BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang masih mengandalkan pupuk
anorganik sebagai penyubur lahan pertanian. Salah satu contohnya yaitu
pupuk urea. Berdasarkan Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, penggunaan
pupuk urea oleh para petani di Indonesia mencapai 9.178.162 ton pada tahun
2015 (Sudaryanto, 2008). Bagi para petani bawang merah (Allium cepa L.)
yang berada di daerah Brebes khususnya menghabiskan 75-100 kg pupuk urea
per hektar untuk sekali masa panen (Rukmana, 2002) . Tidak ada patokan
khusus pemakaian konsentrasi pupuk urea tersebut bagi para petani bawang
merah. Hanya saja jika dikalkulasikan, kebiasaan petani bawang merah
menggunakan dosis 75-100 kg pupuk urea per hektar lahan dalam 5-20 liter
air telah melebihi konsentrasi urea sebesar 0.5 ppm.
Karena manfaat menyuburkan tanah yang dimilikinya, muncul anggapan
bahwa tanah yang lebih banyak diberi pupuk urea akan lebih subur. Namun
ketika dilakukan pemupukan berlebih, panen atau produksi justru menurun.
Ini berarti terdapat suatu ambang batas di mana kandungan urea dalam pupuk
masih memberikan manfaat. Penelitian yang dilakukan hendak mengestimasi
batas toleransi tumbuhan (bawang merah) terhadap pemberian urea dalam
media tumbuh.
Referensi:
Rukmana, R. (2002). Bawang Merah Brebes: Budidaya Dan Pengolahan Pasca
Panen. Yogyakarta: Kanisius
Sudaryanto, T. 2008. Proyeksi Penawan dan Permintaan serta Kebijakan
Pupuk Nasional Tahun 2009-2015. Bahan Sarasehan Nasional Pupuk dan
Pemupukan Menuju 2015. PSEKP. Bogor
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Apa pengaruh pemberian berbagai dosis urea terhadap tahapan mitosis
yang teramati?
1. Apa pengaruh pemberian berbagai dosis urea terhadap indeks mitosis
Hipotesis
Hipotesis pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
1