Tanda tangan
NIM : 11.2012.066
I. IDENTITAS
Nama
Umur
Status perkawinan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
Tanggal MRS
: Sdr. R
: 27 Tahun
: Belum menikah
: Islam
: Wiraswasta
: Batu, Banjarnegara
: 12 Juni 2014
: 9 Juni 2014
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis Tanggal
: 12 Juni 2014
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
9 hari sebelum masuk rumah sakit, OS merasa mata kanannya sulit dibuka saat bangun
tidur, OS rasakan seperti ada yang mengganjal. OS masih beraktivitas seperti biasa pada hari ini.
8 hari SMRS OS mengaku mata kanannya membengkak pada saat bangun pagi dan sulit
dibuka, OS mengobati sendiri dengan tetes mata yang OS beli sendiri di warung, hari ini OS
sudah tidak beraktivitas.
7 hari SMRS OS berobat ke spesialis mata di RS Banjarnegara dan mendapat obat tetes
mata dan obat minum. 4 hari SMRS mata kiri OS memerah, membengkak dan mengeluarkan
nanah, namun tidak separah mata kanan. Keadaan OS tidak membaik meskipun telah minum dan
1
memakai tetes mata yang OS dapatkan dari dokter. Karena keadaan yang dirasa makin berat, OS
memutuskan untuk berobat ke RS Mata Dr. Yap pada tanggal 9 Juni 2014
10 hari sebelum mata OS memerah, OS mengaku bahwa kencingnya bernanah, namun OS
tidak memeriksakan diri ke dokter. OS juga mempunyai kebiasaan untuk tidak mencuci tangan,
dan mengelap matanya dengan tissue. OS mengaku aktif secara seksual dan mempunya 3
pasangan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit Darah Tinggi, Kencing Manis, Stroke, Infeksi virus disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit Darah Tinggi, Kencing Manis, Stroke, Infeksi virus disangkal.
STATUS OPHTALMOLOGIS
KETERANGAN
1. VISUS
- Axis Visus
OD
OS
1/~
PS/PW kurang baik
6/6
PS/PW Baik
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak ada
Koreksi
Addisi
Distansia Pupil
Kacamata lama
3. SUPERSILIA
- Warna
- Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bola mata bergerak kesegala
arah
4. PALPEBRA
Edema
Nyeri tekan
Ekteropion
Entropion
Blefarospasme
Trikiasis
Punktum Lakrimal
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Membengkak, hiperemis (+)
- Fissura Palpebra
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal, tidak
membengkak,hiperemis (-)
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret
Injeksi konjungtiva
Injeksi Siliar
Perdarahan
Subkonjungtiva
Pterigium
Pinguekula
Kista Dermoid
Lithiasis
7.
-
SKLERA
Warna
Ikterik
Injeksi episklera
Nyeri tekan
Merah
Tidak ada
Ada
Ada
Merah
Tidak ada
Ada
Tidak ada
8.
-
KORNEA
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik presipitat
Sikatrik
Ulkus
Perforasi
Arcus senilis
Edema
Tes Placido
Keruh
Tertutup selaput
12mm
Normal
Ada
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak ada
Tidak dilakukan
Jernih
Jernih
12mm
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kedalaman
Kejernihan
Hyfema
Hipopion
Efek tyndal
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Dalam
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dilakukan
Hitam kecoklatan
Sulit dinilai
Tidak ada
Tidak ada
Hitam kecoklatan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sentral
Bulat
3mm
Sulit dinilai
Sentral
Bulat
3mm
+
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Jernih
Sentral
Negative
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
10. IRIS
- Warna
- Kripte
- Sinekia
- Koloboma
11. PUPIL
- Letak
- Bentuk
- Ukuran
- Refleks cahaya
langsung
- Refleks cahaya tidak
langsung
12. LENSA
- Kejernihan
- Letak
- Tes shadow
15. PALPASI
- Nyeri tekan
- Massa tumor
Tensi okuli
Sulit dinilai
Menurun
Pemeriksaan dengan metilen blue ditemukan bakteri diplococcus intrasel, bentuk menyerupai
biji kopi
V. RESUME
Dari anamnesa:
OS datang dengan kedua mata merah, bengkak dan mengeluarkan nanah yang dimulai dari
mata kanan lalu mata kiri. OS sudah ke dokter dan mendapat obat, namun gejala tidak membaik,
sehingga OS memutuskan untuk berobat ke RS Mata Dr. Yap. 10 hari sebelum sakit mata, OS
mengaku kencing nanah dan tidak berobat, OS juga mengakui mempunyai 3 partner seksual.
Dari pemeriksaan ophtalmologik didapatkan:
OD: visus 1/~. Pada kornea: keruh (+), permukaan tertutup selaput, infiltrate (+), ulkus (sulit dinilai),
sikatriks (sulit dinilai), arcus senilis (-).
