minggu). Penerimaan pasien untuk terapi balon ganda cukup baik meski dirasakan
tekanan abdominal di bagian bawah setelah inflasi balon. Hanya 1 pasien
mengalami perdarahan berwarna gelap. Median waktu pemasangan balon adalah 3
hari (1-5 hari). Waktu median terapi hingga penurunan total human chorionic
gonadotropin adalah 49 hari (28-97 hari).
Simpulan: Balon ganda merupakan terapi tunggal yang minimal invasif dan
ditoleransi dengan baik. Cara terapi sederhana ini memiliki 4 keuntungan:
menghentikan aktivitas jantung janin secara efektif, mencegah komplikasi
perdarahan, tidak membutuhkan terapi invasif tambahan, dan cukup dikenal oleh
obstetri-ginekologis yang menggunakan katater pematangan serviks untuk induksi
persalinan. Penggunaannya secara luas harus divalidasi pada populasi pasien yang
lebih besar.
Kata kunci: kehamilan servikal, kehamilan bekas cesar, terapi kehamilan bekas
cesar, balon ganda pematang serviks, kehamilan dini, ultrasonografi
Kehamilan bekas cesar, sebuah istilah patologis iatrogenik, merupakan akibat
langsung persalinan cesar di mana kehamilan berikutnya berimplantasi pada bekas
luka atau pada dehiscence (niche) yang terjadi karena histerektomi.
Larsen dan Solomon melaporkan kasus pertama kehamilan bekas cesar
pada 1978 dan berhasil menangani pasien dengan laparatomi, reseksi
histerotomik, dan perbaikan dehiscence bekas luka rahim. Sejak saat itu, angka
kejadian makin meningkat, sejalan dengan peningkatan angka persalinan cesar.
Insidensi kehamilan bekas cesar yang sebenarnya belum diketahui, namun
beberapa pekerja lapangan menetapkan 1 pada 1800 hingga 1 pada 2500 kasus
persalinan cesar sebelumnya.
Pada sebuah pembahasan mendalam pada 751 kasus kehamilan bekas
cesar, pencarian pustaka menghasilkan 204 publikasi antara tahun 1972 hingga
2011. Pada pembahasan tersebut, 176 artikel dilaporkan pada kehamilan bekas
cesar trimester pertama, dan 49 artikel lainnya menjelaskan akreta plasenta
trimester kedua, dengan daftar kompliaksi yang terjadi jika 2 patologi ini terjadi
bersamaan. Dijelaskan 31 terapi medis, bedah, atau radiologis, termasuk terapi
tunggal atau kombinasi.
Dari 751 kehamilan bekas cesar yang diterapi, 331 kasus (44,1%)
melaporkan
komplikasi.
Sejumlah
besar
komplikasi
ini
adalah
akibat
ini disetujui oleh institutional review board (nomor penelitian s15-01030 oleh
New York University Review Board).
Pengukuran pendahuluan kateter balon ganda yang diinflasi
Untuk memasukkan tekanan dengan jumlah yang tepat untuk mencegah aktivitas
jantung embrio untuk mencegah perdarahan dan ekspulsi balon, percobaan in
vitro dilakukan terlebih dahulu sebelum penggunaan kateter balon ganda (Cook
Medical; www.cookmedical.com; nomor J-CRBS 18400 dengan stilet). Dengan
menginflasi balon atas dan bawah dengan volume cairan fisiologis yang makin
bertambah, ukuran balon dan jarak antar balon diukur. Gambar 1 menjelaskan
kateter dan teknik yang digunakan pada percobaan.
Pengukuran ini menunjukkan bahwa balon intrauterin bagian atas harus
diinflasi dengan cairan sebanyak 30 mL atau kurang. Balon bagian bawah harus
diinflasi pada kanalis servikalis atau dekat os internal dengan tidak lebih dari 20
mL cairan. Pengukuran saat penggunaan kateter yang sebenarnya juga dilakukan
untuk memvalidasi pengukuran in vitro.
