Materi :
SPEKTROFOTOMETRI ANORGANIK
Oleh :
Kelompok
NIM :21030114120107
2. Eni Sumarsih
NIM :21030114120066
NIM :21030114120072
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Pratikum
: Spektrofotometri Anorganik
2. Kelompok
: VII/Senin Pagi
3. Anggota
1. Nama Lengkap
NIM
: 21030114120107
Jurusan
: Teknik Kimia
: Universitas Diponegoro
2. Nama Lengkap
: Eni Sumarsih
NIM
: 21030114120066
Jurusan
: Teknik Kimia
: Universitas Diponegoro
3. Nama Lengkap
NIM
: 21030114120072
Jurusan
: Teknik Kimia
: Universitas Diponegoro
Adisty Kurnia R
NIM:21030113120072
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia I
dengan materi Spektrofotometri Anorganik.
Penyusunan laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia I ini ditujukan
sebagai isyarat melengkapi mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia I pada
semester ini.
Dalam laporan ini penulis meyakini sepenuhnya bahwa tidaklah mungkin
menyelesaikan makalah ini tanpa doa, bantuan, dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan rasa terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Widayat. ST. MT. selaku Koordinator Laboratorium Dasar Teknik
Kimia I
2. Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia I Universitas Diponegoro
3. Laboran Bapak M. Rustam, dan Ibu Dini Iswandari, ST. yang telah
membantu selama praktikum.
4. Kedua orang tua atas doa, kesabaran, limpahan kasih sayang, dan dukungan
yang telah diberikan
5. Teman teman Teknik Kimia Universitas Diponegoro angkatan 2014
Penulis meyakini bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf
apabila terdapat kekurangan ataupu kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak berkaitan dengan laporan ini. Akhir kata,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat berguna sebagai
bahan penambah ilmu pengetahuan
Penyusun
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
DAFTAR ISI
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
IV.1. Hasil Percobaan .......................................................................................11
IV.2. Pembahasan..............................................................................................12
BAB V PENUTUP
V.1. Kesimpulan ..............................................................................................15
V.2. Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................16
LAMPIRAN
A. LEMBAR PERHITUNGAN
B. LAPORAN SEMENTARA
C. LEMBAR KUANTITAS REAGEN
D. REFERENSI
LEMBAR ASISTENSI
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
DAFTAR TABEL
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
DAFTAR GAMBAR
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
INTISARI
Spektrofotometri adalah analisa kuantitatif menggunakan instrumen.
Analisa ini dilakukan berdasarkan transmitansi atau absorbansi larutan terhadap
cahaya pada panjang gelombang tertentu. Tujuan percobaan ini ada tiga yaitu
dapat membuastandar,menentukan panjang gelombang dan menentukan
konsentrasion
dalam larutan
Spektrofotometri adalah cara analisa kuantitatif berdasarkan transmitansi
atau absorbansi larutan terhadap cahaya pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan instrumen spektrofotometri. Panjang gelombang yang
digunakan adalah panjang gelombang optimum, sebab pada panjang gelombang
maksimal kepekaannya pun maksimal. Spektrofotometri memiliki tiga jenis, yaitu
Spektrofotometri visible, Spektrofotometri UV, Spektrofotometri UV/Vis, dan
Spektrofotometri IR. Analisa ini dapat dimanfaatkan pada bidang industri seperti
industri tekstil, makanan dan bidang farmasi. Hukum Lambert-Beer dan metode
Least Square digunakan pada percobaan ini. Analisa ini memerlukan empat
bahan dan tujuh alat. Sebelum melakukan percobaan, alat dalam hal ini
spektrofotometer dikalibrasi terlebih dahulu lalu dilakukan percobaan untuk
membuat kurva standar, pengukuran konsentrasi sampel dan perhitungan kadar
. Pembuatan pH = 1 sangat penting pada percobaan ini.
Hasil percoban yang didapat adalah kadar praktis, kadar yang didapat
lebih besar dari kadar asli. Hal tersebut disebabkan oleh penyimpangan dari
cahaya yang masuk, kurang bersihnya permukaan cuvet dan penyimpangan
konsentrasi yang diperoleh.
Kesimpulannya, kadar yang didapat lebih besar dari pada aslinya,
disebabkan oleh tiga faktor tersebut. Semakin besar absorbansi maka semakin
besar pula konsentrasinya. Saran untuk percobaan ini adalah menjaga kebersihan
cuvet agar hasil yang didapat tepat dan pembacaan transmitan harus cermat.
