.00%
0.00%

59
60
61
62

Rata-rata capaian Sasaran T1.S1

133.35%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-1.1, yaitu : Tercapainya


28 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya
kualitas layanan pendidikan, dari 62

tergambar bahwa secara umum capaian kinerjanya dapat dicapai melebihi target
yang telah ditetapkan, atau rata-rata mencapai 133,35% dan dikategorikan Amat

Baik.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Angka Melek
Huruf pada tahun 2012 tercapai 100% yang berarti capaian kinerja melebihi
target yaitu 110,56% dari target yang ditetapkan. Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA capaian kinerja juga mencapai 71,27% atau 105,57 % dari yang
ditargetkan. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA target capaian
kinerjanya mencapai 193,39%. (terrealisasi 89% dari target sebesar 46,02%).
Pencapaian target untuk Prosentase SMP memiliki Lab Komputer dan
Prosentase Guru SD kualifikasi S1/D4 masih dalam kategori Cukup, yaitu
hanya tercapai sebesar 70,04% dan 70,33%.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran -1

diantaranya adalah :
Masih

sedikitnya

jumlah ruang yang tersedia untuk dipakai sebagai

laboratorium.
Kurangnya fasilitas komputer yang memadai di sekolah.
Masih banyak guru SD dengan ijazah D II dan SMA.
Pencapaian kinerja sasaran-1.1 Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan tersebut
disebabkan antara lain :
Tersedianya alokasi anggaran yang memadai untuk pelaksanaan program
peningkatan akses dan kualitas pendidikan.
Adanya dukungan dari segenap pemangku kepentingan, baik pemerintah
pusat, provinsi dan masyarakat.
Meningkatnya

sinergi

hubungan

kemitraan

antara

pemerintah

dengan

organisasi kepemudaan, masyarakat, karang taruna dan lembaga terkait.


Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Rehabilitasi ruang kelas sekolah.
Peningkatan bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan Pendidikan Lanjutan bagi Pendidik untuk Memenuhi
29

Standar Kualifikasi.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Peningkatan kompetensi dan kualitas tenaga pendidik melalui bimbingan
teknis, pelatihan, sosialisasi dan beasiswa pendidikan.
Peningkatan jumlah bantuan sarana dan prasarana pendidikan.

Pencapaian kinerja

untuk sasaran 1.2. Meningkatnya Kualitas

Kesehatan, tercermin pada tabel sebagai berikut :


No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

2
Meningkatnya Kualitas Kesehatan
Cakupan Berobat Gratis
Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Bayi
Kualitas Lingkungan (rumah sehat)
Usia Harapan Hidup
Status Gizi Buruk
Status Gizi kurang
Desa Siaga Aktif
Incident Rate /Angka kesakitan DBD

10.
11.

CFR / Angka kematian DBD


Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)

12.

Penemuan pasien baru TB BTA


positif
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan
Peserta Pelayanan KB
Peserta aktif KB
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan
Pengadaan obat esensial
Pengadaan obat generik
Ketersediaan narkotika, psikotropika
sesuai kebutuhan pelayanan
kesehatan
Penulisan resep obat generik
Rumah yang mempunyai SPAL
Jumlah tempat tidur rawat inap
Rata-rata hunian tempat tidur (BOR)
Jumlah kunjungan rawat jalan
Jumlah kunjungan IGD
Jumlah kunjungan Instalasi Laborat
Jumlah kunjungan Instalasi Radiologi
Jumlah kunjungan Konsultasi Gizi

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

%
/100.000 KH.
/1000 KH
%
%
%
%
%
/100.000
pddk
%
%

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

100
78
9.5
67
71
4
7
35
< 20

100
64.64
9.69
65
71
0.02
4.06
49
5

100.00%
100.00%
98.00%
97.01%
100.00%
100.00%
100.00%
140.00%
100.00%

<1
100

1
98

100.00%
98.00%

70

72.14

103.06%

%
%
%
%
%
%
%

100
70
80
100
100
100
100

100
72.14
75
100
100
100
100

100.00%
103.06%
92.59%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

100
69
220
75
79,068
17,959
40,763
10,126

100
54
200
72
68566
17803
38057
10938
1553

100.00%
78.26%
90.91%
96.00%
86.72%
99.13%
93.36%
108.02%
73.84%

12435

116.28%

100

100.00%

%
%
buah
%
orang
orang
orang
30 orang
orang

2,103
29.

Jumlah kunjungan Instalasi Rehab


Medik

30.

Terpenuhinya pelayanan obat pasien

orang
%

10,694
100

34.
35.
36.

Prevalensi HIV/AIDS
Kesembuhan TB Paru
Jaminan Pelayanan Kesehatan
Daerah thd warga miskin

37.
38.

Capaian Strata 3 Desa Siaga


Capaian Strata Posyandu Purnama
dan Mandiri

per 100.000
%
%

2
>85
100

3
90.53
100

150.00%
100.00%
100.00%

%
%

40
> 47

40
>50

100.00%
100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T1.S2

92.92%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-1.2, yaitu : Tercapainya


kualitas kesehatan, dari 38 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar
bahwa rata-rata capaian kinerjanya dapat dicapai 92,92% atau termasuk
kategori Baik.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, pencapaian
target kinerja sasaran di bidang kesehatan sangat dipengaruhi oleh tercapainnya
indikator pada Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi, Penyakit
Demam Berdarah, Status Gizi dan Penemuan Kasus Penderita TB. Sedangkan
yang berkaitan dengan kinerja RSUD sangat dipengaruhi oleh indikator : Hunian
rata-rata rawat inap (BOR) dan kunjungan rawat jalan. Apabila kedua kinerja
tersebut dapat memenuhi target maka indikator yang lain dapat dipastikan
tercapai.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-1.2, di
antaranya adalah :
Terbatasnya kemampuan sosial ekonomi, pengetahuan keluarga, psikologis
dan gaya hidup yang berpengaruh terhadap Angka Kematian Ibu, kematian
bayi lebih banyak dan terjadinya penyakit Demam Berdarah.
Masih rendahnya kesadaran sebagaian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dan perilaku sadar gizi.
Terbatasnya anggaran yang menyebabkan belum terpenuhinya jumlah
tempat tidur sebanyak 200 buah dan ruang rawat inap kelas III.
Pencapaian kinerja sasaran-1.2 Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan antara lain :


Komitmen semua pihak terkait yang meliputi kesamaan pemahaman tentang
31

pentingnya kesehatan sesuai dengan prinsip paradigma sehat.


Kelangsungan dan keselarasan pembangunan kesehatan antara lintas
program dan lintas sektor.
Kecukupan proporsi alokasi pembiayaan kesehatan dan tersedianya
pembiayaan kesehatan bagi kelompok rentan/miskin serta pelayanan yang
bersifat public good termasuk pembiayaan kejadian luar biasa dan
penanggulangan bencara melalui Jamkesmas maupun Jamkesda.
Meningkatnya kualitas pelayanan medik dan penunjang medik serta
didukung peningkatan kinerja manajemen RSUD.
Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah,
sehingga kebutuhan akan sarana prasarana pengelolaan sampah juga
meningkat.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengintegrasikan semua kegiatan di bidang kesehatan yang mangacu pada
pencapaian indikator utama.
Peningkatan peran serta masyarakat melalui desa siaga.
Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan.
Menjalin kerjasama dengan lintas sektor agar memberikan dukungan
terhadap capaian indikator utama.
Peningkatan sarana prasarana kesehatan baik alat kesehatan maupun
pembangunan gedung kesehatan.
Penambahan sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhan pelayanan
antara lain doker spesialis, perawat dan penunjang medis.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Meningkatkan peran serta masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit, serta promosi
kesehatan.
Meningkatkan penanggulangan masalah gizi melalui pemberian suplemen
makanan, diversifikasi makanan dan peningkatan keluarga sadar gizi.
32

Mencukupi sarana dan prasarana serta menerapkan sertifikasi, akreditasi dan


lisensi pada pelayanan kesehatan.
Mengembangkan sistem informasi kesehatan online dan terintegrasi serta
pemanfaatan hasil penelitian sebagai dasar pengambilan keputusan dan
regulasi.
Mengembangkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Mengimplementasikan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PPK-BLUD) agar dapat mencapai kualitas pelayanan yang optimal melaui
pengelolaan keuangan yang fleksibel, efektif dan efisien.
Meningkatkan kerjasama kemitraan untuk meningkatkan kunjungan Rumah
Sakit dengan lembaga pembiayaan kesehatan/asuransi.
Pencapaian kinerja

untuk sasaran 1.3. Meningkatnya Kapasitas

Sosial Ekonomi Masyarakat Miskin, tercermin pada tabel sebagai berikut :


No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
1.3

2
Meningkatnya Kapasitas Sosial
Ekonomi Masyarakat Miskin

1.

Presentase penduduk di atas garis


kemiskinan

2.
3.

Pertumbuhan ekonomi (PDRB)


Pendapatan perkapita (PDRB
perkapita)
Laju inflasi
Angka Konsumsi RT per perkapita
pangan

4.
5.

Capaian
6

63

88

139.68%

%
Rupiah

5
12,512,335

4.95
12,512,335

103.13%
100.00%

%
juta/Rp

4
660,000

6.1
750,000

65.57%
113.64%

88.60

87.10

98.31%

100.00%

207,309
89,549,084
41

294,495
90,158,000
39

142.06%
100.68%
95.12%

6.

Pola Pangan Harapan ( 2009 : 80,1


PHH)

7.

Terbentuknya Lembaga Distribusi


Pangan masyarakat (LDPMI ( 2009 :
2 Kelompok)

kelompok

8.

Rasio ketergantungan :
Ketersediaan pangan (beras dll)
konsumsi pangan (beras dll)
Desa rawan pangan (2009 : 6 kec :
43 Desa)

9
10

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

ton
Kg
Desa

Pola konsumsi pangan masyarakat


(2008 : 1982.66 )

k.kal/kap/hr

2.069

1.924

92.99%

Menurunnya angka Pengangguran


Rasio Jumlah Tenaga Kerja terdidik
dibandingkan dengan Jumlah
Angkatan Kerja

%
%

0.0296
0.004

0.0965
0.007

326.01%
175.00%

33

11

Rasio Jumlah Tenaga Kerja terdidik


dibandingkan dengan jumlah
permintaan tenaga kerja

0.50

0.299

59.80%

12
13
14
15
16

Wira Usaha Baru


Instruktur yang mengikuti Upgridding
Tingkat partisipasi angkatan kerja
Jumlah Kesempatan Kerja
Jumlah Penempatan Tenaga Kerja
Dalam Negeri

%
%
%
Orang
Orang

48
3
68.07
8,100
8,000

20
0
64.58
9940
4886

41.67%
0.00%
94.87%
122.72%
61.08%

17

Jumlah Penempatan Tenaga Kerja


Luar Negeri

100

90

90.00%

18

Prosentase Penurunan Angka


Pengangguran

0.0296

0.0965

30.67%

19

Jumlah ijin LPTKS dan sertifikasi


lulusan LPTKS

Lembaga

25

15

60.00%

20
21

Jumlah Kasus Mogok Kerja


Jumlah Perselisihan Hubungan
Industrial

Kasus
Kasus

15
15

0
13

0.00%
86.67%

22
23

Jumlah kasus PHK


Prosentase perushaan yang telah
menerapkan UMK

Kasus
%

15
90

17
90

113.33%
100.00%

24

Prosentase Perushaan dengan


"Zerro Accident"

75

75

100.00%

25

Jumlah calon transmigran yang siap


dikerahkan

KK

25

10

40.00%

26

Jumlah masyarakat tersosialisasi


transmigasi

Orang

240

0.00%

27

Jumlah calon transmigran terlatih


dibidang peternakan, pertanian dan
kewirausahaan

Orang

50

20

40.00%

Rata-rata capaian Sasaran T1.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

92.37%

kinerja

sasaran-1.3,

yaitu

Meningkatnya kapasitas sosial ekonomi masyarakat miskin, dari 27 indikator


kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa

capaian kinerjanya dapat

dikategorikan Baik, dengan rata-rata capaian sebesar 92,37%.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, tingginya

pencapaian sasaran ini didukung oleh pencapaian

target kinerja Angka

Konsumsi RT per perkapita pangan dan Ketersediaan pangan (beras dll) yang
mencapai di atas 100%. Di samping itu juga dipengaruhi oleh meningkatnya
Rasio Jumlah Tenaga Kerja terdidik dibandingkan dengan Jumlah Angkatan
Kerja; tingginya

tingkat partisipasi angkatan kerja; danmeningkatnya jumlah

kesempatan kerja di Tahun 2012.


34

Sedangkan pencapaian target yang masih dikategorikan cukup adalah


Jumlah penempatan wira usaha baru, jumlah calon transmigran yang siap

dikerahkan dan jumlah calon transmigran terlatih.


Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-1.3 , di
antaranya adalah :
Terbatasnya jumlah kelompok sasaran kegiatan yang bisa mendapatkan
pembinaan, pengembangan

dan stimulan karena terbatasnya alokasi

anggaran untuk pemberdayaan desa rawan pangan menjadi desa mandiri


pangan, penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dalam
rangka penguatan cadangan pangan masyarakat, dan untuk pengembangan
kawasan lokasi P2KP guna optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan
pelatihan diversifikasi pangan.
Kurangnya sampel rumah tangga sasaran dan akurasi informasi dari rumah
tangga sasaran dalam survey konsumsi pangan guna mempertajam analisis
komsumsi pangan yang disajikan dalam Skor Pola Pangan Harapan karena
keterbatasan anggaran dan keterbatasan pemahaman rumah tangga sasaran
terhadap data yang diperlukan.
Terbatasnya jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dan sarana
operasional pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan(sepeda motor).
Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan berupa peralatan
di UPTD BLK Disnakertrans.
Terbatasnya anggaran dalam pelaksanaan urusan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
Pencapaian kinerja sasaran-1.3 Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan antara lain :


Adanya dukungan dana dari Pemerintah Pusat melalui APBN baik dana
dekonsentrasi maupun tugas pembantuan.
Adanya pembinaan dan monitoring secara terus-menerus di lokasi kegiatan
untuk pengembangan kelompok sasaran kegiatan secara kualitas dan
kuantitas dengan sumberdaya yang ada.
Meningkatkan pembinaan hubungan industrial, pengawasan norma kerja dan
pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja.
35

Meningkatkan hubungan dengan pihak ketiga (LPTKS) yang ada di wilayah


Kabupaten Sukoharjo dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja.
Meningkatkan koordinasi dengan para pemberi kerja (perusahaan) dalam
rangka penempatan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran di
Kabupaten Sukoharjo.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan

analisis

Sistem

Kerawanan

Pangan

dan

Gizi,

dengan

menyediakan bantuan sosial rawan pangan untuk daerah rawan pangan


kronis maupun transien.
Sosialisasi dan promosi program dan kegiatan P2KP.
Mengefektifkan pegawai pengawas yang ada
Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kerja bekerja sama
dengan LPTKS yang ada di wilayah Kabupaten Sukoharjo
Meningkatkan koordinasi dengan para pemberi kerja (perusahaan) dalam
rangka penempatan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran di
Kabupaten Sukoharjo.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Memprioritaskan kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat miskin
dengan mengusulkan proporsi anggaran yang memadai.
Mengembangkan cadangan pangan masyarakat dan pemerintah untuk
ketersediaan pangan baik energi maupun protein.
Pengupayakan tambahan pegawai pengawas ketenagakerjaan serta sarana
operasional dinas. (Sepeda Motor).
Pengupayakan penambahan peralatan pendidikan dan pelatihan kerja guna
memenuhi kebutuhan akan pasar kerja
Pengefektifan pengefektifan Bursa Kerja Online (BKO) melalui penambahan
sarana prasarana dan alokasi anggaran yang memadai.

