PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinary Track Infections (UTI) adalah istilah
umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Dari sudut pandang
mikrobiologi, Urinary Track Infections (UTI) terjadi bila mikroorganisme patogen
dideteksi di urin, uretra, bladder, ginjal, atau prostat. Umumnya, pertumbuhan >105
organisme/ml dari sediaan urin mid stream yang bersih mengindikasikan suatu infeksi.
Tetapi, seringkali pada UTI yang sebenarnya, pada pasien-pasien yang simtomatis,
jumlah yang lebih kecil telah dapat dikatakan sebagai infeksi (10 2-104 organisme/ml),
atau pada sampel yang berasal dari aspirasi supra pubis atau dari sampel yang diambil
dari kateter. Sebaliknya, pada midstream urin yang terkontaminasi, jumlah koloninya bisa
>105 /ml. Infeksi yang rekuren setelah terapi antibiotik dapat disebabkan oleh strain
bakteri yang persisten, atau karena reinfeksi oleh strain yang baru. Infeksi rekuren oleh
strain yang sama dalam waktu 2 minggu terapi dapat disebabkan oleh infeksi ginjal atau
prostat yang relaps atau koloni di vagina atau usus yang persisten yang menyebabkan
reinfeksi blader. Dysuri,urgensi dan frekuensi yang tidak diikuti bakteriuria menunjukkan
acute urethral syndrome.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan fisiologi saluran kemih
Sistem urinarius terdiri dari 2 ginjal (ren), 2 ureter, vesika urinaria dan uretra.
System urinarius berfungsi sebagai system ekskresi dari cairan tubuh. Ginjal berfungsi
untuk membentuk atau menghasilkan urin dan saluran kemih lainnya berfungsi untuk
mengekskresikan atau mengeliminasi urin. Sel-sel tubuh memproduksi zat-zat sisa seperti
urea, kreatinin dan ammonia yang harus diekskresikan dari tubuh sebelum terakumulasi
dan menyebabkan toksik bagi tubuh. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk regulasi
volume darah tubuh, regulasi elekterolit yang terkandung dalam darah, regulasi
keseimbangan asam basa, dan regulasi seluruh cairan jaringan tubuh. Saluran kemih
bagian atas adalah ginjal, sedangkan ureter, kandung kemih (vesika urinaria) dan uretra
merupakan saluran kemih bagian bawah
.
Gambar 1. Struktur saluran kemih manusia
2
Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal.
Bagian paling superfisial adalah korteks renal, yang tampak bergranula. Di sebelah
dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal. Ujung ureter yang
berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut pelvis renal. Pelvis renal bercabang
dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing bercabang membentuk beberapa
kaliks minor. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian ke
ureter, sampai akhirnya ditampung di dalam kandung kemih.
refluks vesiko ureter pad saat buli-buli berkontraksi. Untuk kepentingan pembedahaan
ureter di bagi menjadi dua yaitu ureter pars abdominalis, yang membentang mulai dari
pelvis renalis sampai menyilang vasa ilaka dan ureter pars pelvika yang membentang dari
persilangannya dengan vasa iliaka sampai muaranya di buli-buli.
Buli buli atau vesika urinaria adalah organ berongga yang terdiri dari 3 lapis
otot detrusor yang saling beranyaman, yaitu (1) terletak paling dalam adalah otot
longitudinal, (2) ditengah adalah otot sirkuler, (3) paling luar merupakan otot
longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas sel transisional yang sama seperti pada mukosa
pelvis renalis, ureter dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan
meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang di sebut trigonum buli-buli.
