KELOMPOK : D1
ANGGOTA
Wahyu Kurnia Putri
Fikriatul Hidayah
Ayunda Nur Hidayatiningsih
Elok Faiqo Hasani
Wilda Yuniar
Meylani Nur Riskiana
Nur Khijjatul Meiliyah
132210101008
132210101010
132210101014
132210101018
132210101024
132210101026
132210101028
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan salah satu sumber penyakit yang dapat
menjangkiti
manusia.
Ketika
seorang
manusia
telah
terinfeksi
oleh
Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam praktikum uji aktivitas antimikroba ini
adalah sebagai berikut:
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum uji aktivitas antimikroba ini adalah:
1. Mampu melakukan uji aktivitas antimikroba
2. Mampu melakukan uji potensi antimikroba
1.4 Manfaat
1. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengukur daya antimikroba
2. Mengetahui keunggulan dan kerugian dari metode tersebut
3. Mengetahui termasuk metode apa uji aktivitas antibakteri yang dilakukan
dalam praktikum uji aktivitas antimikroba
4. Mengetahui mekanisme kerja antibiotik yang dilakukan dalam pengujian
5. Dapat mendeskripsikan prinsip terbentuknya zona hambat
6. Mengetahui pengaruh konsentrasi dan jenis bakteri uji terhaadap zona hambat
yang terbentuk
7. Dapat menjelaskan evaluasi akhir uji potensi aktivitas bakteri?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibakteri
pertumbuhan
adalah
bakteri
senyawa
yang
bersifat
yang
digunakan
merugikan.
untuk
Pengendalian
mengendalikan
pertumbuhan
dapat
berupa
perusakan
dinding
sel
dengan
cara
menghambat
3. Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga jumlah sel
berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikrobia. Hal ini
ditunjukkan dengan penambahan antimikrobia pada kultur mikrobia yang berada
pada fase logaritmik. Setelah penambahan zat antimikrobia pada fase logaritmik,
jumlah sel total maupun jumlah sel hidup menurun.
Mekanisme penghambatan antibakteri dapat dikelompokkan menjadi lima,
yaitu menghambat sintesis dinding sel mikrobia, merusak keutuhan dinding sel
mikrobia, menghambat sintesis protein sel mikrobia, menghambat sintesis asam nukleat,
dan merusak asam nukleat sel mikrobia (Sulistyo, 1971).
Daya antimikrobia diukur secara in vitro agar dapat ditentukan kemampuan
suatu zat antimikrobia (Jawetz , 2001). Adanya fenomena ketahanan tumbuhan secara
alami terhadap mikrobia menyebabkan pengembangan sejumlah senyawa yang berasal
dari tanaman yang mempunyai kandungan antibakteri dan antifungi (Griffin, 1981). Uji
aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran.
Disc diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening
(clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan
bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji
kepekaan atau sensitivitas yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007).
Metode difusi merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode
difusi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode lubang atau sumuran
dan metode cakram kertas. Metode lubang atau sumuran yaitu membuat lubang pada
agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan
dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji.
Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya
daerah hambatan di sekeliling lubang (Kusmayati dan Agustini, 2007). Uji aktivitas
antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan metode pengenceran. Disc
diffusion test atau uji difusi disk dilakukan dengan mengukur diameter zona bening
(clear zone) yang merupakan petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan
bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk uji
kepekaan atau sensitivitas yaitu 105-108 CFU/mL (Hermawan dkk., 2007).
Resistensi bakteri terhadap antibiotik merupakan salah satu masalah seluruh
dunia di negara maju maupun negara berkembang (Okeke dkk, 2005), pada rumah sakit
dan juga komunitas (Lestari dkk, 2009). Pengobatan infeksi S. aureus menjadi lebih
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada praktikum mikrobiologi dengan kegiatan Uji Aktivitas Antimikroba alat
dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Alat
:
- Jangka sorong
- Cork borer
- Seperangkat alat KLT
- Ring
b. Bahan :
- Media Mueller Hinton
- Sampel
- Cakram antibiotik
- Biakan bakteri
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Uji Aktivitas Antimikroba
sebagai berikut
2. Metode sumuran
Buat sumuran pada media agar dengan menggunakan cork
borer steril.
