A. Pendahuluan
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat
intraseluler dari genus plasmodium. Penyakit ini secara alami ditularkan oleh
gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria merupakan salah satu penyakit
mematikan terutama di daerah tropis dan subtropis di dunia. Sekitar 90 % dari
semua infeksi malaria di dunia saat ini terjadi di Afrika Selatan, Sahara. Malaria
masih menjadi masalah kesehatan yang paling kompleks dan besar yang dihadapi
umat manusia, dengan 3-5 juta kasus dan 2 hingga 3 juta kematian per tahun.
Penyakit ini memberikan dampak yang serius pada darah, menghancurkan sel sel
darah merah dan mengganggu hemoglobin, mengganggu pigmen sel darah merah
dan mengkonversi hemoglobin menjadi methemoglobin.(1) (2) (3) .
Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia famili plasmodiidae dan
ordo coccidiidae. Ada 4 macam parasit malaria yang dikenal yaitu (2)
1. Plasmodium
Falciparum
penyebab
malaria
tropika
yang
sering
splenomegali. Hipoendemi jika angka limpa pada anak-anak 10% atau kurang.
Mesoendemi jika angka limpa pada anak-anak 11-50%. Hiperendemi jika angka
limpa pada anak-anak tetap di atas 75% dan angka limpa pada orang tua, tinggi.
Deklarasi dunia tentang pemberantasan penyakit malaria yang dirumuskan
pada konferensi menteri kesehatan sedunia tahun 1992 disebutkan bahwa malaria
merupakan masalah yang sifatnya global. Malaria ditemukan hampir diseluruh
belahan dunia, terutama di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis.
Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41%
dari populasi dunia. Guerra CA, dkk pada tahun 2008 memperkirakan sekitar 35%
dari populasi dunia tinggal di daerah yang berisiko penularan Plasmodium
Falciparum, dan sekitar 1 milyar orang-orang yang tinggal di daerah yang berisiko
rendah dan masih ada penularan malaria. Meneurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) Memperkirakan insiden malaria di dunia mencapai 215 juta kasus dan
diantara yang terinfeksi parasit plasmodium sekitar 655 ribu. Berikut estimasi
kasus malaria dan kematian.(5)(6)(7)
Tabel 3.2. Menunjukkan bahwa jumlah laporan yang masuk pada tahun 2011 dari
bulan Juli
hingga November adalah 99 Negara. Ini mengindikasikan masih sringnya kasus
malaria terjadi di belahan dunia serta masih adanya negara bagian yang belum
rutin atau bahkan tidak melaporkan angka kejadian malaria. Malaria dapat
ditemukan mulai dari belahan bumi utara (Amerika Utara sampai Eropa dan Asia)
ke belahan bumi selatan (Amerika Selatan); mulai dari daerah dengan ketinggian
2850 m sampai dengan daerah yang letaknya 400m di bawah permukaan laut.
Keadaan malaria di dunia saat ini diperkirakan terdapat 300-500 juta kasus
malaria klinis/tahun dengan 1,5-2,7 juta kematian, terutama negara-negara benua
Afrika. Risiko tinggi penularan malaria di Afrika dengan jumlah estimasi kasus
pada tahun 2010 sekitar 174 kasus dengan estimasi kematian sebanyak 596.000
kasus. Sebanyak 90% kematian terjadi pada anak-anak dengan rasio 1: 4 anak
balita di Afrika meninggal karena malaria. Di Asia Tenggara negara yang
termasuk wilayah endemis malaria adalah : Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia,
Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka, dan Thailand.(5)
sporozoit dalam kelenjar liur nyamuk ratusan sampai ribuan. Sporozoit berada
dalam darah hanya 30 menit kemudian masuk ke dalam hati dan menjalani fase
eksoerirositer. (5)
b. Fase II: Fase Eksoeritrositer
Sporozoit menjalani fase sisogoni yang mrnghasilkan merozoit eksoeritrositer.
Sebagian dari merozoit masuk ke dalam sel darah merah dan sebagian lagi tetap
dalam sel hati dan disebut hipnosoit untuk Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale. (5)
c. Fase III: Terjadinya Hipnosoit
WHO pada tahun 1981 meragukan adanya siklus eritrositer sekunder dalam
jaringan hati, dikatakan bahawa relapse pada Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale disebabkan oleh bentuk jaringan yang dapat bertahan lama dalam sel hati. (5)
d. Fase IV: Fase Eritrositer
Fase Eritrositer ini terbagi menjadi tiga yaitu tropozoit darah, sizon dan merozoit
yang meliputi: (5)
1) Tropozoit darah
Merozoit yang berasal dari sel hati yang telah pecah dan masuk ke dalam sel
darah merah, tropozoit ini lambat laun membesar dan gerakannya banyak. Jika
besarnya sudah mencapai separuh sel darah merah gerakannya akan berkurang.