Secara anatomis vesika urinaria terdiri atas 3 permukaan yaitu (1) permukaan superior
yang berbatasan dengan rongga peritoneum (2) dua permukaan inferiolateral dan (3)
permukaan posterior. Vesika urinaria berfungsi menampung urine dari ureter dan
kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisma miksi. Dalam menampung
urine vesika urinaria mempunyai kapasitas maksimal yang volumennya untuk orang
dewasa kurang lebih 300-450 ml; sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut
formula dari Koff : Kapasitas buli buli = (umur (tahun) + 2) x 30 ml. Pada saat kosong, bulibuli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis
sehingga dapat di palpasi dan perkusi. Buli-buli yang terisi penuh memberikan
rangsangan pada saraf aferen dan mengaktifkan pusat miksi di medula spinalis. Hal ini
akan mengakibatkan kontraksi otot detrusor,terbukanya leher buli-buli dan relaksasi
sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi
.
Gambar 3. Anatomi vesica urinaria
Bagian akhir saluran keluar yang menghubungkan kandung kemih dengan
luar tubuh ialah uretra. Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita. Pada laki-laki,
sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Uretra pada laki-laki merupakan tuba
dengan panjang kira-kira 17-20 cm dan memanjang dari kandung kemih ke ujung penis.
Uretra pada laki-laki mempunyai tiga bagian yaitu : uretra prostatika, uretra
membranosa dan uretra spongiosa. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria, karena
hanya 2,5-4 cm panjangnya dan memanjang dari kandung kemih ke arah ostium diantara
labia minora kira-kira 2,5 cm di sebelah belakang klitoris.1
.
pada sebelah distal sebagai glans penis. Ketiga korpora yaitu dua buah korpora kavernosa
dan sebuha korpus kavernosum dibungkus oleh fasia Buck dan lebih superfisial lagi oleh
fasia Colles atau fasia Dartos.1
2.2 DEFINISI
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah adanya infeksi ( pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih meliputi infeksi pada parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kencing dengan jumlah bakteriuria yang bermakna2,3.
Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK atau
kontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. Dalam keadaan
normal,urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu bila ditemukan
jumlah koloni > 105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari sampel mid-stream. Ini
merupakan gold standard untuk diagnostik ISK3
2.3 EPIDEMIOLOGI
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor; seperti usia, gender,
prevalensi bakteriuria, dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur
saluran kemih termasuk ginjal.
ISK masih merupakan infeksi bakterial yang paling sering terjadi pada anak .
Pada tahun pertama kehidupan insidens ISK pada laki-laki lebih banyak dibanding
perempuan, dengan rasio laki-laki : perempuan adalah 3-5 : 1. Dalam 1-2 tahun
perempuan lebih banyak dengan rasio laki-laki : perempuan = 1 : 10. Antara usia 1-5
tahun prevalensi bakteriuria pada perempuan meningkat 4,5%, sedangkan laki-laki turun
menjadi 0,5%. Infeksi pada anak laki-laki sering berkaitan dengan kelainan kongenital
saluran kemih. Jacobson dkk tahun 1995 melakukan studi kolaborasi di Swedia, insidensi
ISK pada usia hingga 2 tahun 1,5% laki-laki dan 1,7% perempuan. Kejadian ISK pertama
paling tinggi pada usia 1 tahun. Angka kekambuhan pada wanita 30% dalam 1 tahun dan
50% dalam 5 tahun, pada pria hanya 15% dalam 1 tahun pertama dan jarang di atas usia 1
8
tahun .Risiko untuk berkembangnya ISK sebelum usia 14 tahun kira-kira 1% pada lakilaki dan 3-5% pada anak perempuan. Insiden bervariasi sesuai umur.4
Pada usia beberapa bulan dan usia lebih dari 65 tahun, perempuan
cenderungmenderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang
dilaporkan,.