5. Analisis data
Data berupa diameter hambat pada setiap sampel dan larutan
baku standar diukur dengan jangka sorong.
3. tabung reaksi berisi suspensi dan media berisi biakan bakteri acuan di vortex dan
disamakan kekeruhannya
4. cotton swap disiapkan dan dicelupkan ke dalam suspensi bakteri dan dioleskan
pada media MH yang telah disiapkan secara merata. Diamkan sekitar 10 menit.
6. Media yang telah diberi cakram dibungkus dengan plastic wrap dan dimasukkan
ke dalam inkubator selama 24 jam dnegan suhu 37oC
No
1.
Kelompok D1
Metode
: Metode Cakram
Antimikroba
: Kloramfenikol dan Gentamisin
Kontrol Negatif : Blank disc
Keterangan
Bakteri E.Coli
Diameter
Gambar
:
a. Blank disc
b. Gentamisin
c. Kloramfenikol
2.
: 0 cm
: 1 cm
: 2,2 cm
a. Blank disc
b. Gentamisin
c. Kloramfenikol
: 0 cm
: 3,5 cm
: 2,5 cm
Kesimpulan :
Antibiotik yang efektif untuk membunuh bakteri E.Coli adalah kloramfenikol.
Sedangkan antibiotik yang efektif untuk membunuh bakteri Staphylococcus
epidermidis.
No
1.
Kelompok D2
Metode
: Metode Sumuran
Antimikroba
: Minyak cengkeh dan minyak serai
Kontrol Negatif : Aquadest steril
Keterangan
Bakteri E.Coli
Diameter
Gambar
:
a. Minyak cengkeh : 3 cm
b. Minyak sereh
: 1,5 cm
c. Aquadest steril : 0 cm
2.
Kesimpulan :
Antimikroba yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri E.Coli adalah
minyak cengkeh. Begitu pula dengan bakteri Staphylococcus aureus dihambat
pertumbuhannya dengan minyak cengkeh.
No
1.
Kelompok D3
Metode
: Metode TLC dengan penotolan 4L
Antimikroba
: Minyak cengkeh dan minyak serai
Keterangan
Bakteri E.Coli
Diameter
:
a. Minyak cengkeh : 2,6 cm
b. Minyak sereh
: 1,4 cm
Gambar
2.
Kesimpulan :
Antimikroba yang efektif untuk menghambat bakteri E.Coli adalah minyak
cengkeh, sedangkan yang efektif untuk menghambat bakteri Staphylococcus
aureus adalah minyak cengkeh juga.
No
1.
Kelompok D4
Metode
Antimikroba
Keterangan
Bakteri E.Coli
Diameter
:
a. Minyak cengkeh : 1,7 cm
b. Minyak sereh
: 0,8 cm
Gambar
2.
Kesimpulan :
Antimikroba yang efektif untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
dan E.Coli adalah minyak cengkeh.
BAB IV
PEMBAHASAN
potensi
antibiotika,
tetapi
hanya
dosis,
umumnya
50%.Perbedaannya :
1. Uji aktivitas bersifat kualitatif, menentukan ada atau tidaknya aktivitas
antimikroba dalam suatu zat uji.
2. Uji potensi bersifat kuantitatif, menentukan prosentase suatu antibiotik
terhadap antibiotik pembanding sari jenis yang sama.
