Anda di halaman 1dari 4

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.37945/PP/M.

XIII/16/2012

Jenis Pajak

: Pajak Pertambahan Nilai

Tahun Pajak

: 2008

Pokok Sengketa

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi DPP PPN Masa Pajak
Juli 2008 sebesar Rp. 721.554.761,00;

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5, Pasal 1 angka 6, Pasal 1 angka 17, Pasal
1 angka 19, dan Pasal 4 huruf c Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai,
atas tagihan reimbursement, yaitu penggantian untuk biaya yang telah
dibayarkan terlebih dahulu oleh pemberi jasa atas nama penerima jasa,
berupa biaya listrik oleh PKP persewaan ruangan kepada para penyewa
ruangan, baik yang nilai tagihannya sama dengan nilai tagihan dari PLN
kepada PKP persewaan ruangan maupun yang nilainya berbeda, terutang
Pajak Pertambahan Nilai karena tagihan listrik oleh PKP persewaan ruangan
kepada para penyewa tersebut merupakan bagian dari kegiatan penyerahan
Jasa Kena Pajak berupa persewaan ruangan yang dilakukan oleh PKP
persewaan ruangan;
Menurut Pemohon

: bahwa Tagihan service charge kepada penyewa sudah Pemohon Banding


kenakan Pajak Pertambahan Nilai dan Pemohon Banding setorkan kepada
yang berwenang, sedangkan tagihan listrik yang dipakai di dalam ruangan
sewa menyewa tidak Pemohon Banding kenakan Pajak Pertambahan Nilai;

Pendapat Majelis

: bahwa menurut Terbanding penggantian untuk biaya yang telah dibayarkan


terlebih dahulu oleh pemberi jasa atas nama penerima jasa, berupa biaya
listrik oleh PKP persewaan ruangan kepada para penyewa ruangan, baik yang
nilai tagihannya sama dengan nilai tagihan dari PLN kepada PKP persewaan
ruangan maupun yang nilainya berbeda, terutang Pajak Pertambahan Nilai
karena tagihan listrik oleh PKP persewaan ruangan kepada para penyewa
tersebut merupakan bagian dari kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak berupa
persewaan ruangan yang dilakukan oleh PKP persewaan ruangan;
bahwa menurut Terbanding, sesuai dengan perjanjian, penyewa (tenant)
membayar sendiri listrik dan air karena termasuk dalam service charge,
tetapi yang terjadi Pemohon Banding membayar lebih dahulu sehingga
berbeda dengan perjanjian, dan karena penggantian maka menurut
Terbanding terhutang PPN;
bahwa menurut Terbanding bukti tagihan berasal dari PLN ke Pemohon
Banding dan atas tagihan ini dipecah-pecah sendiri oleh Pemohon Banding
sehingga seharusnya buktinya dari masing-masing penyewa (tenant) dari
PLN namun berdasarkan fakta dilapangan yang ditagihkan ada selisih yang
merupakan service charge sehingga bisa disebutkan pembayaran tersebut
merupakan satu kesatuan dengan service charge;
bahwa ketika ditagih kepada pelanggan ada jasa yang diambil oleh Pemohon
Banding untuk pengurusannya dan bukan langsung dari PLN;
bahwa menurut Pemohon Banding, selisih tersebut disebabkan tagihan
Pemohon Banding ke Penyewa di dasarkan pengecekan meteran masingmasing tenant yang dilakukan Pemohon Banding tanggal 25 sampai dengan
tanggal 24 bulan berikutnya, sedangkan PLN melakukan pengecekan di
gardu induk pada saat tanggal 1 sampai dengan akhir bulan sehingga karena
ada perbedaan waktu dimana PLN menghitung berdasarkan kwh yang
digabungkan sampai dengan akhir bulan;