Prevalensi ISK pada neonatus berkisar antara 0,1% hingga 1%, dan meningkat
menjadi 14% pada neonatus dengan demam, dan 5,3% pada bayi. Pada bayi asimtomatik,
bakteriuria didapatkan pada 0,3 hingga 0,4%. Risiko ISK pada anak sebelum pubertas 35% pada anak perempuan dan 1-2% pada anak laki. Pada anak dengan demam berumur
kurang dari 2 tahun, prevalensi ISK 3-5%. 5
2.4 ETIOLOGI
Bermacam-macam mikroba dapat menginfeksi traktus urinarius, tetapi yang
paling sering adalah gram-negatif bacili. Escherichia coli menyebabkan ~80% infeksi
akut pada pasien-pasien tanpa kateter, kelainan-kelainan urologi, atau batu. Batang gramnegatif lainnya, terutama Proteus dan Klebsiella dan adakalanya Enterobacter, sedikit
menyebabkan ISK tipe sederhana. Organisme tersebut, Serratia dan Pseudomonas, sering
menyebabkan infeksi rekuren dan infeksi yang berhubungan dengan tindakan urologi,
batu, atau obstruksi. Sering menyebabkan infeksi nosokomial, infeksi karena pemasangan
kateter. Proteus spp., berdasarkan atas produksi urease, dan Klebsiella spp., melalui
produksi slime ekstraselular dan polisakarida, menjadikan predisposisi pembentukan
batu dan sering diisolasi dari pasien dengan batu ginjal.3,4
Kokus gram negatif jarang menyebabkan UTI. Tetapi, Staphylococcus
saprophyticus, ditemukan pada 10 15 % dari UTI akut symptomatik pada wanita muda.
Enterokokkus adakalanya menyebabkan akut uncomplicated (ISK tipe sederhana) sistisis
pada wanita. Yang lebih sering lagi, enterokokkus dan Staphylococcus aureus
menyebabkan infeksi pada pasien dengan batu ginjal atau riwayat instrumentasi atau
9
10
ISK tipe sederhana (uncomplicated) jarang berakhir dengan penurunan faal ginjal
kronis atau terminal.2,4,5
2.6 PATOGENESIS
Introitus vagina dan uretra distal normalnya didiami oleh dipteroid, streptocokal,
lactobacili dan staphilokokkal, tetapi bukan oleh basil enterik gram negatif. Pada wanita
yang gampang terkena sistitis, enterik gram negatif, yang biasanya ada diusus besar
berkoloni di introitus, periuretra dan distal uretra sebelum episode bakteriuria.
Penyebabnya diduga karena flora normal yang berkurang, infeksi genital, kontrasepsi,
produksi H2O2 oleh laktobasili yang berkurang, hubungan seks, selain juga virulensi agen
dan faktor immunologi host.
Biasanya bakteri pada kandung kemih dapat dieliminasi oleh proses berkemih dan
efek dilusi dari urin sendiri. Konsentrasi urea dan osmolaritas yang tinggi dapat
membunuh bakteri. Sekret dari prostat dapat memiliki efek antibakteri.
ISK sering disebabkan mikroorganisme saluran cerna (enterobacteriacae),
berkembang biak (kolonisasi) didaerah introitus vagina dan uretra anterior dan masuk
kedalam kandung kemih selama miksi.Terdapat beberapa rute masuk bakteri ke saluran
kemih. Pada umumnya, bakteri di area periuretra naik atau secara ascending masuk ke
saluran genitourinaria dan menyebabkan ISK1,2,3 Sebagian besar kasus pielonefritis
disebabkan oleh naiknya bakteri dari kandung kemih, melalui ureter dan masuk ke
parenkim ginjal. Kejadian ISK oleh karena invasi MO secara ascending juga dipermudah
oleh refluks vesikoureter. Pendeknya uretra wanita dikombinasikan dengan kedekatannya
dengan ruang depan vagina dan rektum merupakan predisposisi yang menyebabkan
perempuan lebih sering terkena ISK dibandingkan laki-laki3,4
Penyebaran secara hematogen umumnya jarang, namun dapat terjadi pada pasien
dengan immunocompromised dan neonatus. Staphylococcus aureus, Spesies Candida, dan
Mycobacterium tuberculosis adalah kuman patogen yang melakukan perjalanan melalui
darah untuk menginfeksi saluran kemih4
12
2.7 KLASIFIKASI
Berdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan menjadi:
radiologik3,4. PNA ditemukan pada semua umur dan jenis kelamin walaupun lebih sering
ditemukan pada wanita dan anak-anak. Pada laki-laki usia lanjut, PNA biasanya disertai
hipertrofi prostat4.