36

Tujuan kedua : Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


2.1. Terwujudnya Penguatan Desa, tercermin pada tabel sebagai berikut :
No.
1
2

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
MEWUJUDKAN TATA
PEMERINTAHAN YANG BAIK

2.1
1.

Terwujudnya Penguatan Desa.


Persentase desa berstatus
swasembada terhadap total desa

2.
3.

Jumlah produk hukum desa.


Meningkatnya pendapatan asli desa
total desa 150 desa

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

160.00%

jenis
%

2
10

3
7

150.00%
70.00%

Rata-rata capaian Sasaran T2.S1

126.67%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-2.1, yaitu : Terwujudnya


penguatan desa, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa
rata-rata capaian kinerjanya mencapai 126,67% sehingga pencapaian kinerja
untuk sasaran-2.1 ini dikategorikan Amat Baik. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya
capaian pada indikator kinerja persentase desa berstatus swasembada yang
mencapai 160% dan jumlah produk hukum desa yang mencapai 150%.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-2.1,
diantaranya adalah :
Terbatasanya pemahaman aparatur pemerintah desa terhadap ketentuan
perundangan yang berlaku.
Belum optimalnya kinerja aparatur pemerintah desa terhadap tugas pokok
dan fungsinya.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan

pelatihan

aparatur

pemerintah

desa

secara

rutin

dan

berkesinambungan.
Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa.

37

Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja


tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Melakukan

optimalisasi

kualitas

dan

kapasitas

pelatihan

aparatur

pemerintahan desa.
Melakukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas pembinaan, monitoring
dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah desa.
Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 2.2.
Meningkatnya

Kapasitas

Penyelenggara

Pemerintahan

Daerah,

tercermin pada tabel sebagai berikut :


No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
2.2

2
Meningkatnya Kapasitas
Penyelenggara Pemerintah Daerah

1.

Kesertaan pegawai dalam berbagai


jenis Diklat :

2.

3.
4.

Diklat Kepemimpinan dan test


assistent
Diklat Prajabatan
Peningkatan Jenjang pendidikan
PNS :
Dikdas
Dikman
Dikti
Bertambahnya pejabat fungsional
Jumlah PNS yang dikenai hukuman
disiplin

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

orang

641

614

95.79%

orang

185

184

99.46%

orang
orang
orang
orang
Orang

40
300
250
16

21
146
138
10

52.50%
48.67%
55.20%
71.43%

5.

Prosentase SKPD yang


menyampaikan LAKIP tepat waktu

70

85

121.43%

6.

Prosentase SKPD yang telah


memiiliki Indikator Kinerja Utama

100

80

80.00%

7.

Terfasilitasinya kegiatan penilaian


pelayanan publik.

100.00%

8.

Tersedianya sarana koordinasi antar


pejabat pemerintah.

100.00%

9.

Penyusunan APBD meliputi 58


SKPD
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD yg meliputi 58 SKPD

100

100

100.00%

100

100

100.00%

11.
12.
13.
14.
15.

Target PAD meningkat


Pengelolaan Aset Milik Pemda. SKH
Penatausahaan Keuangan Daerah
Transparansi data APBD
Pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) oleh Wajib Pajak

%
%
%
%
%

80
77
100
100
80

100
80
100
100
100

125.00%
103.90%
100.00%
100.00%
125.00%

16.

Prosentase SKPD yang


kelembagaannya telah sesuai
dengan kebutuhan dan peraturan

100

94.64

94.64%

17.

Jumlah SKPD yang telah dievaluasi


SOTK

100.00%

10.

38

Unit

18.

Jumlah peraturan tentang pedoman /


standarisasi sarana dan prasarana
yang diterbitkan.

Peraturan

100.00%

19.

Prosentase SKPD yang


melaksanakan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan Melakat.

75

80

106.67%

20.

Terselenggaranya pembahasan
raperda sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Terlaksananya fungsi DPRD secara
optimal

100

100

100.00%

100

100

100.00%

Terselenggaranya rapat-rapat Badan


Musrawarah,Komisi,Badan
Anggaran,
Badan Legislasi Daerah,Badan
Kehormatan dan rapat panitia
khusus Terselenggaranya rapatrapat paripurna dan paripurna
istimewa
Terserapnya aspirasi masyarakat
melalui kunjungan kerja ke daerah

100

100

100.00%

100

100

100.00%

100

100.00%

21.
22.
23.

24.

%
100

Rata-rata capaian Sasaran T2.S2

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

103.32%

sasaran-2.2,

yaitu

Meningkatnya kapasitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dari 24 indikator


kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya
melebihi target (103,32%) sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

tingginya

capaian indikator kinerja pada sasaran-2.2 tersebut dipengaruhi peningkatan


capaian pada indikator prosentase SKPD yang mengirimkan LAKIP tepat waktu,
prosentase SKPD yang melaksanakan kebijakan system dan prosedur Waskat
dan beberapa indikator yang berkaitan dengan kinerja keuangan daerah.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-2.2,
diantaranya adalah :
Terbatasnya jumlah PNS yang mengajukan permohonan untuk diangkat
dalam jabatan fungsional khususnya untuk tenaga non

pendidikan dan

kesehatan.
Kurang lengkapnya persyarakat yang diperlukan untuk bisa diangkat dalam
jabatan fungsional karena harus mengumpulkan angka kredit sesuai
ketentuan, dan untuk jabatan-jabatan tertentu dipersyaratkan untuk lulus
diklat pada bidangnya.
Dalam rangka meningkatkan
39 capaian kinerja, upaya yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut :


Memberikan sosialisasi tentang Pola Karier PNS.
Menghimbau

PNS

melalui

Kepala

SKPD/Pejabat

yang

menangani

kepegawaian untuk mengusulkan PNS yang memenuhi persyaratan


diangkat dalam jabatan fungsional.
Pengangkatan dalam jabatan fungsional langsung melekat dalam SK
Pengangkatan PNS, khususnya untuk jabatan guru.
Mendorong agar SKPD memprogramkan pengiriman peserta diklat yang
dipersyaratkan untuk pengangkatan jabatan fungsional tertentu sesuai
bidangnya.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Pembentukan Tim Penilaian Anka Kredit, khususnya bagi jabatan fungsional
tertentu, yang belum ada Tim Penilai Angka Kreditnya.
Dilakukan penyederhanaan dalam prosedur penentuan angka kredit.
Untuk

pencapaian

kinerja

pelayanan

dengan

sasaran

2.3.

Terlaksananya inisiasi e-Gov (hukum) SIM Penanaman Modal, SIM


Keuangan Daerah, SIM Kepegawaian, SIM-Ren), tercermin pada tabel
sebagai berikut :
No.
1
2.3

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
Terlaksananya inisiasi e-Gov
(hukum) SIM-penanaman Modal,
SIM-pengawasan, SIM-keuangan
daerah, SIM-kepegawaian, SIMren
Jumlah SIM yang diterapkan
Jumlah pengumuman penyedia
barang.jasa pemerintah melalui
internet
Banyaknya pegawai yang memiliki
email
Jumlah SKPD yang
berkorespondensi melalui internet
Persentase website SKPD yang aktif
Jumlah Kelompok Informasi
Masyarakat
(KIM)

jenis
kali

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

7
6

58

100,00%
966.67%

100

50

50.00%

25

100

400.00%

%
kelompok

25
15

48
14

192.00%
93.33%

40

7.

Rasio partisipasi masyarakat dalam


implementasi kebijakan publik

60

8.

Jumlah aparatur di sektor pertanian


yang diberdayakan dan
dikembangkan kapasitasnya melalui
penyuluhan, pendidikan dan
pelatihan
Jumlah pejabat eselon II dan pejabat
publik

Orang

76

61

80.26%

12

29

241.67%

10.
11.
12.

Tersedianya data monitoring LP2P


Tersedianya data monitoring LHKPN
Jumlah Obyek Pemeriksaan sesuai
PKPT dan Non PKPT

orang
jenis
obrik

2
2
150

2
4
192

100.00%
200.00%
128.00%

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Jumlah LHP terbit/ keluar


Jumlah aduan masyarakat
Jumlah Obyek Pemeriksaan
Jumlah LHP terbit
Jumlah obyek pemeriksaan
Jumlah tindak lanjut temuan
% Tingkat penyelesaian TLHP
Jumlah kasus pengaduan KKN
Penanganan KKN
Rasio kecendungan tindak pidana
KKN
Pelaksanaan monitoring KKN
Prosentase penanganan pengaduan
masyarakat

jenis
kasus
obrik
jenis
obrik
obrik
%
kasus
kasus
%

150
19
19
19
30
30
55
4
4
30

192
23
23
23
13
13
80
6
6
30

128.00%
121.05%
121.05%
121.05%
43.33%
43.33%
145.45%
150.00%
150.00%
100.00%

bulan
%

12
50

12
50

100.00%
100.00%

9.

23.
24.

Rata-rata capaian Sasaran T2.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

161.47%

sasaran-2.3,

yaitu

Terlaksananya inisiasi inisiasi e-Gov (hukum) Sim Penanaman Modal, Simwas


Simkeuda, Simpeg, Simren, dari 24 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya
tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya melebihi target (161,47%)
sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

tingginya

capaian indikator kinerja pada sasaran-2.3 tersebut dipengaruhi oleh diterapkan


SIM

di

dalam

pengelolaan

pemerintahan

daerah,

penyediaan layanan

pengadaan barang/jasa secara elektronik, peningkatan penggunaan internet di


kalangan PNS dan di tingkat SKPD dan meningkatnya kinerja pengawasan
internal pemerintah.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-2.3, di
antaranya adalah :
Kurangnya keterpaduan antara sistem aplikasi yang dibangun masing-masing
41

SKPD dalam satu kerangka e-government (aplikasi masih dijalankan masing-

masing SKPD) belum terpusat secara database.


Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi antar SKPD yang memiliki fungsi
keterkaitan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kualitas SDM melalui Bimbingan Teknis, Diklat Teknis dan
Diklat Substansi.
Optimalisasi peran aktif masyarakat dalam sistem pengawasan masyarakat.
Optimalisasi anggaran dan SDM yang menangani langsung pengaduan
masyarakat.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD dalam menjalankan fungsi berbasis
program aplikasi yang ada.
Mempersiapkan konsep sistem database terpusat (membangun server
database).
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Membuka website khusus penanganan pengaduan/keluhan masyarakat dan
tindaklanjut hasil penanganannya.
Membentuk Tim Pelaksana e-Government yang melibatkan seluruh SKPD.
Mengakselerasikan
Pemerintah

penerapan

Kabupaten

aplikasi

yang

dibangun

sendiri

oleh

Sukoharjo maupun aplikasi yang diwajibkan

dijalankan dari perintah pusat.


Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 2.4.
Meningkatnya Kesadaran Berwarganegara, tercermin pada tabel sebagai
berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan
3

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian

1
2.4

2
Meningkatnya Kesadaran
Berwarganegara

1.

Terbinanya toga dalam wawasan


kebangsaan

orang

30

20

66.67%

2.
3.

Jumlah peserta seminar, talk show


Jumlah peserta workshop

orang
orang

240
120

240
120

100.00%
100.00%

42

4.

Rasio jumlah polisi pamong praja per


10.000 penduduk

1.39

69.50%

5.

Jumlah linmas per jumlah 10.000


penduduk

74

71.23

96.26%

6.
7.
8.
9.
10.

Jumlah organisasi pemuda


Pelanggaran Perda/Perbup
Jumlah Traffic light
Jumlah Flashing
Jumlah Rambu Pendahulu Penunjuk
JalanJalan (RPPJ)

Lembaga
%/kasus
titik
unit
unit

21
25
22
29
79

21
25
20
25
79

100 %
100.00%
90.91%
86.21%
100.00%

11.
12.

Jumlah Rambu-rambu
Jumlah Zebra cross

unit
unit

886
66

1177
73

132.84%
110.61%

Rata-rata capaian Sasaran T2.S4

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

96.08%

sasaran-2.4,

yaitu

Meningkatnya kesadaran kewarganegaraan, dari 12 indikator kinerja sebagai


tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya mencapai 96,08%
sehingga dapat dikategorikan Baik.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

pencapai

sasaran meningkatnya kesadaran kewarganegaraan pada sasaran-2.4 tersebut


ditunjuang oleh terpenuhinya penyediaan sarana prasarana berupa jumlah
rambu-rambu lalu lintas dan zebra cross di atas target yang ditetapkan. Dari
target jumlah rambu-rambu yaitu sebanyak 886 unit apat terealisasi 1.177 unit,
dan jumlah zebra cross dari target sebanyak 66 unit dapat terealisasi 73 orang
atau mencapai 110,61%.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-2.4, di
antaranya adalah :
Terbatasanya personil Satpol PP dalam penegakan Perda.
Kurangnya sarana dan prasarana operasional Satpol PP.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengoptimalkan

personil

yang

telah

ada

dalam

rangka

penegakan

Perda/Perbup dan mengusulkan tambahan personil Satpol PP.


Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada dan mengusulkan
tambahan sarana dan prasarana operasional Satpol PP.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
43

tahun mendatang maka akan


koordinasi

antar

instansi

strategi
dalanm

yang ditempuh adalah Peningkatan


rangka

penegakan

Perda/Perbup,

pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Tujuan ketiga : Membangun system Informasi Basis Data


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


3.1. Terbangunnya Sistem Informasi Kependudukan, tercermin pada
tabel sebagai berikut :
No.
1
3

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
MEMBANGUN SISTEM
INFORMASI BASIS DATA

3.1

Terbangunnya Sistem Informasi


Kependudukan

1.