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
SUMMARY
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
BAB I
PENDAHULUAN
Salah
satu
analisa
kuantitatif
menggunakan
instrumen
adalah
alat spektrofotometri
I.3 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa mampu melakukan analisa kuantitatif secara akurat suatu zat
kimia dengan menggunakan instrumen yang dalam hal ini spektrofotometer.
2. Mahasiswa mampu memahami proses langkah pada instrumen yang
digunakan hingga didapat hasil yang diinginkan.
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
Monokromator
Sampel
Detektor
Pengganda
Piranti
Baca
400 435
Ungu
Hijau kekuningan
435 480
Biru
Kuning
480 490
Biru kehijauan
Jingga
490 500
Hijau kebiruan
Merah
500 560
Hijau
Ungu kemerahan
560 580
Hijau kekuningan
Ungu
580 595
Kuning
Biru
595 610
Jingga
Biru kehijauan
610 750
Merah
Hijau kebiruan
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
II.3. Jenis-jenis Spektrofotometri dan mekanisme kerja
a. Spektrofotometri Visible
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai energi adalah sinar
cahaya tampak dengan 380-750 nm. Cara kerja dari spektrofotometri ini
adalah sampel yang akan dianalisa harus memiliki warna. Oleh sebab itu
untuk sampel yang tidak berwarna harus terlebih dahulu diberi warna
dengan reagen spesifik yang akan memberi warna pada senyawa.
b. Spektrofotometri UV
Spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV yang
memiliki 190-380 nm. Arena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata
kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna, bening, dan transparan. Oleh sebab
itu maka sampel yang tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagen tertentu. Namun perlu diingat bahwa sampel keruh
harus dibuat bening dulu dengan filtrasi atau centrifugasi.
c. Spektrofotometri UV/Vis
Merupakan gabungan antara spektrofotometri visual dan UV Karen
menggunakan dua buah sumber cahaya yang berbeda. Sehingga dapat
digunakan baik untuk sampel berwarna maupun sampel yang tidak
berwarna.
d. Spektrofotometri IR (Infrared)
Spektrofotometri ini berdasarkan pada penyerapan infra merah. Cahaya
infra merah terbagi menjadi infra merah dekat, pertengahan, dan jauh.
Inframerah pada spektrofotometri adalah inframerah jauh dan inframerah
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang kira-kira 2,5-1000m.
Umumnya pada spektrofotometri IR digunakan dalam analisa kualitatif,
biasanya digunakan untuk mengindentifikasi gugus fungsi pada suatu
senyawa terutama senyawa organik. Hasil analisa biasanya berupa signal
kromatogram hubungan intensitas IR terhadap panjang gelombang.
II.4. Manfaat Spektrofotometri dalam Bidang Industri
1. Identifikasi zat-zat kimia
2. Analisis multi komponen
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
3. Preparasi sampel untuk analisis spektrofotometri
4. Tittrasi fotometri
II.5. Hukum Lambert-Beer
Lambert merumuskan hubungan antara absorbansi dan tebal lapisan medium
yang ditempuh sinar dalam larutan.
= k . b ........................................................ (1)
Dimana
= absorbansi
Po
Bila
= f (c) dan
( )
( )
=k
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
= .b.c
= a.b.c
A = a.b.c
100%
Tetapi secara instrumentasi didapat grafik yang kurang memenuhi hubungan linier
antara absorbsi dan konsentrasi pada penentuan absorbansi larutan sehingga untuk
memenuhi hukum Beer kurva A vs C dipakai metode Least Square.
y = mx + c dimana:
y = absorbansi
m = bilangan tetpa (konstanta)
m=
( )
c=
( )
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Spektrofotometer
Cuvet
Labu Takar
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gelas Ukur
Indikator pH
Beaker Glass
Gambar 3.7
Pipet Tetes
Alat
Keterangan
Spektrofotometer
Cuvet
Labu Takar
Gelas Ukur
Indikator pH
Mengukur pH larutan
Beaker Glass
Pipet Tetes
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
III.4 Cara Kerja
A. Kalibrasi alat
1. Menghubungkan OPTIMA SP-300 dengan sumber listrik
2. Menghidupkan OPTIMA SP-300 dengan tombol ON/OFF dibelakang
mesin dan memanaskannya selama 5-10 menit
3. Dengan tombol 5, atur mode pembacaan transmitansi (T)
4. Dengan tombol 7, atur skala sampai pembacaan absorban tak berhingga
(transmitan=0)
5. Menentukan panjang gelombang () pada 480nm dengan tombol 2
6. Memasukkan pelarut murni aquadest dalam cuvet dan menempatkannya
dalam alat 1
7. Mengatur tombol 6 sampai skala menunjukkan absorbansi = 0 (transmitan
= 100%)