Pielonefritis Kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder
mengenai tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri
(immediate atau late effect) dengan atau tanpa bakteriuria dan selalu disertai kelainankelainan radiologi. PNK yang tidak disertai bakteriuria disebut PNK fase inaktif.
Bakteriuria yang ditemukan pada seorang penderita mungkin berasal dari pielonefritis
kronik fase aktif atau bakteriuria tersebut bukan penyebab dari pielonefritis tetapi berasal
dari saluran kemih bagian bawah yang sebenarnya tidak memberikan keluhan atau
bakteriuria asimtomatik. Jadi diagnosis PNK harus mempunyai dua kriteria yakni telah
terbukti mempunyai kelainan-kelainan faal dan anatomi serta kelainan-kelainan tersebut
mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri. Dari semua faktor predisposisi ISK,
nefrolithiasis dan refluks vesiko ureter lebih memegang peranan penting dalam
patogenesis PNK4. Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Pada PNK juga sering ditemukan
pembentukan jaringan ikat parenkim5.
ISK tipe berkomplikasi (complicated type), ISK jenis ini perlu perhatian khusus dalam
pengelolaannya4,5.
Sistitis kronik adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang
(recurrent attact of cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau penyulit dari
saluran kemih bagian atas dan ginjal. Sistitis kronik merupakan ISKB tipe berkomplikas,
dan memerlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor predisposisi4.
Sindrom uretra akut (SUA) adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistitis abakterialis karena tidak dapat diisolasi
mikroorganisme penyebabnya. Penelitian terkini menunjukkan bahwa SUA disebabkan
oleh MO anaerobik1,4.
Klasifikasi diagnosis Infeksi Saluran Kemih dan Genitalia Pria yang dimodifikasikan dari
panduan EAU (European Association of Urology) dan IDSA (Infectious Disease Society
of America)2
o
Urosepsis
15
Sistitis akut
Pasien dengan sistitis biasanya datang dengan gejala disuria, frekuensi, urgensi,
dan nyeri suprapubik. Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa buli-buli menjadi
kemerahan (eritrema), edema, dan hipersensitif sehingga jika buli-buli terisi urine, akan
mudah terangsang untuk segera mengeluarkan isinya; hal ini menimbulkan gejala
frekuensi. Kontraksi buli-buli akan menyebabkan rasa sakit/nyeri di daerah suprapubik
dan eritema mukosa buli-buli mudah berdarah dan menimbulkan hematuria. Tidak seperti
gejala pada infeksi saluran kemih bagian atas, sistitis jarang disertai dengan demam,
mual, muntah, badan lemah, dan kondisi umum yang menurun. Jika disertai dengan
demam dan nyeri pinggang perlu difikirkan adanya penjalaran infeksi ke saluran kemih
sebelah atas.
Pemeriksaan urine berwarna keruh, berbau, dan pada urinalisis terdapat piuria,
hematuria, dan bakteriuria. Pada pemeriksaan urine dari pasien wanita dengan sistitis
hanya ditemukan 102 sampai 104 bakteri/mL urine, keadaan ini tidak dapat terlihat pada
sediaan dengan pewarnaan Gram. Pada pemeriksaan fisik biasanya hanya ditemukan
nyeri tekan pada uretra atau area suprapubik. Apabila ditemukan adanya lesi di genital
dan duh tubuh vagina, terutama pada kasus dengan jumlah bakteri di kultur urin <
105bakteri/mL, maka patogen yang dapat difikirkan sebagai penyebab yaitu C.
trachomatis, N. gonorrhoeae, Trichomonas, Candida, dan virus herpes simpleks. Bila
ditemukan nyeri di CVA (costovertebral angle) dan manifestasi sistemik yang menonjol,
seperti suhu > 38,30C, mual dan muntah, biasanya mengindikasikan adanya infeksi renal
konkomitan. Tetapi apabila tanda-tanda tersebut tidak ditemukan tidak menjamin bahwa
infeksi hanya terbatas di buli-buli dan uretra.2,6
Pyelonefritis Akut
Gambaran klasik dari pieonefritis akut adalah demam tinggi dengan disertai
menggigil, nyeri di daerah perut dan pinggang, disertai mual, muntah dan diare. Kadangkadang terdapat gejala iritasi pada buli-buli yaitu berupa disuria, frekuensi, atau urgensi.
