Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
JON EFENDY PURBA
NIM. 1516.01.100
Page xxvii
Pembaharuan Agraria..............................................................................................3
a.
b.
c.
d.
B.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Page xxvii
Rumusan Masalah
Di dalam pembahasan ini terdapat rumusan masalah yang dapat diambil, diantaranya :
a. Reforma Agraria meliputi:
1. Apa pengertian dan tujuan dari reforma agraria itu sendiri?
2. Bagaimanakah konsep reforma agraria itu?
3. Apa saja yang menjadi landasan hukum reforma agraria?
4. Apakah yang menjadi subyek dan obyek dari reforma agraria?
Page xxvii
A.
Pembaruan agraria, atau disebut dengan reforma agraria, diberikan arti yang berbedabeda oleh para ahli. Sebagian ahli memberikan makna yang sama luasnya antara konsep reforma
Page xxvii
Sumber Daya Alam adalah semua bahan yang ditemukan manusia dalam alam yang dapat
digunakan untuk kepentingan hidupnya. Bagi manusia, hakikat sumber daya alam sangat penting
baik sumber daya alam yang berupa benda hidup (hayati) maupun yang berupa benda mati (non
hayati). Kedua macam sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Suatu negara yang banyak sumber daya alamnya maka negara
tersebut akan menjadi negara yang kaya.
Pemanfaatan sumber daya alam ditentukan berdasarkan kegunaan sumber daya alam
tersebut bagi manusia. Oleh karena itu, nilai suatu sumber daya alam juga ditentukan oleh nilai
kemanfaatannya bagi manusia. Misalnya lahan pertanian yang subur dapat dijadikan daerah
pertanian yang potensial.
Manusia (penduduk) suatu negara merupakan sumber daya bagi negara tersebut karena
manusia dapat memberikan manfaat bagi negaranya, seperti tenaga kerja, kemajuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang dapat meningkatkan ekonomi negara.
Page xxvii
Page xxvii
Page xxvii
Kesimpulan
Indonesia adalah bagian dari komunitas global yang memiliki kewajiban untuk
mengkonservasi dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidupnya, selain untuk
menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya alam bagi generasi sekarang maupun
mendatang dan menjaga kelangsungan hidup bangsa, juga untuk menjaga kestabilan
iklim dan keberlanjutan lingkungan global, seiring dengan runtutan perkembangan
manajemen pengelolaan sumber daya alam yang mengedepankan aspek-aspek keadilan,
demokrasi, dan keberlanjutan.
Dari pembahasan yang ada di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa
reforma agraria atau sering kita sebut dengan pembaruan agraria (landreform) yang ada di
Indonesia saat ini belum berjalan dengan baik dalam perkembangannya. Terutamanya
reforma agraria terhadap kesejahteraan masyarakat.
Masih banyak masyarakat Indonesia (terutama petani pedesaan) yang belum jelas
pemilikan dan penguasaan atas tanah mereka. Dan hal itu karena pemerintah sampai saat
ini belum mengimplementasikan Program Reforma Agraria dengan sebagaimana
mestinya. Sehingga masih banyak konflik-konflik agraria yang terjadi di Indonesia di
kalangan masyarakat yang masih terkatung-katung belum ada penjelasannya.
B.
Saran
Pembaruan agraria (landrefom) seharusnya segera diimplementasikan untuk mengatasi
konflik-konflik agraria yang ada di Indonesia. Banyak pihak menilai bahwa pembaruan
dan reformasi agraria belum bisa menjadi jalan keluar atas konflik-konflik di bidang
agraria. Pemerintah harus segera menata kembali kebijakan tersebut agar masyarakat
dapat menikmati keadilan dan kesejahteraan di bidang agraria.
Page xxvii
Page xxvii
Menghormati dan melindungi modal sosial (social capital), seperti etika sosiai, kearifan
liugkungan, rehgi, sistem teknologi, maupun pranata-pranata sosial di kalangan masyarakat; dan
4. Mengakui dan mengakomodasi adanya kemajemukan hukum (legal pluralism) yang tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, untuk mengakhiri atau setidak-tidaknya mengeliminasi praktikpraktik pengelolaan sumber daya alam yang bercorak sentralistik, eksploitatif, sektoral, dan
bernuansa fragmentaris, dalam rangka mewujudkan tata penyelenggaraan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik (good environment governance), dan dalam konteks pembangunan
hukum nasional, maka pertama-tama haras dilakukan perubahan paradigma politik hukum
nasional yang semula bercorak sentralisme hukum (legal centralism) ke anutan ideologi
pluralisme hukum (legal pluralism), sehingga memberi ruang secara proporsional bagi
pengakuan terhadap kemajemukan sistem hukum dalam masyarakat mengenai penguasaan dan
pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini karena :
The ideology of legal centralism, law is and should be the law of the state, uniform for all
persons, exclusive of all other law, and administered by a single set of state
institutions...........Legal pluralism is die fact. Legal centralism is a myth, an ideal, a claim, an
illusion. Legal pluralism is the name of a social state of affairs and iti is a characteristic which
can be predicted of a social group (Griffiths, 1986).
Jika prinsip-prinsip global pengelolaan sumber daya alam seperti dimaksud pada uraian
terdahulu diakomodasi dan diintegrasikan ke dalam instrumen hukum nasional, maka substansi
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
harus mengandung ciri-ciri seperti berikut:
1. Orientasi pengelolaan ditujukan pada konservasi sumber daya alam (resources oriented)
untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan fungsi sumber daya alam bagi kepentingan
inter dan antar generasi.
2. Pendekatan yang digunakan bercorak komprehensif dan terintegrasi (komprehensifintegral), karena sumber daya alam merupakan satu kesatuan ekologi (ecosystem).
3. Mengatur mekanisme koordinasi dan keterpaduan antar sektor dalam pengelolaan sumber
daya alam.
4. Menganut ideologi pengelolaan sumber daya alam yang berbasis masyarakat
(community-based resource management).
5. Menyediakan ruang bagi partisipasi publik yang sejati (genuine public participation) dan
transparansi pembuatan kebijakan sebagai wujud demokratisasi dalam pengelolaan
sumberdaya alam.
6. Memberi ruang bagi pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia, terutama hakhak masyarakat adat/lokal atas penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya alam.
7. Menyerahkan wewenang pengelolaan sumber daya alam kepada daerah berdasarkan
prinsip desentralisasi (decentralisation principle), sehingga pengelolaan sumber daya
alam dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik wilayah.
Page xxvii
perundang-undangan
yang
berkaitan dengan
Page xxvii
Page xxvii