8. OPTIMA SP-300 siap dipakai.
B. Pembuatan kurva standar
1. Mengambil
,
labu takar 50 ml
ml larutan induk
.2
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
C. Pengukuran larutan sampel
1. Ambil 10 ml larutan sampel dengan pipet, masukkan kedalam labu takar 50
ml
2. Encerkan sampai mendekati tanda batas
3. Asamkan dengan HCl pekat sampai pH = 1. Uji dengan menggunakan
indikator universal
4. Tambahkan 200 mgr
.2
ke dalam larutan
Perhitungan Kadar
Perhitungan kadar
pada larutan sampel dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan Least Square
y = mx + c
x = ( (y-c) / m) x Fp , dimana:
m=
c=
x = kadar
( )
( )
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
XY
75 %
69,3 %
59,8 %
47,6 %
0,125
0,159
0,224
0,322
0,83
Y= 2,7. 10-3 + 0,013
4,5
9,54
18,8
34,7
67,54
1296
3600
7056
11664
23616
Tabel 4.2 Presentase Trasmitansi dan Absorbansi Larutan Induk pada = 500
nm
2
X
36 ppm
60 ppm
84 ppm
108 ppm
288 ppm
Y= mx+c
T
81,3 %
72,3%
68,7%
61,2%
0,089
0,140
0,163
0,273
0,665
y= 1,66.10-3 + 0,061
XY
3,2
8,4
13,4
29,3
54,2
1296
3600
7056
11664
23616
T
77,2%
68,7%
59,7%
59,5%
A
0,112
0,163
0,224
0,225
0,724
-3
y = 1,64.10 +0,032
XY
4,0
9,78
18,8
24,3
56,8
X2
1296
3600
7056
11664
23616
T
74,2 %
77,2 %
75,2 %
A
0,129
0,112
0,129
X
214,8
251,46
203,7
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
Tabel 4.5 Presentase Tramitansi dan Absorbansi Larutan Sampel = 500 nm
Sampel
1
2
3
T
65,8 %
74%
67,9%
A
0,182
0,199
0,242
X
365
415
345
T
64,5%
72,7%
63,7%
A
0,190
0,138
0,169
X
481
323
399
Tabel 4.7 Perbandingan Kadar Teoritis dengan Kadar Praktis Larutan Sampel
= 480nm
Sampel
1
2
3
T
214,8
251,46
203,7
210
216
222
2,28 %
16,4 %
8,4 %
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Kadar yang diperoleh lebih kecil dari kadar teoritisnya
Pada percobaan,diperoleh kadar dari sampel dari beberapa panjang
gelombang yang digunakan . Kadar yang ditemukan pratikan lebih besar
dari kadar asli.Hal ini disebabkan karena adanya beberapa penyimpangan :
1. Terjadinya Pemancaran Sinar Pendafluor
Pemancaran sinar pendafluor terjadi akibat adanya hamburan
cahaya
sehingga
cahaya
yang
diteruskan
sedikit
sehingga
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
dimasukkan
ke
dalam
tiap
larutan
jika
volumenya
sama.
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
jika HB > B , akan dihasilkan penyimpangan positif. Sistem itu haruslah
memenuhi hukum Beer pada panjang gelombang dimana HB = B.
Penyimpangan dari hukum Beer ini dapat dihindari dengan menyesuaikan pH
larutan ke suatu nilai yang sangat rendah, dengan menambahkan asam kuat
untuk menekan pengionan HB.
(Underwood 396))
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Panjang gelombang optimum adalah 480 nm. Hal ini dikarenakan pada
panjang gelombang tersebut diperoleh regresi mendekati 1 dan % error
yang paling kecil.