OS: visus 6/6. Pada kornea: keruh (-), permukaan licin, infiltrat (-), ulkus (-), hipopion (-),injeksi
konjungtiva (+). Pada COA: dalam. Pada iris: normal. Pada pupil: ukuran 3mm, reflex cahaya
normal.
DIAGNOSA KERJA
OD keratokonjungtivitis gonore
OS konjungtivitis gonore
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
Medika mentosa
Non- medikamentosa
Irigasi tiap jam
Edukasi
Memakai pengaman, kondom, pada saat berhubungan seksual
Biasakan mencuci tangan sebelum memegang mata
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
OD
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
OS
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI KONJUNGTIVA
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.
Bermacam- macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung
kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama
kornea. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera di bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva
tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan dibawahnya
Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang struktur dan fungsinya mirip kelenjar
lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit
ada diforniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.
2. DEFINISI
Konjungtivis gonore adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan sekret purulen
yang disebabkan oleh kuman neisseria gonorrhoeae.
3. ETIOLOGI
Konjungtivis gonore disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoeae.
4. KLASIFIKASI
Penyakit ini dapat mengenai bayi berumur 1 - 3 hari, disebut oftalmia neonatorum, akibat
infeksi jalan lahir. Dapat pula mengenai bayi berumur lebih dari 10 hari atau pada anak-anak yang
disebut konjungtivitis gonore infantum. Bila mengenai orang dewasa biasanya disebut
konjungtivitis gonoroika adultorum.
5. PATOFISIOLOGI
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata. Iritasi apapun
pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva berdilatasi. Iritasi yang terjadi
ketika mata terinfeksi menyebabkan mata memproduksi lebih banyak air mata. Sel darah putih
dan mukus yang tampak di konjungtiva ini terlihat sebagai discharge yang tebal kuning kehijauan.
Perjalanan penyakit pada orang dewasa secara umum, terdiri atas 3 stadium :
1. Infiltratif
2. Supuratif atau purulenta
3. Konvalesen (penyembuhan), hipertrofi papil.
1.
Stadium Infiltratif.
Berlangsung 3 - 4 hari, dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme,
disertai rasa sakit. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang lembab,
kemosis dan menebal, sekret serous, kadang-kadang berdarah. Kelenjar preauikuler
membesar, mungkin disertai demam. Pada orang dewasa selaput konjungtiva lebih
bengkak dan lebih menonjol dengan gambaran hipertrofi papilar yang besar. Gambaran
ini adalah gambaran spesifik gonore dewasa. Pada umumnya kelainan ini menyerang satu
mata terlebih dahulu dan biasanya kelainan ini pada laki-laki didahului pada mata
8
kanannya.
2.
Stadium Supurativa/Purulenta.
Berlangsung 2 - 3 minggu, berjalan tak begitu hebat lagi, palpebra masih bengkak,
hiperemis, tetapi tidak begitu tegang dan masih terdapat blefarospasme. Sekret yang
kental campur darah keluar terus-menerus. Pada bayi biasanya mengenai kedua mata
dengan sekret kuning kental, terdapat pseudomembran yang merupakan kondensasi
fibrin pada permukaan konjungtiva. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret
akan keluar dengan mendadak (memancar muncrat), oleh karenanya harus hati-hati bila
membuka palpebra, jangan sampai sekret mengenai mata pemeriksa.
Biasanya terdapat pada satu mata. Lebih sering terdapat pada laki-laki dan biasanya
mengenai mata kanan.
Gambaran klinik meskipun mirip dengan oftalmia nenatorum tetapi mempunyai beberapa
perbedaan, yaitu sekret purulen yang tidak begitu kental. Selaput konjungtiva terkena lebih
berat dan menjadi lebih menonjol, tampak berupa hipertrofi papiler yang besar. Pada orang
9
Pengobatan dimulai bila terlihat pada pewarnaan Gram positif diplokok batang intraseluler
10
Pasien dirawat dan diberi pengobatan dengan penicillin, salep dan suntikan
Sekret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih (direbus) atau dengan garam
fisiologik setiap 15 menit, kemudian diberi salep penisillin setiap 15 menit. Penisillin tetes
mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisillin (caranya : 10.000 - 20.000 unit/ml)
setiap 1 menit sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit.,
disusul pemberian salep penisillin setiap 1 jam selama 3 hari.
Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari
menghasilkan 3 kali berturut-turut negatif.
Pada pasien yang resisten terhadap penicillin dapat diberikan cefriaksone (Rocephin) atau
Azithromycin (Zithromax) dosis tinggi.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi, Mochtar, Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketiga. FKUI,
Jakarta: 1999. 343-9.
2. Ilyas, Sidarta. DSM. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2001.
3. Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum (General
Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000.
4. Mansjoer, Arif. Triyanti, Kuspuji, Savitri, Rakhmi, Wardhani, Wahyu Ika. Setiowulan, Wiwiek.
Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3, Jilid 4. Media Aescupapius FKUI, Jakarta: 1999. 51 -2
13