Selain demam, takikardia, dan nyeri tekan otot generalisata, pada pemeriksaan fisik juga
ditemukan adanya nyeri tekan pada satu atau kedua CVA dengan pemberian tekanan yang
17
cukup dalam atau ditemukan nyeri tekan pada palpasi dalam abdomen. Sebagian besar
pasien memiliki leukositosis yang signifikan dan bakteri dapat dideteksi dengan
pewarnaan Gram. Leukosit cast ditemukan di urine penderita, dan penemuan cast ini
adalah patogonomik. Hematuria ditemukan pada fase akut penyakit; bila hematuria masih
ditemukan walaupun manifestasi infeksi akut telah menghilang maka harus difikirkan
terhadap kemungkinan adanya batu, tumor, atau tuberculosis.
Manifestasi dari pielonefritis akut biasanya berespon terhadap terapi dalam waktu
48 72 jam, kecuali pada individu dengan nekrosis papiler, pembentukan abses, dan
obstruksi urinary. Walaupun gejala sudah menghilang tetapi masih dapat ditemukan
adanya bakteriuria dan pyuria. Pada pielonefritis berat, demam turun dalam jangka waktu
yang lebih lama dan mungkin tidak menghilang dalam beberapa hari walaupun sudah
diberikan terapi dengan antibiotik yang tepat.8
Uretritis
Sekitar 30 % dari wanita dengan disuria akut, gejala frekuensi, dan pyuria,
memiliki hasil kultur dari urin arus tengah (midstream) yang tidak menunjukkan adanya
pertumbuhan bakteri atau pertumbuhan yang sedikit sekali. Secara klinis, wanita dengan
keluhan tersebut tidak dapat dibedakan dengan mereka yang menderita sistitis. Pada
kondisi ini, yang harus dibedakan yaitu antara wanita yang terinfeksi kuman patogen
yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti C. trachomatis, N. gonorrhoeae, atau
virus herpes simpleks, dengan mereka yang terinfeksi E.coli dalam jumlah sedikit atau
infeksi stafilokokus pada uretra dan buli-buli. Infeksi klamidia atau gonokokus dapat
dicurigai pada wanita dengan awitan penyakit yang bertahap, tidak ada hematuria, tidak
ada nyeri suprapubik, dan gejala sudah berlangsung selama > 7 hari. Informasi tambahan
berupa riwayat berganti-ganti pasangan, terutama jika pasangan tersebut memiliki
riwayat uretritis klamidia atau gonococal dan ditemukan servisitis mukopurulen, maka
kecurigaan terhadap infeksi menular seksual makin besar. Gross hematuria, nyeri
suprapubik, dan awitan panyakit yang tiba-tiba atau cepat, lama penyakit < 3 hari, dan
adanya riwayat ISK sebelumnya mengarah kepada diagnosa ISK E. Coli
18
Prostatitis 2,11
Prostatitis menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel-sel radang (paling sering
limfosit) pada stroma prostat didekat asinus kelenjar prostat (Nickel et al 1999). Darch
1971 mengelompokkan prostatitis menjadi 4 (berdasarkan pemeriksaan 4 porsi urin
berdasarkan Meares dan Stamey):
Prostatitis nonbakterial
Prostatodinia
Kuman yang sering ditemukan adalah E. coli, Klebsiella spp, Proteus mirabilis,
Enterococcus faecalis dan Pseudomonas aeruginosa. Jenis kuman yang juga
dapat ditemukan adalah Staphylococci, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis walaupun masih menimbulkan perdebatan.