Kriteria diagnostik kehamilan bekas cesar dan kehamilan servikal.
Adanya uji kehamilan positif dan pada pasien dengan riwayat persalinan cesar
sebelumnya, kriteria untuk kehamilan bekas cesar adalah, seperti yang dijelaskan
sebelumnya, kantung gestasional dan/atau plasenta terlihat berimplantasi pada
bekas histerotomi dengan fetal pole dan/atau yolk sac mengandung embrio hidup,
rongga rahim kosong dan kanalis servikalis, lapisan miometrium yang tipis (<
3mm) antara kantung gestasional/plasenta dengan kandung kemih dan adanya
pola kaya vaskuler apda daerah bekas persalinan cesar dan plasenta.
Pada pasien tanpa riwayat persalinan cesar sebelumnya, kantung
gestasional dan plasenta yang terlihat dalam bibir anterior atau posterior serviks,
dengan embrio hidup dan/atau yolk sac, dan adanya pola kaya vaskuler di sekitar
kantung merupakan tanda diagnostik kehamilan servikal.
Kriteria inklusi
Semua pasien yang memenuhi kriteria diagnostik dan dilakukan terapi balon
ganda setelah konseling berbasis bukti dimasukkan dalam penelitian. Diagnosis,
terapi dan follow-up pasien dilakukan di New York University Obstetrical and
Gynecological Ultrasound Unit.
Kriteria inklusi adalah usia gestasional antara 6 hingga 8 minggu 6 hari,
aktivitas embrio/fetus yang ditemukan saat ultrasonografi; keinginan terminasi
yang jelas setelah konseling berbasis bukti yang menjelaskan pilihan untuk
melanjutkan atau menghentikan kehamilan; dan menandatangani informed
consent yang menjelaskan 2 pilihan terapi baik injeksi metotreksat lokal
intragestasional atau teknik balon ganda yang dijelaskan pada pembahasan
berikut.
Penjelasan terapi balon ganda
Obat nyeri nonsteroidal antiinflammatory oral diberikan 2 jam sebelum tindakan
dan dilanjutkan jika perlu. Pasien diresepkan terapi antibiotik selama 5 hari
dimulai saat hari terapi.
Pasien diposisikan litotomi. Vulva dan vagina dipersiapka secara steril
dengan betadin. Spekulum open-sided dimasukkan dan serviks yang terlihat
dibersihkan dengan betadin. Ukuran os servikal eksternal dinilai sesuai diameter
kateter. Jika perlu, khsusunya pada pasien tanpa persalinan pervaginam
sebelumnya dan/atau tanpa riwayat dilatasi dan kuretase, dilakukan blok
paraservikal (lidokain 1%) diberikan dengan dilatasi serviks perlahan dengan
ukuran Hegar nomor 7 untuk memfasilitasi penempatan kateter. Rahim dipindai
dengan probe ultrasonografi transabdominal (Gambar 2, A dan B. Kateter balon
ganda yang steril dan telah dilubrikasi dengan gel dimasukkkan ke dalam rongga
rahim dengan panduan ultrasonografi transabdominal real-time menggunakan
forsep spons.
Hasil
Selama masa penelitian, 12 pasien terdiagnosis dengan kehamilan bekas cesar dan
kehamilan servikal dengan embrio hidup saat terapi. Setelah konseling, 2 pasien
dengan kehamilan bekas cesar lebih memilih injeksi metotreksat intragestasional
dan balon ganda dipasang hanya untuk pengendalian perdarahan. Oleh sebab itu,
2 pasien ini dikeluarkan dari analisis statistik. Sepuluh pasien (7 kehamilan bekas
cesar dan 3 kehamilan servikal) diterapi dengan terapi balon ganda servikal
sehingga memenuhi syarat analisis.
