Penda Hulu An Mka
Penda Hulu An Mka
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun
kilometer kubik (330 juta mil) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di
laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah
(runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Pengelolaan sumber daya
air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta
privatisasi dan bahkan menyulut konflik (Martino, 2003).
Kurang memadainya sarana dan prasarana kebersihan di suatu wilayah
pemukiman akan sangat berdampak besar pada kualitas lingkungan dan kesehatan
di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan keberadaan prasarana lingkungan
merupakan kebutuhan yang paling penting yang secara langsung maupun tidak
langsung berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya
prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah syarat bagi terciptanya
kenyamanan hunian. Tingkat kenyamaman seseorang dalam bertempat tinggal
ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan, termasuk juga prasarana lingkungan,
karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan fisik lingkungan yaitu
tersedianya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan (Wulandari, 2014).
Manajemen pengolahan air limbah bertujuan untuk membuat seluruh
proses pengolahan menjadi lebih baik. Proses ini melibatkan unsure mekanis,
biologis, kimiawi serta manusia, yang semuanya harus memenuhi standar yang
tepat agar sistem pengolahan dapat berjalam secara efektif dan terpercaya. Apabila
terjadi ketidaksesuaian pada slah satu unsure tersebut, maka proses pengolahan
dapat menjadi tidak efisien dan memakan biaya perawatan yang lebih besar.
Dalam kondisi terburuk, proses pengolahan dapat gagal sepenuhnya dan berujung
pada tidak terpenuhnya izin lingkungan atau kondisi air yang berkualitas buruk
(Damen, 2015).
Suatu karakteristik tertentu, buangan air limbah ke sungai, danau, laut dan
lain-lain, akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) mengenai baku mutu air limbah yang dibuang ke badan air.
Semula peraturan yang ada hanya berbentuk Baku Mutu Effulen Standar
Departemen Kesehatan, yang sangat umum sifatnya. Kemudian disempurnakan
dalam PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air (Hindarko, 2003).
Berkembangnya agroindustri hasil perikanan selain membawa dampak
positif yaitu sebagai penghasil devisa, memberikan nilai tambah dan penyerapan
tenaga kerja, juga telah memberikan dampak negatif yaitu berupa buangan
limbah. Limbah hasil dari kegiatan tersebut dapat berupa limbah padat dan limbah
cair. Terlepas dari usaha-usaha untuk mendaur ulang (recycle) dan penggunaan
ulang (re-use) limbah sisa produksi tersebut, limbah cair yang dibuang ke badan
air masih mengandung nutrien organik yang cukup tinggi. Kandungan nutrien
organik yang tinggi ini apabila berada dalam badan air akan menyebabkan
eutrofikasi pada perairan umum (Ibrahim, 2005).
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pengendalian
buangan air limbah.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan buangan air limbah untuk dimanfaatkan
kembali oleh berbagai kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan.
3. Untuk mengetahui manajemen pemanfaatan kembali buangan air limbah yang
telah diolah.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi bagi
pihak yang membutuhkan serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang
pemanfaatan kembali buangan air limbah agar dapat digunakan dalam berbagai
kegiatan lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
dihasilkan
dari
sisa
proses
produksi
baik
industry
maupun
domestik/rumah tangga. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari
usaha atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan,
apartemen dan asrama. Beberapa bentuk dari air limbah ini berupa tinja, air seni,
limbah kamar mandi dan juga sisa kegiatan dapur rumah tangga. Jumlah air
limbah yang dibuang akan selalu bertambah dengan meningkatnya jumlah
penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah air yang dibuang berlebihan
melebihi dari kemampuan alam untuk menerimanya maka akan terjadi kerusakan
lingkungan (Wulandari, 2014).
Karakteristik fisik air limbah meliputi jumlah zat padat terlarut, bau, suhu,
berat jenis dan warna. Karakteristik kimiawi air limbah meliputi bahan organik
dalam air limbah (protein, karbohidrat, lemak dan minyak, surfaktan, peptisida),
senyawa anorganik dalam air limbah (pH, alkalinitas, klor, nitrogen, phospor,
logam berat dan senyawa beracun). Sedangkan karakteristik biologis dari air
limbah meliputi jamur, ganggang, organism pathogenik (Hindarko, 2003).
