2. Etiologi
Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
pembuluh
memudahkan
darah
terjadinya
arteri
koronaria,
aterosklerosis
koroner
sehingga
(factor
koroner).
5) Diabetes melitus
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui
sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah.
6) Obesitas dan sindrom metabolik
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada
laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat
meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko
PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari
BB ideal.
7) Inaktifitas fisik
8) Perubahan keadaan sosial dan stress
Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan
orang yang stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan
resiko PJK. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah
juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.
9) Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang
mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan
kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan tubuh.
3.
Patofisiologi
Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut
hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan
disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut
utama
plak
berasal
dari
LDL-
dan
zat
lemak
lainnya).
Hal
ini
menyebabkan
sebagai angina
pectoris).
Keadaan
ini
yang
disebut
b. Nyeri dada
Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada
yang dirasakan pasien juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk,
terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. Nyeri dada dirasakan di
dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada
kanan, nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang
dan leher.
c. Jantung berdebar (denyut nadi cepat).
d. Keringat dingin
e. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya,
perasaan mau mati saja.
f. Tekanan darah rendah atau stroke
g. Dalam kondisi sakit : Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang
bagian atas dan tengah sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu
dalam keadaan tenang.
Tanda PJK :
a. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadangkadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk
suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit.
b. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38C
c. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
beragam
jenis
pemeriksaan
dapat
atau
gambaran
biasanya
dokter
jantung/
kardiologis
akan
Obat
antihiperlipidemia
dapat
direkomendasikan
untuk
Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin / vitamin B3 yang larut air.
Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan
HDL atau koleserol baik dalam darah untuk mencegah serangan
jantung.
Efek samping :
Gatal dan kemerahan pada kulit terutama daerah wajah dan tengkuk,
gangguan fungsi hati, gangguan saluran pencernaan (muntah, diare,
tukak lambung), pandangan kabur, hiperusisemia, hiperglikemia.
c. Penghambat HMG Koenzim-A reduktase (golongan statin)
Cara kerja :
1.
2.
Komplikasi
Komplikasi tertinggi akut infark adalah aritmia, aritmia yang
sering memberikan komplikasi adalah ventrikel vibrilasi. Ventrikel
vibrilasi 95% meninggal sebelum sampai rumah sakit. Komplikasi lain
meliputi disfungsi ventrikel kiri/gagal jantung dan hipotensi/syok
kardiogenik. (Darmawan, 2010)
8. Prognosis
Prognosis pada penyakit jantung koroner tergantung dari beberapa hal
yaitu:
a.
b.
Sirkulasi kolateral
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data subyektif :
a. Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana)
b. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.
c. Awitan dan lamanya nyeri.
d. Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress,
makanan (banyak lemak).
e. Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin
Data obyektif :
Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, maka fokus
perawat adalah tingkah laku pasien seperti, cemas, ketakutan dan
kelelahan,
ketidakmampuan
untuk
tidur
g. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat
perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan
mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis,
suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih
atau juga merah muda/ pink tinged.
h. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak
terkontrol.
i. Pengetahuan
yang
memungkinkan
terjadinya
2. Pemeriksaan penunjang
a. Whole blood cell
Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
b. Analisa gas darah
Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis
atau akut.
c. Kolesterol atau trigliserid
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadinya
arteriosklerosis.
d. Chest X ray
Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.
e. Echocardiogram
Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau kapasitas
masing-masing ruang pada jantung.
f. Exercise stress test
Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress/
aktivitas.
3. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan iskemi pada
miokard.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/11/Penyakit_Jantung_Koroner.html
diakses
diakses
diakses
diakses