Anda di halaman 1dari 3

Izin Apotek

Memiliki HO (Hindae Ordonantie)/Surat Ketengan Izin Tempat Usaha dari Biro


Perekonomian yang terdapat di Pemerintah Daerah Kabupaten. Kemudian harus
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan dan
Perindustrian. Setelah itu, harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang
diajukan oleh calon pemilik apotek pada kantor pajak. Serta harus memiliki Surat Izin
Apotek (SIA) bagi apotek dan apoteker.

Untuk persyaratan fisik, calon pemilik apotek wajib memiliki bangunan yang sudah
termasuk IMB dan status tanah, furniture dan etalase, alat untuk meracik obat, serta
buku-buku standar.

Memiliki perbekalan farmasi terutama produk obat-obatan dengan jumlah minimum 75%
dari obat generik yang sesuai dengan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional untuk
rumah sakit tipe C.

Dan perlengkapan sarana dan prasarana yang tersedia di apotek harus lengkap.

Persyaratan Perizinan untuk Mendirikan Apotek :

Fotokopi/salinan Surat Izin Kerja Apoteker

Fotokopi/salinan denah bangunan

Surat pernyataan status kepemilikan bangunan dengan bentuk akta kontrak/sewa/hak


milik

Daftar asisten apoteker dengan data lengkap seperti nama dan alamat, tanggal lulus
pendidikan, dan nomor surat izin kerja

Fotokopi/salinan detail mengenai daftar rinci sarana perlengkapan apotek

Surat pernyataan apoteker yang tidak bekerja dengan pihak lain (tidak menjadi
pengelola/apoteker pada apotek lain serta tidak bekerja tetap pada sebuah perusahaan
farmasi)

Fotokopi/salinan surat izin dari atasan untuk pemohon seperti ABRI, pegawai negeri,
atau pegawai instansi pemerintah lainnya

Akte/surat perjanjian kerjsama antara apoteker pengelola dengan calon pemilik sarana
apotek
Surat pernyataan dari pihak pemilik tentang ketidak terlibatan dengan pelanggaran
aturan perundang-undangan dalam bidang apotek

Dan untuk proses mekanisme pengjuan pendirian sebuah apotek adalah :

Permohonan izin apotek diajukan oleh apoteker pada DinKes (Dinas Kesehatan) tingkat
Kabupaten/Kota setempat dengan Form Apt-1

Kepalan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat 6 hari kerja setelah pengajuan
permohonan Form Apt-1 yang kemudian dapat meminta bantuan teknis pada Kepala
Balai POM guna melakukan pemeriksaan setempat dalam kesiapan apotek utuk
beroperasi (Form Apt-2)

Kepala Balai BPOM atau Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat 6 hari
kerja setelh pengajuan permohonan untuk bantuan teknis dari pihak Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota saat melaporkan hasil pemeriksaan tersebut pada Kepala
Dinkes Kabupaten/Kota(Form Apt-3)

Jika pemeriksaan yang sebagaimana dimaksud pada poin 2 dan 3 tidak dilaksanakan,
maka apoteker pemohon dapat mengajukan kembali surat pernyataan siap
meroperasikan apotek pada pihak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
dengan tembusan pada Kepala Dinas Provinsi (Form Apt-4)

Setelah proses selama kurang lebih 12 hari kerja dari diterimanya laporan pemeriksaan
mengenai hal terkaik, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dapat
mengeluarkan Surat Izin Apotek (Form Apt-5)

Jika hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kepala Balai POM atau Tim Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaiama yang dimaksud pada poin nomor 3 menunjukan
hasil belum memenuhi persyaratan, maka dalam waktu kurang lebih 12 hari kerja Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengeluarkan Surat Penundaan (Form Apt-6)

Dan untuk Form Apt-6 atau Surat Penundaan seperti pada poin nomor 6 di atas, maka
Apoteker akan diberikan kesempatan guna melengkapi/memenuhi persyaratan yang
kurang selambat-lambatnya 1 minggu terhitung semejak tanggal penundaan.