Sistem penyaluran air limbah adalah suatu rangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan/lahan
baik itu dari rumah tangga maupun kawasan industri. Sistem penyaluran biasanya
menggunakan sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa yang berfungsi
menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan ke
saluran utama atau saluran drainase. Lingkungan yang rusak akan menyebabkan
menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal pada lingkungannya itu
sendiri sehingga oleh karenanya perlu dilakukan penanganan air limbah yang
seksama dan terpadu baik itu dalam penyaluran maupun pengolahannya
(Wulandari, 2014).
Pemantauan rutin dan penilaian kualitas air merupakan dua hal penting
oleh lembaga pengawasan. Data kualitas air yang dikoleksi harus benar-benar
dinilai dan dievaluasi dengan tujuan pengelolaan yang efektif dengan
pertimbangan kesehatan manusia dan perlindungan lingkungan. Pemantauan
kualitas air yang efekti dan efisien jika benar-benar melalui suatu perencanaan dan
diimplementasikan. Perencanaan yang matang harus dilakukan sebelum
pengumpulan data untuk memastikan bahwa parameter kualitas air disesuaikan
dengan tujuan yang diinginkan.
Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air
limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan
kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. Air buangan
industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industri akibat
proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai
dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain:
nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam
berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini,
agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
Kualitas dan Kriteria Mutu Air
Untuk melestarikan fungsi air maka pemerintah menerbitkan peraturan
untuk pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air dalam PP No. 82
Tahun 2001, dan mengklasifikasikan air menjadi 4 (empat) kriteria mutu:
a
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
STUDI KASUS
Penanganan Air Buangan Limbah
Limbah cair industri perikanan mengandung bahan organik yang tinggi.
Tingkat pencemaran limbah cair industri pengolahan perikanan sangat tergantung
pada tipe proses pengolahan dan spesies ikan yang diolah. Jumlah debit air limbah
pada efluen umumnya berasal dari proses pengolahan dan pencucian. Setiap
operasi pengolahan ikan akan menghasilkan cairan dari pemotongan, pencucian,
dan pengolahan produk. Cairan ini mengandung darah dan potongan-potongan
kecil ikan dan kulit, isi perut, kondensat dari operasi pemasakan, dan air
pendinginan dari kondensor (Ibrahim, 2005).
Menurut Wulandari (2014) Pengolahan air limbah dapat dibedakan dalam
tiga jenis yaitu secara fisika, kimia dan biologi. Ketiga jenis proses ini bertujuan
mengubah sifat buangan kedalam bentuk yang lebih mudah diterima seperti sifat
racun berkurang, konsentrasi lebih rendah, volume berkurang dan sebagainya.
Secara lebih spesifik, ketiga cara pengolahan air limbah adalah sebagai berikut :
1. Pengolahan secara fisika: pengayakan, pengendapan, penjernihan, pengadukan
cepat, penyaringan, evaporasi dan destilasi, stripper dan proses osmosis
2. Pengolahan secara kimia: netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi,
oksidasi dan reduksi serta desinfeksi.
3. Pengolahan secara biologi: sistem aerobik (kolam oksidasi, lumpur aktif,
penambahan oksigen, trickling filter, lagon), sistem anaerobik (septik tank).
Penanganan limbah cair perikanan seperti penambahan nutrisi (umumnya
adalah nitrogen dan fosfor) sangat jarang terjadi, akan tetapi adanya oksigen
merupakan hal penting untuk suksesnya penanganan limbah cair ini. Proses aerob
yang sering terjadi adalah sistem lumpur aktif, laguna, trickling, filter, dan
rotating disc contactor. Kolam aerasi saat ini paling banyak diterapkan oleh
industry perikanan karena paling sederhana dan dianggap murah. Akan tetapi
kualitas limbah yang dihasilkan tidak menjamin sesuai dengan baku mutu yang
ditentukan dan sulit untuk di kendalikan (Oktavia dkk., 2012).