Penentuan aktivitas antimikroba suatu ekstrak tanaman dapat dilakukan
bila terpenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Ekstrak tanaman harus dapat kontak dengan dinding sel mikroorganisme
2. Kondisi pengujian dibuat agar mikroorganisme dapat tumbuh saat tidak ada
antimikroba
3. Ada parameter ukur tingkat pertumbuhan mikroorganisme (Hoestmann, 1991)
Dalam menentukan uji antimikroba, ada beberapa metode yang dapat
dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Penyebaran/Difusi (Diffusion Methods)
Prinsip metode difusi adalah mengukur melalui luas daerah hambatan
pertumbuhan bakteri karena adanya difusi antibakteri dari titik awal pemberian.
Dalam metode difusi, dibagi lagi menjadi 3 metode metode Kirby Baurer,
sumuran, dan pour plate. Berikut penjelasan dari ketiga metode :
a. Metode Kirby Bauer
Metode ini untuk menentukan aktivitas agen antibakteri. Piringan
yang berisi agen antibakteri diletakkan pada media agar yang telah ditanami
bakteri yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Aktivitas antimikroba
dilihat dengan mengukur daerah di sekitar cakram, lubang, atau cangkir agar
yang tidak ditumbuhi mikroba. Area jernih mengindikasikan adanya
hambatan pertumbuhan bakteri oleh agen antibakteri pada permukaan media
agar.
Cara kerja pengujian antimikroba dengan metode Kirby-Bauer :
menit.
Kertas cakram dicelupkan dalam larutan obat herbal dengan
konsentrasi
tertentu,
kertas
cakram
diangkat
dan
ditiriskan,
tripton, ekstrak ragi, agar, mineral (Ca, Mg, Fe, NaCl, KH)
Pemilihan medium pertumbuhan
Pengaruh pH, perbedaan pH media yang digunakan
dapat
prinsip difusi senyawa yang terpisah dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
atau Kromatografi Kertas. Caranya yaitu dengan menempatkan Lempeng
kromatografi pada permukaan agar yang telah diinokulasi dengan bakteri.
Setelah sekitar 30 menit, lempeng dipindahkan dan diinkubasi. Senyawa
antimikroba akan berdifusi ke dalamlapisan agar dan menghambat
pertumbuhan mikroba.
Pada bioautografi langsung, zona hambatan diamati secara langsung
pada lempeng kromatografi yang sebelumnya telah disemprot dengan suspense
mikroba. Sedangkan pada bioautografi pencelupan, dilakukan dengan
mencelupkan lempeng kromatografi ke dalam media.
5. Metode lainnya
a. Metode daya bunuh serum (serum killing power method)
Pada metode ini, digunakan sampel darah pasien yang sedang
menerima terapi antibiotik. Kemudian suspense mikroba ditambahkan pada
serum pasien. Pertumbuhan dalam serum setelah diinkubasi menunjukkan
antibiotic ang diberikan tidak efektif.
b. Metode otomatis (automated method)
Metode otomatis menggunakan instrument yang dapat
mengidentifikasi mikroorganisme dan menentukan kepekaan terhadap
antibiotik.
c. Metode Gores Silang (Cross Scratching Method)
Metode ini merupakan metode bakuuntuk menguji aktivitas
penghambatan suatu bahan uji terhadap jamur T. mentagrophytes.
Cara kerja metode gores silang:
Celupkan kertas saring ke dalam larutan yang diuji lalu
diletakkandi atas lempeng agar yang telah digores dengan inokulum
jamur.
Media agar kemudian diinkubasi selama 3-7 hari pada 24-25 0
Pertumbuhan jamur diamati
a. Minyak Cengkeh
Daun cengkeh mengandung minyak atsiri yang komponen
utamanya yaitu eugenol. Selain eugenol, juga mengandung berbagai bahan
lainnya yang jumlahnya relatif sedikit, misalnya eugenol asetat, methil amil
keton, kariofilen, furfurol, dan vanillin. Bahan-bahan tersebut hampir
semuanya tergolong dalam golongan fenol yang pada dasarnya mempunyai
sifat antibakteri (Kumala dan Indriani, 2008). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa minyak cengkeh dengan konsentrasi 1:1, 1:2 dan 1:3 mampu
menghambat bakteri Gram Positif (B.cereus dan S.aureus) dan Gram
Negatif (E.coli dan Shigella sp), daya hambat minyak cengkeh terhadap
bakteri semakin besar dengan semakin tingginya konsentrasi (Taufik et al.)
b. Minyak Sereh
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup kompleks,
namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Senyawasenyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri, ditulis Suprianto (2008).
