Anda di halaman 1dari 3

Balanced scorecard pertama kali diperkenalkan oleh David P Norton dan Robert

Kaplan pada awal tahun 1990 di USA melalui riset tentang pengukuran kinerja dalam
organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2 kata yaitu balanced
(berimbang) dan scorecard (kartu skor). Kata berimbang (balanced) dapat diartikan dengan
kinerja yang diukur secara berimbang dari dua sisi yaitu sisi keuangan dan non keuangan,
mencakup jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan bagian internal dan eksternal,
sedangkan kata kartu skor (scorecard) merupakan suatu kartu yang digunakan untuk mencatat
perencanaan dimasa yang akan datang (Rangkuti, 2012:3).
Pengertian sederhana dari Balanced scorecard adalah kartu skor yang digunakan
untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara dua sisi keuangan dan
nonkeuangan, antara jangka pendek dan jangka panjang serta melibatkan faktor internal dan
eksternal. Menurut Kaplan dan Norton (1996:71 dalam Rangkuti, 2012:203-204) Balanced
scorecard merupakan satu set ukuran yang memungkinkan manajer senior mendapatkan
pandangan bisnis yang cepat tetapi menyeluruh, termasuk ukuran keuangan yang memuat
hasil program yang telah dilaksanakan untuk melengkapi ukuran keuangan dan ukuran
operasional tentang kepuasan pelanggan, proses internal dan inovasi dan ukuran operasi dari
aktifitas perbaikan organisasi yang merupakan pemacu kinerja keuangan dimasa depan.
Balanced scorecard bukan hanya memberikan suatu kemungkinan bagi manajemen
untuk mengukur kinerja, namun mengarahkan program setelah suatu skenario dibuat dalam
perencanaan. Balanced scorecard juga merupakan alat yang sangat menekankan budaya
partisipasi setiap anggota organisasi dan komunitas. Balanced scorecard juga memastikan
bahwa semua program senantiasa hadir dan dikembangkan untuk menopang pencapaian visi
dan misi organisasi atau komunitas. Balanced scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran
taktis atau operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah
sistem manajemen startegis untuk mengelola strategi jangka panjang.
Karakteristik Balanced scorecard Kaplan dan Norton (2013:241) menyebutkan bahwa
Balanced Scorecard merupakan sebuah sistem manajemen untuk mengimplementasikan
strategi, mengukur kinerja yang tidak hanya dari sisi finansial semata melainkan juga
melibatkan sisi non finansial, serta untuk mengkomunikasikan visi, strategi, dan kinerja yang
diharapkan. Dengan kata lain pengukuran kinerja tidak dilakukan semata-mata untuk jangka
pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Sehingga suatu organisasi menggunakan fokus
pengukuran Balanced scorecard dalam rangka untuk menghasilkan berbagai proses
manajemen penting, yaitu:
Konsep asli dari manajer scorecard diperlukan untuk menjawab empat pertanyaan
dasar, yang berarti melihat bisnis dari empat perspektif terkait:
1. Bagaimana pelanggan melihat kita? (Perspektif pelanggan.)
2. Apa yang harus kita unggulkan? (Perspektif internal.)
3. Bisakah kita terus meningkatkan dan menciptakan nilai? (Perspektif dan pembelajaran
Inovasi)
4. Bagaimana kita melihat pemegang saham? (Perspektif keuangan.)