Kualitas air limbah perikanan pada umumnya mengandung banyak
kotoran-kotoran yang tersuspensi maupun terlarut dalam air yang secara alami
dapat mengganggu penggunaan air untuk tujuan-tujuan tertentu. Parameterparameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air, meliputi parameter
kimia, fisika dan biologi. Parameter fisika merupakan parameter kualitas air yang
dapat diamati secara langsung, seperti kekeruhan, warna air, bau dan suhu.
Parameter kimia meliputi, alkalinitas, keasaman, karbohidroksida, kesadahan,
ammonia, nitrat, fosfor dan
Proses pengolahan air limbah dengan aktivitas mikroorganisme ini biasa disebut
dengan Proses Biologis.
Ada beberapa teknik pengolahan air limbah secara biologis, yakni:
1. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan biakan tersuspensi
(Suspended Culture), yaitu: Sistem pengolahan dengan menggunakan aktivitas
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan
mikroorganisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di dalam suatu
reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain:
proses lumpur aktif standar atau konvensional (standard activated sludge),
sistem aerasi berlanjut
kesadahan;
Jumlah dan karakteristik koloid;
Derajat keasaman air (pH);
Pengadukan cepat, dan kecepatan paddle;
Temperatur air;
Alkalinitas air, bila terlalu rendah ditambah dengan pembubuhan kapur;
Karakteristik ion-ion dalam air.
Proses
flokulasi
dalam
pengolahan
air
bertujuan
untuk
10
b.
c.
11
d.
gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori
lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan
koloid. Pada pengolahan air minum, Filtrasi digunakan untuk menyaring air hasil
dari proses koagulasi flokulasi sedimentasi sehingga dihasilkan air minum
dengan kualitas tinggi. Di samping mereduksi kandungan zat padat filtrasi dapat
pula mereduksi kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa bau, besi dan
mangan.
12
Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebgai berikut:
1. Manajemen pengolahan air limbah bertujuan untuk membuat seluruh proses
pengolahan menjadi lebih baik. Proses ini melibatkan unsure mekanis, biologis,
kimiawi serta manusia, yang semuanya harus memenuhi standar yang tepat
agar sistem pengolahan dapat berjalam secara efektif dan terpercaya.
2. Tujuan lain pengolahan limbah cair adalah mengurangi dan menghilangkan
pengaruh buruk limbah cair bagi kesehatan manusia dan lingkungannya dan
meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan, pembuangan dan
atau pemanfaatan limbah cair untuk kepentingan hidup manusia dan
lingkungannya.
3. Pengolahan air limbah secara garis besar dapat dibagi atas pemisahan padatan
tersuspensi, pemisahan senyawa koloid, serta penghilangan senyawa polutan
terlarut. Ditinjau dari jenis prosesnya dapat dikelompokkan menjadi: proses
pengolahan secara fisika, proses secara kimia, proses secara fisika-kimia serta
proses pengolahan secara biologis.
Saran
Saran dari penulisan makalah ini adalah sebaiknya dilakukan pengolahan
air buangan limbah dengan baik dan benar agar dapat digunakan kembali oleh
masyarakat dengan meningkatkan mutu lingkungan hidup melalui pengolahan,
pembuangan dan atau pemanfaatan limbah cair untuk kepentingan hidup manusia
dan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
13
Anzuda dan Adri. 2006. Perencanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Terpusat
Studi Kasus Perumahan PT Pusri Palembang. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Sriwijaya.
Grady, C. P. L.Jr.; dan H. Lim. 1980. Biological Wastewater Treatment. Theory
and Applications. Marcel Dekker Inc., New York.
Ibrahim, B. 2005. Kaji Ulang Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri Hasil
Perikanan Secara Biologis dengan Lumpur Aktif. Buletin Teknologi Hasil
Perikanan, 7(1) : 31-42.
Metcalf & Eddy. 2004. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse.
McGrawHill, New York.
Oktavia, D. A., D. Mangunwijaya dan S. Wibowo. 2012. Pengolahan Limbah
Perikanan Menggunakan Konsorsium Indigenous Protoleatik dan Lipoltik.
Jurnal Agrointek, 6(2) : 65-72.
Peraturan Pemerintah Pekerjaan
Sumberdaya Air. 2011.
Umum
tentang
Pedoman
Penggunaan