Anda di halaman 1dari 10

Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan dimana suatu

zat terbagi dalam dua pelarut yang tidak bercampur. Selain itu ekstraksi
juga merupakan suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut.Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.Pelarut yang
baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkan
yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi.
Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut
dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat
bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya senyawa non
polar larut dalam pelarut non polar atau yang lebih dikenal dengan like
dissolves like.Berdasarkan hukum Nerst, jika suatu larutan (dalam air)
mengandung zat organik A dibiarkan bersentuhan dengan pelarut organik
yang tidak bercampur dengan air, maka zat A akan terdistribusi baik ke
dalam lapisan air (fasa air) dan lapisan organik (fasa organik). Dimana
pada saat kesetimbangan terjadi, perbandingan konsentrasi zat terlarut A
di dalam kedua fasa itu dinyatakan sebagai nilai Kd atau koefisien
distribusi (partisi) dengan perbadingan konsentrasi zat terlarut A di dalam
kedua fasa organik-air tersebut adalah pada temperatur tetap.
Dalam percobaan ini yang pertamakali dilakukan adalah menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan yaitu:Alat:Corong pisah,gelas
kimia,gelas

ukur,kaca

arloji,pengaduk,statif

dan

klem

dan

neraca

analitik.Bahan:Iod,CHCL3 dan Aquades.Setelah menyiapkan alat dan


bahan,yang dilakukan adalah memmbaca prosedur dan mulai melakukan
percobaan.Dibawah ini ada beberapa hal yang akan dilakukan yaitu:
Pertama-tama menimbang 5 mg atau 0,005 gram iod dengan seksama
dalam neraca analitik,kemudian memasukan kedalam erlemeyer lalu
menambahkan 30 mL Air memasukan kedalam corong pisah.Setelah itu
menambahkan 30 mL CHCL3 dalam corong pisah,Kemudian mengocok
dengan seksama canmpuran selama 5 menit dengan sekali-kali membuka

sumbat,setelah itu didiamkan selama beberapa menit sehingga terbentuk


dua lapisan yaitu lapisan bawah CHCL 3 (ungu) dan lapisan atas adalah Air
(keruh).Kemudian dipisahkan kedua lapisan tersebut,yang dihasilkan
CHCL3 berwarna ungu dan air menjadi keruh.
Untuk ekstraksi yang kedua CHCL3 yang ditambahkan sebanyak 15
mL.Langkah-langkah yang dilakukan sama dengan langkah ekstraksi
yang pertama.setelah diamati terbentuk dua lapisan yaitu lapisan bawah
CHCL3 dan lapisan atas adalah Air.

H.KESIMPULAN

Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang
paling baik
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran
berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling
bercampur.
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap, ekstraksi
kontinyu, dan ekstraksi counter current.
Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap , yaitu:
Pembentukan Kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
Distribusi dari kompleks yang terektraksi
Interaksinya yang mngkin dalam fase organik

Kemungkinan kesalahan
Kesalahan dalam menimbang bahan yang akan digunakan
Kesalahan dalam menggunakan alat

Gorontalo,12 april 2012


praktikan

Awin j rahim
(441 410 055)
DAFTAR PUSTAKA
Teaching team. 2012. Dasar-dasar pemisahan analitik bagi mahasiswa. Gorontalo : UNG
Lukum Astin. 2006.bahan ajardasar-dasar pemisahan analitik. Gorontalo : UNG
http://rohyami.staff.uii.ac.id/2012/04/10/ekstraksi-pelarut/
Diunduh Selasa,10/04/2012
http://bersamafebri.blogspot.com/2009/04/ekstraksi-pelarut.html
Diunduh Selasa,10/04/2012
http://tekimku.blogspot.com/2011/07/ekstraksi-pelarut.html
Diunduh Selasa,10/04/2012

http://toothman.posterous.com/ekstraksi
Diunduh Selasa,10/04/2012

Iodin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

telurium iodin xenon


B
r

A
t 53I

Tabel periodik

Penampilan
abu-abu metalik, ungu saat menjadi gas

Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor
iodin, I, 53
atom
/a.dan/ EYE-o-dyne,
Dibaca
/a.dn/ EYE-o-dn,
or /a.din/ EYE-o-deen
Jenis unsur
halogen
Golongan, periode, blok 17, 5, p
Massa atom standar
126.90447
[Kr] 4d10 5s2 5p5
Konfigurasi elektron
2, 8, 18, 18, 7
Sifat fisika
Fase
solid
Massa jenis (mendekati
4.933 gcm3
suhu kamar)
386.85 K,113.7 C,236.66
Titik lebur
F
Titik didih
457.4 K,184.3 C,363.7 F
Titik tripel
386.65 K (113C), 12.1 kPa
Titik kritis
819 K, 11.7 MPa
Kalor peleburan
(I2) 15.52 kJmol1

Kalor penguapan
(I2) 41.57 kJmol1
Kapasitas kalor
(I2) 54.44 Jmol1K1
Tekanan uap (rhombic)

P (Pa)
at T (K)