Selanjutnya intinya membelah menjadi dua, empat dan seterusnya. Setelah terjadi
pembentukan itu tropozoit berubah menjadi sizon.
2) Sizon
Sizon bertambah besar, demikian juga intinya hingga sebagian mengisi sel darah
merah dan disebut sizon dewasa. Bagian-bagian dari inti bertambah jelas dan
dikelilingi oleh plasma. Akhirnya sel darah merah pecah dan bagian-bagian dari
sizon tadi berada dalam plasma darah. Tiap bagian ini disebut merozoit.
3) Merozoit
Merozoit akan menyerang lagi sel darah merah lain dan mengulangi fase sisogoni.
Setelah beberapa generasi, maka sebagian dari merozoit tidak masuk ke dalam
fase sisogoni tetapi mengalami fase gametogoni yaitu fase untuk pembentukan sel
kelamin jantan dan betina.
dan
makrogametosit
berubah
menjadi
mikrogamet
dan
pecahnya sel darah merah dan pelepasan merozoit yang masuk kedalam sirkulasi.
Tapi pada P falciparum waktu demam cenderung tidak periodik. Gambaran lain
menunjukan(8)
Sakit kepala
Nyeri perut
Muntah
Batuk
Jika hal ini terjadi, maka typhoid bisa dipertimbangkan untuk menjadi diferensial
diagnosis.
Tanda
Tanda-tanda malaria meliputi: (8)(14)
Pembesaran Hati
F. Diagnosis
Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. (1)(9)(11)
Diagnosa pasti malaria apabila ditemukan parasit malaria dalam darah(9)(11)
1. Anamnesis (8)
Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, lemah, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau
pegalpegal.
Pada anamnesis juga perlu ditanyakan:
10
hipotensi
3. Pemeriksaan Laboratorium(9)(13)
Untuk mendapatkan kepastian diagnosis malaria harus dilakukan
pemeriksaan sediaan darah. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan melalui
cara berikut.
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan dengan mikroskop merupakan gold standard (standar
baku) untuk diagnosis pasti malaria. Pemeriksaan mikroskop
dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis.
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di rumah
sakit/Puskesmas/lapangan untuk menentukan:
1) Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif);
2) Spesies dan stadium Plasmodium;
3) Kepadatan parasit:
a) Semi Kuantitatif
11
12
13
Hari
jenis obat
1-3.
DHP
primakui
41-
60
5kg
0-1
6-10 kg
2-11
kg
1-4
kg
5-9
31-40kg
10-14
59kg
15
kg
15
bulan
1/4
bulan
1/2.
tahun
1
tahun
1 1/2
tahun
2
tahun
3
tahun
4
1 1/2
Hari
jenis obat
41-
5kg
0-1
6-10 kg
2-11
kg
1-4
kg
5-9
31-40kg
10-14
59kg
15
60 kg
15
bulan
bulan
tahun
tahun
tahun
tahub
tahun
14
1-3.
DHP
primakui
1/4.
1/2.
1 1/2
1/4.
1/2
3/4.
Dosis obat
Dihydroartemisin = 2-4 mg/kgBB
Piperakuin = 16-32 mg/KgBB
Primakuin = 0.75mg/kgBB (P falciparum untuk hari 1)
Primakuin = 0.25 mg/kgBB (p. Vivax selama 14 hari)
Keterangan :
Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan berat badan. Apabila
penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat
berdasarkan kelompok umur.
1. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan (pada tabel
pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan
2. Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan 3
3. Apabila pasien P. falciparum dengan BB >80 kg datang kembali
dalam waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah
masih positif P. falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis ditingkatkan
menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.
Tabel 3 Pengobatan Lini pertama Malaria falsiparum menurut berat badan
dengan Artesunat+ Amodiakuin dan Primakuin
Hari
jenis obat
Artesunat
amodiakui
1-3.
41-
50-
5kg
0-1
6-10 kg
2-11
kg
1-4
kg
5-9
31-40kg
10-14
49kg
15
59kg
15
60kg
15
bulan
1/4.
bulan
1/2.
tahun
1
tahun
1 1/2
tahun
2
tahub
3
tahun
4
tahun
4
1/4.
1/2.
01-Jan
1 1/2
4
15
Primakuin
3/4.
1 1/2
Hari
jenis obat
Artesunat
amodiakui
1-3.
Jan-14
n
Primakuin
41-
50-
5kg
0-1
6-10 kg
2-11
kg
1-4
kg
5-9
31-40kg
10-14
49kg
15
59kg
15
60kg
15
bulan
1/4.
bulan
1/2.
tahun
1
tahun
1 1/2
tahun
2
tahub
3
tahun
4
tahun
4
1/4.
1/4.
1/2.
1/4.
1 1/2
1/2.
2
3/4.
