DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016/2017
1 | Page
Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga
gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz bola
( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
Viskositas spesifik (sp), merupakan kenaikan fraksi (bagian) dalam viskositas. Baik rel
maupun sp keduanya tidak berdimensi. Ketika konsentrasi bertambah, viskositas pun
bertambah. Oleh karena itu untuk menghilangkan efek konsentrasi, viskositasspesifik tersebut
dibagi oleh konsentrasi dan diekstrapolasi ke konsentrasi nol untuk memberikan viskositas
intrinsik, []. Kadang-kadang viskositas ditetapkan pada konsentrasi tunggal dan viskositas
inheren [in] digunakan sebagai indikasi pendekatan dari berat molekul. Viskositas inheren
dinyatakan dalam gram per 100 ml pelarut atau dalam gram per sentimeter kubik, dan satuan
yang awal lebih umum dipakai. Dengan demikian viskositas-viskositas inheren dan intrinsic
memiliki satuan-satuan desiliter per gram atau sentimeter kubik per gram. Jelas bahwa
satuan-satuan konsentrasi harus dispesifikan ketika melaporkan data viskositas.
Table 1. Pembagian viskositas larutan encer
Nama Umum
Viskositas Relatif
Nama IUPAC
Rasio viskositas
Viskositas Spesifik
Definisi
t
rel = =
0 t 0
Viskositas Reduksi
Bilangan Viskositas
Viskositas Inheren
Bilangan viskositas
sp =
=
Bilangan viskositas
sp rel
=
C
C
inh =
logaritma
Viskositas intrinsik
0 tt 0
=
=rel
0
t0
ln rel
C
( C )
terbatas
[ ]=
sp
C=O
=(inh )C=O
[]=
Dimana
v
M
v
KM
sebagai:
4 | Page
N i M i I+a
v = i=1
M
Ni Mi
i=1
Tetapan K dan a, berturut-turut merupakan perpotongan dan gradient dari plot log
[] versus log
w
M
atau log
n
M
dari serangkaian sampel-sampel polimer yang
terfraksionasi. Plot-plot demikian berbentuk linier (kecuali pada berat molekul rendah) untuk
polimer-polimer linier, dengan demikian
w
M
dan
n
M
polimer yang
w
M
. Oleh karena itu akan diperoleh hasil-hasil yang
lebih baik jika K dan a ditentukan dengan sampel-sampel terfraksionasi dengan nilai
w
M
yang telah diketahui. Untuk mengevaluasi K dan a membutuhkan manipulasi yang cukup,
akan tetapi sekarang telah dipublikasikan daerah nilai yang luas yang memperlihatkan suatu
sprektum lebar dar polimer, pelarut dan suhu. Untuk sebagaian besar polimer umum, nilai a
bervariasi antara 0,5 (untuk polimer koil acak dalam pelarut theta) dan 0,8; sedangkan untuk
polimer-polimer berantai panjang
hidrodinamikanya relative besar, nilai a mungkin menjadi 1,0, suati keadaan dimana
v
M
=
w
M
. Nilai-nilai K pada umumnya bervariasi antara 10-3 dan 0,5.
Faktor-faktor yang bisa mengacaukan penerapan dari persamaan Mark-HouwinkSakurada adalah percabangan rantai, distribusi berat molekul yang terlalu lebar dalam
sampel-sampel yang digunakan untuk menetapkan nilai a dan K, solvasi molekul-molekul
polimer, dan hadirnya rangkaian alternasi atau blok dalam rangka polimer. Keadaan rantai
polimer yang membelit biasanya bukan menjadi problem pada larutan-larutan yang sangat
encer seperti itu, kecuali berat molekulnya sangat besar.
Tipe-tipe pengukuran viskositas lainnya didasarkan pada prinsip-prinsip pergeseran
mekanik juga dilakukan, paling umum adalah sengan larutan-larutan polimer yang pekat atau
polimer yang tak dapat larut; namun metode-metode ini lebih bisa diterapkan ke sifat-sifat
5 | Page
aliran dari polimer, bukan untuk penetapan berat molekul. Metode lain untuk menetapkan
berat molekul didasarkan atas fraksinasi polimer.
Distribusi berat molekum merupakan satu karakteristik polimer yang penting karena,
seperti juga berat molekul, bisa sangat mempengaruhi sifat-sifat polimer. Sebagaimana
polistirena dengan berat molekul rendah memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dari
polistirena dengan berat molekul yang ringgi, suatu sampel polistirena yang memiliki daerah
berat molekul yang sempit akan memperlihatkan sifat-sifat yang berbeda dari polistirena
yang memiliki daerah berat molekul rata-rata dari kedua sampel tersebut sama.
Secara umum teknik untuk penetapan distribusi berat molekul melibatkan fraksinasi
sampel polimer dan perbandingan fraksi-fraksinya yang didapatkan dengan sampel-sampel
yang mempunyai berat molekul mutlak yang telah diketahui melalui beberapa prosedur
kalibrasi.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni
dapat dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer. Keunggulan dari metode ini
adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih sederhana. Alat
yang digunakan adalah Viskometer Ostwald. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan
pelarut atau larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan - bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Kitosan adalah polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan
merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi -D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil
deasetilasi kitin/poli (N-asetil-2 amino-2-deoksi -D-glukopiranosa) dan juga asam asetat
sebagai pelarut.
Kitosan dan turunannya telah banyak dimanfaatkan secara komersial dalam industri
pangan, kosmetik, pertanian, farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang
pangan, kitosan dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil
dan pengental, antioksidan serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan banyak
diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai serat makanan,
penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.
6 | Page
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik II. Universitas Haluoleo : Kendari.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.
Rochima, E., Maggy T.S., Dahrul S., Sugiyono. 2007. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan
Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan . Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI): Bandung.
Sutiah., Sofian F., Wahyu S.T. 2007. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter
Viskositas dan Indeks Bias. Vol 11 ,No.2. UNDIP: Semarang.
Sopyan, Iis. 2001. Kimia Polimer. PT PRADNYA PARAMITA : Jakarta
7 | Page