Rasio penduduk ber KTP per satuan


penduduk

2.
3.
4.
5.
6.

Rasio bayi ber-akta kelahiran


Rasio keluarga ber-KK
Rasio penduduk berakte kelahiran
Rasio penduduk ber-NIK
Jumlah akta kematian yang
diterbitkan

7.

Termanfaatkannya NIK sebagai data


wajib

Capaian

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

%
%
%
%
%
Akta
urusan

98

88

89.80%

98.75
100
75
100
50

99
100
72
100
100

100.25%
100.00%
96.00%
100.00%
200.00%

25

17

68.00%

Rata-rata capaian Sasaran T3.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

107,72%

sasaran-3.1,

yaitu

Terbangunnya sistem administrasi kependudukan, dari 7 indikator kinerja


sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

melebihi

target yang ditetapkan (107,72%) sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, hampir semua
indikator kinerja pada Sasaran-3.1 dapat tercapai melebihi target yang
ditetapkan.

Namun

demikian

terdapat

satu

indikator

kinerja,

yaitu

termanfaatkannya NIK sebagai data wajib baru tercapai 17 urusan atau 68%
saja.
Adapun hambatan dan kendala
dalam pencapaian sasaran-3.1 , di
44
antaranya adalah Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya akta-

akta catatan sipil.


Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi adalah dengan melakukan
sosialisasi, penyuluhan kepada masyarakat secara optimal akan pentingnya
kepemilikan akta-akta catatan sipil (akta kelahiran, pernikahan, perceraian dan
kematian).
Untuk

pencapaian

kinerja

pelayanan

dengan

sasaran

3.2.

Terbangunnya Sistem Informasi Tata Ruang (Terbangaunnya Sistem


Data Tata Ruang Spesial Berbasis TIK)

tercermin pada tabel sebagai

berikut :

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
3.2

2
Terbangunnya Sistem Informasi
Tata Ruang (Terbangun Sistem
Data Tata Ruang Spesial Berbasis
TIK)

1.

prosentase kawasan hutan produksi


%
terhadap luas wilayah Kab.
Sukoharjo
prosentase kawasan lahan pangan
%
terhadap luas wilayah Kab.
Sukoharjo
prosentase kawasan perkebunan
%
terhadap luas wilayah Kab.
Sukoharjo
prosentase kawasan pemukiman
%
terhadap luas wilayah Kab.
Sukoharjo
Persentase luas lahan bersertifikat
%
Rata-rata capaian Sasaran T3.S2

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

No.

2.
3.
4.
5.

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

Capaian
6

0.16

0.15

93.75%

61

50.88

83.93%

1.52

1.52

100.00%

24

30

124.09%

74

80

108.11%
101,98%

sasaran-3.2,

yaitu

Terbangunya sistem informasi tata ruang (Terbangunnya sistem data tata ruang
spesialis berbasis TIK), dari 5 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar
bahwa

rata-rata capaian kinerjanya mencapai 101,98%, sehingga dapat

dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, sebagian besar
45

indikator kinerjanya dapat mencapai terget, bahkan pada indikator prosentase


kawasan pemukiman terhadap luas wilayah dapat dicapai melebihi target target
yang ditetapkan.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-3.2, di
antaranya adalah :
Terbatasnya ketersediaan informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR).
Kurangnya kelengkapan data berupa Peta Pemanfaatan Ruang dengan
tingkat ketelitian yang tinggi (skala 1 : 5.000).
Kurangnya koordinasi dalam pelaporan tindakan pelanggaran di bidang
penataan ruang.
Kurangnya

kesadaran

masyarakat

dalam

mengurus

Izin

Mendirikan

Bangunan (IMB).
Pencapaian kinerja sasaran-3.2 Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan antara lain :


Adanya perbaikan sistem penataan ruang.
Bertambahnya dokumen perencanaan tata ruang.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan pelayanan pengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di
Kabupaten Sukoharjo.
Mengoptimalkan peran UPTD Pekerjaan Umum di tiap kecamatan dalam
memberikan teguran terhadap masyarakat yang mulai mendirikan bangunan
namun belum memiliki Sertifikat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Memprogramkan kegiatan sosialisasi tentang perijinan pemanfaatan, dan
pengendalian Tata Ruang.
Melaksanakan rapat koordinasi dengan UPTD Kecamatan tentang pelaporan
tindak pelanggaran di bidang penataan ruang.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :

46

Memperbaiki sistem dan peraturan yang ada tentang Izin Mendirikan


Bangunan (IMB).
Menyediakan media informasi berupa papan informasi tentang Tata Guna
Lahan dan Pola Ruang.
Menyiapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk seluruh kecamatan di
Kabupaten Sukoharjo.
Mengoptimalkan pelaporan masalah pelanggaran pemanfaatan ruang dari
tingkat desa kelurahan ke tingkat kecamatan selanjutnya ke Bidang
Perumahan DPU.
Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 3.3.
Terbangunnya Sistem Informasi Daya Dukung Wilayah tercermin pada
tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

No.

Capaian

1
3.3

2
Terbangunnya Sistem Informasi
Daya Dukung Wilayah

1.
2.

Rasio ketersediaan daya listrik


Persentase rumah tangga yang
menggunakan listrik

%
%

100
100

100
94.60

100.00%
94.60%

3.
4.
5.

Luas wilayah produktif pertanian


Persentase penanganan sampah
Persentase sampah yang terdaur
ulang
Rasio jaringan irigasi

%
%
%

45.26
30
40

50.88
65
60

112.42%
216.67%
150.00%

74

72

97.69%

6.

Rata-rata capaian Sasaran T3.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

128.56%

kinerja

sasaran-3.3,

yaitu

Terbangunnya sistem informasi daya dukung wilayah, dari 6 indikator kinerja


sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

melebihi

target (128,56 %) sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, hampir semua
indikator kinerja pada Sasaran-3.3 dapat dicapai melebihi target yang
ditetapkan.
didukung

Tingginya capaian indikator kinerja


oleh

baiknya

penanganan

pada sasaran-3.3 tersebut

persampahan,

yaitu

penanganan sampah dan prosentase sampah yang terdaur ulang.


47

prosentase

Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-3.3, di


antaranya adalah:
Belum tersedianya data yang valid tentang rumah tangga pengguna listrik di
seluruh Kabupaten Sukoharjo;
Terbatasnya anggaran untuk pengelolaan sampah;
Kurang tersedianya armada pengangkut sampah di perkotaan;
Banyaknya armada pengangkut sampah yang sudah tua dan rusak sehingga
kurang optimal dalam menangani sampah;
Kelebihan kapasitas (overload) terjadi di Depo sampah dan beberapa TPS,
karena banyak terjadi pembuangan sampah liar pada malam hari, utamanya
dari rumah tangga, pabrik, dan perusahan di sekitar lokasi Depo dan TPS;
Kerusakan sering terjadi pada alat berat (Bulldozer) yang digunakan di TPA
Mojorejo, sehingga perlu perbaikan khusus berupa penggantian suku cadang
dengan biaya yang cukup mahal;
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi sampah dan
tidak membuang sampah sembarangan;
Kurang tersedianya air baku dan air irigasi untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat;
Adanya kesulitan kewenangan penanganan terhadap beberapa Saluran
Irigasi (Jaringan Irigasi Strategis yang berada di tengah kota (tempat-tempat
yang strategis);
Banyaknya kejadian pencurian terhadap pintu-pintu air;
Banyaknya pendirian bangunan-bangunan di atas saluran irigasi yang
dilakukan tanpa ijin terlebih dahulu, sehingga dapat mengganggu kinerja
jaringan irigasi;
Banyaknya

terjadi

alih

fungsi

lahan

dari

lahan

pertanian

menjadi

perumahan/permukiman; sehingga membuat saluran irigasi yang semula


berfungsi sebagai saluran pembawa air untuk mengairi pertanian menjadi
saluran pembuang kotoran dari perumahan dan permukiman, sehingga hal ini
akan mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan;
Tingginya kebutuhan akan air bersih dan air untuk irigasi;
48

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya irigasi;


Kurangnya kesadaran masyarakat dengan membuang sampah sembarangan
di saluran-saluran irigasi;
Kebanyakan Bendung yang sudah ada sangat tergantung pada air di musim
penghujan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
Pembagian rute kerja dump truck (armada truk pengangkut sampah) dengan
lebih efektif dan efesien;
Mengupayakan penyediaan anggaran yang memadai untuk pengelolaan
sampah;
Memperbaiki saluran-saluran dan bangunan irigasi yang ada.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh beberapa strategi sebagai berikut :
Melakukan rasio elektrifikasi Kabupaten Sukoharjo untuk mendapatkan data
yang valid tentang rumah tangga pengguna listrik di seluruh Kabupaten
Sukoharjo;
Melakukan audit energi daerah untuk mengetahui tingkat penggunaan dan
ketersediaan energi listrik di Kabupaten Sukoharjo;
Peremajaan prasarana kebersihan dan persampahan yang sudah mengalami
kerusakan, yaitu dengan penambahan jumlah armada dump truck (armada
truk pengangkut sampah);
Pembangunan TPS yang terpilah untuk memisahkan Sampah Organik dan
sampah Anorganik. Sehingga untuk Sampah Organik dapat ditempatkan pada
tempat khusus dan diproses lebih lanjut menjadi pupuk kompos;
Untuk Sampah Anorganik diupayakan untuk melakukan sosialisasi program
3R (Reduce Reuse Recycle) dengan keterangan sebagai berikut:
Reduce

(pengurangan):

melakukan

pengurangan

ketergantungan

terhadap pemakaian suatu bahan, misalnya adalah tas plastik;


Reuse (pemakaian kembali): menggunakan atau memakai kembali suatu
hal yang masih berguna, misalnya botol minuman dan bungkus sabun cuci;
49

Recycle (pendauran): melakukan pemilahan terhadap sampah anorganik


berdasarkan jenis-jenis sampah, misalnya kemasan minuman, tas plastik,
kaleng, dsb. Untuk dilakukan penjualan terhadap barang-barang ini
sehingga dapat memberikan suatu nilai tambah tersendiri;

Melaksanakan program penanganan sampah dengan sistem Sanitary Landfill


sebagai pengganti sistem Controlled Landfill yang telah dilaksanakan selama
ini. Sehingga diharapkan dapat mengurangi polusi dan bau dari sampah yang
ada terhadap masyarakat sekitar TPA Sampah;

Mengusahakan suatu regulasi bagi suatu kawasan perumahan/permukiman


baru untuk dapat membuat TPS sampah sebagai fasilitasi komunal Rumah
Tangga di Lingkungan perumahan tersebut, sehingga memudahkan bagi DPU
kabupaten Sukoharjo dalam mengangkut sampah dan menjaga kebersihan di
Kabupaten Sukoharjo;
Melakukan pendataan ulang terhadap saluran-saluran irigasi yang ada,
terutama yang tergeser fungsinya menjadi saluran drainase akibat terjadinya
alih fungsi lahan;
Perlunya dilakukan penataan terhadap saluran drainase (pembuang) yang
dipisahkan dari saluran irigasi;
Perlunya regulasi yang ketat dan sanksi yang tegas untuk masyarakat yang
kurang memiliki kesadaran membuang sampah sembarangan ke saluran dan
terjadinya alih fungsi lahan;
Perlunya Perda yang mengatur perijinan untuk mengatasi banyaknya
pendirian bangunan di atas saluran irigasi;
Peningkatan besaran biaya Operasi dan Pemeliharaan untuk menangani
kerusakan-kerusakan bangunan air di Daerah Irigasi di seluruh Kab.
Sukoharjo;
Kerja sama dengan instansi terkait mengenai konservasi daerah tangkapan
hujan;
Pembangunan Embung-embung mini di daerah kering sehingga dapat
difungsikan sebagai sumber air bagi areal perkebunan dan pertanian.
Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 3.4.
50

Terbangunnya Sistem Informasi Hasil-hasil Pembangunan

tercermin

pada tabel sebagai berikut :


No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
3.4

2
Terbangunnya Sistem Informasi
Hasil-hasil Pembangunan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jumlah surat kabar nasional


Jumlah surat kabar regional
Jumlah penyiaran radio lokal
Jumlah penyiaran TV lokal
Jumlah penyiaran TV Nasional
Jumlah lembaga komunikasi
Tersusunnya Buku Profil Daerah
Tersusunnya Sukoharjo Dalam
Angka
Tersusunya Buku IPM
Tersusunnya Buku PDRB

9.
10.

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

buah
buah
buah
buah
buah
buah
%
%

3
14
5
3
10
3
100
100

3
6
10
1
10
3
100
100

100.00%
42.86%
200.00%
33.33%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

%
%

100
100

100
100

100.00%
100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T3.S4

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

97.62%

sasaran-3.4,

yaitu

Terbangunya sistem informasi hasil-hasil pembangunan, dari 10 indikator kinerja


sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan
Baik dengan rata-rata capaian 97,62%.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Jumlah

penyiaran radio lokal sebenarnya dapat tercapai melebihi target pada tahun
2012 yaitu 200%.

Namun demikian beberapa indikator kinerja pada sasaran-

3.4 belum dapat tercapai secara memuaskan, hal ini terlihat dari belum adanya
penerbitan surat kabar yang berskala regional, dan jumlah penyiaran TV lokal.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-3,4, di
antaranya adalah belum tersedianya media informasi hasil-hasil pembangunan
yang dapat diakses secara luas oleh masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi hasil-hasil pembangunan
melalui berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
51

Bekerjasama dengan media massa dalam rangka penyiaran hasil-hasil


pembangunan.
Menyediakan sarana informasi hasil-hasil pembangunan melalui penerbitan
buku-buku, leaflet, pemasangan baliho, dan lain-lain.

Tujuan keempat : Membangun Kerjasama Antar Daerah demi


Terwujudnya Regionalisasi Daerah
Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


4.1. Terwujudnya Prakarsa Kerjasama Antar Daerah, tercermin pada
tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
MEMBANGUN KERJASAMA
ANTAR DAERAH TERWUJUDNYA
REGIONALISASI DAERAH.

4.1

Terwujudnya Prakarsa Kerjasama


Antar Daerah

1.
2.

Frekuensi dialog antar pemda


Frekuensi dialog dengan swasta

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

No.
4

kali/thn
kali/thn

24

46
5

Capaian
6

191.67%
166.67%

3
Rata-rata capaian Sasaran T4.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

179.17%

sasaran-4.1,

yaitu

Terwujudnya prakarsa kerjasama antar daerah, dari 2 indikator kinerja sebagai


tolok ukurnya tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Amat
Baik, dengan rata-rata capaian kinerja 179,17%
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Frekuensi

dialog antar pemda pada tahun 2012 terealisasi sebanyak 46 kali atau mencapai
191,67% dari target sebanyak 24 kali. Demikian halnya dengan indikator
frekuensi dialog dengan swasta yang ditargetkan sebanyak 3 kali dapat
terealisasi sebanyak 5 kali.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-4.1, di
antaranya adalah :
52

Terbatasnya sumber dana yang ada.


