Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan
pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap
transisi lain dalam fase kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan stres
(Reeder et al., 2011). Bagi seorang ibu primigravida yang pertama kali
menghadapi kehamilan, ketika menghadapi proses persalinan cenderung
mengalami kecemasan. Hal ini dikarenakan proses persalinan adalah sesuatu hal
baru yang akan dialaminya (Musbikin, 2006).
Kecemasan merupakan respons terhadap situasi tertentu yang mengancam,
ditandai dengan simptom-simptom tubuh, ketegangan fisik dan ketakutan pada
hal-hal yang akan terjadi (Liftiah, 2009). Berdasarkan hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, derajat kesehatan ibu dan anak di indonesia
masih perlu ditingkatkan. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup sedangkan target Millenium
Development Goals (MDGs) 2015 yang harus dicapai adalah menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) hingga sebesar 110/100.000 Kelahiran Hidup. Penyebab
langsung kematian ibu antara lain preklampsia 28 %, perdarahan 28 %, infeksi 11
%, partus lama 5 % dan abortus 5 % (Depkes, 2010).

Menurut Kemenkes dalam Larasati (2012) salah satu faktor penyebab


tingginya AKI adalah kondisi emosi ibu hamil selama kehamilan hingga kelahiran
bayi. Hal tersebut berkaitan dengan kecemasan yang dialami ibu selama
kehamilan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan
menanggulangi angka kematian ibu yang masih tinggi adalah dengan mencegah
terjadinya komplikasi persalinan. Komplikasi persalinan tidak saja disebabkan
oleh gangguan pada organ tetapi dapat juga karena gangguan psikologi. Faktor
psikologi dapat berupa stress yang dialami ibu selama kehamilan, yang
disebabkan oleh kecemasan dalam menghadapi persalinan (Yuni, 2012).
Selama ini dikenal 3 faktor yang memengaruhi kelancaran proses
persalinan (primigravida maupun multigravida), yaitu 3P : Power (tenaga),
Passage (jalan lahir) dan Passenger (janin) (Manuaba, 2010).. Namun, ternyata
ada faktor P lain yang diduga ikut memengaruhi kelancaran proses persalinan,
yaitu Psycho (kejiwaan) dan Psycian (Penolong) (Sumarah, 2009).
Kecemasan lebih sering dialami oleh primigravida terutama pada trimester
akhir. Primigravida leboh membutuhkan usahan lebih keras untuk beradaptasi
terhadap kondisi baru yang dialami. Kecemasan terutama berkaitan dengan proses
dan nyeri persalinan yang akan dialami (Natalia, 2008). Ketakutan dan kecemasan
yang berlebih (distress) merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit
dalam persalinan. Beberapa mekanisme biologi dapat menjelaskan hubungan
antara kecemasan yang berlebihan (distress) dengan lama persalinan. Kecemasan
yang berlebihan (distress) akan merangsang sekresi epinefrin dan kortisol yang
nantinya akan berpengaruh terhadap kontraksi uterus dan dilatasi serviks,

peningkatan kadar epinefrin dan kortisol akan berpotensi menyebabkan turunnya


kontraksi sehingga persalinan berlangsung lama (Salmah, 2006).
Kecemasan pada ibu bersalin apabila tidak ditangani
secara serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap
fisik dan psikis, baik pada ibu dan janin. Ibu yang mengalami
kecemasan atau stress, akan mempengaruhi hipotalamus untuk
merangsang kelenjar endokrin yang mengatur kelenjar hipofise
(Suliswati, 2005). Reaksi ini menyebabkan peningkatan produksi
hormon adrenalin yang mempengaruhi sebagian besar organ
tubuh, seperti jantung berdebar, denyut nadi dan nafas yang
cepat, keringat berlebihan (Hawari, 2006). Selain itu, juga akan
mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi yang menyebabkan
gangguan darah ke rahim, sehingga oksigen yang diterima janin
akan berkurang atau terganggu. Kejadian tersebut menyebabakan
ketegangan pada otot-otot jalan lahir sehingga persalinan menjadi lama I
memanjang, selain itu janin dapat mengalami kegawatan (fetal-distress) (Hawari,
2006).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPM Farida Hajri Surabaya
Surabaya, pada tahun 2014 terdapat ____ kasus perdarahan partus lama dari ____
ibu bersalin atau sebanyak ____ (%), sedangkan pada tahun 2015 terjadi sebanyak
____ kasus perdarahan partus lama dari ___ ibu bersalin atau sebanyak ____ (%).
Melihat potensi terjadinya partus lama pada ibu primigravida yang timbul
dari kecemasan yang berlebihan (distress) selama persalinan, maka penulis

tertarik melakukan penelitian tentang hubungan anatara kecemasan pada ibu


primigravida dengan lama persalinan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Hubunga Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Lama
Persalinan Kala 1 Fase Aktif di BPM Farida Hajri Surabaya Surabaya,
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Kecemasan Ibu Primigravida Dengan Lama
Persalinan Kala 1 Fase Aktif
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kecemasan pada ibu primigravida di BPM Farida Hajri
Surabaya Surabaya,
2. Mengidentifikasi lama persalinan kala 1 fase aktif pada ibu primigravida di
BPM Farida Hajri Surabaya Surabaya,
3. Menganalisa hubungan kecemasan ibu primigravida dengan persalinan kala 1
fase aktif di BPM Farida Hajri Surabaya Surabaya,
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
dalam bidang kebidanan khususnya dalam lingkup persalinan dan sebagai salah
satu acuan bagi peneliti berikutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi
kepada pemerintah dan instansi terkait dalam menentukan prioritas perencanaan
dan arah kebijakan dalam program MDGs.

Anda mungkin juga menyukai