Komunikasi Pada Anak 1
Komunikasi Pada Anak 1
Komunikasi Pada Anak 1
A. Pengertian Komunikasi
Ada beberapa definisi tentang komunikasi:
1. Komunikasi adalah pengiriman pesan atau tukar menukar informasi atau
ide / gagasan (Oxford Dictionary)
2. Komunikasi adalah suatu proses ketika informasi disampaikan pada orang
lain melalui symbol, tanda, atau tingkah laku (Haber, 1987)
3. Komunikasi bisa berbentuk komunikasi verbal, nonverbal, dan
komunikasi abstrak (Champbell dan Glasper, 1995)
Komunikasi adalah suatu ilmu dan seni penyampaian suatu pesan dari
komunikator kepada komunikan, sehingga tercapai suatu penngertian bersama.
Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua oranng atau lebih atau
pertukaran ide, perasaan, dan pikiran (menurut Kozier dan Erb, 1995)
1. Unsur-unsur komunikasi :
a. Komunikator/sender adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi
b. Komunikan/receiver adalah orang yang menjadi obyek komunikasi, pihak
yang menerima berita atau pesan dari komunikator
c. Media/chanel adalah segala sarana yang digunakan untuk komunikator
untuk menyampaikan pesan pada pihak yang lain.
d. Respon atau umpan balik
Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak
atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Umpan balik langsung disampaikan komunikan secara
verbal, yaitu dengan kalimat yang diucapkan langsung dan nonverbal
melalui ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Umpan balik secara tidak
langsung dapat berupa perubahan perilaku setelah proses komunikasi
berlangsung, bisa dalam waktu yang relative singkat atau bahkan
memerlukan waktu cukup lama.
e. Pesan/massage adalah segala sesuatu yang disampaikan
2. Sikap dalam Komunikasi
Sikap dalam komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam
membangun efektivitas dari proses komunikasi, dengan sikap yang baik
proses komunikasi dapat berjalan dnegan sasaran dan tujuan yang ada.
Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb Tahun 1983 menyampaikan
sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam
komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi :
a. Sikap berhadapan
Berhadapan merupakan bentuk sikap dimana seorang langsung bertatap
muka atau berhadapan langsung dengan anak 9seseorang yang diajak
komunikasi), sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap untuk
berkomunikasi
b. Sikap mempertahankan kontak
Merupkan kegiatan yang bertujuan mennghargai klien dan mengatakan
adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu
memperhatikan apa yang diinformasikan atau disampaikan dengan tidak
melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian denngan lainnya.
c. Sikap membungkuk kearah pasien
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang
menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu
dengan cara membungkuk sedikit kearah klien
d. Sikap terbuka
Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak
melipat, tangan menunjukan keterbukaan untuk berkomunikasi yang
dilakukan selama dalam proses komunikasi, sehingga proses keterbukaan
diri dalam komunikasi dapat dilaksanakan.
e. Sikap tetap rileks
Keseimbangann antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan
respon pada klien selama komunikasi. Sikap ini sanngat diperlukan
sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa
adanya sebuah paksaan.
Selain beberapa sikap yang ada masih ada beberapa sikap nonverbal
selama komunikasi yang juga masuk dalam kategori sikap, seperti :
1) Gerakan mata
dalam komunikasi ini dapat ditunjukan denngan melihat kearah klien saat
berkomunikasi, memberikan perhatian yang tidak terbagi dlam
komunikasi, memelihara kontak mata dalam komunikasi, senyum pada
saat yang tepat, bergerak kearah klien saat berkomunikasi, menentukaan
sapaan saat komunikasi, melakukan jabatan tangan atau sentuhan yang
lembut dengan ijin klien.
d. Sikap Konkret
Merupaka bentuk sikap dengan menggunakan terminology yang spesifik
dan bukan abstrak pada saat komunikasi denngan kllien. Sikap konkrett
dapat ditunjukkan dengan menggunakan sesuatu yang nyata seperti
menunjukkan pada hal yang nyata, melalui orang ketiga dalam hal ini
dalah orang tua dan dapat mennggunakan alat bantu seperti gambar,
mainan dan lain-lain.
