GEOPOLITIK INDONESIA
( WAWASAN NUSANTARA )
Oleh :
Alvin Wahyu SP
145030200111002
145030200111005
Yogi Prasetyo
145030201111087
Latar Belakang
Dalam
kehidupan
berbangsa dan
bernegara
keanekaragaman
pemerintah
dan
rakyat
menyelengarakan
kehidupannya,
negara
senantiasa
dipengaruhi
perkembangan
lingkungan strategik sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu
bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan
dalam mengejar kejayaanya.
Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu
utama yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa :
1.
(interaksi
bernegara
di
&
interelasi)
serta pembangunannya
di
serba
dalam
global.
1.2.
Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Wilayah sebagai ruang hidup bangsa
Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt:
66), orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setelah
membangsa orang menyatakan tempat tinggalnya sebagai negara, selanjutnya
pengertian negara tidak hanya wilayah tempat tinggal, namun diartikan lebih
luas (telah dibahas pada Bab III). Karena orang dan tempat tinggal tidak dapat
dipisahkan, perebutan ruang menjadi hal yang menimbulkan konflik antar
antar manusia hingga kini. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya
bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal sebagai
wawasan nasional. Ilmuwan politik dan militer menyebutnya sebagai
geopolitik.
Konsep wawasan nasional setiap bangsa berbeda. Hal ini
berkaitan erat dengan profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi,
budaya) dan geografi. Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatikan
dalam pembuatan konsepsi geopolitik bangsa dan negara. Untuk dapat
melaksanakan wawasannya bangsa perlu menyusun konsep geostra-tegi.
Strategi sendiri merupakan bagian dari politik, hal ini seperti diungkapkan
dalam teori para panglima perang. Clauswitz menyatakan Perang merupakan
kelanjutan dari politik, sedangkan strategi adalah ilmu/seni untuk
memenangkan perang. Oleh karenanya membahas geopolitik tidak lepas
membahas geostrategi.
Konsep
wawasan
kebangsaan
tentang
wilayah
mulai
dikembangkan sebagai ilmu pada akhir abad XIX dan awal abad XX.
Konsepsi ini dikenal sebagai geopolitik, yang pada mulanya membahas
geografi dari segi politik negara (state). Selanjutnya berkem-bang konsep
politik (dalam arti distribusi kekuatan) pada hamparan geografi negara,
sehingga tidaklah berlebihan bahwa geopolitik sebagai ilmu baru dicurigai
sebagai upaya pembenaran pada kosepsi ruang (Sunardi. 2004: 157). Oleh
karena itu dalam membahas masalah wawasan nasional, disamping
3
dianta-ranya
dan
lain-lain
wujud
alamiah
yang
hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga pulaupulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan suatu
kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau secara
historis dianggap sebagai demikian.
Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara, dengan
alasan: (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan
(Setneg RI, tt: 66); (2) Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan
dua lautan (Lautan India dan Lautan Pasifik) sehingga tepatlah bila
dinamakan Nusantara (nusa diantara air); (3) Keunikan lainnya adalah bahwa
geostrategi didefinisikan sebagai: Kebijakan untuk me-nentukan saranasarana, untuk mencapai tujuan politik dengan memanfaatkan konstelasi
geografi. Sebagai akibatnya geostrategi menjadi upaya menguasai sumber
daya (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui) untuk tujuan
kelangsungan hidup bangsa.
Beberapa
Pandangan
Para
Pemikir
Geopolitik
Sebelum
satuan
biologis
yang
memiliki
intelektualitas.
Dengan
teknologi
perkapalan
dan
pelabuhan
serta
semangat
perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan sutera di Timur sematamata (Simbolon, 1995: 425). Pada masa ini pula lahir tentang pemikiran
hukum laut internasional yang berlaku sampai tahun 1994 (setelah
UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB). Menurut Sir W. Raleigh:
Siapa yang kuasai laut akan kuasai perdagangan dunia/kekayaan dunia
dan akhirnya menguasai dunia, oleh karena itu harus memiliki armada
laut yang kuat. Sebagai tindak lanjut maka Inggris berusaha menguasai
pantai-pantai benua, paling tidak menyewanya. Sementara itu, menurut
Alfred T. Mahan, Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak
terdapat di laut, oleh karena harus dibangun armada laut yang kuat untuk
menjaganya.
5. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1879-1936). Awal abad
XX merupakan kebangkitan ilmu pengetahuan penerbangan. Kedua orang
ini mencita-citakan berdirinya Angkatan Udara. Dalam teorinya,
menyebutkan bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis
belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara.
6. Nicholas J. Spykman (1893-1943). Teori Daerah Batas (Rimland theory).
Teorinya dipengaruhi oleh Mackinder dan Haushoffer, terutama dalam
membagi daerah. Dalam teorinya tersirat bahwa: (a) Dunia menurutnya
terbagi 4 daerah, yaitu: Heartland, Offshore continents belt (rimland),
Oceanic belt dan New World (benua Amerika), (b) Menggunakan
kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia, (c) Daerah
Rimland akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia
dari pada daerah jantung, (d) Wilayah Amerika yang paling ideal dan
menjadi negara terkuat.
7. Bangsa Indonesia. Wawasan bangsa Indonesia tersirat melalui UUD 1945
antara lain: (a) Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional, (b)
Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia,
(c) Kekuatan bangsa untuk mempertahankan eksistensi dan kemakmuran
rakyat.
Geopolitik dalam Praktek Kenegaraan
Dari teori geopolitik timbul upaya membuat perbatasan wilayah negara yang
dikenal sebagai boundary. Pemikiran maritim dari Mahan, bahwa kekuatan
negara tidak tergantung dari luas faktor daratan dengan isinya namun
tergantung pula faktor luasnya akses ke laut berikut bentuk pantainya. Bentuk
pantai
yang
memudahkan
pengembangan
menjadi
pelabuhan
besar
kekuatan
maritim
dengan
menguasai
pantai-pantai
10
11
kepulauan
Nusantara
sebagai
Satu
Kesatuan
Pertahanan Keamanan.
14
kehidupanekonomiiniakanterciptanyatatananekonomi
yang
menjaminpemenuhandanmeningkatnyakesejahteraandankemakmuranrakyatdenga
nmeratadanadil.
Di
sisilain,
ImplementasiWawasan
mencerminkansikaptanggungjawabpengelolaanSumberDayaAlam
Nusantara
(SDA)
yang
selalumemperhatikankebutuhanmasyarakattiapdaerahsecaratimbalbalikdankelestar
ianSumberDayaAlam (SDA) itusendiri.
Bidang Sosial & Budaya
DalamkehidupanSosialBudayaakanmenciptakansikaplahirdanbatin yang
mampuuntukmenerima,
mengakuidanmenghormatisegalabentukperbedaanataukebhinekaansebagaikenyata
anhidupsekaligusmenjadikaruniadari
Sang
Pencipta.
ImplementasiSosialBudayainijugaakanmenciptakankehidupanmasyarakatdanbang
sa yang lebihrukundanbersatutanpamembeda-bedakan agama.
Bidang Pertahanan & Keamanan
DalamkehidupanPertahanan&Keamananakanmenumbuhkembangkan
rasa
kesadarancintatanah
air
danbangsa
yang
iniakanmenjadisalahsatu
nantinyasebagaipenggerakpartisipasiWarga
modal
Negara
utama
Indonesia
yang
di
dalammenanggapiberbagaibentukdatangnyaancaman,
15
seberapapunkecilnyadandarimana
pun
datangnya,
atausetiapgejala
membahayakankeselamatanbangsadankedaulatannegara.
yang
Di
dalampembinaanseluruhaspekkehidupannasional,
dijelaskansebagaimanadiatasbahwaImplementasiWawasan
Nusantara
yang
16
17
KESIMPULAN
KESIMPULANWawasan nusantara adalah cara pandang bangsan
Indonesiatentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnyayang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945 yang merupakanaspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka berdaulat dalammencapai tujuan perjuangan nasional. Ruang
lingkup wawasannusantara antara lain :
- Kesatuan politik
- Kesatuan ekonomi
- Kesatuan sosial budaya
- Kesatuan pertahanan keamanan
Fungsinya sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu
dalam menentikan segala kelejaksaan keputusan, tindakandan perbuatan bagi
penyelenggaraan ditingkat pusat dan daerahmaupun bagi seluruh rakyat Indonesia
dalam
kehidupanbermasyarakat,
berbangsa
dan
bernegara.
Beberapaimplementasinya yaitu :
- Pada kehidupan politik
- Pada kehidupan ekonomi
- Pada kehidupan sosial budaya
- Pada kehidupan pertahanan keamanan
18
Daftar Pustaka
19