Kurangnya sumber daya manusia atau personil yang menangani.
Pencapaian kinerja sasaran-21 Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2010. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan makin tingginya intensitas rapat koordinasi antar Pemerintah


Kabupaten/Kota (BAKD SUBOSUKAWONOSRATEN).
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi dengan penambahan personil
atau sumberdaya yang menangani.
Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 4.2.
Tumbuhnya Pelembagaan Program Kolektif

tercermin pada tabel

sebagai berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

1
4.2

2
Tumbuhnya Pelembagaan
Program Kolektif

1.

Jumlah program kolektif yang


menjadi agenda berkala

2.
3.

Jumlah perjanjian kerjasama


Jumlah kesertaan dalam badan
kerjasama

Satuan
3

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

Program

100.00%

Paket
paket

2
2

10
1

500.00%
50.00%

Rata-rata capaian Sasaran T4.S2

216.67%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-4.2, yaitu : Tumbuhnya


pelembagaan program kolektif, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya
tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Amat Baik, dengan
rata-rata capaian kinerja indikatornya mencapai 216,67%.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Jumlah

perjanjian kerjasama yang terealisasi sampai dengan tahun 2012 sebanyak 10


paket, atau

melebihi target yaitu 500% dari target yang ditetapkan. Jumlah

program kolektif yang menjadi agenda berkala juga terealisasi sesuai target
53

(100%).
Sedangkan pencapaian target yang masih dikategorikan cukup adalah
Jumlah kesertaan dalam badan kerjasama hanya tercapai 50% atau terealisasi 1
paket yaitu dalam Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) saja.
Tidak ada hambatan atau kendala yang berarti dalam pencapaian
sasaran-4.2, selanjutnya dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya
yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
Menginventarisasi ulang perjanjian kerjasama yang telah disepakati, dalam
rangka perbaikan dan pembaharuan nota kesepakatan kerjasama.
Memperluas jaringan kerjasama sehingga tidak terbatas pada BKAD saja.

Tujuan kelima : Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunisasi


(TIK)
Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


5.1. Terbangunnya Infrastruktur TIK, tercermin pada tabel sebagai berikut
:
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

No.
1
5

2
MEMANFAATKAN TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK)

5.1
1.

Terbangunnya Infrastruktur TIK


Jumlah SKPD yang terhubung dalam
jaringan intranet

2.

Jumlah Tower / menara


telekomunikasi
Rasio masyarakat yang mengakses
internet di area publik

3.

hasil

SKPD

14

22

157.14%

Unit

140

162

115.71%

30

30

100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T5.S1

Berdasarkan

Capaian

pengukuran

kinerja

124.29%

sasaran-5.1,

yaitu

Terbangunnya Infrastruktur TIK, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya


tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya
dapat dikategorikan Baik.

54

sebesar

124,29% sehingga

Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-5.2, di


antaranya adalah :
Terbatasnya anggaran pemerintahan desa untuk dapat mengakses internet.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Terbatasnya SDM yang mampu menangani TI di tingkat desa.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengusahakan agar desa mudah dalam mengakses internet.
Adanya M.PLIK (Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan) yang berpindahpindah untuk memudahkan desa mendapatkan fasilitas hot spot area).
Sosialisasi dan pendampingan pemanfaatan email untuk mendukung fungsi
kinerja perangkat daerah di tingkat desa.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Mensosialisasikan kepada kepala desa tentang pentingnya informasi melalui
internet.
Mengusulkan adanya pelatihan operator komputer bagi perangkat desa,
sehingga mampu menguasai TI.
Mengusulkan bantuan komputer dan jaringan agar internet bisa masuk desa.
Penyediaan layanan internet murah sampai ke desa.
Pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 5.2. Terbangunnya
Sistem Komunikasi Data, tercermin pada tabel sebagai berikut :

No.
1

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

55

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

5.2

Terbangunnya Sistem Komunikasi


Data

1.

Jumlah SKPD yang memiliki alamat


email

SKPD

56

56

100.00%

2.

Jumlah desa yang memiliki alamat


email

Desa

150

50

33.33%

3.

Jumlah website

buah

100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T5.S2

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

77.78%

sasaran-5.2,

yaitu

Terbangunnya Sistem Komunikasi Data, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

sebesar 77,78%

sehingga dapat dikategorikan Cukup.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

kinerja Jumlah website pada Sasaran-5-2

indikator

dapat dicapai sesuai arget yang

ditetapkan, yaitu mencapai 100%. Tingginya capaian indikator kinerja

pada

sasaran-5.2 tersebut dipengaruhi oleh semakin berkembangnya penggunaan


teknologi informatika yang ditandai dengan banyaknya SKPD yang memiliki
alamat email dan alamat website. Namun demikian hal tersebut belum diikuti
pada tingkat pemerintah desa, sehingga dari target yang ditetapkan untuk tahun
2012 sebanyak 150 desa yang

dapat direalisasikan baru 50 desa, hal ini

disebabkan oleh kurangnya pemahaman pemangku kepentingan di desa tentang


manfaat website bagi pembangunan desa.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-5.2, di
antaranya adalah :
Terbatasnya anggaran pemerintahan desa untuk dapat mengakses internet.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya pemanfaatan Teknologi Informasi (TI)
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Terbatasnya SDM yang mampu menangani TI di tingkat desa.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengusahakan agar desa mudah dalam mengakses internet.
Adanya M.PLIK (Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan) yang berpindahpindah untuk memudahkan desa mendapatkan fasilitas hot spot area).
56

Sosialisasi dan pendampingan pemanfaatan email untuk mendukung fungsi


kinerja perangkat daerah di tingkat desa.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Mensosialisasikan kepada kepala desa tentang pentingnya informasi melalui
internet.
Mengusulkan adanya pelatihan operator komputer bagi perangkat desa,
sehingga mampu menguasai TI.
Mengusulkan bantuan komputer dan jaringan agar internet bisa masuk desa.
Penyediaan layanan internet murah sampai ke desa.
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 5.3.
Terlaksananya TIK Kependidikan, tercermin pada tabel sebagai berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
5.3
1.
2.

2
Terlaksanannya TIK Kependidikan
% Jumlah sekolah berakses internet
penggunaan SIM pendidikan (ebook)

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

%
%

35.00
50.00

Capaian
6
56.03%
31.74%

19.61
15.87

Rata-rata capaian Sasaran T5.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

43.88%

kinerja

sasaran-5.3,

yaitu

Terlaksananya TIK Kependidikan, dari 2 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya


tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

hanya mencapai 43,88%

sehingga dapat dikategorikan Kurang.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

indikator

kinerja Prosentase jumlah sekolah berakses internet pada Sasaran-5.3


sebenarnya dapat dicapai 56,03%.

Sedangkan pada indikator kedua, yaitu

penggunaan SIM pendidikan (e-book) baru terealisasi 15,87% atau tercapai


63,48% dari target yang ditetapkan, hal ini disebabkan oleh terbatasnya sarana
dan prasarana serta kurangnya personil yang menguasi internet.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-5.3,
57

diantaranya adalah :
Terbatasnya sarana dan prasarana TIK untuk memenuhi target yang
ditetapkan.
Kurangnya jumlah personil dan tenaga kependidikan yang menguasai TIK.
Kurangnya kemampuan tenaga kependidikan dalam penguasaan TIK.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana TIK.
Sosialisasi dan pembinaan personil untuk penguasaan TIK.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Peningkatan jumlah bantuan sarana dan prasarana TIK terutama ke
sekolah-sekolah dari jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah.
Pembinaan dan sosialisasi tentang pemanfaatan dan penggunaan TIK di
lingkungan sekolah.
Peningkatan kompetensi penggunaan TIK pada pendidikan dan tenaga
kependidikan.

Tujuan

keenam

Meningkatkan

aktifivitas

Penelitian

dan

Pengembangan
Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 61.
Meningkatnya Aktivitas Litbang Pemerintah, tercermin pada tabel
sebagai berikut :

No.
1
6

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
MENINGKATKAN AKTIVITAS
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

58

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

6.1

Meningkatnya Aktivitas Litbang


Pemerintah

1.
2.

Jumlah hasil kajian


Jumlah hasil kajian yang
teraplikasikan
Jmlah hasil kajian tentang
perkembangan bidang Infokom

paket
paket

5
3

3
3

60.00%
100.00%

buah

33.33%

Jumlah hasil kajian yang


teraplikasikan
Rasio pastisipasi masyarakat dalam
dialog interaktif di RSPD

paket

33.33%

50

50

100.00%

3.
4.
5.
6.

Rasio masyarakat yang


mendengarkan program siaran
RSPD dialog interaktif di RSPD

50

50

100.00%

7.

Rasio masyarakat yang


mendengarkan program siaran
RSPD

50

50

100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T6.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

75.24%

sasaran-6.1,

yaitu

Meningkatnya aktivitas Litbang Pemerintah, dari 7 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Cukup Baik,
dengan rata-rata capaian sebesar 75,24%.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, tingkat

partisipasi masyarakat dalam mendengarkan dan mengikuti program dialog


interaktif serta mendengarkan program siaran di RSPD cukup tinggi atau tercapai
sesuai target. Namun demikian dari indikator hasil kajian yang dihasilkan dan
kajian yang dapat aplikasinya masih kurang, atau di bawah 50%.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-6.1, di
antaranya adalah :
Belum optimalnya fungsi koordinasi dalam rangka inventarisasi program dan
kegiatan pengkajian dan penelitian antara SKPD.
Kurangnya alokasi anggaran untuk mengimplementasikan hasil kajian yang
telah dilakukan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan inventarisasi usulan kegiatan pengkajian dan penelitian dari SKPD
untuk perencanaan kegiatan tahun-tahun
berikutnya.
59

Mendorong SKPD untuk mengusulkan kegiatan pengkajian yang berkaitan


dengan hal-hal teknis yang menjadi kewenangannya/urusan.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Mengupayakan dukungan alokasi anggaran yang memadai untuk kegiatan
pengkajian dan penelitian.
Mensosialisasikan hasil kajian untuk dapat diimplementasikan secara nyata.
Pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 6.2. Tumbuhnya
Budaya Litbang Masyarakat, tercermin pada tabel sebagai berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

1
6.2

2
Tumbuhnya Budaya Litbang
Masyarakat

1.

Jumlah kelompok/lembaga Litbang


masyarakat

2.
3.

Satuan
3

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

Kelompok
/Lembaga

300.00%

Jumlah hasil kajian masyarakat yang


terpublikasikan

Buah

541

6.762.50%

Partisipasi masyarakat dalam


kreanova

Orang

35

22

62.86%

Rata-rata capaian Sasaran T6.S2

2.375.12%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-6.2, yaitu : Tumbuhnya


budaya Litbang Masyarakat, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya
tergambar bahwa

rata-rata capaian kinerjanya sangat tinggi yaitu mencapai

2.375,12% sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, tingginya

pencapaian sasaran-6.2

tersebut dipengaruhi

oleh semakin banyaknya

kelompok/lembaga litbang masyarakat, dan jumlah hasil kajian masyarakat yang


terpublikasikan. Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-6.2,
di antaranya adalah :
Belum

terinventasasinya

kelompok/lembaga

penelitian/pengembangan

masyarakat.
Kurangnya kesadaran masyarakat/lembaga
untuk melakukan koordinasi
60

dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan.


Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah dengan melakukan inventarisasi lembaga/kelompok litbang
masyarakat melalui mekanisme pemberian rekomendasi kegiatan litbang di
wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Sedangkan pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 6.3.
Berkembangnya Pengetahuan Tradisional , tercermin pada tabel sebagai
berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

No.

Capaian

1
6.3

2
Berkembangnya Pengetahuan
Tradisional

1.

Jumlah pengetahuan tradisional


yang teridentifikasi

jenis

100.00%

2.

Jumlah pengetahuan tradisional


yang dikembangkan

jenis

100.00%

3.

Jumlah Fasilitasi dalam melestarikan


dan mengembangkan kekayaan
budaya
Jumlah Pementasan Kelompok
Kesenian

event

100.00%

kelompok

40

40

100.00%

jenis

100.00%

4.
5.

Jumlah Permainan Anak yang akan


dikembangkan

Rata-rata capaian Sasaran T6.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

100.00%

kinerja

sasaran-6.3,

yaitu

Berkembangnya pengetahuan tradisional, dari 5 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

sesuai target (100%)

sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

semua

indikator kinerja pada Sasaran-6.3 dapat dicapai sesuai target yang ditetapkan,
yaitu mencapai 100%. Capaian indikator kinerja

pada sasaran-6.3 tersebut

dapat tercapai sesuai target, hal ini dipengaruhi oleh baiknya perencanaan,
dukungan alokasi anggaran serta kerjasama berbagai pihak.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-6.3,
diantaranya adalah :

61

Terbatasnya

sarana

dan

prasarana,

misalnya

tempat/gedung

untuk

penyelenggaraan pergelaran kesenian.


Kurang optimalnya promosi kebudayaan daerah.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal
Meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan
pegiat kebudayaan.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Merencanakan

pembangunan

gedung

kesenian

sebagai

sarana

menumbuhkembangkan kegiatan kesenian.


Meningkatkan jalinan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan
pegiat kebudayaan secara intensif dan berkelanjutan.
Melindungi dan memelihara aset budaya yang memiliki nilai sejarah dan
kepurbakalaan.
Meningkatkan ketahanan budaya lokal serta mempertahankan karakteristik,
kearifan dan nilai-nilai budaya.

Tujuan ketujuh : Melaksanakan Penguatan Lingkungan Usaha


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


7.1. Terbangunnya fasilitas perdagangan, tercermin pada tabel sebagai
berikut :
No.
1
7

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
MELAKSANAKAN PENGUATAN
LINGKUNGAN USAHA

62

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

7.1

Terbangunnya Fasilitas
Perdagangan

1.

Proporsi panjang jaringan jalan


dalam kondisi baik

2.
3.
4.
5.

Rasio ijin trayek


Jumlah uji kir angkutan umum
Jumlah terminal bus
Jumlah orang/barang yang terangkut
angkutan umum

6.

Jumlah orang/barang melalui


terminal per tahun

7.
8.
9.

Terawasinya peredaran barang/jasa


Peningkatan nilai ekspor
Pengawasan sistem distribusi bahan
pokok/barang penting

10.
11.