4. Jenis-jenis komunikasi ada 2 yakni :
a. Komunikasi verbal yaitu dimana komunikasi yang diucapkan dengan katakata atau disampaikan secara tertulis
b. Komunikasi non verbal yaitu suatu pernyataan perasaan yang sebenarnya
yang ditampilkan melalui :
a. Body language seperti ekspresi wajah, pandangan mata, cara berjalan,
duduk, gerakan tubuh dan penampilan
Menurut para pakar komunikasi, komunikasi terbagi menjadi :
a. Komunikasi intra personal
Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Individu berdialog dengan
dirinya sendiri
b. Komunikasi inter personal
Komunikasi yang terjadi antara 2 orang atau lebih, melibatkan komunikasi
verbal dan non verbal.
B. Teknik Komunikasi pada Anak
Kemampuan komunikasi pada anak merupakan salah satu indikator
perkembangan anak. Dalam berkomunikasi dengan anak, ada beberapa hal yang
akan dibahas yaitu esensial komunikasi, bentuk komunikasi pra-bicara, peran
Bayi yang sehat dan normal frekwensi tangisan menurun pada usia 6
bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terpenuhi.
b. Ocehan dan celoteh
Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan (cooing) atau
celotehan (babbling). Ocehan timbul karena bunyi ekplosif awal
yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme suara.
Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti:
merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh.
Celotehan merupakan mekanisme otot saraf bayi berkembang dan
sebagian mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian
meningkat cepat antara bulan ke-6 dan ke-8.
Nilai Celoteh:
1) Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi
perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara.
Celoteh mempercepat keterampilan berbicara.
2) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.
Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari
kelompok sosial.
c. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfunsi sebagai pengganti
atau pelengkap bicara.
Contoh:
1) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang/tidak lapar
2) Tersenyum dan mengacungkan tangan artinya ingin digendong
3) Mengeliat, meronta, menangis, selama berpakaian dan mandi
artinya tidak suka akan pembatasan gerak.
d. Ungkapan emosional
Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh dan roman
muka:
Contoh:
1) Gembira: mengendurkan badan, mengangkat tangan/kaki,
tersenyum dan ramah.
2) Marah: menegangkan badan, gerakan membanting tangan/kaki,
roman muka tegang dan menangis.
e. Peran bicara dalam komunikasi
6
Agar bayi atau anak dapat segera berbicara, maka bayi perlu
diajarkan atau diberikan kesempatanuntuk menirukan kata-kata
yang sering diucapkan
5) Motivasi dan tantangan
Ajarkan dan dorong bayi untuk mengucapkan apa yang bisa
diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang
diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru
berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh
kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada
bayi/anak.
6) Bimbingan
Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan
dengan cara: menyediakan model yang baik, mengatakan dengan
perlahan dan jela, serta membentulkan kesalahan yang diucapkan
sianak. Setiap indvidu berbeda dalam ukuran kualitas kosa kata,
tergantung pada kondisi yang mempengaruhi:
a) Faktor kesehatan
b) Kecerdasan
c) Keadaan sosial ekonomi
d) Jenis kelamin
e) Keinginan yang kuat untuk berkomunikasi
f) Dorongan dari lingkungan
g) Ukuran keluarga dalam hal anak mendapatkan kesempatan
berlatih
h) Urutan kelahiran
i) Metode pelatihan
j) Kelahiran kembar, yang mendorong anak untuk
berkomunikasi hanya dengan saudara kembarnya.
Kemampuan memahami dan berbicara mempengaruhi penyesuaian
sosial anak, karena bicara dapat:
1) Memuaskan kebutuhan dan keinginan
2) Meminta perhatian dari orang lain
3) Mengingatkan hubungan sosial
8
dalam buku, pada akhir pertama sudah mampu melakukan katakata yang spesifik antara 2 atau 3 kata.
8) Bayi merespons sangat baik terhadap kontak fisik yang lembut
dengan orang dewasa, tetapi bayi yang lebih besar seringkali takut
terhadap orang dewasa selain org tua mereka
9) Menangani bayi yang lebih besar bila dilakukan dengan cara
mengulurkan tangan/membujuk anak tersebut
10) Saat melakukan pengkajian dengan cara yang memungkinkan bayii
dalam pengawasan orang tua/ di gendong oleh orang tua. Bayi
harus diberikan objek-objek yang aman seperti selimut dan dot,
berbicara dengan lembut dan nyaring, dan disertai senyuman akan
memudahkan mendapat kerja sama bayi.
b. Berkomunikasi dengan todler
1) Todler ( 12 bulan 3 tahun ).
a) Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu
mengausai 900 kata dan banyak kata-kata yang digunkaan seperti
mengapa, apa, kapan, dan sebagainya. Komunikasi pada usia
tersebut sifatnya sangat egosentri, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat,
mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi,
sikap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap
ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih
belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996).
b) Anak usia ini belum mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
secara verbal dengan efektif komunikasi mereka kaya dengan
ungkapan isyarat non verbal dan komunikasi verbal yang
sederhana
c) Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dnegan
bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami
kurang lebih 10 kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300
kata dan masih terdengar kata-kata ulangan.