Gambar 4. Proses pemasangan kateter dan balon dan pencabutan setelah 3 hari
pada pasien dengan kehamilan servikal. A, gambar kehamilan servikal pada
segmen bawah rahim. B, balon atas dikembangkan pada cavum uteri. C,
gambaran USG kedua balon telah dikembangkan. D, pengembangan lebih lanjut
menekan kantong kehamilan. E, gambaran USG multiplanar tiga dimensi balon di
tempatnya menunjukkan hubungan spasial balon, antar balon, dan kantong
kehamilan di antara 2 balon. F, balon bawah dikempiskan, panah menunjuk pada
sisa kantong kehamilan. G, gambaran USG serviks setelah kedua balon
dikempiskan dan kateter dicabut. H, dan I merupakan Doppler berwarna yang
menunjukkan sisa kantong kehamilan dan vaskularitasinya segera setelah
pencabutan kateter.
10
6
Usia gestasional median adalah 6 7
minggu). Volume kantung gestasional median saat terapi adalah 8,9 cc (2,5-25,8
mL). Median pengisian balon atas adalah 24 mL cairan fisiologis (10-30 mL),
sedangkan balon bagian bawah adalah 15 mL (8-21 mL).
Rerata balon tetap berada di posisinya selama 3 hari (rentang 1-5 hari).
Human chorionic gonadotropin serum median saat pemasangan balon adalah
29,475 mIU/mL (rentang 2488-64700 mIU/mL). Waktu median untuk nilai
human chorionic gonadotropin kembali ke nilai non-hamil adalah 49 hari (rentang
28-97 hari). Pada Gambar 5 dan 6, human chorionic gonadotropin serum dan
kantung gestasional didokumentasikan sebagai satuan waktu.
11
melaporkan nyeri inflasi balon bawah yang berkurang selama masa pengawasan 1
jam di poliklinik. Saat kateter masih terpasang, pasien dipantau lewat telepon.
Dua pasien masuk ke unit gawat darurat karena kram perut bawah setelah kateter
terpasang 2 hari. Penyebab nyeri adalah balon lewat dan mendilatasi serviks.
Setelah balon dilepas, nyeri berhenti. Tidak dilaporkan perdarahan berlebih dan
tidak ada aktivitas jantung janin. Pasien diperbolehkan pulang dalam beberapa
jam.
12
13
kedua
kasus,
menunggu
kehamilan
mengalami
terminasi
yang
berbeda-beda
jenis
dan
bentuknya
digunakan
untuk
14
pengalaman-pengalaman
kami
sebelumnya
menggunakan tampon balon tunggal pada kehamilan bekas cesar dan kehamilan
servikal dengan hasil yang positif dari komunitas obstetri dalam menangani
perdarahan obstetrik menggunakan tampon balon merupakan awal kemunculan
hipotesis kami untuk tidak hanya mencapai hemostasis namun juga pada waktu
yang sama menghentikan aktivitas jantung. Kami kemudian didukung oleh
publikasi Dildy dkk yang terakhir, yang berhasil menguji kateter balon ganda
yang dirancang khusus pada 51 kasus perdarahan obstetrik.
Berapa lama kateter dibiarkan terpasang?
Lama kateter terpasang masih bersifat empirik. Pada artikel yang kami
publikasikan sebelumnya dalam terapi 18 pasien, rerata waktu adalah 3,6 hari
(rentang 1-6 hari). Fylstra dan Coffey menggunakan balon Foley tunggal diinflasi
dalam serviks untuk mencegah perdarahan setelah injeksi lokal kehamilan
servikal, membiarkan balon terpasang kurang lebih 24 jam sebagai antisipasi
hemostasis adekuat. Tsui dkk membiarkan balon terpasang selama 3 dan 7 hari
pada 2 kasus perdarahan obstetrik, mencapai efek yang diinginkan tanpa
komplikasi efek samping. Dildy dkk membiarkan balon ganda yang baru saja
diuji untuk terapi perdarahan post partum selama rerata 20,3 jam (rentang 0,3-35
jam). Balon Bakri dibiarkan terpasang selama 223 jam pada 66 dari 71 kasus
yang berhasil dalam menghentikan perdarahan post partum dan 31jam pada 5
kasus yang gagal.
