Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA

KONFIGURASI WENNER
OLEH
AHMAD REZA HAPILI
471 414 025

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2016

KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmanirrokhim,
Segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufiq, serta hidayah-NYA kepada kita semua khususnya pada
diri saya sendiri. Berkat rahmat Allah lah saya dapat menyelesaikan tugas dengan
mengumpulkan tidak lebih dari jangka waktu yang telah di tentukan..
Dan tak lupa pula Sholawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi
kita Muhammad SAW, karena berkat jasa beliaulah kita yang semula berada di jalan
yang dimurkai oleh Allah menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT, yakni Agama
Islam.
Pepatah mengatakan mendung belum berarti hujan mungkin inilah kata yang
pantas untuk tugas yang saya buat, maka dari itu bila ada kesalahan pada tugas saya
ini kritik dan saran anda saya terima dengan senang hati.

Gorontalo, 29 mei 2016

Ahmad Reza Hapili

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................................5
1.2. Tujuan.....................................................................................................................6
1.3. Manfaat...................................................................................................................6
BAB II GEOLOGI LOKASI PRAKTIKUM
2.1. Geomorfologi..........................................................................................................7
2.2. Stratigrafi................................................................................................................7
2.3. Struktur Geologi...................................................................................................9
BAB III METODOLOGI
3.1. Alat.......................................................................................................................11
3.2. Bahan....................................................................................................................16
3.3. Prosedur................................................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN
4.1.Hasil.......................................................................................................................22
4.2. Pembahasan..........................................................................................................31
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan...........................................................................................................32
5.2. Saran.....................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki
keadaan bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifatsifat kelistrikan tersebut adalah tahanan jenis (specific resistivity, conductivity,
dielectrical constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi
serta sifat menyimpan potensial dan lain-lain.
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger
pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa
menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan
listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur
dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah Elektroda
Tegangan M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila
posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang
terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang
ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar.
Penelitian ini menggunakan metode geolistrik dapat memberikan gambaran
mengenai struktur bawah permukaan tanah. Kelebihan dari metode geolistrik yaitu
tidak merusak lingkungan, biayanya yang relatif murah dan juga mampu mendeteksi
sampai kedalaman beberapa meter sesuai dengan panjang lintasan pada pengambilan
5

data di lapangan. Dari beberapa konfigurasi elektroda pada metode geolistrik,


konfigurasi schlumberger menjadi pilihan terbaik dikarenakan jangkauannya paling
dalam namun pada praktikum kali ini lebih memakai konfigurasi wenger. Metode
geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi melalui dua
buah elektroda arus, kemudian mengukur nilai tegangan tanggapan dari dalam bumi
melalui dua elektroda beda potensial.
Praktikum lapangan ini di maksudkan sebagai studi untuk mengetahui cara
penggunaan metode geolistrik dan juga untuk mengetahui lapisan batuan di bawah
permukaan dan juga air tanah.Praktikum lapangan ini juga sebagai tambahan ilmu
yang fundamental dalam perkuliahan geofisika. Praktikum lapangan ini di lakukan di
daerah lombongo, kabupaten bone bolango, provinsi gorontalo.
Daerah penelitian tersebut merupakan daerah yang memiliki energi geotermal
atau panas bumi. Panas bumi merupakan salah satu energi alternatif yang memiliki
banyak kelebihan untuk dikembangkan. Selain cadangan yang sangat besar di
Indonesia, panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dan relatif murah
untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik maupun manfaat langsung lainnya.
Berdasarkan data potensi yang ada di Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral,
daerah ini mempunyai beberapa lokasi manifestasi panas bumi serperti di Lombongo.

1.2.Tujuan
-Dapat mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
-Dapat mengetahui geomorfologi, struktur geologi, dan stratigrafi daerah telitian
-Dapat memahami Konfigurasi wenner.

1.3.Manfaat

-Mahasiswa dapat mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah


permukaan.
-Mahasiswa dapat mengetahui geomorfologi, struktur geologi, dan statigrafi daerah
telitian
-Mahasiswa dapat memahami Konfigurasi wenner.