bahwa menurut Pasal 1 ayat 5 UU PPN, Jasa adalah setiap kegiatan


pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang
menyebabkan suatu barang, fasilitas, kemudahan atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena
pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan.
bahwa atas alasan koreksi Terbanding Majelis berpendapat bahwa Listrik
yang dipergunankan oleh para penyewa tidak termasuk dalam pengertian
"suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai"
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 5 tersebut; karena listrik yang
dipakai oleh para penyewa tidak disediakan oleh Pemohon Banding, tetapi
disediakan oleh PLN; di samping itu penyediaan listrik juga tidak termasuk
pengertian JKP persewaan ruangan;
bahwa berdasarkan contoh bukti yang disampaikan oleh Pemohon Banding
dalam persidangan yang berupa Perjanjian Sewa menyewa antara Pemohon
Banding (yang dalam perjanjian disebut Pihak Pertama) dan Penyewa (dalam
perjanjian disebut Pihak Kedua) dalam Pasal 7 ayat 4 nya disebutkan bahwa :
Pihak kedua menempati apa yang disewakan dengan perjanjian ini, Pihak
Kedua berkewajiban untuk membayar semua rekening-rekening atau biayabiaya atas penggunaan air, gas, listrik, telpon dan pelayanan-pelayanan
lainnya yang khusus disediakan di dalam ruang sewa, termasuk Pajak atau
pungutan lainnya, baik yang dikenakan Pihak Pertama maupun instansiinstansi yang berwenang. Terhadap tagihan yang tidak ditagih langsung
kepada Pihak Kedua melainkan kepada Pihak Pertama, maka Pihak Pertama
akan memperhitungkannya dan memberitahukannya kepada Pihak Kedua
dengan pemberitahuan tertulis, sedang jumlah uang yang tercantum di
dalamnya adalah pasti dan wajib dibayar oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama Dst.
bahwa berdasarkan perjanjian tersebut dapat diketahui bahwa Pemohon
Banding membayar terlebih dahulu tagihan listrik penyewa, kemudian
Pemohon Banding meminta penggantian kepada Penyewa atas pembayaran
listrik tersebut;
bahwa menurut Pemohon Banding, masing-masing tenant (penyewa)
mempunyai tagihan sesuai meteran masing-masing, tetapi untuk
mempermudah tagihannya ditagihkan kepada Pemohon Banding terlebih
dahulu, yang nantinya akan dialokasikan ke masing-masing tenant
(penyewa);
bahwa di dalam persidangan Pemohon Banding telah menyerahkan Faktur
yang menunjukkan tagihan tagihan listrik kepada masing-masing tenant
(penyewa) sesuai dengan meteran masing-masing;
bahwa menurut Pemohon Banding, tagihan listrik kepada para penyewa
dicatat di Neraca bukan di Rugi Laba, karena merupakan hutang piutang
biasa secara perdata yang kemudian ditagih kembali dengan jumlah yang
sama tanpa mark up Pajak Pertambahan Nilai;
bahwa Pemohon Banding juga menyerahkan perjanjian Pemohon Banding
dengan PLN, yang pada intinya Pemohon Banding boleh menagih langsung
kepada tenant terkait penggunaan listrik yang ditagihkan dari PLN;
bahwa menurut surat-surat yang dibuat oleh Terbanding (sebagai contoh
adalah surat nomor 5-831/11.53/2005, tanggal 09 September 2005)
mengartikan service charge adalah balas jasa atas kegiatan pelayanan yang
menyebabkan ruangan yang disewa oleh penyewa dapat dihuni sesuai
dengan tujuan yang diinginkan oleh penyewa, yang dapat meliputi biaya
listrik dan air (untuk public area) dst.