Gejala dan tanda
Gejala klinis :
Akut
Kronis (minimal 3 bulan menderita)
Paling sering dikeluhkan: NYERI
Prostat/perineum
: 46 %
: 39 %
Penis
: 6%
Kandung kemih
: 6%
Punggung
: 2%
Sering BAK
Sulit BAK seperti pancaran lemah, mengedan
Nyeri saat BAK/nyeri bertambah saat BAK
20
Bakteri
Spesifik
: M. tuberculosa
Virus : mumps
Diagnosis
Ig. M
Analisa sperma
23
24
hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaankering. Jangan memakai larutan
antiseptik untuk membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan jangan
buka tutupnya sebelum pembersihan selesai
2. Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan bersihkan daerah ujung penis
dengan kasa yang dibasahi air sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat
sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin hangat. Ulangi sekali lagi,
lalu keringkan daerah tersebut dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa
yang telah dipakai ke dalam tempat sampah.
4. Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah berkemih. Buang beberapa
mililiter urin yang keluar, kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam
wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.
5. Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan bersihkan dinding luar
wadah dari urin yang tertumpah. Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan
kirim segera ke laboratorium 2
Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena penundaan akan
menyebabkan bakteri yang terdapat dalam urin berkembang biak dan penghitungan
koloni yang tumbuh pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang terdapat
dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus diterima maksimun 1 jam setelah
penampungan. Sampel harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampel yang
diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa bukti telah disimpan dalam kulkas,
seharusnya tidak dikultur dan sebaiknya dimintakan sampel baru.Bila pengiriman
terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 24
jam.2Pemeriksaan Urin Empat Porsi (Meares Stamey)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari
urin empat porsi yaitu :
26
28
Batu kecil atau batu semiopak kadangkala tidak tampak pada foto ini, sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan foto tomografi.
PIV. Adalah pemeriksaan rutin untuk mengevaluasi pasien yang menderita ISK
complicated. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan adanya pielonefritis akuta dan
adanya obstruksi saluran kemih; tetapi pemeriksaan ini sulit untuk mendeteksi adanya
hidronefrosis, pionefrosis, ataupun abses ginjal pada ginjal yang fungsinya sangat jelek.
Voiding sistouretrografi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengungkapkan adanya
refluks vesiko-ureter, buli-buli neurogenik, atau divertikulum uretra pada wanita yang
sering menyebabkan infeksi yang sering kambuh.
Ultrasonografi. Ultrasonografi adalah pemeriksaan yang sangat berguna untuk
mengungkapkan adanya hidronefrosis, pionefrosis, ataupun abses pada perirenal/ginjal
terutama pada pasien gagal ginjal. Pada pasien gemuk, adanya luka operasi, terpasangnya
pipa drainase, atau pembalut luka pasca operasi dapat menyulitkan pemeriksaan ini.
CT scan. Pemeriksaan ini lebih sensitive dalam mendeteksi penyebab ISK dari pada PIV
atau ultrasonografi, tetapi biaya yang diperlukan untuk pemeriksaan ini relatif mahal.
2.11 Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Edukasi hidup bersih sangat diperlukan untuk mencegah mumculnya ISK rekuren
dan hidrasi yang cukup untuk clearance tractus urinarius
Infeksi saluran kemih atas (ISKA) 2,5
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap
untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam. Indikasi
rawat inap pada PNA antara lain kegagalan dalam mempertahankan hidrasi normal atau
29
toleransi terhadap antibiotik oral, pasien sakit berat, kegagalan terapi antibiotik saat rawat
jalan, diperlukan investigasi lanjutan, faktor predisposisi ISK berkomplikasi, serta
komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus dan usia lanjut.
30
33
Komplikasi ISK bergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated)
dan ISK tipe berkomplikasi (complicated).
ISK sederhana (uncomplicated)
ISK akut tipe sederhana yaitu non-obstruksi dan bukan pada perempuan hamil
pada umumnya merupakan penyakit ringan (self limited disease) dan tidak menyebablan
akibat lanjut jangka lama.