Pemantauan harga bahan pokok


Terbangunnya/terpeliharanya pasar

Km

40

31.20

77.90%

%
Unit
Buah
Orang

63
9.607
2
1,559,434

71
6,121
2
1,555,400

112.70%
63.71%
100.00%
99.74%

Orang

756,870

756,967

100.01%

Kecamatan
%
Kecamatan

12
1
12

12
(-21,68)
12

100.00%
100.00%
100.00%

Kecamatan
Pasar

12
8

12
2

100.00%
25.00%

Rata-rata capaian Sasaran T7.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

79.92%

sasaran-7.1,

yaitu

Terbangunnya fasilitas perdagangan, dari 11 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya dapat dikategorikan
Cukup (79,92%).
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, tingginya

tingkat capaian sasaran-7.1 dipengaruhi oleh tercapainya rasio Ijin Trayek pada
tahun 2012 sebesar 71% yang berarti melebihi target yaitu 63% atau tercapai
sebesar

112,70%.

Sedangan

untuk

pencapaian

indikator

prosentase

peningkatan nilai eksport tidak dapat tercapai, bahwa mengalami penurunan dari
tahun 2011 sebesar -21,68%, hal ini disebabkan adanya pengarus krisis global.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-7.1, di
antaranya adalah :
Berkembangnya jumlah supermarket dan pasar-pasar modern, yang
menyebabkan daya saing pasar tradisional semakin menurun.
Kondisi pasar tradisional yang semakin padat, yang disebabkan oleh
bertambahnya jumlah pedagang.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
63

Menerbitkan peraturan daerah yang mengatur keberadaan pasar modern.

Revilatisasi pasar tradional.


Mencari terobosan pada komoditas eksport lainnya.

Pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 7.2. Meningkatnya


Penanaman Modal, tercermin pada tabel sebagai berikut :
No.
1
7.2
1.

2.

3.
4.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

2
Meningkatnya Penanaman Modal
Jumlah investor berskala nasional
(PMDN / PMA) :

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

- PMA
- PMDN
- Non PMA/PMDN
Jumlah nilai investasi berskala
nasional (PMDN/PMA) :

Investor
Investor
Investor

1
1
67

2
4
525

200.00%
400.00%
783.58%

- PMA (namkyung : pengolahan ikan)


- PMDN
- Non PMA/PMDN
Pembangunan Jalan
Peningkatan nilai ekspor (nilai
eksport 2010 $196.680.879,30)

$
juta/Rp
juta/Rp
Km
$

1,000,000
10.000
120.000
1
1

1.111.100
20.425
426,800
0
-

111 %
204 %
355.67%
0.00%
-

5.
6.

Jumlah halte bis


Rasio juru parkir yang memahami
Perda tentang Perparkiran

Buah
%

4
60

4
60

100.00%
100.00%

7.

Pengadaan Traficlight dan Ramburambu

titik/persimpa
ngan

22

21

95.45%

8.

Rasio kesadaran pengelola angkutan


umum atas keselamatan
penumpang

60

60

100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T7.S2

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

204.17%

sasaran-7.2,

yaitu

Meningkatnya penanaman modal, dari 8 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya


tergambar

bahwa

capaian

kinerjanya

mencapai

204,17%

sehingga

dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, jumlah investor
dan nilai investasi berskala nasional baik untuk PMDN, PMA maupun Non PMA,
PMDN tercapai melebihi target atau rata-rata di atas 100%. Tingginya capaian
kinerja sasaran-4 ini juga sangat dipengaruhi
oleh prosentase peningkatan nilai
64
ekport

dari

tahun

2010

sebesar

$196.680.879,30

meningkat

menjadi

$251.014.352,27 atau naik 27,62% sehingga mencapai 2.762,00% dari yang


ditargetkan sebesar 1%. Namun akibat krisis global, di tahun 2012 justru
mengalami penurunan.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-7.2

diantaranya adalah :
Jumlah personil yang kurang mencukupi sehingga berpengaruh terhadap
pencapaian sasaran.
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
Kesadaran masyarakat yang kurang memadai mengenai pentingnya investasi
daerah.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengoptimalkan/memberdayakan

jumlah

personil

yang

ada

dalam

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang mendukung upaya pencapaian


sasaran.
Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada, serta mengupayakan
pengadaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Sosialisasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang Penanaman
Modal.
Memberikan kemudahan dalam pengurusan ijin prinsip penanaman modal.
Untuk

pencapaian

kinerja

pelayanan

dengan

sasaran

7.3.

Terwujudnya Reformasi Bisnis, tercermin pada tabel sebagai berikut :


No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
7.3

2
Terwujudnya Reformasi Kebijakan
Bisnis

1.

Lama proses perizinan :


1)
IMB
2)
Izin Gangguan (HO)
3)
SIUP
4)
TDP
5)
IUI

hari
hari
hari
hari
65 hari

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

15
7
5
5
7

15
7
5
5
7

Capaian
6

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

6)
7)
8)
9)
10)

TDG
Izin Usaha Bidang Pariwisata
Izin Usaha Jasa Konstruksi
Izin Reklame
Izin Pemakaian Kekayaan
Daerah (Izin Penggunaan
Trotoar dan sebagian Bahu
Jalan)
Berkembangnya KUKM
Terwujudnya Peningkatan Akses
Pemasaran bagi KUKM

2.
3.

hari
hari
hari
hari
hari

7
5
5
1
1

7
5
5
1
1

100.00%
100.00%
100.00%
100.00%
100.00%

Orang
Orang

30
40

30
40

100.00%
100.00%

76.84
25
4
30
7
25
70
4
10

76.84
35
7
35
16
609
28.618
3
8

100.00%
140.00%
175.00%
116.67%
228.57%
2436.00%
40.88%
75.00%
80.00%

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Prosentase Koperasi aktif


Jumlah UKM Non BPR/LKM UKM
UKM Formal
UKM Informal
Peningkatan Bantuan Modal
Koperasi
UKM
Jumlah Klaster Industri Kreatif
Jumlah Perda yang mendukung iklim
usaha

%
Unit
%
Unit
Unit/th
Koperasi
UKM
Unit
jenis

13.

Jumlah Perda yang berkaitan iklim


usaha

jenis

125.00%

14.

Jumlah dan macam pajak dan


retribusi daerah

jenis

25

30

120.00%

15.
16.

Tertibnya kelembagaan koperasi


Terlaksananya efisiensi proses
administrasi pemberian Badan
Usama koperasi

Koperasi
%

30
15

614
9

2046.67%
60.00%

17.

Lama proses perijinan

Hari

65

30

46.15%

Rata-rata capaian Sasaran T7.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

268.84%

sasaran-7.3,

yaitu

Terwujudnya reformasi kebijakan bisnis, dari 17 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa

rata-rata capaian kinerjanya sebesar 268,84%

sehingga dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, tingginya

capaian kinerja sasaran-5 ini dipengaruhi oleh terwujudnya peningkatan akses


pemasaran bagi KUKM yang mencapai 100%, peningkatan bantuan modal bagi
koperasi yang mencapai 228,57%, dan macam pajak dan retribusi daerah yang
dikelola di tahun 2012 sebanyak 10 jenis pajak daerah dan 20 jenis retribusi
daerah (120%).
Sedangkan dari sisi regulasi maka pencapaian target pada indikator
jumlah Perda yang mendukung iklim66usaha tercapai sebanyak 8 jenis (80%)
sedangkan jumlah Perda yang berkaitan dengan iklim usaha sebanyak 4 jenis

dapat tercapai 5 jenis atau 125%


Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-7.3,
diantaranya adalah :
Suber daya manusia pengelola koperasi dan UMKM yang masih terbatas
dalam hal pemahaman dan manajemen perkoperasian dan peraturannya.
Masih rendahnya kesadaran anggota koperasi, karena belum sepenuhnya
merasa memiliki koperasi.
Terbatasnya permodalan koperasi dan UMKM sehingga perkembangannya
sangat lambat.
Sumber daya manusia Pembina yang masihterbatas baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
Terbatasnya anggaran untuk penyusunan Raperda yang mendukung iklim
usaha.
Kurangnya komitmen SKPD dalam penyusunan Raperda yang mendukung
investasi daerah.
Masih lemahnya koordinasi antar SKPD terkait mengenai perijinan.
Pencapaian kinerja sasaran-7.3Tahun 2012 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2011. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 menyusun


Perda tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan koordinasi dengan SKPD dalam rangka penyusunan produk
hukum yang berkaitan dengan investasi daerah.
Inventarisasi Perda-Perda yang berpotensi menghambat investasi daerah.
Evaluasi Perda-Perda yang berpotensi menghambat investasi daerah.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Merencanakan kegiatan Bintek perkoperasian dan UMKM dengan yang
difasilitasi melalui Diklat Pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

67

Mendorong meningkatnya modal sendiri melalui penambahan simpanan wajib


tiap tahun dan modal kerja sendiri melalui fasilitasi permodalan dengan pihak
ketiga (perbankan dan LPDB).
Merubah/mencabut Perda-Perda yang berpotensi menghambat investasi
daerah.
Menyusun Perda baru yang ramah investasi daerah.
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 7.4.
Tumbuh dan Berkembangnya Formasi Rumlun Usaha, tercermin pada
tabel sebagai berikut :

No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

1
7.4

2
Tumbuh dan Berkembangnya
Formasi Rumpun Usaha

1.

Persentase koperasi aktif (jumlah


koperasi 596) -, aktif 141)

10

18

180.00%

2.
3.

Jumlah UKM non BPR/LKMUKM


Fasilitasi industri kecil dan
menengah
Pelatihan usaha industri kecil dan
menegah

Unit
orang

30
380

76,84
510

256.13%
134.21%

orang

100

155

155.00%

4.

Satuan

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian

Rata-rata capaian Sasaran T7.S4

181.34%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-7.4 yaitu : Tumbuh dan


berkembangnya formasi rumpun usaha, dari 4 indikator kinerja sebagai tolok
ukurnya tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Amat Baik
atau mencapai 181,34%.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, dari 4 (empat)
indikator kinerjanya dapat dicapai di atas 100% dan atau melebihi target.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-7.4 ,
diantaranya adalah :
Sumberdaya manusia pengelola koperasi dan UKKM yang masih terbatas
dalam hal pemahaman dan manajemen perkoperasian dan peraturannya.
Masih rendahnya kesadaran anggota koperasi, karena belum sepenuhnya
merasa memiliki koperasi.

68

Terbatasnya permodalan koperasi dan UMKM sehingga perkembangannya


sangat lambat.
Sumberdaya manusia Pembina yang masih terbatas baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Merencanakan kegiatan Bintek perkoperasian dan UMKM dengan difasilitasi
melalui Diklat pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Melakukan penyuluhan dan pendidikan terhadap anggota koperasi.
Mendorong meningkatnya modal sendiri melalui penambahan simpanan
wajib tiap tahun dan modal kerja melalui fasilitasi permodalan dengan pihak
ketiga (perbankan dan LPDB).
Mengoptimalkan SDM yang ada dan mengikutsertakan diklat teknis bagi
aparat pembina perkoperasian dan UMKM.
Pengalokasian anggaran yang memadai pada tahun anggaran berikutnya.

Tujuan kedelapan : Mewujudkan eko-efisiensi


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


8.1. Terwujudnya Pembenahan Sistem Produksi, tercermin pada tabel
sebagai berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

1
8
8.1

2
MEWUJUDKAN EKO-EFISIENSI
Terwujudnya Pembenahan Sistem
Produksi

1.

Jumlah unit usaha yang ramah


lingkungan (PROPER)

2.

Jumlah jenis usaha yang bersertifikat


ISO, sertifikat ISO :
- 2001
- 14001

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Unit

133.33%

Unit
Unit

5
1

0
0

0.00%
0.00%

Rata-rata capaian Sasaran T8.S1

69

Capaian

44.44%

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

sasaran-8.1,

yaitu

Terwujudnya pembenahan sistem produksi, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Kurang atau
hanya tercapai 44,44%
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Jumlah unit
usaha yang ramah lingkungan (PROPER) pada tahun 2012 sebenarnya dapat
tercapai 133,33%, namun pada

indikator jumlah jenis usaha yang telah

bersertifikat ISO tercapai sebanyak : ISO 2001 tidak dapat terrealisasi sesuai
target yang ditetapkan. Hal inilah yang mengakibatkan rata-rata capaian
indikator sasaran-8.1 rendah.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran ini di
antaranya adalah terbatasnya alokasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan pembinaan secara periodik kepada pelaku usaha akan pentingnya
pengelolaan Lingkungan Hidup.
Mewajibkan pelaku usaha untuk mengelola limbahnya.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembinaan kepada masyarakat.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka strategi yang akan ditempuh adalah :
Penggunaan anggaran dengan efektif dan efisien serta akuntabel.
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 8.2.
Terwujudnya Sistem Insentif, tercermin pada tabel sebagai berikut :
No.
1
8.2
1.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

Terwujudnya Sistem Insentif


Peningkatan bantuan modal

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Unit/th

20

Rata-rata capaian Sasaran T8.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran
70

kinerja

20

Capaian
6
100.00%
100.00%

sasaran-8.2,

yaitu

Terwujudnya sistem intensif, dari 1 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya


tergambar bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Baik, atau tercapai
100,00%.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Peningkatan
bantuan modal pada tahun 2012 dapat terealisasi sebanyak 20 unit sesuai target
yang ditetapkan (100%).
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-8.2

diantaranya adalah makin terbatasnya anggaran untuk koordinasi dengan


pemerintah pusat dalam rangka Sosialisasi Penyediaan Permodalan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah mengupayakan peningkatan pemberian modal untuk koperasi
melalui pihak ketiga, yaitu perbankan dan LPDB.

Tujuan kesembilan : Menumbuhkan Industri Kreatif


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


9.1. Tumbuhnya Inisiasi Klester Industri kreatif, tercermin pada tabel
sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

No.
1

2
MEMUMBUHKAN INDUSTRI
KREATIF

9.1

Tumbuhnya Inisiasi Klester


Industri Kreatif

1.
2.

Jumlah klester industri kreatif


Pembinaan industri kecil dan
menengah dalam memperkuat
jaringan klester
Jumlah Kenaikan Pengujung Wisata

3.

Unit
orang

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

3
125

Capaian
6

3
155

100.00%
124.00%

40

100.00%

50.00%

45.45%

40

66.67%

0.00%

100.00%

100.00%

40
4.
5.
6.

7.
8.
9.

Jumlah Penyelenggaraan/Event se
Solo Raya

Event

Jumlah Penyelenggaraan Kerjasama


promosi pariwisata antar Kab/Kota

Paket

2
11

Jumlah Kenaikan Pengembangan


dan penataan tujuan wisata dan
atraksi wisata

Jumlah Penambahan Fasilitas di


Obyek Wisata

Item

Jumlah Peningkatan Sarana dan


Prasarana Pariwisata
Jumlah Penambahan Lokasi Obyek
Wisata

60

4
Item

71

4
Lokasi

10.
11.
12.
13.