2. Beberapa kadar dari sampel yang diperoleh lebih besar dari pada kadar
asli. Pada gelombang optimum 480 nm, kadar sampel I; II; III adalah
214,8; 251,46; 203,7. Sedangkan kadar asli 210, 216, 222. Hal ini
disebabkan karena adanya penyimpanga kimia, penyimpangan Bouger
Beer, dan adanya sinar pendafluor
3. Pada percobaan digunakan pH=1 untuk menekan pengionan pada larutan.
V.2 Saran
1. Bersihkan kuvet sebelum digunakan, agar hasil yang didapat lebih teliti
2. Teliti dalam mengukur pH
3. Lakukan percobaan dengan hati-hati dan sesuai prosedur
4. Setelah kuvet diletakkan di spektrofotometer langsung ditutup, agar cahaya
luar tidak masuk dan mempengaruhi T yang besar yang menyebabkan A
dan C semakin kecil.
5. Pengukuran sampel harus dilakukan pada kondisi yang sama seperti larutan
standar
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
DAFTAR PUSTAKA
H.A.Flaschka, EDTA Titrations, Pergamon Press, Inc. New York, 1959. I.M.Kolthoff and
U.A.Stenger, Volumetrik Analysis, 2nd ed, John Wiley and Sons, Inc. New York,
1957.
M.Miller,Separation Methods in Chemical Analysis, John Wiley and Sons, Inc.New
York, 1957
Perry, John H, Chemical Engineers Handbook, 5th ed, InternationalEdition, Mc Graw Hill
Book Company Inc. New York, Kogakusha Company, Ltd. Tokyo, 1960
Underwood, A.I and Day R.A Analisa Kimia Kuantitatif, edisi ke-4 diterjemahkan oleh
Drs.R.Soendoro, Ny. Widaningsih W., BA, Dra. Ny. Sri RahadjengS., Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1981
W.Huber, Titration in Nonaqueous Solvents, Academic Press, Inc. New York, 1967
W. Wagner and C,J. Hull, Inorganic Titrimetric Analysis, Marcel Dekker, Inc. New York,
1971
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
LEMBAR PERHITUNGAN
A.
No
X(ppm)
T(%)
x.y
x2
36
75
0,125
4,5
1296
60
69,3
0,159
9,54
3600
84
59,8
0,224
18,8
7056
108
47,6
0,332
34,7
11664
0,83
67,54
23616
=288
= nxy-xy
nx2-(x)2
= 4(67,34)-288(0,83)
4(23616)-(288)2
= 31,12
11520
= 2,7 X 10-3
= 23616(0,83)-288(67,54)
4(23616)-(288)2
= 0,013
Y
= mx+C
= 2,7 X 10-3+0,013
X(ppm)
T(%)
x.y
x2
36
81,3
0,089
3,2
1296
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
2
60
72,3
0,140
8,4
3600
84
68,7
0,163
13,69
7056
108
61,2
0,273
29,4
11664
0,665
54,2
23616
=288
m =
=
( )
) (
( ,
=
=
= 1,66.10-3
( ,
(
( ,
= 0.061
Y = mx+C
= 1,66.10-3+0,061
B. Larutan induk pada panjang gelombang 520 nm
No
X(ppm)
T(%)
x.y
x2
36
72,7
0,122
1296
60
68,7
0,163
9,78
3600
84
59,7
0,224
18,8
7056
108
59,5
0,225
24,3
11664
0,724
56,8
23616
=288
M =
=
=
( )
( ,
, )
= 1,64X10-3
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
C
, )
( ,
) (
= 0,032
Y = mx+C
= 1,64.10-3+0,03
A. Pengukuran kadar sampel pada panjang gelombang 480 nm
Sampel
T(%)
A(y)
74,2
0,129
214,8
77,2
0,112
251,46
79,2
0,123
203,7
= 2,7.10-3+0,013
= 2,7.10-3x1+0,013
0,129 = 2,7.10-3x1+0,013
X1
= 214,8
= 2,7.10-3x1+0,013
0,112 = 2,7.10-3x2+0,013
X2
= 251,46
= 2,7.10-3x1+0,013
0,123 = 2,7.10-3x3+0,013
X3
= 203,7
T(%)
A(y)
65,8
0,182
364
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
2
74
0,199
415
67,9
0,242
345
= 1,66.10-3+0,061
X1
=
=
,
,
X5
X5
= 364
X2
=
=
,
,
X5
X5
= 415
X3
=
=
,
,
X5
X5
= 345
C. Pengukuran kadar sampel pada panjang gelombang 520 nm
Sampel
T(%)
A(y)
64,5
0,190
481
72,7
0,138
323
63,7
0,163
399
Y
X1
= 1,64.10-3+0,032
=
=
,
,
X2
X5
=
X5
,
,
X5
X5
= 323
= 481
X3
=
=
,
,
X5
X5
= 399
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I
Materi :
Spektrofotometri Anorganik
GROUP
Anggota
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu membuat kurva standar
1. Mampu menentukan panjang gelombang optimum
2. Menentukan konsentrasi ion
alat spektrofotometri
II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
1. Larutan induk
2. HCl pekat
3.