BAB II
GEOLOGI LOKASI PRAKTIKUM

2.1. Geomorfologi
Daerah penelitian praktikum di daerah lombongo dibedakan menjadi tiga
satuan morfologi utama yaitu: satuan pegunungan berlereng terjal, perbukitan
menggelombang dan satuan dataran rendah.
Satuan dataran rendah dijumpai di daerah sekitar selatan, disepanjang pesisir
selatan.
Satuan perbukitan vulkanik juga dapat terlihat dilapangan dengan ciri-ciri
keterdapatanya singkapan batuan breksi dan tuff yang telah mengalami
denudasional.
Pola aliran sungai secara umum didaerah ini adalah subdendritik dan
subparallel dengan stadia sungai bone diperkirakan telah mencapai dewasa.

Gambar 2.1. Peta Geomorfologi Daerah Praktikum

2.2.

Stratigrafi
Litologi batuan daerah praktikum yaitu satuan batuan gunung api

bilungala(Tmbv), satuan diorit bone(Tmb), dan satuan batuan gunung api


pinogu(TQpv).
2.2.1. BATUAN GUNUNGAPI BILUNGALA (Tmbv)
Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit. Zeolit dan kalsit
sering dijumpai pada kepingan batuan penyusun breksi. Tuf umumnya bersifat
dasitan, agak kompak dan berlapis buruk.
Propilitisasi, kloritisasi dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava.
Breksi banyak mengalami alterasi pirit. Berumur diperkirakan Miosen Bawah
hingga Miosen Akhir.
2.2.2. DIORIT BONE (Tmb)
Diorit kuarsa, diorite, granodiorite, granit. Diorite kuarsa banyak
dijumpai di daerah Sungai Taludaa, dengan keragaman diorite, granodiorite dan
granit. Sedangkan granit banyak dijumpai di daerah Sungai Bone. Satuan ini
menerobos Batuan Gunungapi Bilungala dengan umur yang diperkirakan
Miosen Akhir.
2.2.3. BATUAN GUNUNGAPI PINOGU (TQpv)
Perselingan aglomerat, tuf dan lava terlihat pada satuan ini. Aglomerat
berwarna abu-abu yang tersusun atas kepingan ndesit berbagai ukuran.
Singkapannya banyak dijumpai telah mengalami pelapukan.

2.3.

Struktur Geologi
Struktur geologi yang utama di daerah penelitian adalah sesar, berupa sesar

normal dan sesar jurus mendatar. Sesar normal terdapat di Gunung Boliohuto
menunjukan pola memancar, sedangkan sesar jurus mendatar umumnya besifat
menganan, tetapi adapula yang mengiri. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh
zona subdaksi pada bagian utara pulau Sulawesi.
Diorite bone diduga merupakan hasil dari aktivitas magma akibat dari
pengendapan Formasi Randangan dan Formasi Dolokapa pada Miosen
(Simandjuntak, 1986, dalam Apandi T. 1977). Sementara Batuan Gunungapi
Bilungala terbentuk akibat panunjaman pada Jalur Tunjaman Sulawesi Utara.
Pada pliosen awal terjadi aktivitas magmatik yang diikuti oleh aktivitas
gunungapi yang berlangsung hingga pleistosen awal sehingga membentuk Batuan
Gunungapi Pinogu.
Akhir pliosen hingga pleistosen, terdapat pengendapan yang membentuk
satuan Batugamping klastik di daerah laut dangkal. Sementara pada pleistosen
awal terbentuk endapan danau. Akhir pleistosen hingga sekarang juga terjadi
pendataran serta kegiatan tektonik yang masih aktif yang menghasilkan endapan
alluvium dan sesar-sesar medatar hingga mengkibatkan terangkatnya satuan
Batugamping Terumbu.
Terlihat dari peta geologi sesar-sesar jurus mendatar yang sifatnya mengiri
dan sesar normal di daerah sekitar lokasi penelitian. Sesar ini banyak terdapat pada
daerah yang berformasi Tmbv dan Tmb,

10

Gambar 2.2. Peta Geologi Regional Daerah Suwawa Dan Sekitarnya (Modifikasi
Afandi dan Bachri)

BAB III
METODOLOGI

11

3.1.

Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari studi literatur, pemberian materi oleh

dosen pengampuh mata kuliah Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T.,
dan asissten praktikum Andri Saputra Jusuf, penentuan lokasi praktikum
lapangan, dan penyelesaian kelengkapan administrasi

3.1.1. Alat
1. Resistivitymeter Type IPMGEO 1400
Berfungsi sebagai alat yang di gunakan untuk mengukur geolistik tahanan jenis.

(Gambar.3.1.1.1) resistivity type IPMGEO


2. Palu Geologi
Berfungsi sebagai alat untuk menancapakan batang elektroda.

(Gambar.3.1.1.2) palu geologi


3. Kabel Rool
Berfungsi sebai alat untuk mengalirkan arus ke elektroda

12

(Gambar.3.1.1.3) kabel rool

4. Roolmeter
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur jarak(meter)

(Gambar. 3.1.1.4) roolmeter

5. Elektroda
Berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus dan tegangan ke bawah permukaan
tanah.

13

(Gambar. 3.1.1.5) batang elektroda

6. GPS (Global Possioning System)


Berfungsi sebagai alat untuk menentukan titik koordinat

(Gambar. 3.1.1.6) GPS (Global Possioning System

7. Megafon
Berfungsi sebagai alat untuk lebih memperbesar suara

Gambar(3.1.1.7) megafon
8. Camera
Berfungsi sebagai alat untu dokumentasi

14

Gambar(3.1.1.8) camera

9. Kompas Geologi
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur arah arah (azzimuth), kelurusan
struktur, kemiringan lereng, maupun jurus ataupun kedudukan perlapisan dan
kemiringan lapisan batuan.

Gambar (3.1.1.9)kompas geologi

10. Parang
Berfungsi sebagai alat untuk membuka lahan/jalur lokasi penelitian.

15

Gambar(3.1.1.10) parang

11. Handphone
Berfungsi sebagai alat komunikasi saat di lapangan

Gambar(3.1.1.11) handpone

12. Payung
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi alat injek geolistrik

Gambar(3.1.1.12) payung
13. Alat tulis menulis
Berfungsi untuk mencatat hal-hal yang di praktekkan

16

Gambar (3.1.1.13)alat tulis menulis

3.1.2. Bahan
1. Baterai 12 volt
Berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.

Gambar (3.1.2.1)baterai 12 volt


3.2.

Tahap Pengambilan Data Lapangan


Tahap ini bertujuan untuk pengambilan data-data lapangan untuk mengetahui

kondisi geologi umum yang meliputi:


a)

Observasi geomorfologi dilakukan untuk mengetahui kondisi geomorfologi


daerah praktikum seperti mengetahui kemiringan lereng, bentuk lembah
sungai, bentuk punggungan, bentuk muka bumi, dan proses-proses
geomorfologi sehingga dapat ditentukan satuan geomorfologi di daerah
praktikum.

b) Pembuatan stasiun lapangan dilakukan untuk mengetahui letak titik koordinat


lapangan daerah praktikum.
17

c)

Pengambilan data lapangan, berupa struktur geologi meliputi deskripsi


singkapan, pembuatan sketsa singkapan atau pengambilan gambar, data
kontak batuan, dan pengambilan sampel.

d) Pengambilan data bawah permukaan dengan menggunakan intrumen geolistrik


berupa (dalam Jusuf, Andre S. 2015):
3.3.

Tahap Analisis dan Pengolahan Data


Analisis dan pengolahan data dilakukan di laboratorium dan studio. Tahap ini

didukung dengan studi pustaka dan diskusi dengan assisten praktikum mata kuliah.
Analisis yang dilakukan adalah:
3.4.