Data Kepariwisataan yang up to date


Macam
Jumlah Kelompok Sadar Wisata
Kelompok
Jumlah Kategori Juara Duta Wisata
Orang
Jumlah Kemitraan Pariwisata
Organisasi
Rata-rata capaian Sasaran T9.S1

7
4
8
9

0
4
8
9

0.00%
100.00%
100.00%
100.00%
75.86%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran-9.1, yaitu : Tumbuhnya


inisiasi klaster kreatif, dari 13 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar
bahwa capaian kinerjanya dapat dikategorikan Baik dengan rata-rata capaian
indikator kinerja 75,86%.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, pada indikator
Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster
dapat dicapai melebihi target yaitu 124%. Namun demikian untuk indikator yang
berkaitan dengan distinasi kepariwisataan masih belum tercapai secara
memuaskan hal ini terlihar dari tidak terealisasikannya penambahan jumlah
obyek wisata beserta fasilitasnya serta minimnya jumlah penyelenggaraan
kerjasama promosi pariwisata antar kabupaten/kota.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-9.1 , di
antaranya adalah :
Terbatasnya sarana dan prasarana di Obyek Daerah Tujuan Wisata.
Kurangnya jumlah Obyek Daerah Tujuan Wisata yang dapat diunggulkan.
Pencapaian kinerja sasaran-9.1 Tahun 2011 sesungguhnya mengalami
peningkatan

apabila dibandingkan dengan tahun 2010. Terjadinya peningkatan

tersebut disebabkan antara lain :


Meningkatnya sinergi hubungan kemitraan antara pemerintah dengan dunia
usaha pariwisata dan masyarakat melalui pembentukan forum dan klaster
pariwisata, perkuatan.
Perkuatan dan fasilitasi kelembagaan asosiasi dan paguyuban pelaku
kepariwisataan serta kelompok masyarakat peduli wisata.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan kualitas produk dan jasa pariwisata.
72

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Obyek Daerah


Tujuan Wisata.
Meningkatkan kualitas SDM pengelola Obyek Daerah Tujuan Wisata dan
pelaku pariwisata lainnya.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Meningkatkan pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata di dalam
dan

di luar negeri yang lebih gencar, efektif dan efisien melalui

pengembangan kerjasama penyedia sarana promosi dan informasi, pameran,


event, roadshow, farm tour, pemanfaatan teknologi informasi dan dengan
mendasarkan pada analisis pasar secara kontinyu.
Meningkatkan daya saing dan daya jual destinasi pariwisata dengan
melakukan diversifikasi dan pengembangan kualitas produk dan jasa
pariwisata dengan menggunakan konsep berorientasi pasar.
Meningkatkan pengembangan sarana dan prasarana pariwisata yang lebih
memadai di lingkungan obyek wisata dengan menggunakan konsep
pengembangan berorientasi efektifitas dan efisiensi.
Meningkatkan sinergi hubungan kemitraan antara pemerintah dengan dunia
usaha pariwisata dan masyarakat melalui pembentukan forum dan klaster
pariwisata.
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 9.2.
Meningkatnya Perolehan HAKI, tercermin pada tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

No.
1
9.2
1.

2
Meningkatnya Perolehan HAKI
Bertambahnya jenis produk LKM
yang telah memiliki :
Hak Cipta
Hak Merek
Hak Paten
Hak Desain

Berdasarkan

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Buah
Buah
Buah
Buah
Rata-rata capaian Sasaran T9.S2

hasil

pengukuran
73

kinerja

4
4
4
4

sasaran-9.2,

Capaian
6

0
0
2
0

0.00%
0.00%
50.00%
0.00%
12.50%

yaitu

Meningkatnya perolehan HAKI, dari 4 indikator kinerja sebagai tolok ukurnya


tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya hanya tercapai 12,50% sehingga
termasuk kategori Kurang.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Jenis produk
LKM yang telah memiliki Hak Paten baru sebanyak 2 buah, dan belum ada
produk LKM yang memiliki Hak Cipta, Hak Merk maupun Hak Desain. Hal
tersebut disebabkan karena prosedur untuk mendapatkan perijinan melalui mata
rantai yang panjang dan perlu biaya tinggi.
Mengacu pada hasil pengukuran diatas terlihat bahwa, Jenis produk
LKM yang telah memiliki Hak Paten baru sebanyak 2 buah, dan belum ada
produk LKM yang memiliki Hak Cipta, Hak Merk maupun Hak Desain. Hal
tersebut disebabkan karena prosedur untuk mendapatkan perijinan melalui mata
rantai yang panjang dan perlu biaya tinggi.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-10

diantaranya adalah :
Kesadaran UKM untuk memperoleh Hak Cipta, Hak Paten, Hak Merk dan Hal
Desain masih kurang.
Terbatasanya LKM yang mengajukan produknya untuk mendapatkan Hak
Paten, Hak Cipta, Hak Merk maupun Hak Desain.
Kurangnya pengetahuan mengenai prosedur untuk mendapatkan Hak Paten,
Hak Cipta, Hak Merk maupun Hak Desain.
Makin terbatasnya produk LKM untuk dapat memiiki Hak Cipta, Hak Merk,
Hak Paten dan Hak Desain karena sudah dikaim oleh pihak lain.
Terbatasnya anggaran untuk melakukan sosialisasi.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengadakan sosialisasi kepada LKM mengenai pentingnya kepemilikan Hak
Cipta, Hak Merk, Hak Paten maupun Hak Desain.
Melaksanakan kegiatan secara optimal berdasarkan pada alokasi anggaran
yang telah ditetapkan.

74

Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja


tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Menyusun skala prioritas kegiatan.
Mengoptimalkan alokasi anggaran yang ada.

Tujuan kesepuluh : Mewujudkan Perlindungan Terhadap Keluarga


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


10.1. Terwujudnya Perlindungan terhadap Ancaman dari Luar Lingkup
Keluarga, tercermin pada tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/'Indikator

Satuan

No.
1
10

2
MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN
TERHADAP KELUARGA

10.1

Terwujudnya Perlindungan
Terhadap Ancaman Dari Luar
Lingkup Keluarga
jumlah kelompok binaan PKK (Dasa
Wisma)

1.
2.

Jumlah lembaga advokasi


perlindungan keluarga

3.

Jumlah lembaga penyuluhan


keluarga
1) BKB
2) BKR
3) BKL (5%)
4) BLK (5%)
5) BUPPKS (5%)
terbentuknya forum anak tingkat
kecamatan

4.

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

hasil

desa

75

75

100.00%

lembaga

33.33%

keluarga
keluarga
keluarga
kelompok
kelompok
kec

308
164
194
26
1,383
12

282
152
182
24
1.356
12

91.56%
92.68%
93.81%
92.31%
98.05%
100.00%

Rata-rata capaian Sasaran T10.S1

Berdasarkan

Capaian

pengukuran

kinerja

87.72%

sasaran-10.1,

yaitu

Terwujudnya perlindungan terhadap ancaman dari luar lingkup keluarga, dari 4


indikator kinerja sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian
kinerjanya dapat dikategorikan Baik (atau tercapai 87,72%).
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, Jumlah


75

lembaga penyuluhan keluarga pada tahun 2012 tercapai dengan baik. Namun

demikian pencapaian target yang masih dikategorikan kurang adalah Jumlah


lembaga advokasi perlindungan keluarga atau 33,33%.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-10.1, di
antaranya adalah :
Kurangnya kualitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam Forum Anak.
Kurangnya alokasi anggaran untuk penguatan Forum Anak.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Pembinaan Forum Anak Tingkat Kecamatan.
Mengadakan sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Mengadakan advokasi dan audiensi dengan pemangku kepentingan untuk
memperoleh dukungan.
Mengadakan pelatihan bagi Pengurus dan Anggota Forum Anak.

Pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 10.2. Terwujudnya


Perlindungan terhadap KDRT, tercermin pada tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/Indikator

Satuan

No.
3

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian

1
10.2

2
Terwujudnya perlindungan
terhadap KDRT

1.
2.

Rasio KDRT
Tersusunnya peraturan perundangan
tentang gender dan anak

%
paket

35
1

30
1

85.71%
100.00%

3.

Terbentuknya Pusat Pelayanan


Terpadu Korban Kekerasan
Berbasis Gender

Kec.

12

600.00%

Rata-rata capaian Sasaran T10.S2

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

261.90%

sasaran-10.2,

yaitu

Terwujudnya perlindungan terhadap KDRT, dari 3 indikator kinerja sebagai tolok


76

ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya

sebesar 261,90%

sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.


Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa, sebenarnya
pada 2 (dua) indikator kinerjanya, yaitu : Tersusunnya peraturan perundangundangan terhadap gender dan dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan
(100%) bahkan untuk indikator anak

Terbentuknya Pusat Layanan Terpadu

Korban Kekerasan Berbasis Gender realisasinya mencapai 600%.


Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-10.2,
diantaranya adalah :
Kurangnya sumberdaya manusia yang terlatih untuk yang mampu untuk
menangani pengaduan, memberikan perlindungan sementara, pendampingan
dan rehabilitasi korban KDRT.
Belum tersedianya sarana dan prasarana penanganan korban KDRT, seperti :
Pusat Layanan Terpadu, SOP, Rumah Aman (Shelter) dan lain-lain.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengadakan sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
KDRT.
Penyusunan Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan terhadap Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak.
Pendampingan kasus korban KDRT.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Pelatihan penanganan korban tindak kekerasan berbasis geder dan anak.
Pelatihan pendampingan Kasus Korban KDRT.
Penyediaan sarana dan prasarana Pusat Pelayanan Terpadu.
Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Tingkat Kecamatan (2 kec).
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 10.3
Terwujudnya Perkuatan Moral Agama, tercermin pada tabel sebagai
berikut :
Tujuan/Sasaran/Indikator

Satuan

No.

77

Tahun 2012

Capaian

Target
1
10.3

2
Terwujudnya Perkuatan Moral
Agama

1.

Peningkatan kualitas sarana


prasarana tempat Ibadah

2.

Realisasi

lembaga

230

251

109.13%

Peningkatan kualitas sarana


prasarana lembaga keagamaan

lembaga

50

297

594.00%

3.

Peningkatan jumlah lembaga


dakwah (majelis taklim)

lembaga

15

116

773.33%

4.

Tersusunnya data base bid.


Keagamaan

paket

0.00%

Rata-rata capaian Sasaran T10.S3

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

369.12%

sasaran-10.3,

yaitu

Terwujudnya perkuatan moral agama, dari 4 indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya melebihi target
(369,12%) sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

tingginya

capaian indikator kinerja pada sasaran-10.3 tersebut dipengaruhi oleh semakin


baiknya kualitas sarana prasarana tempat ibadah dan lembaga keagamaan
serta peningkatan jumlah lembaga dakwah (majelis taklim).
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-10.3 di
antaranya adalah belum tersusunnya data base bidang keagamaan dan
terbatasnya anggaran untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana tempat
ibadah.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan inventarisasi sarana dan prasarana tempat ibadah.
Bekerjasama dengan perangkat desa untuk menginventarisasi kebutuhan
dalam rangka meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana tempat ibadah
yang sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan dana.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka mengkompilasikan antara
kebutuhan sarana dan prasarana tempat ibadah yang sesuai dengan kebutuhan
78

dan ketersediaan anggaran, maka ditempuh strategi penentuan skala prioritas


yaitu dengan mendahulukan kebutuhan yang benar-benar bersifat mendesak.

Tujuan kesepuluh : Mewujudkan Perlindungan terhadap Lingkungan


Dalam mewujudkan tujuan tersebut

berdasarkan hasil pengukuran

kinerja pada Tahun 2012, pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran


11.1. Terpulihkannya kerusakan Ekosistem Pertanian, tercermin pada
tabel sebagai berikut :
No.

Tujuan/Sasaran/'Indikator

1
11

2
MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN
TERHADAP LINGKUNGAN

11.1

Terpulihkannya Kerusakan
Ekosistem Pertanian

1.
2.

Penurunan Kualitas polusi udara


Jumlah sarana produksi yang
disediakan dan diusahakan lembaga
pembenihan :
- sarana produksi
- perbenihan padi di Balai benih
- perbenihan padi di kelompok
penangkar

3.

4.

5.

6.

7.

- jumlah subsidi pupuk :


* urea
* SP36
* ZA
* NPK
Produksi :
- padi non hibrida
- padi hibrida
- Jagung
- kedelai
- kacang tanah
Produktivitas :
- padi non hibrida
- padi hibrida
- Jagung
- kedelai
- kacang tanah
Luas Panen :
- padi non hibrida
- padi hibrida
- Jagung
- kedelai
- kacang tanah
Jumlah areal yang terserang OPT :
- tanaman pangan
- tanaman hortikultura
- tanaman perkebunan

Satuan
3

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

unit
ton
ton

44
63
132

187
83
330,4

425.00%
131.75%
250,30%

ton
ton
ton

25,600
5,123
5,974
10,795

12686
3630
7083
13393.6

49.55%
70.86%
118.56%
124.07%

ton
ton
ton
ton
ton

319,354.00
6,188.18
29,964.44
7,019.71
9,879.94

346,039.00
3460.93
23939
5007
12990

108.36%
55.93%
79.89%
71.33%
131.48%

70.26
78.73
64.26
20.83
9,879.00

66.49
73.95
18.8
17.85
12,990.00

94.63%
93.93%
29.26%
85.69%
131.49%

ha
ha
ha
79 ha
ha

52,958
786
4,663
3,370
9,356

52041
3237
2663
7278
7,278

98.27%
411.83%
57.11%
215.96%
77.79%

ha
ha
ha

4651
34
5

6261

134.62%
0.00%
100.00%

ku/ha
ku/ha
ku/ha
ku/ha
ku/ha

8.

9.

10.

11.

12.

13.

15.