bahwa menurut surat tersebut biaya listrik yang dikenakan service charge
adalah biaya listrik untuk public area;
bahwa berdasarkan bukti-bukti yang ditunjukkan dalam persidangan, Majelis
meyakini bahwa tagihan listrik yang dibayar oleh penyewa kepada Pemohon
Banding adalah berupa tagihan Pemohon Banding kepada para Penyewa atas
pembayaran listrik yang nyata-nyata dikonsumsi oleh Penyewa, yaitu untuk
ruangan yang disewa oleh penyewa yang telah dibayar terlebih dahulu oleh
Pemohon Banding , yang bukan merupakan tagihan listrik untuk "public
area"; di samping itu Listrik yang dipergunakan oleh para penyewa dalam
ruangannya tidak termasuk dalam pengertian "suatu barang atau fasilitas atau
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai" sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 ayat 5 tersebut; karena listrik yang dipakai oleh para penyewa tidak
disediakan oleh Pemohon Banding, tetapi disediakankan oleh PLN; sehingga
bukan merupakan service charge;
bahwa dengan demikian Majelis berpendapat bahwa koreksi Terbanding atas
DPP PPN sebesar Rp721.554.761,00 tidak dipertahankan;
Kesimpulan Majelis terhadap hasil pemeriksaan koreksi DPP Pajak
Pertambahan Nilai Masa Pajak Juli 2008 sebagai berikut :
bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti,
penjelasan Pemohon Banding dan Terbanding yang terungkap dalam
persidangan, penelitian terhadap berkas banding dan hasil penelitian data
yang dilakukan Majelis serta uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan
Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Masa Pajak Juli 2008 dihitung
menjadi sebagai berikut :
DPP Pajak Pertambahan Nilai cfm Terbanding
Koreksi yang tidak dapat dipertahankan
DPP Pajak Pertambahan Nilai cfm Majelis

Rp
Rp
Rp

2.646.655.678,00
721.554.761,00
1.925.100.917,00

bahwa berdasarkan pemeriksaan atas fakta-fakta, bukti-bukti, penjelasan dan


dokumen yang disampaikan Pemohon Banding dan Terbanding di dalam
persidangan serta data yang ada dalam berkas banding serta hasil penilaian
pembuktian serta
peraturan perundang-undangan perpajakan yang
bersangkutan, Majelis berkesimpulan terdapat cukup bukti dan alasan untuk
mengabulkan seluruh permohonan banding Pemohon Banding atas keputusan
Terbanding Nomor: KEP-554/WPJ.09/BD.06/2011 tanggal 24 Maret
2011tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa
Pajak Mei 2008 Nomor: 00244/207/08/441/10 tanggal 29 Maret 2010
sehingga perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Juli 2008 menjadi
sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak:
Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri
Jumlah Seluruh Penyerahan
Pajak Keluaran yang Harus Dipungut / Dibayar Sendiri
Dikurangi:
Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
Jumlah PPN Kurang/(lebih) Bayar
Dikompensasikan Ke Masa Pajak Berikutnya
PPN yang Kurang Di Bayar
Sanksi Administrasi:
Kenaikan Pasal 13 ayat (3) KUP
PPN yang masih harus dibayar

Rp 1.925.100.917,00
Rp 1.925.100.917,00
Rp 192.510.098,00
Rp 858.389.654,00
(Rp 665.879.556,00)
Rp 665.879.556,00
Rp
0,00
Rp
Rp

0,00
0,00

Memperhatikan

Surat Banding Pemohon Banding, Surat Uraian Banding Terbanding, Surat


Bantahan Pemohon Banding, hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam
persidangan.

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.


2. Ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang
berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini.

Memutuskan

: Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon


Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor:
554/WPJ.09/BD.06/2011 tanggal 24 Maret 2011tentang keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Penyerahan BKP dan/atau JKP Masa Pajak Juli 2008 Nomor:
00244/207/08/441/10 tanggal 29 Maret 2010, dengan perhitungan jumlah
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang menjadi sebagai berikut:
Uraian
PPN Kurang di Bayar
Sanksi Administrasi
Jumlah PPN YMH dibayar

Jumlah
(Rp)
0,00
0,00
0,00

Anda mungkin juga menyukai