Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Patogen merupakan organisme yang mengakibatkan tanaman menderita.
Menderita, dalam arti umum adalah berupa perubahan proses fisiologi yang terus
menerus (kontinyu) dan perubahan struktural. Oleh karena itu, tumbuhan yang
mengalami perubahan kontinyu pada proses fisiologi dan strukturalnya dikategorikan
sebagai tumbuhan yang menderita penyakit. Proses perubahannya secara umum
disebut gangguan. Penyebab penyakit atau penyebab gangguan disebut patogen, dan
ekspresi perubahan tanaman disebut gejala. Pemberian nama penyakit secara umum
dapat didasarkan kepada nama patogen, nama gejala, nama bagian tanaman yang
bergejala, atau kombinasinya dan keterangan lain (Purnomo, 2006).
Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya. Penyakit
tumbuhan yang belum ada campur tangan manusia merupakan hasil interaksi antara
patogen, inang dan lingkungan. Konsep ini disebut dengan segitiga penyakit atau
plant disease triangle, sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur
tangan manusia adalah interaksi antara patogen, inang, lingkungan dan manusia.
Konsep ini disebut segi empat penyakit atau plant disease square (Triharso, 1996).
Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna
memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk
dapat masuk ke dalam inang, patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan
tumbuhan inang. Patogen mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan berpengaruh
terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas
metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam
inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia (Triharso, 1996).
B. Tujuan
Tujuan praktikum pengenalan penyebab penyakit tumbuhan adalah untuk
mengetahui berbagai penyebab penyakit pada tumbuhan.
oleh penduduk di seluruh dunia. Penurunan hasil pangan dari tanaman akan
menyebabkan bencana kelaparan yang dapat berujung pada kematian. Masalah
penyakit ini dapat dicari pemecahannya dengan terlebih dahulu kita mengetahui
penyebab dari penyakit tanaman atau patogen (Donowidjojo dkk., 1999).
Siklus atau daur penyakit adalah rangkaian kejadian selama perkembangan
penyakit. Di samping itu ada yang disebut siklus hidup patogen yaitu perkembangan
patogen dari suatu stadium kembali ke stadium yang sama. Siklus ini biasanya dapat
dibedakan menjadi (Dasperlintan, 2008):
1. Stadium Patogenesis adalah stadium patogen di mana berhubungan dengan
jaringan hidup tanaman inangnya.
2. Stadium Saprogenesis adalah stadium patogen di mana tidak berhubungan
dengan jaringan hidup tanaman inangnya.
Fungi patogen terus hidup di tanah seperti saprobes pada puing pabrik atau
pada jenis lain dari hasil bahan organik di tanah, atau sebagai organisme
berkehidupan-bebas hidup secara langsung pada tanah. Banyak jamur ini
menghasilkan struktur survival berpegas pada materi organik. stuktur dilepaskan ke
dalam tanah oleh operasi pengolahan dan melalui penguraian dari materi organik.
Struktur survival dapat bertahan pada temperatur rendah atau ekstrim, kondisi kering,
dan periode ketika tidak ada proses yang terjadi. faktor lingkungan, bagaimanapun,
akibat berapa lama survival sruktur tersisa menyebabkan kondisi viabel. Kondisi ini
dapat membatasi pertumbuhan dari patogen seperti Macrophomina Phaseolina pada
kacang dan Scelerotium Rolfsii pada berbagai hulu cemeti (Koike Steven T. dkk,.
2003).
sebagai berikut:
Preparet awetan jamur patogen tumbuhan
difoto
Digambar skematis
diidentifikasi
III.
A. Hasil
a
Gambar 3. Preparat awetan (a) dan gambar skematis (b) Pyricularia sp.
penyebab penyakit bercak pada tanaman jagung
(perbesaran 4x10). (1) Tulang daun. (2) Spora. (3) Sel inang.
a
bb
B. Pembahasan
Menurut Purnomo (2006), organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit
tanaman disebut patogen tanaman. Patogen tanaman meliputi organisme-organisme
sebagai berikut :
1. Jamur. Jamur ada yang menyebut cendawan atau fungi. Jamur merupakan
mikroorganisme yang inti selnya bermembran (eukariotik), tidak mempunyai
klorofil, berkembang biak secara seksual dan atau aseksual dengan membentuk
spora, tubuh vegetatif (somatik) berupa sel tunggal atau berupa benang-benang
halus (hifa, miselium) yang biasanya bercabang-cabang, dinding selnya terdiri
dari sellulosa dan atau khitin bersama-sama dengan molekul-molekul organik
kompleks lainnya.
2. Bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal. Ada
kurang lebih 200 jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tanaman.
3. Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau
dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks.
Asam nukleat dan protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan
memanfaatkan mekanisme sintesis dari sel-sel inang untuk menghasilkan
substansi viral (asam nukleat dan protein).
4. Mikoplasma dan MLO (mycoplasma like organism). Mikoplasma juga
merupakan mikroorganisme prokariotik seperti bakteri yang organelorganelnya tidak bermembran. Informasi genetiknya berupa rantai DNA yang
berbentuk cincin dan terdapat bebas dalam sitoplasma. Mikoplasma tidak
mempunyai dinding sel dan hanya diikat oleh unit membran berupa triplelayered, mempunyai sitoplasma, ribosom, dan substansi inti yang tersebar
dalam sitoplasma. Mikoplasma dapat berbentuk ovoid sampai filamen (benang)
dan kadang-kadang berbentuk menyerupai hifa bercabang-cabang dan biasanya
dijumpai di dalam jaringan di luar sel-sel inang. Mycoplasma like organism
(MLO) tanaman biasanya terdapat dalam cairan floem. Berbeda dengan
mikoplasma, MLO dapat tumbuh pada sitoplasma sel-sel parenkim floem.
MLO sering dijumpai membentuk koloni.
5. Tumbuhan tingkat tinggi parasittik. Lebih dari 2500 jenis tumbuhan tingkat
tinggi dikenal hidup secara parasitik pada tanaman lain. Tumbuhan parasitik
biasanya mampu menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan
bunga yang dihasilkan tanaman inangnya.
esensial.
Toksin
yang
dikeluarkan
oleh
patogen
dapat
: Fungi
Divisi
: Basidiomycota
Classis
: Ustilaginomycetes
Ordo
: Ustilaginales
Familia
: Ustilaginaceae
Genus
: Ustilago
Spesies
: Ustilago zeae
: Erysiphe sp.
: Fungi
Divisi
: Eumycota
Subdivisi
: Deutromycotina
Classis
: Hypomycetes
Ordo
: Moniliales
Familia
: Tuberculariaceae
Genus
: Fusarium
Spesies
: Fusarium sp.
Jamur Fusarium sp. merupakan jamur yang tersebar luas baik pada tanaman
maupun dalam tanah. Beberapa spsesies dari jamur ini dapat memproduksi
mycotoxin dalam biji-bijian yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia
maupun hewan jika memasuki rantai makanan. Toksin utama yang dihasilkan oleh
jamur ini adalah fumonisin dan trichothecenes. Jamur ini juga dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman, yang disebut dengan penyakit layu fusarium. Peyakit layu
fusarium adalah penyakit sistemik yang menyerang tanaman mulai dari perakaran
sampai titik tumbuh (Sunarmi, 2010).
Penyakit layu fusarium ini ditandai dengan daun menguning, daun
terpelintir, dan pangkal batang membusuk. Asam fusarat yang dihasilkan oleh
Fusarium sp. merupakan racun yang larut dalam air. Toksin ini menggangu
permeabilitas membran dan akhirnya mempengaruhi aliran air pada tanaman.
Adanya hambatan pergerakan air dalam tubuh tanaman menyebabkan terjadinya
layu patologis yang tidak bisa balik (irreversibel) yang berakibat kematian
tanaman, seperti kasus-kasus penyakit layu pada cabai, kentang dan tomat
(Sunarmi, 2010).
Menurut Harizon (2009), penyakit layu fusarium pada tomat merupakan
masalah penting bagi petani. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur tanaman
tomat dan menjadi penyakit utama di hampir semua daerah sentra produksi tomat
di Indonesia. Selama ini para petani menggunakan fungisida sintetis dalam
mengendalikan Fusarium oxysporum. Pemakaian fungisida sintetis secara terusmenerus selain mempercepat timbulnya ras-ras patogen yang resisten, juga dapat
menyebabkan keracunan terhadap manusia sebagai pemakainya.