Demikian di atas tadi adalah beberapa tata cara perizinan pendirian apotek yang kita ketahui
bersama. Bagi Anda yang memang berminat untuk membuka apotek maka sudah tentu wajib
mengetahui dan mengikuti proses tata cara tersebut. Semoga dapat menjadi sumber informasi
yang membantu serta bermanfaat bagi Anda semuanya.

Tips Penting Saat Ingin Memulai Bisnis Apotek


Untuk membuka sebuah apotek tidak dapat dilakukan secara asal-asalan. Selain membutuhkan
investasi dana yang cenderung relatif besar, juga banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan.
1. Tentukan Lokasi Strategis
Dalam segmen bisnis apapun sudah tentu lokasi tempat usaha merupakan salah satu aspek
penting, tidak terkecuali pada bisnis apotek. Tentukan lokasi yang paling strategis dan sebaiknya
memiliki lahan parkir yang luas, sehingga siapapun yang berkunjung ke apotek akan merasa
lebih nyaman.
2. Analisis Bisnis
Langkah kedua yang harus dilakukan adalah analisis bisnis, karena melalui langkah tersebut
Anda dapat mengetahui potensi pasar yang tersedia hingga tingkat kompetitor yang ada di
daerah tersebut. Sehingga setelah itu Anda dapat membuat perencanaan bisnis serta
menyiapkan modal yang dibutuhkan.

3. Persiapkan Dokumen yang Dibutuhkan


Saat akan memulai bisnis apotek tentunya banyak dokumen yang harus dipersiapkan, beberapa
dokumen yang harus dimiliki saat akan membuka sebuah apotek adalah :

Fotokopi SIK (Surat Izin Kerja) APA Apoteker Pengelola Apotek

Fotokopi KTP Apoteker

Surat pernyataan mengenai apoteker yang tidak bekerja pada apotek/industri lain

Fotokopi surat perjanjian kerjasama antara pemilik apotek dengan apoteker (di depan
Notaris)

Surat pernyataan mengenai pemilik apotek yang tidak pernah terlibat dalam pelanggaran
undang-undang dalam bidang farmasi

Peta Lokasi beserta Denah Bangunan

Status kepemilikan bangunan serta kaitannya dengan pemilik

Daftar SDM Asisten Apoteker lengkap dengan lampiran fotokopi ijazah dan SIK

Surat perizinan dari atasan untuk apoteker yang bekerja sebagai BUMN/PNS

SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

4. Rekrutmen SDM
Selain beberapa poin di atas, rekrutmen SDM juga tenutnya merupakan salah satu aspek utama
dalam sebuah perusahaan. Selain karyawan seperti penjaga dan pelayan apotek, sebuah
apotek juga akan membutuhkan apoteker dan asisten apoteker. Sebaiknya semua staff diseleksi
secara selektif karena jika berhubungan dengan medis tentu harus dilakukan secara rinci dan
hati-hati.
5. Kerjasama Dengan JAMSOSTEK dan ASKES
Ya, salah satu peluang lainnya untuk memajukan apotek adalah dengan bekerjasama dengan
beberapa instansi kesehatan seperti JAMSOSTEK dan ASKES. Jika PSA atau pemilik apotek
mampu mendapatkan kerjasama tersebut maka akan lebih memudahkan penjualan obat, karena
hingga saat ini individu pemilik asuransi kesehatan tersebut sudah sangatlah banyak.
Demikian di atas tadi adalah tips memulai bisnis apotek yang harus diperhatikan saat Anda akan
mendirikan sebuah bisnis apotek. Adapun beberapa tips lain yang dapat diketahui seperti
menentukan supplier obat yang tepat hingga melengkapi beragam sarana dan prasarana. Jika
semua persiapan dirasa sudah memadai, maka saatnya Anda melakukan aksi dengan
merealisasikannya.

Anda mungkin juga menyukai