Tahap Penyusunan Akhir Praktikum


Menyediakan data hasil akhir dari praktikum lapangan, dengan hasil olahan data

yang bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan. Berupa pembuatan laporan akhir
praktikum geolistrik Resistivitas Batuan dan Publikasi Hasil Praktikum dalam
bentuk Banner pada saat Convergent Day.

Tahap
Tahap
Penentu
Persiapan
Pengambil
Studi
an
Literatur an
Lokasi,
Data
Pengam
atan

(Pemberian
materi oleh
desen
pangampuh

Mele
ngka
pi
Data
Tahap
Geo
morf dan
Analisis
Penyusuna
ologi
dan n
Pengolahan
Peng
Administr
Dataolahasi
an
Stru
ktur
Geol

ogi
(Kelengkap

Pen
gol
aha
n

Dat
PengamA

n
Melakuka
Persiapan
bilan
Me
n
a
data
Perlengka
ngg
pengamata
li
dengan
una
n unsur-pan &
s
kan
unsurinstrume
i
ntSoft
litologi,bahan
s
meliputi
war
Geolistri
untuk
geomorfol
ed

18

Akhir

Tahap Penyusunan

Laporan

Penelitian

Diagram 3.1 Diagram Alir Metodologi Praktikum Lapangan


-P
e
n
y
us
u
n
a
D
o
k
u
m
e
n

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
1
2
3
4
5

Lokasi-

Spasi

x
7.5
12.5
17.5
22.5
27.5

Elek.
5
5
5
5
5

n
1
1
1
1
1

app
33.08
61.71
61.35
110.84
4.65

31.42
31.42
31.42
31.42
31.42

1.05
1.96
1.95
3.53
0.15

Elevasi
(m)
82
76
76
79
79

app (Scientific)

129.5
241.6
244.1
441
18.5

123
123
125
125
125

3.31E+01
6.17E+01
6.13E+01
1.11E+02
4.65E+00

19

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5
77.5
82.5
87.5
92.5
12.5
17.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5
77.5
82.5
87.5
17.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5
77.5
82.5
22.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

83.82
59.49
43.28
53.98
31.14
30.97
81.06
80.81
166.23
222.65
197.06
207.81
246.47
5.17
7.40
5.02
28.22
14.32
23.99
16.45
17.17
39.37
10.69
28.40
42.79
51.43
158.56
27.28
15.82
45.44
42.65
25.93
51.90
2.60
28.72
32.11
31.17
6.48
36.59
39.68
33.10
25.68
36.42
3.19
27.31
6.65
5.66
41.36
16.90
34.43
7.13
14.91
30.88
34.08

31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42

2.67
1.89
1.38
1.72
0.99
0.99
2.58
2.57
5.29
7.09
6.27
6.61
7.85
0.16
0.24
0.16
0.90
0.46
0.76
0.52
0.55
1.25
0.34
0.90
1.36
1.64
5.05
0.87
0.50
1.45
1.36
0.83
1.65
0.08
0.91
1.02
0.99
0.21
1.16
1.26
1.05
0.82
1.16
0.10
0.87
0.21
0.18
1.32
0.54
1.10
0.23
0.47
0.98
1.08

79
83
85
85
88
89
89
90
90
91
93
98
99
76
76
79
79
79
83
85
85
88
89
89
90
90
91
93
98
76
79
79
79
83
85
85
88
89
89
90
90
91
93
79
79
79
83
85
85
88
89
89
90
90

333.5
236.7
172.2
216.5
124.9
124.2
325.1
324.1
672
893
759
807
863
20.9
29.9
20.3
114.1
57.9
97
66.5
69.4
157.9
43.2
114.8
173
207.9
641
110.3
57.4
183.7
172.4
104
209.8
10.5
116.1
129.8
126
26.2
147.9
160.4
129.6
98.9
144.9
12.9
110.4
26.9
22.9
167.2
68.3
138.1
28.6
59.8
119.9
134.5