Kaplan dan Norton menekankan bahwa pendekatan balanced scorecard 'menempatkan


strategi dan visi, tidak mengontrol di pusat'. Mereka berpendapat bahwa, sementara itu
mendefinisikan tujuan, diasumsikan bahwa orang akan mengadopsi perilaku apa pun dan
mengambil tindakan apapun yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut: 'Manajer senior
mungkin tahu apa hasil akhirnya harus, tetapi mereka tidak bisa mengatakan karyawan persis
bagaimana untuk mencapai itu hasilnya, jika hanya karena kondisi di mana karyawan
beroperasi terus berubah".
Kaplan dan Norton menunjukkan bahwa membangun scorecard memungkinkan
perusahaan untuk menghubungkan anggaran keuangan dengan tujuan strategis. Mereka
menekankan bahwa balanced scorecard dapat membantu untuk menyelaraskan kinerja
karyawan individu dengan strategi keseluruhan: 'pengguna Scorecard umumnya terlibat
dalam tiga kegiatan:. komunikasi dan edukasi, menetapkan tujuan dan menghubungkan
imbalan untuk ukuran kinerja'.
Metode menggunakan balanced scorecard bervariasi antara organisasi tergantung
pada kebutuhan mereka. Di Lloyds TSB, balanced scorecard memadukan campuran metrik
keuangan dan indikator non-keuangan untuk memberikan ukuran yang terintegrasi dari
kinerja yang berfokus pada indikator kunci, yang benar-benar refleksi dari kinerja organisasi
dapat dicapai. Scorecard sehingga memungkinkan organisasi untuk fokus pada sejumlah
langkah kecil penting yang menciptakan nilai bagi organisasi.
Asuransi Serikat Norwich menjelaskan balanced scorecard sebagai mekanisme untuk
menerapkan strategi dan mengukur kinerja terhadap tujuan dan faktor penentu keberhasilan
untuk mencapai strategi. Scorecard yang mengalir di seluruh organisasi untuk mengukur
kegiatan operasional yang berkontribusi terhadap strategi perusahaan secara
keseluruhan. Balanced scorecard berubah dari tahun ke tahun. Baru-baru ini, itu ditetapkan
untuk mencapai tiga tujuan: manfaat positif, dampak staf, kinerja keuangan - singkatnya,
layanan, moral dan keuntungan. Sebelumnya, penekanannya adalah terutama pada
keuntungan, dalam rangka untuk memberikan janji-janji yang dibuat untuk Kota dan
pemegang saham, tetapi perusahaan merasa bahwa lebih fokus sekarang diperlukan pada
layanan dan moral.
a. Mengklarifikasi visi dan strategi perusahaan Untuk menentukan ukuran kinerja
perusahaan, visi organisasi dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran. Visi adalah
gambaran kondisi yang akan diwujudkan oleh organisasi di masa mendatang yang
biasanya dinyatakan dalam suatu pernyataan atau beberapa kalimat singkat. Untuk
mewujudkan kondisi yang digambarkan dalam visi, perusahaan perlu merumuskan
suatu strategi. Tujuan adalah kondisi perusahaan yang akan diwujudkan di masa
mendatang dan merupakan penjabaran lebih lanjut visi perusahaan yang mana
menjadi salah satu landasan bagi perumusan strategi untuk merumuskannya. Dalam
proses perencanaan strategik, tujuan ini dijabarkan ke dalam sasaran sasaran
strategic dengan ukuran ukuran pencapaiannya.
b. Komunikasi dan Hubungan Balanced scorecard memperlihatkan kepada setiap
karyawan apa yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi

keinginan para pemegang saham dan konsumen karena oleh tujuan tersebut
dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk itu, Balanced scorecard menunjukkan
strategi yang menyeluruh yang terdiri dari tiga kegiatan:
i.
Comunicating and educating
ii.
Setting Goals
iii.
Linking Reward to Performance Measures
c. Rencana Bisnis Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara
rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi saat
mengimplementasikan berbagai macam program yang mempunyai keunggulannya
masing-masing saling bersaing antara satu dengan yang lainnya. Keadaan tersebut
membuat manajer mengalami kesulitan untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul
dan berbeda di setiap departemen. Akan tetapi dengan menggunakan Balanced
scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang
lebih penting untuk diprioritaskan, akan menggerakkan ke arah tujuan jangka panjang
perusahaan secara menyeluruh.
d. Umpan Balik dan Pembelajaran Strategis Proses keempat ini akan memberikan
strategic learning kepada perusahaan. Dengan Balanced scorecard sebagai pusat
sistem perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan monitoring terhadap apa yang
telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga pespektif yang ada yaitu:
konsumen, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan
sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi.

Anda mungkin juga menyukai