ISK tipe berkomplikasi (complicated)
ISK tipe berkomplikasi biasanya terjadi pada perempuan hamil dan pasien dengan
diabetes mellitus. Selain itu basiluria asimtomatik (BAS) merupakan risiko untuk
pielonefritis diikuti penurun laju filtrasi glomerulus (LFG).
Komplikasi emphysematouscystitis, pielonefritis yang terkait spesies kandida dan
infeksi gram negatif lainnya dapat dijumpai pada pasien DM. Pielonefritis emfisematosa
disebabkan oleh MO pembentuk gas seperti E.coli, Candida spp, dan klostridium tidak
jarang dijumpai pada pasien DM. Pembentukan gas sangant intensif pada parenkim ginjal
dan jaringan nekrosis disertai hematom yang luas. Pielonefritis emfisematosa sering
disertai syok septik dan nefropati akut vasomotor.5
2.13 Prognosis
Prognosis jangka panjang infeksi saluran kemih biasanya baik, bila segera diobati
dengan adekuat setelah diagnosis ditegakkan. Pengobatan segera pielonefritis bakteri akut
pada hewan dapat mencegah timbulnya jaringan parut ginjal. Tidak tahan dengan cara
yang biasanya memberikan hasil jangka panjang yang menguntungkan ini, anak-anak
dengan infeksi saluran kemih yang berulang-ulang kambuh seringkali menimbulkan
masalah yang sulit dan mengecewakan dalam pengobatan dan profilaksisnya.
Konsekuensi utama kerusakan ginjal kronis yang disebabkan oleh pielonefritis adalah
hipertensi arterial dan insufiensi ginjal; bila hal ini terjadi maka harus diobati dengan
tepat. Beberapa anak dengan infeksi saluran kemih tidak sering berkemih dan banyak
34
juga yang mengalami konstipasi berat. Penyuluhan kepada orang tua untuk mencoba
menentukan pola berkemih dan defekasi yang lebih normal mungkin bermanfaat dalam
mengembalikan kekambuhan.2
BAB III
KESIMPULAN
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan bakteriuria patogen bermakna dengan colony forming units per mLCFU/ ml
urin > 105
radiologis dengan gejala awitan akut seperti demam, nyeri pinggang, nyeri suprapubic,
disuria, polakisuria, stranguria, nokturia. Sedangkan ISK kronik sudah menimbulkan
kelainan struktural atau radiologis dan biasanya kurang bergejala.
Pilihan terapi untuk pasien ISK adalah antibiotik yang sensitif terhadap kuman
patogen penyebab. Penanganan yang dini dan sesuai dapat menghindari komplikasi dan
pasien dapat sembuh sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gill, CB. Bladder anatomy. 2013. Medscape. Avaiable at
http://emedicine.medscape.com/article/1949017-overview. Accesed 16 june 2015
2. Ikatan ahli urologi Indonesia, 2007, Guideline ISK. P 2-10
3. Hasibuan, SN. PENGARUH TOILET TRAINING TERHADAP KEJADIAN ISK
BERULANG PADA ANAK PEREMPUAN USIA 1 5 TAHUN.
UniversitasDiponegoro, 2006. p20-1.
4. Phalevi, MR, Husein IF, Clinical report ISK,Universitas Padjajaran, 2013. p 2-5
5. Ikatan dokter anak Indonesia, Konsesu ISK pada anak, Jakarta, 2011 p 4-5
6. Rubin RH, ShapiroED, Andriole VT, Davis RJ, Stamm WE. General guidelines for the
evaluation of new anti-infective drugs for the treatment of urinary tract infection. Clin Inf
Dis 1992 (15) : S216-27
7. Marin, RJ, Shaik, N. Et al,Suprapubic bladder aspirationN Engl J Med 2014; 371:e13,
p-3-8
8. Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). European
Association of Urology : Guidelines on Urinary and Male Genital Tract Infections. 2001
9. Ikatan ahli urologi Indonesia, 2007, Guideline ISK. P 19-31
36
37