Pengujian sensitivitas bahan alam seperti minyak dari tumbuhan ini
digunakan hanya untuk menguji potensinya saja. Indu et al. (2006)
menyatakan bahwa padafilter paper method, jika diameter zona hambat
kurang dari 12 mm maka senyawa tersebut tidak memiliki aktivitas
antibakteri (resisten) ; jika diameternya 12-16 mm, maka termasuk
intermediet dan jika diameter zona hambatnya lebih dari 16 mm, maka
senyawa tersebut termasuk sensitive.
2. Metode Difusi Cakram
Cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap
antibiotik adalah dengan menginokulasi pelat agar dengan biakan dan
membiarkan antibiotik terdifusi ke media agar. Cakram yang telah
mengandung antibiotik diletakkan di permukaan pelat agar yang mengandung
organisme yang diuji. Pada jarak tertentu pada masing-masing cakram,
antibiotik terdifusi sampai titik antibiotik tersebut tidak lagi menghambat
pertumbuhan mikroba. Efektivitas antibiotik ditunjukkan oleh zona hambatan.
Zona hambatan terlihat sebagai area jernih atau bersih mengelilingi cakram
tempat zat dengan aktivitas antimikroba terdifusi. Diameter zona dapat diukur
dengan penggaris dan hasil dari eksperimen ini merupakan satu antibiogram.
lambat
dan
mikroorganisme
yang
bersifat
anaerob
4.3 Termasuk ke dalam apa Metode Pengujian yang Dilakukan dalam Praktikum
Tingkat aktifitas suatu senyawa antimikroba dapat dilakukan dengan
beberapa metoda diantaranya metoda difusi agar. Metoda difusi agar adalah suatu
prosedur yang bergantung pada difusi senyawa antimikrobial ke dalam agar.
Senyawa antimikrobial tersebut diserapkan pada kertas cakram yang berdiameter
6 mm. Kertas cakram ditempatkan pada permukaan media yang telah
diinokulasikan dengan bakteri patogen atau jamur yang akan diuji. Setelah
diinkubasi selama 24 jam pada temperatur 37oC, diamati diameter daerah
hambatan di sekitar kertas cakram. Daerah hambatan yang terbentuk sebagai
daerah bening disekitar kertas cakram menunjukkan mikroorganisme yang diuji
telah dihambat oleh senyawa yang berdifusi ke dalam kertas cakram (Amsterdam,
1992).
1.
Metoda yang paling sering digunakan adalah metoda difusi agar yang
digunakan untuk menentukan aktivitas antimikroba. Kerjanya dengan
mengamati daerah yang bening, yang mengindikasikan adanya hambatan
pertumbuhan mikroorganisme oleh antimikroba pada permukaan media agar
(Jawetz et al., 2005)
Metode difusi ini dibagi atas beberapa cara (Pratiwi, 2008):
a. Cara silinder plat
Cara ini dengan memakai alat pecadang berupa silinder kawat.
Pada permukaan media pembenihan dibiakkan mikroba secara merata lalu
diletakkan pencadang silinder harus benar-benar melekat pada media,
kemudian diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Setelah inkubasi,
pencadang silinder diangkat dan diukur daerah hambat pertumbuhan
mikroba.
b. Cara cakram
Cakram kertas yang berisi antibiotik diletakkan pada media agar
yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar
tersebut.
c. Cara cup plat
Cara ini juga sama dengan cara cakram, dimana dibuat sumur pada
media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur
tersebut diberi antibiotik yang akan di uji.