125
125
125
126
126
126
126
126
127
126
121
122
110
127
127
127
127
127
127
127
127
126
127
127
127
127
127
127
114
127
127
126
127
127
127
127
127
127
127
127
123
121
125
127
127
127
127
127
127
126
126
126
122
124

8.38E+01
5.95E+01
4.33E+01
5.40E+01
3.11E+01
3.10E+01
8.11E+01
8.08E+01
1.66E+02
2.23E+02
1.97E+02
2.08E+02
2.46E+02
5.17E+00
7.40E+00
5.02E+00
2.82E+01
1.43E+01
2.40E+01
1.65E+01
1.72E+01
3.94E+01
1.07E+01
2.84E+01
4.28E+01
5.14E+01
1.59E+02
2.73E+01
1.58E+01
4.54E+01
4.26E+01
2.59E+01
5.19E+01
2.60E+00
2.87E+01
3.21E+01
3.12E+01
6.48E+00
3.66E+01
3.97E+01
3.31E+01
2.57E+01
3.64E+01
3.19E+00
2.73E+01
6.65E+00
5.66E+00
4.14E+01
1.69E+01
3.44E+01
7.13E+00
1.49E+01
3.09E+01
3.41E+01

20

60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91

77.5
27.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
72.5
32.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
67.5
37.5
42.5
47.5
52.5
57.5
62.5
42.5
47.5
52.5
57.5
47.5
52.5
52.5

5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
6
6
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
9
9
10

1.77
3.39
10.86
6.78
10.41
26.47
19.60
35.75
25.61
25.36
33.02
37.55
15.41
44.43
9.00
40.79
9.99
28.38
1.56
59.22
47.70
51.70
20.12
22.81
26.67
7.98
5.01
2.70
57.25
6.85
13.70
23.27

31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42
31.42

0.06
0.11
0.35
0.22
0.33
0.84
0.62
1.14
0.82
0.81
1.05
1.20
0.49
1.41
0.29
1.30
0.32
0.90
0.05
1.88
1.52
1.65
0.64
0.73
0.85
0.25
0.16
0.09
1.82
0.22
0.44
0.74

91
79
79
83
85
85
88
89
89
90
90
79
83
85
85
88
89
89
90
83
85
85
88
89
89
85
85
88
89
85
88
88

7.1
13.7
43.9
27.4
42.1
107
78
143.4
80.7
89.6
131.4
153
62.3
179.6
36.4
163.6
38.8
107.5
6.2
237.5
191.3
205.7
74.3
86.4
106.1
32
19.6
10.3
82
26.4
53.2
87.4

126
127
127
127
127
127
125
126
99
111
125
128
127
127
127
126
122
119
125
126
126
125
116
119
125
126
123
120
45
121
122
118

1.77E+00
3.39E+00
1.09E+01
6.78E+00
1.04E+01
2.65E+01
1.96E+01
3.58E+01
2.56E+01
2.54E+01
3.30E+01
3.76E+01
1.54E+01
4.44E+01
9.00E+00
4.08E+01
9.99E+00
2.84E+01
1.56E+00
5.92E+01
4.77E+01
5.17E+01
2.01E+01
2.28E+01
2.67E+01
7.98E+00
5.01E+00
2.70E+00
5.72E+01
6.85E+00
1.37E+01
2.33E+01

A.

No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Strike
(N...)
242
239
246
312
319
220
315
308

Dip ()

Arah
Strike +
90

45
53
45
37
49
47
48
59

332
329
336
402
409
310
405
398

NW
NW
NW
NE
NE
NW
NE
NE
21

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

310
13
338
208
192
329
258
95
102
245
136
79
222
204
200
195
198
197
196
220
222
225

39
85
83
89
27
75
32
69
70
69
70
75
59
78
63
67
57
29
72
52
40
39

400
103
428
298
282
419
348
185
192
335
226
169
312
294
290
285
288
287
286
310
312
315

NE
SE
NE
NW
NW
NE
NW
SE
SW
NW
SW
SE
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW

B.

Strike 1 (/)

No.

Strike

Dip

(N...)