15
Sulit untuk mendapatkan informasi yang bermakna dari pengalamanpengalaman peneliti sebelumnya mengenai masa optimal balon terpasang.
Tampaknya waktu penghentian aktivitas jantung cukup pendek dan dapat dihitung
dalam jam. Pertanyaan utamanya adalah waktu yang diperlukan untuk oklusi
pembuluh darah yang berpotensi berdarah untuk mencegah perdarahan setelah
kateter dilepas?
Fakta bahwa kateter menyebabkan kram perut bawah pada 2 pasien,
mungkin karena balon mendilatasi serviks, memiliki dua implikasi. Pertama,
bahkan balon jangkar bagian atas terlalu kecil untuk mencegah ekspulsi. Kedua,
jika pasien merasa nyeri hebat, kateter harus segera dideflasi atau dilepas.
Diperlukan penelitian uji klinis lebih lanjut untuk mencari tidak hanya waktu
adekuat dan minimal yang diperlukan untuk menjaga kateter tetap berada di
tempat namun juga menemukan volume cairan balon terendah yang efektif.
Profil pasien yang akan menjadi kandidat terbaik untuk terapi
Pasien-pasien ini merupakan pasien dengan kehamilan bekas cesar antara 6
hingga 8 minggu dengan keinginan kuat untuk fertilitas di masa depan atau
memelihara fungsi rahim. Persalinan pervaginam atau cesar sebelumnya harus
terlaksana pada dilatasi serviks lengkap atau pernah mengalami dilatasi dan
kuretase sebelumnya. Pasien harus mengetahui bahwa jika gagal, terapi
selanjutnya dapat melibatkan terapi lain seperti embolisasi arteri uterina dan/atau
histerektomi. Pasien harus setuju melakukan pemeriksan darah dan ultrasonografi
follow-up yang cukup sering. Formulir informed consent yang berisi informasi
terkait harus ditandatangani.
Keunggulan dan keterbatasan penelitian
Keunggulan penelitian ini adalah sebuah tindakan rawat jalan, dan semua pasien
memiliki outcome positif seperti yang diinginkan dengan follow-up ketat dan
terindividualisasi oleh penulis. Praktik pemasangan balon ganda pematang serviks
saat persalinan atau untuk induksi persalinan yang semakin luas memungkinkan
16
terapi ini lebih menarik dan dapat diaplikasikan lebih luas pada obstetriginekologis lebih daripada terapi lain yang melibatkan injeksi intragestasinal
dan/atau terapi bedah/radiologis.
Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah pasien yang sedikit. Sehingga
angka komplikasi yang jarang mungkin tidak muncul pada penelitian ini.
Bagaimanapun, tidak ditemukan komplikasi setelah terapi balon ganda. Lama
waktu kateter dipertahankan di tempat sebagaimana volume inflasi optimal perlu
diteliti lebih lanjut.
Simpulan
Kami mempelajari kemudahan dan efektivitas terapi kehamilan bekas cesar dan
kehamilan servikal dini 6-8 minggu dengan menghindari terapi invasif dengan
menggunakan kateter balon ganda yang sebelumnya digunakan untuk pematangan
serviks. Kami menilai kemampuannya dalam menghentikan aktivitas jantung dan
pada waktu yang sama mencegah perdarahan lokal yang mungkin terjadi. Kateter
semacam ini biasanya digunakan untuk induksi persalinan, dan telah dikenal
dengan baik oleh ahli obstetri. Cara terapi ini terbukti sederhana, aman, dan
efektif dengan penerimaan pasien yang baik. Cara ini dapat dipertimbangkan pada
beberapa pasien tertentu. Perlu dilakukan evaluasi teknik ini pada jumlah pasien
yang lebih banyak dan poliklinik/pusat pelayanan kesehatan lain.
17