3
1
4
1
4
1
Dosis obat:
Amodiakuin basa= 10mg/kgBB dan
Artesunat=4mg/kgBB
Primakuin = 0,75mg/kgBB
(P. falciparum untuk hari I)
Primakuin = 0,25 mg/kgBB
(P. vivax selama 14 hari)
b. Lini Kedua untuk Malaria falsiparum
Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
Pengobatan lini kedua Malaria falsiparum diberikan jika pengobatan lini pertama
tidak efektif, dimana ditemukan gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
16
jenis obat
1-
kina
Primakui
3.
17
18-30
>60k
5kg
6-10 kg
kg
1-4
kg
31-33
0-1
2-11
tahu
5-9
10-14
bulan
sesuai
bulan
tahun
3x1
tahun
BB
3x
3x1
1/2
1/4.
3/4.
1 1/2
34-40
41-45
46-60
15
15
10-14
tahun
tahun 15
3x 2
3x1
3x2
3x 2 1/2
1/2
3x3
HARI
jenis obat
5kg
0-1
6-19kg
2bulan-8
29kg
>8tahu
30-44kg
10-14
59kg
15
60kg
15
bulan
tahun
n
2x25m
tahun
tahun
2x75m
tahun
2x100m
Doksisikli
1-7
n
g
2x50mg
Catatan: dosis kina diberikan sesuai BB (3x10mg /kgBB/hari)
jenis obat
6-10kg
2-11
17kg
1-4
18-30
5-9
31-33
10-14
34-40
10-14
41-45
15tahu
46-60
15tahu
17
>60kg
15
HARI
1-7
HARI
1
Kina
bulan
sesuai
bulan
tahun
tahun
BB
3x1/2
3x1
3/4.
tahub
tahun
tahun
3x 1 3x 1 1/2
3x2
3x 2 1/2
3x 2 1/2
3x3
1 1/2
Primakui
n
jenis obat
5kg
6-10kg
17kg
30kg
5-
31-40kg
41-49kg
50-59kg
60kg
0-1
2-11
1-4
8tahu
>8-
>15tahu
15tahu
15
bulan
tahun
n
3x
14tahun
1 4x125m
n
4x125m
n
4x250m
tahun
4x250m
3x1/2
3x1
1/2
HARI
Tetrasikli
bulan
sesuai
1-7
BB
HARI
1-7
jenis obat
46-
5kg
6-10kg
17kg
30kg
5-
31-33kg
34-40kg
41-45kg
60kg
0-1
2-11
1-4
9tahu
10-
10-
15tahu
15
bulan
bulan
tahun
14tahun
14tahun
tahun
klndamisi
n
2x
2x
2x
2x
2x
2x
2x
2x
Dosis anak anak 10mg/kgbb/kali diberikan 2x sehari perkapsul Klindamisin
basa 150mg dan 300 mg
18
jenis obat
HARI
Kina
1-7
hari 1- Primakui
14
46-
5kg
6-10kg
17kg
30kg
5-
31-33kg
34-40kg
41-45kg
60kg
60kg
0-1
2-11
1-4
9tahu
10-
10-
15tahu
15
15
bulan
sesuai
bulan
tahun
n
3x1
14tahun
14tahun
tahun
tahun
BB
3x1/2
3x1
1/2
3x1
3x2
3x2 1/2
1/4.
1/2.
3/4.
3/4.
19
1-3.
jenis obat
DHP
Primakui
5kg
6-10kg
17kg
30kg
5-
31-40kg
41-59kg
60kg
0-1
2-11
1-4
9tahu
10-
10-
15tahu
bulan
1/4.
bulan
1/2.
tahun
1
n
1 1/2.
14tahun
2
14tahun
3
n
4
1-14.
n
1/4.
1/2.
3/4.
1.
1.
Tabel 11 Pengobatan infeksi campur P/falciparum + P.vivax/P ovale dengan
Artesunat + Amodiakuin
Hari
jenis obat
1-3.
Aretesunat
Amodiakui
1-14.
11-
18-
5kg
6-10kg
17kg
30kg
5-
0-1
2-11
1-4
9tahu
10-
10-
15tahu
bulan
1/4.
bulan
1/2.
tahun
1
n
2.
14tahun
3.
14tahun
4.
n
4.
1/4.
1/2.
1.
2.
1/4.
3.
1/2.
4.
3/4.
4.
1
DAFTAR PUSTAKA
1. U.S. DEPARTMENT OF HEALTH AND HUMAN SERVICES National
Institutes of Health National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Understanding Malaria Fighting an Ancient Scourge. NIH Publication No.
07-713.9 February 2007
2. Charles Ochero Cornelioa and Oromo Francis Seriano.Malaria in South
Sudan 1: introduction and pathophysiology. Southern sudan medical
journal vol 4. No 1. February 2011
3. Zama et al. Prevalence of malaria parasitaemia and methaemoglobin levels
Among blood donors in sokoto, nigeria. internal medicine inside 2013,
4. Natadisastra,Djaenuddin& Agoes,Ridad.Parasitologi Kedokteran;ditinjau
dari oran tubuh yang diserang.EGC.Jakarta.2012.P:214-215
21
22