()

Strike 1 (/)

Arah
Strike
+ 90

1
2
3
4
5
6

162
162
162
162
162
162

80
80
80
80
80
80

252
252
252
252
252
252

Strike

(N...)

SW
SW
SW
SW
SW
SW

177
352
18
14
175
105

Di

Arah

Strike

()

+ 90
267
442
108
104
265
195

35
58
55
46
82
72

SW
NE
SE
SE
SW
SW

22

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

210
210
210
210
210
210
210
210
285
355
355
355
355
355
355
355
355
275
275
275
275
275
275
275

56
56
56
56
56
56
56
56
89
86
86
86
86
86
86
86
86
64
64
64
64
64
64
64

300
300
300
300
300
300
300
300
375
445
445
445
445
445
445
445
445
365
365
365
365
365
365
365

NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NW
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
NE
C.

98
132
142
275
320
283
232
285
355
265
228
229
228
1
325
220
224
198
188
187
161
225
303
219

80
57
55
72
88
87
69
89
86
88
45
57
62
46
56
68
40
48
49
48
36
41
55
35

188
222
232
365
410
373
322
375
445
355
318
319
318
91
415
310
314
288
278
277
251
315
393
309

SE
SW
SW
NE
NE
NE
NW
NE
NE
NW
NW
NW
NW
SE
NE
NW
NW
NW
NW
NW
SW
NW
NE
NW

D.

23

E.

F.

24

G.
H.

I.

25

Keterangan Gambar :
A.
B.
C.
D.
E.

Data pengolahan nilai resistivitas semu konfigurasi wenner daerah Lombongo.


Data kekar tensional daerah Lombongo.
Data kekar berpasangan daerah Lombongo.
Titik data plot pengolahan konfigurasi wenner dengan Res2DINV.
Penampang nilai resistivitas konfigurasi wenner dengan Res2DINV tanpa

topografi.
F. Titik proyeksi data struktur (kiri), shear-tensional-release joint (kanan) &
kontur proyeksi stereonet data struktur (bawah) daerah Lombongo.
G. Proyeksi Schmidt-net arah tegasan 1 2 dan 3 (atas) & Stabilitas lereng
(bawah) daerah Lombongo
H. Proyeksi Schmidt-net arah tegasan 1 2 dan 3 daerah Lombongo.
I. Shear strees magnitude daerah Lombongo

4.2. Pembahasan
Data pengolahan nilai resistivitas semu konfigurasi wenner daerah Lombongo
yaitu dengan 91 kolom, kemudian data kekar tensional dengan 30 data, dan data
kekar berpasangan dengan 30 data. Pada titik data plot pengolahan konfigurasi
wenner dapat dilihat bahwa semakin jauh data spec electroda maka semakin kecil
26

daya tangkap untuk melihat struktur batuan di bawah permukaan. Kemudian pada
Penampang nilai resistivitas konfigurasi wenner tanpa topografi dapat dilihat bahwa
measured apparent resistivity pseudosection, calculated apparent resistivity
pseudosection dan inverse model resistivity section memiliki gambar struktur bawah
tanah yang hampir mirip, namun berbeda sedikit pada resistivity in ohm.
Kemudian pada titik proyeksi data struktur (kiri), shear-tensional-release joint
(kanan) & kontur proyeksi stereonet data struktur (bawah) daerah Lombongo, dapat
dilihat bahwa pada titik proyeksi kiri hanya memiliki titik-titik. Berbanding terbalik
dengan release joint kanan yang hampir mirip dengan data struktur bawah. Dan pada
Proyeksi Schmidt-net arah tegasan 1 2 dan 3 (atas) & Stabilitas lereng (bawah)
daerah Lombongo dapat dilihat bahwa stability of R values, stability around sigma 1,
stability around sigma 2, stability around sigma 3 memiliki gambar grafik yang
berbeda-beda. Pada 1 memiliki nilai 49/209, 2=37/360 dan 3=15/101.
Pada Proyeksi Schmidt-net arah tegasan 1 2 dan 3 daerah Lombongo,
dapat di ketahiu bahwa arah tegasan memiliki nilai yang berbeda pula, dari
1=34/359, 2=53/205 dan 3=13/097. Dan yang terakhir adalah Shear strees
magnitude daerah Lombongo yaitu memiliki shear stress magnitude(T) sampai pada
nilai 50 dan pada normal stress magnitude(N) sampai nilai 100. Pada gambar ini
memiliki titik 2 yaitu pada nila 20-30 pada shear stress magnitude(t).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Daerah penelitian praktikum di daerah bone merupakan satuan pegunungan
berlereng terjal, perbukitan menggelombang dan satuan dataran rendah. Wilayah di
27