16
17
18
19
20

Populasi ternak :
- Sapi Potong
- Sapi perah
- Kerbau
- Kambing
- Domba
- Ayam Layer
- Ayam Broiler
- Ayam Buras
- Itik
- Puyuh
Produksi :
- Daging
- Telur
- Susu
Inseminasi Buatan (Sapi, Kambing,
babi) :
- akseptor
- Inseminasi
- Kelahiran
Vaksin dan pengobatan :
- Sapi
- kambing
- Unggas
Jumlah kelembagaan petani yang
ditumbuhkembangkan dan
diberdayakan kapasitasnya melalui
kegiatan penyuluhan dan
pelatihanpertanian

ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor
ekor

28,668
665
2,519
41,861
38,946
705,552
2,192,012
757,035
152,216
91,365

40092
383
557
41959
39035
716750
2256200
773285
209500
92810

139.85%
57.59%
22.11%
100.23%
100.23%
101.59%
102.93%
102.15%
137.63%
101.58%

kg
kg
kg

5,024,250
7,967,750
262,542

7200038
9033889
589935

143.31%
113.38%
224.70%

ekor
dosis
ekor

13,116
20,178
8,131

14180
18996
10206

108.11%
94.14%
125.52%

ekor
ekor
ekor
kelompok

7,000
5,000
50,000
634

8213
6127
51150
634

117.33%
122.54%
102.30%
100.00%

76

62

81.58%

3,275.00

3352.18
1485.49

102.36%
181.38%

819.00
135
235

248

105.53%

3
0

3
0

100.00%
0.00%

Peserta

300

90

30.00%

Perusahaan

20

30

150.00%

130
100
100

166
60
0

127.69%
60.00%
0.00%
106.20%

Jumlah aparatur di sektor pertanian


yang diberdayakan dan
dikembangkan apasitasnya melalui
penyuluhan, pendidikan dan
pelatihan
Produksi perikanan :
- Kolam
- Karamba

orang

Jumlah unit perbenihan


Terlaksananya sarana dan
prasarana pengelolaan
persampahan
Terbangunnya saluran drainase
Terselenggaranya Uji Emisi
Kendaraan
Terlaksananya Sosialisasi Peraturan
Per-UU an bidang LH

unit
unit

ton
ton

Km
Kendaraan

21

Terselenggaranya pengawasan
pengelolaan lingkungan
industri/sentra industri

22
23
24

Terwujudnya Tong Sampah


Unit
Tempat Sampah Terpilah Indoor
km
80 Unit
Keranjang Kompos
Rata-rata capaian Sasaran T11.S1

Berdasarkan

hasil

pengukuran

kinerja

sasaran-11.1,

yaitu

Terpulihkannya Kerusakan Ekosistem Pertanian, dari 24 indikator kinerja

sebagai tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya melebihi


target (106,20%) sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,

pencapaian

indikator kinerja pada sasaran-11.1 tersebut dipengaruhi oleh :


Beralihnya pemeliharaan kerbau ke sapi potong.
Luas panen dan produksi kedelai tidak tercapai karena tingginya curah hujan,
sehingga penanaman kedelai gagal, kemudian petani beralih menanampadi.
Realisasi pupuk urea dan SP36 di bawah target karena ada kebijakan
peningkatan efisiensi penggunaan pupuk melalui pengalihan penggunaan
pupuk tungga lke pupuk majemuk.
Untuk yang pencapaiannya 0% pada sasaran Uji Emisi Kendaraan dan
Keranjang Kompos karena tidak tersedia anggran untuk melaksanakan
pencapaian indikator tersebut.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-11.1 di antaranya
adalah :
Penggunaan aset UPR belum optimal karena SDM kelompok petani ikan dan
petugas teknis belum profesional
Realisasi inseminasi belum mencapai target. Hal ini dikarenakan belum
pulihnya semangat peternak untuk membudidayakan ternak sapi setelah
harga turun sangat tajam yang membuat fluktuasi harga sangat besar,
meskipun sekarang harga sudah tinggi tetapi peternak belum kembali
membeli sapi, masih menunggu harga stabil
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengikutsertakan kelompok dan petugas mengikuti pelatihan perbenihan,
serta melakukan pembinaan kelompok lebih intensif melalui penyuluhan
secara berkala dan berke sinambungan serta melakukan monitoring dan
evaluasi secara rutin.
Sosialisasi dan pembinaan kepada peternak, petugas Inseminasi Buatan.
Memberikan masukan ke Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Provinsi
81

Jawa Tengah untuk mengatur impor sapi potong agar fluktuasi harga tidak
tajam sekali
Mendorongpenggunaanpupukorganikmelaluipupukberimbang
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Mengoptimalkan aset UPR melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap petani dan petugas teknis.
Pembinaan kepada kelompok inseminator
Kebijakan

import

sapi/daging

sesuai

dengan

rencana

(tidak

ada

penambahan kuota).
Pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 11.2. Terpulihkannya
Kerusakan Hutan, tercermin pada tabel sebagai berikut :

Tujuan/Sasaran/Indikator

Satuan

No.
1
11.2
1.
2.
3.
4.

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

2
3
Terpulihkannya Kerusakan Hutan
Fasilitasi rehabilitasi lahan kritis
ha
3,000
Fasilitasi pegembangan hutan kota
ha
5
Fasilitasi Perlindungan Hutan dan
ha
374.49
lahan
Produksi tanaman kehuatan :
* Kayu bulat milik rakyat
- Kayu Jati Glondong
m
3,300
- Kayu Mahoni
m
250
- Kayu Sono
m
370
- Kayu campuran
m
2,500
* Kayu bakar Rumah Tangga
m
4,500
* Kayu olahan industri (campuran)
m
4,000
Rata-rata capaian Sasaran T11.S2

Berdasarkan

hasil

pengukuran

Capaian
6

2500
1
374.49

83.33%
20.00%
100.00%

3500
311.5
216.37
2600
5000
9846.5

106.06%
124.60%
58.48%
104.00%
111.11%
246.16%
105.97%

kinerjasasaran-11.2,

yaitu

Terpulihkannya kerusakan hutan, dari 4 (empat) indikator kinerja sebagai tolok


ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya mencapai 105,97 %
sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Mengacu pada

hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,


82

tingginya

capaian indikator kinerja

pada sasaran-11.2 tersebut dipengaruhi oleh

keberhasilan pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.


Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-11.2 di
antaranya adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat tentang arti
pentingnya pelestarian lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkankesadaranmasyarakatdalamrehabilitasilahandankonservasita
nahmelaluipembinaandansosialisasitentangRehabilitasiHutandanLahanseca
raberkaladanberkesinambungan
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :
Optimalisasi tenaga Penyuluh Kehutanan Lapangan (PKL) dalam rangka
pembinaan kelompok dan evaluasi kegiatan-kegiatan kelompok yang
telah terlaksana.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk gemar menanam pohon
dalam rangka mendukung program OBIT (One Billion Indonesian Trees)
Sedangkan untuk pencapaian kinerja pelayanan dengan sasaran 11.3
Tertanganinya Bencana Alam Banjir, Kekeringan, Longsor, Kebakaran,
Tsunami, Gunung Meletus, Gempa Bumi dan Putting dan Beliung,
tercermin pada tabel sebagai berikut :
Tujuan/Sasaran/Indikator

Satuan

2
Tertanganinya Bencana Alam
Banjir, Kekeringan, Longsor,
Kebakaran, Tsunami, Gunung
Meletus, Gempa Bumi dan Puting
Beliung
Luas wilayah kebanjiran
Luas wilayah kekeringan
Tersedianya sarana mitigasi
bencana alam

No.
1
11.3

1.
2.
3.

Tahun 2012
Target
Realisasi
4
5

Capaian
6

ha
ha
paket

<849
<613
6

<849
<613
14

100.00%
100.00%
233.33%

4.

Tersedianya manual mitigasi


bencana alam

jenis

10

50.00%

5.

Jumlah masyarakat terlatih


menghadapi bencana alam

orang

200

900

450.00%

6.

Terwujudnya Sumur Resapan.

79

14

17.72%

83 Unit

7.

Tersuluhnya anggota satlak PB dan


masyarakat

8.

Tersuluhnya,terlatihnya anggota
Orang
satlak PBP dalam menangani
bencana
Rata-rata capaian Sasaran T11.S3

Berdasarkan

hasil

kali

pengukuran

kinerja

100.00%

500

740

148.00%
149.88%

sasaran-11.3,

yaitu

Tertanganinya bencana alam banjir, kekeringan, longsor, kebakaran, tsunami,


gunung meletus, gempa bumi dan puting beliung, dari 8 indikator kinerja sebagai
tolok ukurnya tergambar bahwa rata-rata capaian kinerjanya tercapai 149,88%
sehingga dapat dikategorikan Amat Baik.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-11.3
diantaranya adalah : tidak

Terwujudnya Sumur Resapan

yang mana

capaiannya hanya 17.72 %, hal ini disebabkan adanya Pembatalan Dana


Bantuan Keuangan Provinsi Sebesar Rp. 500.000.000,00.
Mengacu pada hasil pengukuran di atas terlihat bahwa,
indikator kinerja

pencapaian

pada sasaran-11.3 tersebut dipengaruhi oleh keberhasilan

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyuluhan informasi bencana.


Namun demikian untuk indikator tersedianya manual mitigasi bencana alam
belum dapat terealisasi karena koordinasi penanggulangan dan penanganan
bencana alam sebelum terintegrasi dalam lembaga BPBD.
Adapun hambatan dan kendala dalam pencapaian sasaran-11.3
diantaranya adalah :
Terbatasanya anggaran pengelolaan bencana.
Kurangnya pengetahuan dan kemampuan sumberdaya aparatur.
Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja, upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
Memaksimalkan

potensi

yang

ada

dalam

pelaksanaan

mitigasi,

penanggulangan dan penanganan bencana.


Mengajukan proposal bantuan kepada BNPB.
Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan instansi dan lembaga terkait.
Oleh karena itu ke depan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja
84

tahun mendatang maka akan ditempuh strategi sebagai berikut :


Menyusun Standar Operasional dan Prosedur dan rencana komtijensi
bencana.
Mewujudkan pengadaan sarana dn prasarana mitigasi bencana.

Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja


Berdasarkan pengukuran kinerja

sebagaimana tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa secara umum tingkat pencapaian sasaran menunjukkan


tingkat capaian rata-rata Baik, karena memperoleh angka pada skala pengukuran
80%-100% (kategori Baik), bahkan beberapa program capaian kinerja termasuk
dalam kategori Sangat Baik (di atas 100%), hal ini disebabkan adanya upayaupaya yang cukup intens dalam koordinasi serta

sinergitas pelaksanaan

kegiatan di antara komponen yang terlibat. Capaian kinerja sasaran yang


termasuk dalam kategori Amat Baik di antaranya adalah :

Terwujudnya

Penguatan Desa, Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemerintah Daerah,


Terlaksananya inisiasi e-Gov (hukum) SIM-penanaman Modal, SIM-pengawasan,
SIM-keuangan daerah, SIM-kepegawaian,

SIM-ren,

Informasi

Sistem

Kependudukan,

Terbangunnya

Terbangunnya Sistem
Informasi

(Terbangun Sistem Data Tata Ruang Spesial Berbasis TIK),

Tata

Ruang

Terbangunnya

Sistem Informasi Daya Dukung Wilayah, Terwujudnya Prakarsa Kerjasama Antar


Daerah, Tumbuhnya Pelembagaan Program Kolektif, Terbangunnya Infrastruktur
TIK, Terbangunnya Sistem Komunikasi Data, Tumbuhnya Budaya Litbang
Masyarakat,

Terwujudnya

Reformasi

Kebijakan

Bisnis,

Tumbuh

dan

Berkembangnya Formasi Rumpun Usaha, Terwujudnya perlindungan terhadap


KDRT,

Terwujudnya Perkuatan Moral Agama, Terpulihkannya Kerusakan

Ekosistem Pertanian, dan Terpulihkannya Kerusakan Hutan serta Tertanganinya


bencana alam banjir, kekeringan, longsor, kebakaran, tsunami, gunung meletus,
gempa bumi dan puting beliung. Sedangkan capaian kinerja sasaran yang masih
Kurang adalah pada sasaran-sasaran : Meningkatnya Perolehan HAKI,
Meningkatnya

Aktivitas

Litbang

Pemerintah,

Terbangunnya

Perdagangan, dan Tumbuhnya Inisiasi Klester Industri Kreatif.

85

Fasilitas

Secara umum hasil capaian kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai


berikut :
Indikator kinerja pada beberapa sasaran strategis masih sulit untuk diukur
secara akurat, karena menggunakan perhitungan rasio sehingga belum dapat
digunakan untuk menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan dari
suatu sasaran.
Meskipun Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah menetapkan secara formal
Indikator Kinerja Daerah sebagai tolok ukur keberhasilan entitas organisasi,
tetapi belum semua SKPD sebagai unit organisasi memanfaatkan IKU dalam
penyusunan dokumen perencanaan (Rensta, RKT dan PK), sehingga
indikator yang ditetapkan belum sepenuhnya relevan dan dapat diukur dari
indikator hasil (outcome) kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam RPJMD Kabupaten Sukoharjo, sasaran strategis dan indikator
kinerjanya yang ditetapkan belum sepenuhnya sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.
Hasil

kinerja

program-program

yang

merupakan

implentasi

dari

pencapaian sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah dilaporkan


sebagaimana tersebut di atas, dan secara umum rata-rata tercapai dengan
kategori

Baik.