10
11
12
13
mintalah anak untuk menuliskan hal yang positif dan negatif menurut
pendapatnya dari situasi tersebut.
5. Penggunaan skala peringkat
Skala peringkat digunakan untuk mengkaji kondisi tertentu, misalnya
mengkaji intensitas nyeri. Skala peringkat dapat berkisar antara 0 pada suatu
titik ekstrem dan 10 pada titik ekstrem lainnya. Nilai tingkat neyri anak
dengan menggunakan gambar ekspresi wajah anak satu sampai 5. Kemudian
kita tentukan kondisi anak berada pada angka berapa saat mengungkapkan
perasaan sedih, nyeri, dan cemas tersebut.
6. Minta anak untuk menulis
Ada anak yang pada saat sedih, marah, jengkel, atau cemas lebih banyak
diam dan tidak mau bicara. Bantu anak mengekspresikan perasaan tersebut
dengan cara memintanya untuk menulis tentang apa yang ingin ia tulis.
Berikan kebebasan pada anak untuk menulis sebanyak banyaknya. Cara ini
tentu saja hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah dapat menulis. Kita
bisa meminta anak untuk bercerita lewat tulisannya atau menulis surat untuk
teman di sekolahnya, fasilitasi anak agar dapat menyampaikan surat tersebut
melalui orangtuanya atau teman yang membesuknya.
7. Minta anak untuk menggambar
Cara lain selain meminta anak untuk menuliskan perasaannya adalah dengan
meminta anak untuk menggambar atau melukis apa saja yang diinginkannya.
Sama prinsipnya dengan menulis, minta anak untuk menggambar sebebasbebasnya. Untuk itu hasil gambarnya kita analisis, apa objek yang
dilukiskannya dan bagaimana cara mewarnainya serta warna apa yang
dipilihnya. Sebagai contoh pengalaman yang didapat penulis di ruang rawat
anak, apabila anak menggambar bola sepak dan diwarnainya dengan pilihan
warna hitam kelam, saat ditanyakan pada anak apa yang dimaksud dengan
gambarnya, anak bercerita bahwa ia senang bermain bola dan sekarang ia
benci rumah sakit karena tidak bisa bermain bola lagi dan harus tinggal di
rumah sakit. Atau pernah juga penulis menemukan anak yang sedang
menggambar orang, tetapi gambarnya dicoret-coret dengan warna hitam.
14
Saat ditanya, anak bercerita bahwa gambar itu adalah ayahnya dan ia
membenci ayahnya karena tidak dating membesuknya ke rumah sakit. Jadi,
perhatikan dengan saksama dan analisis hasil gambar yang dibuat anak maka
kita akan mendapatkan pesan yang ingin disampaikan anak saat itu.
8. Laksanakan program bermain
Kegiatan bermain di rumah sakit sangat efektif dilakukan untuk memantau
tingkat perkembangan anak. Selain itu, apabila ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan sosial anak, permainan akan menjalin hubungan
interpersonal antar anak dan perawat, anak dan orangtua, orangtua dan
perawat, anak dan anak di anatara orangtua. Perawat harus memfasilitasi
terjalinnya hubungan interpersonal tersebut selama melakukan permainan.
Satu hal penting yang harus diingat bahwa permainan yang dilaksanakan
pada anak di rumah sakit dapat membantu anak mengekspresikan perasaan
cemas, takut, sedih, dan stress. Jadi, reaksi anak saat melakukan permainan
adalah komunikasi nonverbal yang menunjukkan pesan tertentu yang
9.
15
Daftar Pustaka
Engel, Joyce. 2008. Pengkajian Pediatrik : Seri Pedoman Praktis,Edisi 4. Jakarta :
EGC
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba Medika
Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :EGC
16