sekitaran praktikum juga terdapat batu-batuan besar dan juga terdapat bongka yang
sangat besar.
Litologi batuan daerah praktikum yaitu satuan batuan gunung api
bilungala(Tmbv), satuan diorit bone(Tmb), dan satuan batuan gunung api
pinogu(TQpv).
-BATUAN GUNUNGAPI BILUNGALA (Tmbv)
Breksi, tuf dan lava bersusunan andesit, dasit dan riolit. Zeolit dan kalsit
sering dijumpai pada kepingan batuan penyusun breksi. Tuf umumnya bersifat
dasitan, agak kompak dan berlapis buruk.
Propilitisasi, kloritisasi dan epidotisasi banyak dijumpai pada lava.
Breksi banyak mengalami alterasi pirit. Berumur diperkirakan Miosen Bawah
hingga Miosen Akhir.
-DIORIT BONE (Tmb)
Diorit kuarsa, diorite, granodiorite, granit. Diorite kuarsa banyak
dijumpai di daerah Sungai Taludaa, dengan keragaman diorite, granodiorite dan
granit. Sedangkan granit banyak dijumpai di daerah Sungai Bone. Satuan ini
menerobos Batuan Gunungapi Bilungala dengan umur yang diperkirakan
Miosen Akhir.
-BATUAN GUNUNGAPI PINOGU (TQpv)
Perselingan aglomerat, tuf dan lava terlihat pada satuan ini. Aglomerat
berwarna abu-abu yang tersusun atas kepingan ndesit berbagai ukuran.
Singkapannya banyak dijumpai telah mengalami pelapukan.
Struktur geologi yang utama di daerah penelitian adalah sesar, berupa sesar
normal dan sesar jurus mendatar. Sesar normal terdapat di Gunung Boliohuto
menunjukan pola memancar, sedangkan sesar jurus mendatar umumnya besifat
menganan, tetapi adapula yang mengiri. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh
zona subdaksi pada bagian utara pulau Sulawesi
5.2 Saran

28

Dalam melakukan percobaan, tiap kelompok sebaiknya membagi tiap


anggotanya membagi beberapa regu untuk diberi tugas masing-masing tiap regunya
agar percobaan dapat berlangsung lancar dan percobaan tidak memakan banyak
waktu. Dan juga kesiapan dari si praktikum juga agar lebih di tingkatkan dalam
melaksanankan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Apandi dan bachri,1997. Peta Regional Lembar Kotambagu. Puslitbang, Bandung.


Bammelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A. The Hague,
Netherlands.
Dutro, J.T, 1989, AGI Data Sheet for Geology In the Field, Laboratory and Office,
Alexandria, US.
29

Hochstein, MP;1982: Introduction to Geothermal Prospecting, Geothermal Institute,


University of Auckland, New Zealand.
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal System. Short course.
Unocal Ltd. Jakarta
Thorpe R & Brown G., The Field Description of Igneous Rocks, Dept. of Earth
Science The Open University, John Willey & Sons, New York.

LAMPIRAN

I.

PETA GEOLOGI REGIONAL DAERAH PRAKTIKUM

30

II.

PETA GEOMORFOLOGI DAERAH PRAKTIKUM

31

III.

FOTO-FOTO KEGIATAN PRATIKUM

32

33

34

35

Anda mungkin juga menyukai