.2
4. Aquadest
2.2 Alat Yang Dipakai
1. Spektrofotometer OPTIMA SP-300
2. Cuvet dan tempat cuvet
3. Labu takar 50 ml
4. Gelas ukur
5. Kertas Ph
6. Beaker glass
7. Pipet
2.3 Cara Kerja
A. Kalibrasi alat
1. Menghubungkan OPTIMA SP-300 dengan sumber listrik
2. Menghidupkan OPTIMA SP-300 dengan tombol ON/OFF dibelakang
mesin dan memanaskannya selama 5-10 menit
3. Dengan tombol 5, atur mode pembacaan transmitansi (T)
4. Dengan tombol 7, atur skala sampai pembacaan absorban tak berhingga
(transmitan=0)
5. Menentukan panjang gelombang () pada 480nm dengan tombol 2
6. Memasukkan pelarut murni aquadest dalam cuvet dan menempatkannya
dalam alat 1
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
7. Mengatur tombol 6 sampai skala menunjukkan absorbansi = 0 (transmitan
= 100%)
8. OPTIMA SP-300 siap dipakai.
B. Pembuatan kurva standar
1. Mengambil 3 ml, 5 ml, 7 ml, 9 ml larutan induk
lalu masukkan
.2
.2
ke dalam larutan
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
D. Perhitungan Kadar
Perhitungan kadar
Perhitungan Kadar
3. Kadar
pada
diperoleh dengan :
C=
Perhitungan yang sama juga berlaku pada panjang gelombang yang berbeda
Perhitungan Kadar
Perhitungan kadar
( )
x = kadar
( )
T
75 %
69,3 %
59,8 %
47,6 %
A
0,125
0,159
0,224
0,322
0,83
XY
4,5
9,54
18,8
34,7
67,54
X2
1296
3600
7056
11664
23616
XY
X2
pada = 500 nm
X
36 ppm
60 ppm
84 ppm
T
81,3 %
72,3%
68,7%
A
0,089
0,140
0,163
3,2
8,4
13,4
1296
3600
7056
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
108 ppm
288 ppm
Y= mx+c
61,2%
0,273
0,665
29,3
54,2
11664
23616
y= 1,66.10-3 + 0,061
Pada =520 nm
X
36 ppm
60 ppm
84 ppm
108 ppm
288 ppm
T
77,2%
68,7%
59,7%
59,5%
A
0,112
0,163
0,224
0,225
0,724
XY
4,0
9,78
18,8
24,3
56,8
A
0,129
0,112
0,123
X
214,8
251,46
203,7
X2
1296
3600
7056
11664
23616
b. Sampel
= 480 nm
Sampel
1
2
3
74,2
77,2
75,2
=500 nm
Sampel
1
2
3
65,8
74,0
67,9
0,182
0,199
0,242
T
64,5
72,5
65,7
0,190
0,138
0,163
X
364,45
415,66
545,18
= 520 nm
Sampel
1
2
3
% error Sampel 1
X
481,7
32,317
399,35
= (214,8-210)/210 . 100%
= 2,28 %
Sampel 2
= (251,46-216)/216.100%
= 16,4 %
Sampel 3
= (203,7-222)/216.100 %
= 8,4 %
Total Error
= 9,02 %
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
Praktikan
Eni,Dian,Sevi
Mengetahui
Asisten
Adisty Kurnia
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
LEMBAR KUANTITAS REAGEN
MATERI
: Spektrofotometri Anorganik
HARI/TANGGAL
KELOMPOK
: 7, Senin Pagi
NAMA
ASISTEN
: Adisty Kurnia R
KUANTITAS REAGEN
NO
JENIS REAGEN
KUANTITAS
1.
CuSO4.5H2O
2.
BaCl2.2H2O
@ 200 mg
TUGAS TAMBAHAN :
CATATAN :
480 nm, 500 nm, 520 nm
Adisty Kurnia R
NIM.21030113120072
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
SPEKTOFOTOMETRI ANORGANIK
DIPERIKSA
NO
TANGGAL
1 18 -08-2014
2. 19-08 -2014
KETERANGAN
Berbaiki Margins, Font, Halaman
ACC
TANDA
TANGAN