2. Metode dilusi
Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration atau
kadar hambat minimum, KHM) dan MBC (minimum bactercidal concentration
atau kadar bunuh minimum, KBM). Caranya dengan membuat pengenceran
antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji. Larutan
uji antibiotik pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan
mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM
selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji
ataupun antibiotik, dan diikubasi selam 18-24 jam. Media cair yang tetap
terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi, 2008).
3. Metoda Bioautografi
Merupakan
metode
spesifik
untuk
mendeteksi
bercak
pada
dan
pada
dosis
tinggi
bersifat
bakterisid.
Aktivitas
dalam sistem saraf dimana beberapa jam diperlukan untuk penetrasi darah /
penghalang otak.
Kloramfenikol adalah bakteriostatik (yaitu, berhenti pertumbuhan
bakteri). Ini adalah sintesis protein inhibitor , menghambat transferase peptidil
aktivitas bakteri ribosom , mengikat dan residu A2451 A2452 di 23S rRNA
dari subunit ribosom 50S, mencegah pembentukan ikatan peptida.Sementara
kloramfenikol dan macrolide kelas antibiotik baik berinteraksi dengan ribosom,
kloramfenikol tidak macrolide sebuah. Kloramfenikol langsung mengganggu
pengikatan substrat, macrolides hambatan sterik blok perkembangan dari
peptida tumbuh
Ada tiga mekanisme ketahanan terhadap kloramfenikol: permeabilitas
membran dikurangi, mutasi subunit ribosom 50S dan elaborasi asetiltransferase
kloramfenikol. Sangat mudah untuk memilih untuk permeabilitas membran
dikurangi menjadi kloramfenikol in vitro dengan bagian serial bakteri, dan ini
adalah mekanisme yang paling umum tingkat kloramfenikol perlawananrendah. Tingkat tinggi resistance diberikan oleh gen-kucing; ini gen kode untuk
sebuah enzim yang disebut asetiltransferase kloramfenikol yang inactivates
kloramfenikol oleh kovalen menghubungkan satu atau dua asetil kelompok,
yang berasal dari-S-koenzim A asetil, ke hidroksil kelompok pada molekul
kloramfenikol . asetilasi ini mencegah kloramfenikol dari mengikat ribosom.
Perlawanan-berunding mutasi ribosom subunit 50S jarang.
2. Mekanisme kerja antibiotik gentamisisn terhadap aktifitas antimikroba
Gentamisin merupakan antibiotik turunan aminoglikosida yang sangat
berarti terutama karena peranannya terhadap mukosa gram-negatif. Senyawa
ini digunakan pada pasien yang resisten terhadap antibiotik lain. Mekanisme
kerja gentamicin adalah dengan mengikat secara ireversibel sub unit 30S dari
kuman, yaitu dengan menghambat sintesis protein dan menyebabkan kesalahan
translokasi kode genetik. Gentamicin bersifat bakterisidal. Gentamicin efektif
terhadap berbagai strain kuman
Gramnegatiftermasukspesies Escherichia, Enterobacter, Klebsiella, P
roteus dan Pseudomonas. Terhadap mikroorganisme Gram-positif, gentamicin
efektif terhadap Staphylococcus aureus danStaphylococcus epidermis.
Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obatobat yang paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama
pada kasus-kasus penyakit yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi
terhadap berbagai macam antibiotik. Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik
yakni memang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik yang diberikan, akibat
pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan akibat penghentian obat sebelum
kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotic.Metode difusi cakram prinsip
kerjanya adalah bahan uji dijenuhkan ke dalam kertas cakram (cakram kertas).
Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam pada media perbenihan
agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian
diinkubasikan 370C selama 24 jam. Area (zona) jernih disekitar cakram kertas
diamati untuk menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Selama inkubasi,
bahan uji berdifusi dari kertas cakram ke dalam agar-agar itu dan sebuah zona
inhibisi akan terbentuk. Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan
oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka
semakin terhambat pertumbuhannya, Diameter zona sebanding dengan jumlah
bahan uji yang ditambahkan ke kertas cakram. Saat inkubasi cawan
petri
4.6 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bakteri Uji Terhadap Zona Hambat yang
terbentuk
bahkan membunuh bakteri akan semakin besar yang terlihat dari semakin
besarnya diameter zona hambatan (zona bening).
Perbedaan ukuran diameter zona hambatan setiap macam zat antimikroba
pada perlakuan terhadap pertumbuhan bakteri yang berbeda spesies disebabkan
karena aktivitas antimikroba diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat
antimikroba dan faktor yang menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya
susunan kimia dinding sel bakteri tersebut. Staphylococcus epidermidis
merupakan bakteri gram positif, sedangkan E.coli merupakan bakteri gram
negative sehingga lebih resisten terhadap antimikroba. Dinding sel bakteri gram
positif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal, dikelilingi lapisan teichoic
acid dan pada beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida. Dinding sel
bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis, dikelilingi
lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan beberapa protein.
4.7 Evaluasi Akhir Uji Potensi Antibiotik
Pada praktikum kali ini bakteri yang di uji adalah e coli dan
staphylococcus
epidermidis.
Adapun
antibiotik
yang
digunakan
adalah
kode
genetik.
Gentamicin
bersifat
bakterisidal.
Gentamisin
konsentrasinya lebih kecil. Hal ini menunjukan gentamisin efektif atau poten
terhadap bakteri staphylococcus epidermidis. Gentamisin bisa memberikan efek
terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. Pada bakteri staphylococcus
epidermidis kloramfenikol juga memberikan efek namun tidak sebesar
gentamisin. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona bening pada sekitar cakram
meskipun tidak sebesar gentamisin. Pada bakteri staphylococcus terbukti bahwa
lebih efektif gentamisin dibandingkan dengan kloramfenikol.
Diameter zona hambat yang terbentuk pada bakteri staphylococcus lebih
besar dibanding pada bakteri e coli karena bakteri e coli merupakan bakteri gram
negatif sehingga lebih resisten terhadap antimikroba.
BAB V
KESIMPULAN
Pelaksanaannya lebih mudah dan dalam satu media dapat digunakan lebih dari
satu organisme uji.
Kekurangan metode cakram
Tidak diketahui secara pasti aksi penghambatan yaitu bakterisidal ataukah
bakteriostatik karena banyak faktor yang mempengaruhi antara lain, ketebalan
media, macam media, inokulum dan laju difusi bahan antimikroba.
Keuntungan metode bioautografi
Dapat mendeteksi bercak pada kromatogram hasil KLT yang mempunyai
aktivitas sebaga antibakteri, antifungi, antibiotik, dan antiviral.
Kerugian:
Hasil tidak valid karena kemungkinan adanya kontaminan dari luar atau karena
zat yang diidentifikasikan tidak mengandung khasiat bakteri antibakteri.
5.3 Pada praktikum ini metode yang digunakan termasuk kedalam metode difusi karena
menggunakan metode cakram
5.4 Mekanisme kerja antibiotik
Mekanisme kerja antibiotik yang digunakan dalam pengujian yaitu
Kloramfenikol bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.
Mekanisme kerja gentamicin, yaitu dengan menghambat sintesis protein dan
menyebabkan kesalahan translokasi kode genetik.
5.5 Prinsip terbentunya zona hambat
Prinsip terbentuknya zona hambat yaitu antibiotik menghambat atau
membunuh bakteri yang terletak dalam media agar yang ditandai dengan adanya
zona bening disekitar cakram antibiotik.
5.6 Gentamicin lebih efektif dibandingkan kloramfenikol terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis. Sedangkan kloramfenikol lebih efektif terhadap
bakteri E.coli
DAFTAR PUSTAKA
218Corner,