4. Plasmodiophora brassicae
Klasifikasi Plasmodiophora brassicae menurut Semangun (1989) adalah
sebagai berikut:
Kingdom
: Fungi
Filum
: Myxomicota
Classis
: Myxomicetes
Ordo
: Plasmodiophorales
Familia
: Plasmodiophoraceae
Genus
: Plasmodiophora
Spesies
: Plasmodiophora brassicae
: Fungi
Divisi
: Eumycota
Classis
: Oomycetes
Ordo
: Peronosporales
Familia
: Pythiaceae
Genus
: Phytophthora
Spesies
: Phytophthora infestans
kebanyakan
sporangium
berwarna
kehitam-hitaman.
Hifanya
awalnya tampak berupa bercak-bercak hijau kelabu pada permukaan bawah daun,
kemudian berubah menjadi coklat tua. Semula serangannya hanya terjadi pada
daun-daun bawah, lambat laun merambat ke atas dan menjalar ke daun-daun yang
lebih muda. Bila udara kering, jaringan yang sakit akan mengkerut, melengkung,
dan memutar. Jika udara lembab, akibatnya akan semakin parah. Jaringan daun
akan segera membusuk dan tanaman akan mati (Trubus, 2004 dalam Sunarmi,
2010).
Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans
ini menjadi salah satu penyakit penting pada tanaman kentang di Indonesia.
Penyakit hawar daun sangat merusak dan sangat sulit dikendalikan karena
Phytophthora infestans merupakan jamur patogen yang memiliki patogenitas yang
beragam. Umumnya patogen ini berkembang biak secara aseksual dengan
zoospora, tetapi dapat juga berkembang biak secara seksual dengan oospora.
Jamur ini bersifat heterolik, artinya perkembangbiakannya secara seksual atau
pembentukan oosporanya hanya terjadi bila adanya perkawinan silang antara dua
isolat Phytophthora infestans yang mempunyai tipe perkawinan berbeda.
Phytophthora infestans merupakan patogen utama perusak tanaman
kentang. Phytophthora infestans merupakan golongan Oomycetes, garis
keturunan yang berbeda dari eukariota menyerupai jamur yang berhubungan erat
dengan organisme seperti alga coklat dan diatom. Sebagai agen dari kelaparan
kentang di Irlandia pada pertengahan abad kesembilan belas, Phytophthora
infestans telah memberikan pengaruh besar pada sejarah manusia yang
mengakibatkan kelaparan dan pergeseran populasi. Sampai saat ini, Phytophthora
infestans
mempengaruhi
pertanian
dunia
dengan
menyebabkan
: Fungi
Divisi
: Basidiomycota
Classis
: Pucciniomycetes
Ordo
: Pucciniales
Familia
: Pucciniaceae
Genus
: Puccinia
Spesies
: Puccinia graminis
: Fungi
Divisi
: Basidiomycota
Classis
: Pucciniomycetes
Ordo
: Pucciniales
Familia
: Pucciniaceae
Genus
: Puccinia
Spesies
: Puccinia arachidis
: Fungi
Divisi
Subdivisi
Classis
Subclassis
Ordo
Familia
: Mycota
: Eumycotina
: Deuteromycetes
: Sordariomycetidae
: Moniliales
: Moniliaceae
Genus
: Pyricularia
Spesies
: Pyricularia sp.
kubisan
7. Phytophtora infestan menyebabkan penyakit hawar daun pada kentang.
8. Fusarium sp. menyebabkan layu pada tanaman tomat dan cabai.
B. Saran
Sebaiknya preparat yang digunakan lebih baik lagi sehingga mudah diamati,
selain itu tidak hanya patogen dari jamur saja, tetapi mewakili patogen yang lain
juga.
DAFTAR REFERENSI
Alexopoulus, G. N. and C. W. Mims. 1979. Introductory Mycology. Jhon Willey and
Sons. New York.