Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TEKNOLOGI POLIMER

PENENTUAN BERAT MOLEKUL VISKOSIMETRI

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

CHAIDIR FIQRI PANGESTU (15521045)


M ABDUL AZIZ (15521012)
MUHAMMAD AZIIS AZDZAKY (15521093)
NAILIS SA'ADAH (15521123)
DHIMAS PRATAMA SIHOTANG (15521175)
ANANTRI NUGRAHENI MAGHFIROHWATI (15521202)
RIAN ADITAHA (15521236)
DIKA PUJI RESPHATY (15521265)

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016/2017

1 | Page

PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN


VISKOSIMETER OSTWALD
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat.
Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak castor dan madu mempunyai
viskositas besar ( Sutiah, 2008).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi
suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
(Moechtar,1990).
2.

Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga
gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz bola
( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).

3. Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah
terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian
tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab
bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990).
4. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan
hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan
dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang
berputar (Moechtar,1990).
2 | Page

Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.


Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan aliran
suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan
densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi
larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang
termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer, viskometer
kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde. (Rochima, 2007).
Viskositas kitosan diukur menggunakan Ubbelohde dilution viscometer. Viskositas
terbagi tiga jenis yaitu viskositas spesifik (_sp ), kinematik, dan intrinsik. Viskositas spesifik
dihitung berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran suatu larutan dengan pelarutnya.
Caranya dengan membuat variasi konsentrasi mulai 20-100% dalam pelarut asam asetat
aqueous 0.1 M dan sodium klorida 0.2 M lalu dimasukkan ke dalam viskometer. Waktu yang
dibutuhkan sampel untuk mengalir antara dua level dalam viskometer dicatat. Sebagai
blanko, digunakan pelarut asam asetat aqueous 0.1 M dan sodium klorida 0.2 M dengan cara
yang sama (Rochima,2007).
Satuan viskositas adalah poise, gaya gesek yang diperlukan untuk menghasilkan 1
cm/det antara dua bidang parallel dari zat cair yang luasnya 1 cm 2 dan dipisahkan oleh jarak 1
cm. Zat cair akan mengalir jika kepadanya dikenakan suatu pengadukan atau tekanan (stress)
yang dalam satuan dapat dinyatakan dengan dyne/cm2 (Anonim, 2011).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan
untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya
viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan
ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya
berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan
karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Viskositas bisa diekspresikan dalam beberapa cara. Sekarang ini nama-nama umum
lebih banyak digunakan daripada nama-nama yang direkomendasikan IUPAC.
Viskositas relative (rasio viskositas) (rel) adalah rasio (perbandingan) viskositas
lautan terhadap viskositas pelarut yang proposional dengan pendekatan pertama untuk
larutan-larutan encer ke rasio waktu-waktu aliran yang sesuai. Satuan viskositas (biasanya
dinyatakan dengan poise) atau waktu aliran dibagi dalam berbagai ekspresi viskositas.
3 | Page

Viskositas spesifik (sp), merupakan kenaikan fraksi (bagian) dalam viskositas. Baik rel
maupun sp keduanya tidak berdimensi. Ketika konsentrasi bertambah, viskositas pun
bertambah. Oleh karena itu untuk menghilangkan efek konsentrasi, viskositasspesifik tersebut
dibagi oleh konsentrasi dan diekstrapolasi ke konsentrasi nol untuk memberikan viskositas
intrinsik, []. Kadang-kadang viskositas ditetapkan pada konsentrasi tunggal dan viskositas
inheren [in] digunakan sebagai indikasi pendekatan dari berat molekul. Viskositas inheren
dinyatakan dalam gram per 100 ml pelarut atau dalam gram per sentimeter kubik, dan satuan
yang awal lebih umum dipakai. Dengan demikian viskositas-viskositas inheren dan intrinsic
memiliki satuan-satuan desiliter per gram atau sentimeter kubik per gram. Jelas bahwa
satuan-satuan konsentrasi harus dispesifikan ketika melaporkan data viskositas.
Table 1. Pembagian viskositas larutan encer

Nama Umum
Viskositas Relatif

Nama IUPAC
Rasio viskositas

Viskositas Spesifik

Definisi
t
rel = =
0 t 0

Viskositas Reduksi

Bilangan Viskositas

Viskositas Inheren

Bilangan viskositas

sp =
=

Bilangan viskositas

sp rel
=
C
C

inh =

logaritma
Viskositas intrinsik

0 tt 0
=
=rel
0
t0

ln rel
C

( C )

terbatas

[ ]=

sp

C=O

=(inh )C=O

Di antara berbagai jenis viskositas tersebut, viskositas intrinsic paling bermanfaat


dan mudah dipakai karena bisa dihubungkan ke berat molekul oleh persamaan MarkHouwink-Sakurada:

[]=

Dimana

v
M

v
KM

adalah berat molekum rata-rata viskositas, yang didefinisikan

sebagai:

4 | Page

N i M i I+a

v = i=1
M

Ni Mi
i=1

Tetapan K dan a, berturut-turut merupakan perpotongan dan gradient dari plot log
[] versus log

w
M

atau log

n
M
dari serangkaian sampel-sampel polimer yang

terfraksionasi. Plot-plot demikian berbentuk linier (kecuali pada berat molekul rendah) untuk
polimer-polimer linier, dengan demikian

log [ ] =log K +a log M


Berat molekul rata-rata viskositas terletak antara
bersangkutan, namun lebih dekat ke

w
M

dan

n
M

polimer yang

w
M
. Oleh karena itu akan diperoleh hasil-hasil yang

lebih baik jika K dan a ditentukan dengan sampel-sampel terfraksionasi dengan nilai

w
M

yang telah diketahui. Untuk mengevaluasi K dan a membutuhkan manipulasi yang cukup,
akan tetapi sekarang telah dipublikasikan daerah nilai yang luas yang memperlihatkan suatu
sprektum lebar dar polimer, pelarut dan suhu. Untuk sebagaian besar polimer umum, nilai a
bervariasi antara 0,5 (untuk polimer koil acak dalam pelarut theta) dan 0,8; sedangkan untuk
polimer-polimer berantai panjang

yang lebih menyerupai batang di mana volume

hidrodinamikanya relative besar, nilai a mungkin menjadi 1,0, suati keadaan dimana

v
M
=

w
M
. Nilai-nilai K pada umumnya bervariasi antara 10-3 dan 0,5.
Faktor-faktor yang bisa mengacaukan penerapan dari persamaan Mark-HouwinkSakurada adalah percabangan rantai, distribusi berat molekul yang terlalu lebar dalam
sampel-sampel yang digunakan untuk menetapkan nilai a dan K, solvasi molekul-molekul
polimer, dan hadirnya rangkaian alternasi atau blok dalam rangka polimer. Keadaan rantai
polimer yang membelit biasanya bukan menjadi problem pada larutan-larutan yang sangat
encer seperti itu, kecuali berat molekulnya sangat besar.
Tipe-tipe pengukuran viskositas lainnya didasarkan pada prinsip-prinsip pergeseran
mekanik juga dilakukan, paling umum adalah sengan larutan-larutan polimer yang pekat atau
polimer yang tak dapat larut; namun metode-metode ini lebih bisa diterapkan ke sifat-sifat
5 | Page

aliran dari polimer, bukan untuk penetapan berat molekul. Metode lain untuk menetapkan
berat molekul didasarkan atas fraksinasi polimer.
Distribusi berat molekum merupakan satu karakteristik polimer yang penting karena,
seperti juga berat molekul, bisa sangat mempengaruhi sifat-sifat polimer. Sebagaimana
polistirena dengan berat molekul rendah memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dari
polistirena dengan berat molekul yang ringgi, suatu sampel polistirena yang memiliki daerah
berat molekul yang sempit akan memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dari polistirena
yang memiliki daerah berat molekul rata-rata dari kedua sampel tersebut sama.
Secara umum teknik untuk penetapan distribusi berat molekul melibatkan fraksinasi
sampel polimer dan perbandingan fraksi-fraksinya yang didapatkan dengan sampel-sampel
yang mempunyai berat molekul mutlak yang telah diketahui melalui beberapa prosedur
kalibrasi.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni
dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer. Keunggulan dari metode ini
adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Alat
yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan
pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan - bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Kitosan adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan
merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi -D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil
deasetilasi kitin/poli (N-asetil-2 amino-2-deoksi -D-glukopiranosa) dan juga asam asetat
sebagai pelarut.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industri
pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang
pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil
dan pengental, antioksidan serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak
diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat makanan,
penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.

6 | Page

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik II. Universitas Haluoleo : Kendari.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.
Rochima, E., Maggy T.S., Dahrul S., Sugiyono. 2007. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan
Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan . Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI): Bandung.
Sutiah., Sofian F., Wahyu S.T. 2007. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter
Viskositas dan Indeks Bias. Vol 11 ,No.2. UNDIP: Semarang.
Sopyan, Iis. 2001. Kimia Polimer. PT PRADNYA PARAMITA : Jakarta

7 | Page

Anda mungkin juga menyukai