TRAUMA LISTRIK
Oleh:
Wulan Purwanty
150070300011040
Kelompok 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Cedera Akibat Listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik
mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun
menyebabkan terganggunya fungsi suatu organ dalam (Agus. J, 2001).
Paparan listrik secara langsung adalah paparan listrik dimana tubug
langsung bersentuhan dengan konduktor listrik. Konduktor listrik adalah
suatu bahan biasanya berupa logam dimana elektron-elektron mudah
dipindahkan, semakin rendah suhu konduktor semakin cepat pergerakan
arus listrik pada konduktor tersebut.
Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung
dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam
tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan
menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik tampak ringan,
tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang serius,
terutama pada jantung, otot atau otak.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:
1. Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.
2. Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati
tubuh.
3. Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.
Penyebab kematian utama akibat sengatan listrik adalah karena terjadi
henti jantung. Setelah memasuki tubuh listrik akan keluar tubuh melalui
sisi kontralateral sehingga listrik akan melewati jantung. Sengatan listrik
yang melewati jantung tersebut akan mengganggu sistem kelistrikan
jantung dan energi panas yang ditimbulkannya akan merusak miokardium,
hal ini ditandai dengan adanya fibrilasi ventrikel dan ventrikel asistol
yang akhirnya menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terganggu.
B. Penyebab
Cedera listrik bisa terjadi akibat tersambar petir atau menyentuh kabel
maupun sesuatu yang menghantarkan listrik dari kabel yang terpasang.
Cedera bisa berupa luka bakar ringan sampai kematian, tergantung kepada:
C. Patofisiologi
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektronelektron) dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor
(menghantarkan listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan
sebagai penghambat arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit
yang kering memiliki resistensi sebesar 40.000-100.000 ohm. Kulit yang
basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira
sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis dan kadar air tinggi
akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa. Tahanan dari alatalat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm, termasuk tulang,
tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah,
sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik.
Dengan adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan
kerusakan jaringan.
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang
menyebabkan perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot
dan saraf, menginisiasi aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama
jantung dan otak, atau produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan
cara pemanasan yang menyebabkan nekrosis dan membentuk porasi
(membentuk lubang di membran sel).
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau
tegangan rendah, dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara
langsung menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat
menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada. Hal ini
dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki,
atau dari kepala ke tangan/kaki.
D. Gejala
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus
listrik. Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya
sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang kuat.
Kedua hal tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan cedera
tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung bisa
lumpuh.
Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa meluas ke
jaringan yang lebih dalam.
Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara titik
masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah otot yang
luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit) akan hilang dan
kadang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah. Serat-serat otot
yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang bisa melukai ginjal dan
menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Dalam keadaan basah, kita dapat
mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan tersebut, resistensi kulit
mungkin sedemikian rendah sehingga tidak terjadi luka bakar tetapi terjadi
henti jantung (cardiac arrest) dan jika tidak segera mendapatkan pertolongan,
korban akan meninggal.
Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik keluarnya,
serta jarang menyebabkan kerusakan otot ataupun pelepasan mioglobin ke
dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan kesadaran yang
kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang sifatnya sementara,
yangi biasanya akan menghilang dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah kelumpuhan jantung dan
paru-paru (henti jantung dan paru-paru).
E. Diagnosa
1. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
2. Untuk
memantau
denyut
jantung
korban
dilakukan
pemeriksaan
pada bagian
ledakan. Arus listrik yang melewati dari tangan ke tangan atau tangan ke
thorax mempunyai resiko tinggi untuk fibrilasi jantung, jalur yang melewati
kepala biasanya menyebabkan gagal napas dan gangguan neurologi. 1,3
G. Pengobatan
A. PRIMARY SURVEY
a. Airway cervical spine.
b. Breathing
c. Circulation
d. Disability-Pemeriksaan kesadaran GCS dan periksa pupil
e. Exposure-cegah penderita dari hipotermi.
B. SECOUNDARY SURVEY
1. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki.
2. Pakaian dan perhiasan dibuka
a. Periksa titik kontak
b. Estimasi luas luka bakar / derajat luka bakarnya.
c. Pemeriksaan neurologist
d. Pemeriksaan traumalain, patah tulang/dilokasi.
e. Kalau perlu dipasang endotrakeal intubasi.
C. RESUSITASI
1. Bila didapatkan luka bakar, dapat diberikan cairan 2-4 cc/kg/ luas luka
bakar.
2.
Kalau
didapatkan
haemocromogen
(myoglobin),
urine
output
D. CARDIAC MONITORING
1. Monitoring ECG kontinu untuk disritmia.
2. ventricular fibrilasi, asystole dan aritmia diterapi sesuai Advanced
Cardiac Live Support.
E. MONITORING POST RESUSITASI
(72 jam pascatrauma)
Hal hal yang perlu diobservasi setiap harinya secara sistematik dan teliti
meliputi observasi klinis dan data pemeriksaan laboratorium yaitu :
1. Cairan elektrolit
2. Keadaan luka bakarnya
3. Kondisi potensial infeksi
4. Status nutrisi / gizi
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus. J.Cedera akibat listrik. [ online ]. 2001.[ cited 2001 ] Available from
URL : http:www.scribd.com/doc/18996998/CEDERA-AKIBAT- LISTRIK.
2. Klein, MB. Thermal,chemical,and electrical injuries.In: Thorne CH et all
(editors) Grabb & Smits Plastic surgery. 6th Edition. US: Lippincott
Williams & Wilkins, Wolters Kluwer business.2007.p 146-7.
3. Ahmadsyah I.Luka, luka sengatan listrik. In: Syamsuhidajat dan Jong WD
( editors ) Buku ajar Ilmu Bedah.2nd
edition.Jakarta:Penerbit buku
Indonesia.
Jakarta.
T6046-Trauma%20listrik-TOC.pdf
http://eprints.ui.ac.id/13260/1/82850-