Namun

demikian,

dalam

pencapaian

sasaran

strategis

Pemerintah Kabupaten Sukoharjo terdapat beberapa permasalahan yang


bersifat umum yang dihadapi, di antaranya :
Dalam pencapaian di beberapa sasaran strategis masih jumpai adanya
kendala baik berupa keterbatasan sumberdaya yang ada, baik SDM, alokasi
anggaran maupun sarana dan prasarana.
Belum optimalnya fungsi koordinasi antar SKPD baik pada tahap awal
penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, sehingga pencapaian
beberapa sasaran belum dapat dicapai secara maksimal
Solusi pemecahan masalah yang diharapkan dapat memberikan perbaikanperbaikan kinerja ke depan adalah :
Melakukan terobosan-terobosan dalam rangka menyediakan sumberdaya
yang memadai, seperti mengupayakan bantuan alokasi dana dari
86

pemerintah pusat, ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan daerah,


peningkatan kualitas sumberdaya aparatur dan lain-lain.
Meningkatkan koordinasi antar SKPD dalam setiap tahapan pelaksanan
pembangunan, seperti misalnya dengan menyelenggarakan forum SKPD.
Mengoptimalkan

fungsi

Sistem

Informasi

Manajemen

Perencanaan

Pembangunan dalam kegiatan proses penyusunan dokumen perencanaan,


pelaksanaan, pelaporan maupun monitoring dan evaluasi.
Akuntabilitas Keuangan
Untuk mengetahui realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 secara ringkas dapat dilihat dalam
tabel halaman berikut ini :

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012
No.
1
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3

1.1.4

1.2
1.2.1
1.2.1.1

1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4

Anggaran Setelah
Perubahan

Realisasi

Bertambah/
(Berkurang)

1.183.658.387.000,00

1.217.485.978.304,00

33..827.591.304,00

PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan Retribusi
Daerah
Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah

141.669.442.000,00

164.954.318.824,00

23.284.876.824,00

71.087.041.000,00

85.704.497.336,00

14.617.456.336,00

21.218.489.000,00

22.461.598.967,00

1.243.109.967,00

7.785.232.000,00

4.416.537.219,00

(3.368.694.781,00)

41.578.680.000,00

52.371.685.302,00

10.793.005.302,00

PENDAPATAN
TRANSFER
Transfer Pemerintah
Pusat-Dana
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak

944.932.310.000,00

958.425.185.680,00

13.492.875.680,00

762.382.994.000,00

760.615.713.918,00

(1.767.280.082,00)

30.566.974.000,00

28.499.611.997,00

(2.067.362.003,00)

3.964.701.000,00

4.264.782.921,00

300.081.921,00

680.235.009.000,00
47.616.310.000,00

680.235.009.000,00
47.616.310.000,00

0,00
0,00

Uraian
PENDAPATAN

Dana Bagi Hasil Bukan


Pajak (Sumber Daya
Alam)
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi khusus

87

1.2.2
1.2.2.1
1.2.2.2

1.2.3
1.2.3.1
1.2.3.2

1.3

1.3.1
1.3.2
1.3.3

2.1

Transfer Pemerintah
Pusat-Lainnya
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian

121.525.711.000,00

121.525.711.000,00

0,00

0,00
121.525.711.000,00

0,00
121.525.711.000,00

0,00
0,00

Transfer Pemerintah
Provinsi
Pendapatan Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
Lainnya

61.023.605.000,00

76.283.760.762,00

15.260.155.762,00

61.023.605.000,00

76.283.760.762,00

15. 260.155.762,00

0,00

0,00

0,00

LAIN-LAIN
PENDAPATAN YANG
SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana
Darurat
Pendapatan Lainnya

97.056.635.000,00

94.106.473.800,00

(2.950.161.200,00)

3.160.090.000,00
0,00

338.428.800,00
0,00

(2.821.661.200,00)
0,00

93.896.545.000,00

93.768.045.000,00

(128.500,00)

Jumlah

1.183.658.387.000,00

1.217.485.978.304,00

33.827.591.304,00

BELANJA

1.291.393.958.602,00

1.196.799.260.947,00

(94.594.697.655,00
)

BELANJA OPERASI

1.008.234.274.000,00

962.478.090.460,00

2.1.1

Belanja Pegawai

767.311.914.000,00

737.843.332.970,00

2.1.2

Belanja Barang

143.419.445.000,00

128.703.837.558,00

2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7

Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Bantuan
Keuangan Kepada
Vertikal Dalam Negeri

47.004.000,00
0,00
49.904.352.000,00
7.565.132.000,00
39.986.427.000,00

47.003.832,00
0,00
49.361.389.560,00
7.565.132.000,00
38.957.394.540,00

(45.756.183.540,00
)
(29.468.581.030,00
)
(14.715.607.442,00
)
(168,00)
0,00
(542.962.440,00)
0,00
(1.029.032.460,00)

0,00

0,00

0,00

BELANJA MODAL

282.300.558.000,00

233.723.888.487,00

Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan
Mesin
Belanja Gedung dan
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi
dan Jaringan
Belanja Aset Tetap
Lainnya
Belanja Aset Lainnya

4.519.608.000,00
42.083. 050.000,00

2.000.175,00
39.384.607.500,00

(48.576.669.513,00
)
(4.517.607.825,00)
(2.698.442.500,00)

112.672.157.000,00

79.325.298.539,00

111.653.526.000,00

104.328.514.194,00

(33.346.858.461,00
)
(7.325.011.806,00)

9.189.397.000,00

8.764.864.200,00

(424.532.800,00)

2.182.820.000,00

1.918.603.879,00

(264.216.1221,00)

BELANJA TIDAK
TERDUGA

859.126.602,00

597.282.000,00

(261.844.602,00)

Belanja Tidak Terduga

859.126.602,00

597.282.000,00

(261.844.602,00)

2.1.9

2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6

2.3
2.3.1

88

Jumlah
2.4
2.4.1
2.4.1.1
2.4.1.2
2.4.1.3

1.291.393.958.602,00

1.196.799.260.947,00

(94.594.697.655,00
)

TRANSFER

0,00

0,00

0,00

TRANSFER BAGI
HASIL KE DESA
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan
Lainnya

0,00

0,00

0,00

0,00
0,00
0,00

0,00
0,00
0,00

0,0
0,00
0,00

Jumlah

3
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
3.1.7

3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5

3.3

0,00

0,00

0, 00

Jumlah Belanja

1.291.393.958.602,00

1.196.799.260.947,00

Surplus/(Defisit)

(107.735.571.602,00)

20.686.717.357,00

(94.594.697.655,00
)
128.422.288.959,00

PEMBIAYAAN

107.735.571.602,00

113.063.128.320,00

5.927.556.718,00

PENERIMAAN
DAERAH
Penggunaan Sisa
Lebih Perhitungan
Anggaran (SILTA)
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Dearah yang
Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Daerah
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Daerah
Penerimaan Piutang
Daerah
Dana Talangan

121.138.924.602,00

121.138.924.602,00

0,00

121.138.924.602,00

121.138.924.602,00

0,00

Jumlah

121.138.924.602,00

121.138.924.602,00

0,00

13.403.353.000,00

7.475.796.282,00

(5.927.556.718,00)

0,00

0,00

0,00

11.015.000.000,00

5.114.000.000,00

(5.901.000.000,00)

2.388.353.000,00

2.361.796.280,00

(26.556.718,00)

0,00

0,00

0,00

0,00
13.403.353.000,00

0,00
7.475. 796.282,00

0,00
(5.927.556.718,00)

Pembiayaan Netto

107.735.571.602,00

113.663.128.320,00

5.927.556.718,00

Sisa Lebih
Perhitungan
Anggaran (SILPA)

0,00

134.349.845.677,00

134.349.845.677,00

PENGELUARAN
DAERAH
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
(Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok
Utang
Pemberian Pinjaman
Daerah
Dana Talangan
Jumlah

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

89

Penjelasan pencapaian kinerja keuangan tahun 2012 sebagaimana yang


disajikan dalam Laporan Realisasi APBD adalah sebagai berikut :
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah dianggarkan Rp. 1.183.658.387.000,00 realisasi sebesar
Rp. 1.217.485.978.304,00 atau tercapai 102,86%, dengan perincian :
Pendapatan Asli Daerah
Dianggarkan sebesar Rp. 141.669.442.000,00 realisasinya sebesar Rp.
164.954.318.824,00

atau

tercapai

116,44%,

dengan

perincian

Pendapatan Pajak Daerah realisasinya sebesar Rp. 85.704.497.336,00


atau 120,56%, Pendapatan Retribusi Daerah realisasinya sebesar Rp.
22.461.598.967,00

atau

105,86%,

Pendapatan

Hasil

Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp. 4.416.537.219,00 atau


56,73% dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar Rp.
52.371.685.302,00 atau 125.958,03%.
Pendapatan Transfer
Dianggarkan sebesar Rp. 944.932.310.000,00 realisasinya sebesar Rp.
958.425.185.680,00 atau tercapai 101,43%, yang terdiri dari : Transfer
Pemerintah

Pusat-Dana

Perimbangan

realisasinya

sebesar

Rp.

760.615.713.918,00 atau 99,77%, Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya


sebesar Rp. 121.525.711.000,00 atau 100,00%, dan Transfer Pemerintah
Provinsi sebesar Rp. 76.283.760.762,00 atau 125,01%.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah


Dianggarkan sebesar Rp. 97.056.635.000,00 realisasinya sebesar Rp.
94.106.473.800 atau tercapai 96,96%, yang terdiri dari : Pendapatan Hibah
sebesar Rp. 338.428.800,00 atau 10,71% dan Pendapatan Lainnya
sebesar Rp. 93.768.045.000,00 atau 99,86%.
Terlampauinya target pendapatan tersebut antara lain disebabkan
oleh :
Intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan retribusi daerah;

90

Meningkatnya beberapa obyek pajak dan retribusi;


Meningkatnya kesadaran para wajib pajak/wajib retribusi;
Intensifikasi pemungutan PBB;
Meningkatannya pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi.
Belanja Daerah
Belanja Daerah dianggarkan Rp. 1.291.393.958.602,00 realisasinya sebesar
Rp. 1.196.799.260.847,00 atau tercapai 92,67%, dengan rincian :
Belanja Operasi
Dianggarkan sebesar Rp. 1.008.234.274.000,00 realisasinya sebesar Rp.
962.478.090.460,00 atau 95,46%, yang terdiri dari : Belanja Pegawai
realisasinya sebesar Rp. 737.843.332.970,00 atau 96,16%, Belanja Barang
realisasinya sebesar Rp. 128.703.837.558,00 atau 89,74%, Belanja Bunga
realisasinya Rp. 47.003.832,00 atau 100,00%, Belanja Hibah realisasinya
sebesar Rp. 49.361.389.560,00 atau 98.91%, Belanja Bantuan Sosial
realisasinya 7.565.132.000,00 atau 100%, Bantuan Keuangan realisasinya
Rp. 38.957.394.540,00 atau 97,43%.
Belanja Modal
Dianggarkan sebesar Rp. 282.300.558.000,00 realisasinya sebesar Rp.
233.723.888.487,00 atau 82,79%, yang terdiri dari : Belanja Tanah sebesar
Rp. 2.000.175,00 atau 0,04%, Belanja Peralatan dan Mesin sebesar Rp.
39.384.607.500,00 atau 93,59%, Belanja Gedung dan Bangunan sebesar
Rp. 79.325.298.539,00 atau 70,40%, Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
sebesar Rp. 104.328.514.194,00 atau 93,44%, Aset Tetap Lainnya sebesar
Rp. 8.764.864.200,00 atau 95,38% dan Aset Lainnya sebesar Rp.
1.918.603.879,00 atau 87,90%.
Belanja Tak Terduga
Dianggarkan sebesar Rp. 859.126.602,00 realisasinya sebesar Rp.
597.282.000,00 atau 69.52%.
Transfer/Bagi Hasil ke Desa (tidak ada / nihil).
Pembiayaan
91

Pembiayaan

dianggarkan

sebesar Rp. 107.735.571.602,00

realisasinya

sebesar Rp. 113.663.128.320,00 atau 105,50%, dengan perincian :


Penerimaan Pembiayaan dianggarkan sebesar Rp. 121.138.924.602,00
sebesar Rp. 121.138.924.602,00 atau 100,00% adalah dari Penggunaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya.
Pengeluaran Pembiayaan dianggarkan Rp. 13.403.353.000,00 realisasinya
sebesar Rp. 7.475.796.282,00 atau hampir 55,78%, dengan rincian :
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah dianggarkan sebesar Rp.
11.015.000.000,00
46,43%,

dan

2.388.353.000,00

realisasinya

sebesar

Rp.

Pembayaran

Pokok

Hutang

realisasinya

sebesar

Rp.

5.114.000.000,00

atau

dianggarkan

Rp.

2.361.796.282,00

atau

98,89%.
Realisasi belanja daerah secara umum masih di bawah target yang
ditetapkan, hal tersebut antara lain disebabkan karena :
Adanya efisiensi atas belanja barang dan belanja perjalanan.
Adanya kegiatan pemungutan retribusi yang dibiayai dari sebagian penerimaan
retribusi (hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 13 PP Nomor 66 Tahun
2001 tentang Retribusi Daerah) sehingga sebagian anggaran tidak digunakan.

BAB IV
PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan sub


sistem dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yaitu suatu
instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan

keberhasilan

dan

kegagalan

pelaksanaan

misi

organisasi yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan yaitu
perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan
92

kinerja. Sebagai bahan pertanggungjawaban dalam bentuk pelaporan kinerja, LAKIP


Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 memuat informasi kinerja mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategi
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah
ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Sukoharjo tahun 2010-2015.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap 32 sasaran strategis, maka
tingkat pencapaian kinerja secara umum cenderung mencapai kategori Baik
(dengan kisaran nilai 80-100). Bahkan beberapa program sasaran kinerjanya
tercapai dalam kategori Amat Baik (dengan kisaran nilai di atas 100), yaitu pada
sasaran : Meningkatnya Kapasitas Sosial Ekonomi Masyarakat Miskin, Terwujudnya
Penguatan Desa,

Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemerintah Daerah,

Terlaksananya inisiasi e-Gov (hukum) SIM-penanaman Modal, SIM-pengawasan,


SIM-keuangan daerah, SIM-kepegawaian,

SIM-ren,

Terbangunnya Sistem

Informasi Kependudukan, Terbangunnya Sistem Informasi Tata Ruang (Terbangun


Sistem Data Tata Ruang Spesial Berbasis TIK), Terbangunnya Sistem Informasi
Daya Dukung Wilayah,

Terwujudnya Prakarsa Kerjasama Antar Daerah,

Tumbuhnya Pelembagaan Program Kolektif,

Terbangunnya Infrastruktur TIK,

Terbangunnya Sistem Komunikasi Data, Tumbuhnya Budaya Litbang Masyarakat,


Terwujudnya Reformasi Kebijakan Bisnis, Tumbuh dan Berkembangnya Formasi
Rumpun Usaha, Terwujudnya perlindungan terhadap KDRT,

Terwujudnya

Perkuatan Moral Agama, Terpulihkannya Kerusakan Ekosistem Pertanian, dan


Terpulihkannya Kerusakan Hutan. Namun demikian dari hasil evaluasi akuntabilitas
kinerja Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012, juga masih terdapat
performance gap yang terjadi di tahun 2012, yaitu pada pencapaian sasaran
strategis berikut : Meningkatnya Perolehan HAKI, Meningkatnya Aktivitas Litbang
Pemerintah, Terbangunnya Fasilitas Perdagangan, dan Tumbuhnya Inisiasi Klester
Industri Kreatif.
Tingkat keberhasilan pada indikator tiap sasaran telah disajikan pada Bab
III A. Pengukuran Kinerja, demikian halnya dengan kendala atau permasalahan yang
dihadapi, upaya yang telah dilakukan dan strategi dalam rangka peningkatan
capaian kinerja ke depan telah diuraikan di depan.
93

Capaian

kinerja

pemerintah

sebagaimana

tertuang

dalam

Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Sukoharjo ini di samping sebagai bahan


evaluasi akuntabilitas kinerja tahun 2012, diharapkan dapat pula dimanfaatkan untuk
:
b. Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;
c.

Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

d. Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan


Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012 disusun, dengan harapan informasi yang tersaji
dapat meningkatkan kinerja yang telah baik dan memperbaiki kinerja yang belum
optimal dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo.

Sukoharjo,

Maret 2013

BUPATI SUKOHARJO,
ttd

H. WARDOYO WIJAYA, SH., MH.

94

Anda mungkin juga menyukai