1
260

10
282

100
309

1k
342

10 k
381

100 k
457

Sifat atom
7, 5, 3, 1, -1
Bilangan oksidasi
(oksida asam kuat)
Elektronegativitas
2.66 (skala Pauling)
Energi ionisasi
pertama: 1008.4 kJmol1
ke-2: 1845.9 kJmol1
ke-3: 3180 kJmol1
Jari-jari atom
140 pm
Jari-jari kovalen
1393 pm
Jari-jari van der Waals 198 pm
Lain-lain
Struktur kristal
ortorombik
Pembenahan magnetik diamagnetik[1]
Keterhambatan elektris (0 C) 1.3107m
Konduktivitas termal
0.449 Wm1K1
Bulk modulus
7.7 GPa
Nomor CAS
7553-56-2
Isotop paling stabil

iso NA Waktu paruh DM DE (MeV)


I syn
13 jam
,
0.16
127
I 100%
I stabil dengan 74 neutron
129
I sisa
15.7106 thn

0.194
131

I syn
8.02070 hr
,
0.971
123

Yodium

DP
Te

123

129

Xe
Xe

131

Iodin atau Iodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel periodik yang
memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh hampir semua mahkluk hidup.
Iodin adalah halogen yang reaktivitasnya paling rendah dan paling bersifat elektropositif.
Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif daripada
iodin, tetapi kelangkaan astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.

Daftar isi

1 Nama

2 Aplikasi

3 Referensi

4 Pranala luar

Nama
Nama awal unsur ini dalam bahasa Indonesia adalah Yodium yang diambil dari bahasa
Belanda/bahasa Latin. Selaras dengan penggunaan simbol kimia "I", maka nama ini kemudian
diubah menjadi Iodium atau dengan mengacu kepada bahasa Inggris, disebut "Iodin" (dari
Iodine).

Aplikasi
Iodin terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna. Seperti halnya semua
unsur halogen lain, iodin ditemukan dalam bentuk molekul diatomik.

Referensi
1.

^ Magnetic susceptibility of the elements and inorganic compounds, in Handbook


of Chemistry and Physics 81st edition, CRC press.

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Iodin

(Inggris) WebElements.com - Iodine

(Inggris) ChemicalElements.com - Iodine

(Inggris) who.int - WHO Global Database on Iodine Deficiency

(Inggris) Network for Sustained Elimination of Iodine Deficiency

(Inggris) Oxidizing Agents > Iodine

Natrium tiosulfat
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.
Natrium tiosulfat

Nama
Nama IUPAC
Sodium thiosulfate
Nama lain
Natrium hiposulfit
Hiposulfit soda
Pengenalpasti
No Pendaftaran
CAS
PubChem

7772-98-7
10102-17-7 (pentahidrat)
24477

Nombor RTECS

XN6476000
Sifat

Formula kimia

Na2S2O3

Jisim molar

158.108 g/mol

Rupa bentuk

hablur putih

Odor

tidak berbau

Ketumpatan

1.667 g/cm3

Takat lebur

48.3 C

Takat didih

100 C (terurai)

Keterlarutan
dalam air

20.9 g/100 ml (20 C)


Bahaya

MSDS

External MSDS

Indeks EU

Tidak disenarai

NFPA 704

Templat:NFPA 704 diamond

Takat kilat

Tidak mudah terbakar

Kecuali jika dinyatakan sebaliknya, data


diberikan untuk bahan-bahan dalam keadaan
piawainya (pada 25 C [77 F], 100 kPa).

Rujukan kotak info

Natrium tiosulfat (Na2S2O3) ialah satu sebatian hablur yang jernih, lebih biasa sebagai
pentahidrat, Na2S2O35H2O, merupakan satu bahan berhablur monoklinik, efloresen yang juga
dipanggil sebagai natrium hiposulfit atau "hipo".
Rencana berkenaan kimia ini merupakan rencana tunas. Anda boleh
membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
12/18/2011 05:16:00 pm by farxNo comments

Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder,


oleh karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi
terlebih dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh
pH rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya bakteri yang memanfaatkan
sulfur (S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na 2S2O3)
akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :
S2O32- + H+ HS2O3- HSO3- + S
Reaksi penguraian yang terjadi pada S 2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan
pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat
cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan penambahan titran yang tidak terlalu
cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian S 2O32-, ketidakstabilan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari bakteri yang
menyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3-, SO42-, dan S. S ini tampak
sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda bahwa
larutan harus diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada pembuatan
larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hendaknya digunakan air yang sudah dididihkan
atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti khloroform, natrium benzoat, atau
HgI2.
Standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) biasanya menggunakan
larutan KIO3 yang mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga cukup memenuhi
syarat sebagai larutan baku primer. Namun sebagai baku primer KIO 3 juga
mempunyai kelemahan yaitu mempunyai berat ekivalen yang cukup rendah yaitu
sebesar 35,67.

Daftar Pustaka :

Harijadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, halaman 212- 233, PT.
Gramedia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai