Segala puji dan syukur kepada sumber dari suara suara hati yang bersifat
mulia yakni Allah SWT. Yang telah memberikan limpahan rahmat dan NikmatNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makala Ilmiah sebagai
syarat untuk diangkat menjadi karyawan Rumah Sakit AR.Bunda LubukLinggau.
Shalawat serta salam teruntuk Nabi Muhammad SAW semogga kita senantiasa
menjalankan sunnah nya hingga akhir zaman. Laporan Makalah ini yang berjudul
Penyelenggaraan Penerimaan, Penyimpanan dan Pendistribusian
Bahan
Makanan Basah Di Unit Gizi Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklinggau Tahun 2016
Makalah Ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan tetap di
rumag sakit AR.Bunda LubukLinggau.
Diatas ketidaksempurnaan sebagai seorang manusia, penulis menyadari
bahwa proposal ini tidak akan diselesaikan dengan baik tanpa bantuan , dukungan
dan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimah kasih kepada :
1. Ka Unit Gizi Rs.Ar Bunda Lubuk Linggau , Ibu Ridha Mayasari, AMG
yang telah membantu saya dalam membuat proposal ini.
2. Kepada Ibu Eti Meliani S.kep.Ners yang telah memberikan bimbingan nya
kepada saya.
3. Kepada teman temat Unit Gizi yang telah memberikan semangat saling
berbagi.Penulis menyadari penulisan ini masih banyak mempunyai
kekurangan sehingga diharapkan saran dan masukannya untuk kemajuan
rumah sakit kita terutama di bagian Unit Gizi, semogga makala ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Yulindah
Nik: 13.10.140
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ...........................................................................
I.3. Tujuan.........................................................................................
10
13
23
BAB I
PENDAHULUAN
I.
1. Latar belakang
Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2009 tentang kesehatan dinyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan
dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan
minuman, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan maupun melalui kegiatan penyuluhan
kesehatan masyarakat didukung oleh sumber daya kesehatan.
Rumah sakit berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi
masyarakat luas yang diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat.
Akan tetapi, di dalam fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang
dihadapi. Peranan rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan
pemulihan penderita sebagaimana yang diharapkan, belum diselenggarakan
secara optimal. Sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak
negatif ini menjadikan tujuan utama rumah sakit memberi pelayanan yang
berkualitas tinggi bagi pasien belum dapat tercapai secara optimal, salah satu
penyebab adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan higiene rumah
sakit.
Salah satu hal penting dalam sanitasi rumah sakit adalah
penyelenggaraan makanan terutama bagi penderita yang dirawat inap, sebab
kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan dasar yang juga bisa
berperan untuk membantu proses penyembuhan. Pelayanan pendukung medis
seperti instalasi gizi di suatu rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang
membantu dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penderita, yang
kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita.
Dalam petunjuk tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan
bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang
harus ada di rumah sakit. Bagian ini harus diatur dengan mempertimbangkan
kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumbersumber dan manajemen tepat guna.
Dalam proses penyembuhan pasien perlu dibantu dengan adanya
makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas
(Andry Hartono, 2000). Rumah sakit merupakan tempat umum yang
memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan kegiatan berupa
pelayanan medis yang diselenggarakan melalui pendekatan preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan promotif.
Untuk menunjang
pelayanan
medis
bagi
pasien
yang
makanan
masak
dan
penyajian
makanan,
hendaknya
I.
2. Rumusan masalah
I.
3. Tujuan
I.3.1. Tujuan Umum
Diketahuinya Gambaran Manajemen Penerimaan Dan Penyimpanan
Bahan Makanan Di Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklinggau tahun 2016
I.3.2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya gambaran umum Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklinggau
tahun 2016
b. Diketahuinya gambaran umum Instalasi Gizi Rumah Sakit AR.Bunda
Lubuklinggau tahun 2016
c. Diketahuinya gambaran perencanaan penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan di Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklinggau tahun 2016
d. Diketahuinya
gambaran
pengorganisasian
penerimaan
dan
penyimpanan bahan makanan di Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklingau
tahun 2016
e. Diketahuinya gambaran pelaksanaan penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan di Rumah Sakit AR.Bunda Lubuklingau tahun 2016
f. Diketahuinya gambaran pengawasan penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan di Rumah AR.Bunda Lubuklinggau tahun 2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang
membutuhkan
layak
dan
memadai
(Depkes,2007).Sasaran
bagi
pasien/konsumen
penyelenggaraan
makan
yang
bagi
1. Spesifikasi Teknik
Biasanya di gunakan untuk bahan yang dapat di ukur secara
objektif dan diukur dengan menggunakan instrumen tertentu.Secara
Contoh : Spesifikasi Ikan Nila tanpa tulang atau nila filet, berat 1
kg/potong,daging tidak berlendir, kenyal , bau segar, tidak berbau dan
tidak beku.
3. Spesifikasi Pabrik
Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah di keluarkan oleh
suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk
makanan kaleng seperti susu, syirup, minyak sayur dan lainnya.
bahan
makanan
merupakan
serangkaian
kegiatan
10
F. Tugas dan tanggung jawab tim penerima bahan makanan menurut Moehyi
(1992)
1) Meneliti apakah bahan makanan yang diserahkan oleh pemasok sesuai
dengan ketentuan-ketentuan (spesifikasi) sebagaimana tercantum dalam
kontrak kerja.
2) Mencocokan jumlah dan jenis bahan makanan yang diserahkan oleh
pemasok apakah sudah sesuai dengan pesanan yang tercantum dalam
Daftar Pesanan Bahan Makanan.
3) Mengambil keputusan menerima atau tidak menerima bahan makanan
yang diserahkan oleh pemasok.
G. Bentuk Atau Cara Menerima Bahan Makanan
Bentuk atau cara menerima bahan makanan secara umum ada dua
macam, yaitu :
1). Blind receiving atau cara buta
Dimana petugas penerimaan bahan makanan tidak menerima
spesifikasi bahan makanan serta faktur pembelian dari penjualan/vendor.
Petugas penerimaan langsung mengecek, menimbang dan menghitung bahan
makanan yang datang di ruang penerimaan kemudian mencatat di buku
laporan atau formulir yang telah dilengkapi dengan jumlah, berat dan
spesifikasi lain jika diperlukan. Pihak vendor mengirim faktur pengiriman
bahan makanan langsung ke bagian pembayaran dan bagian penerimaan
mengirim lembar formulir bahan makanan yang diterima untuk dicocokkan
oleh bagian pembelian/pembayaran.
2). Conventional atau konvensional
Dimana petugas penerimaan bahan makanan menerima faktur dan
spesifikasi satuan dan jumlah bahan makanan yang dipesan. Jika jumlah dan
mutu tidak sesuai, petugas penerima berhak mengembalikannya. Namun
petugas penerima harus mencatat semua bahan makanan yang dilaporkan
kepada bagian pembelian atau pembayaran.
11
Prosedur
pengembalian
bahan
makanan,
sebaiknya
petugas
12
yaitu
segera
setelah
bahan
makanan
diterima
dan
13
penyimpanan bahan makanan adalah: tepat tempat, tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah dan tepat nilai.
A. Syarat penyimpanan bahan makanan secara umum antara lain:
1) Adanya sistem penyimpanan barang
2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
persyaratan.
3) Tersedianya kartu stock/ buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
B. Langkah-langkah penyimpanan bahan makanan:
1) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus
segera dibawa ke
ruangan.
2) Apabila bahan makanana langsung digunakan, setelah ditimbang dan
diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa
ke ruang persiapan bahan makanan. Untuk semua kelas rumah sakit
diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan kering
(gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku
(freezer). Luas macam dan jenisnya berbeda menurut rumah sakit
masing-masing. Freezer (pembeku) umumnya dimiliki oleh instansi
yang besar yang dimaksudkan untuk menyimpan bahan makanan
dalam jangka waktu yang agak lama.
Sedangkan tahapan dalam proses penyimpanan dalam National Restaurant
Association, (2004) adalah :
1) Food labeling
Semua makanan yang mempunyai potensi bahaya, makanan siapa jadi,
dan bahan makanan yang telah dipersiapkan untuk diolah 24 jam
mendatang atau lebih, harus diberi label tanggal, bulan dan tahun
makanan diterima sampai bahan makanan tersebut diolah maka label
harus dibuang.
2) Perputaran barang
Untuk memastikan barang yang lebih lama harus dipakai terlebih
dahulu, atau lebih sering kita sebut dengan istilah FIFO.
14
15
memperlambat
kerusakkan
terutama
disebabkan
oleh
16
penyimpanan
tertentu
yang
optimal
untuk
menjaga
kualitas.
17
18
mencegah
kemungkinan
jamahan
dan
tempat
bahan
makanan
yan
disimpan
diatur
ketebalannya,
19
3) Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan.
4) Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkan lemari
untuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan.
Penyimpanan makanan kering:
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
c. Rak-rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari
langit-langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahka
e. Penempatan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (Firs
In First Out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus
dikeluarkan lebih dulu.
Persyaratan hygiene dan sanitasi makanan pada penyimpanan bahan
makanan menurut Kepmenkes No 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Bahan Makanan Kering
1) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi
2) Bahan makanan tidak diletakkan di bawah saluran/pipa air (air bersih
maupun air limbah) untuk menghindari terkena bocoran.
3) Tidak ada drainase disekitar gudang makanan.
4) Semua bahan makanan hendaknya disimpan pada rak-rak dengan
ketinggian rak terbawah 15 cm25 cm.
5) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari
22C.
6) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga.
7) Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat untuk
menjaga sirkulasi udara.
b. Bahan Makanan Basah/Mudah Membusuk dan Minuman
1) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman, disimpan pada
suhu penyimpanan sejuk (cooling) 10C15C
2) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan
pada suhu penyimpanan dingin (chilling) 4C10C
20
untuk
ketertiban
administrasinya.
Setiap
jenis
makanan
Penyimpanan yang
berikut:
1) Rak penyimpanan, bahannya stainlees steel karena anti karat, kuat,
tahan lama dan mudah dibersihkan
2) Lantai, harus terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak menyerap air,
mudah dibersihkan
3) Dinding, harus dicat dengan warna terang untuk mengetahui apakah
dinding kotor
4) Langit-langit,
harus
bersih,
berwarna
terang
dan
sudutnya
21
dan
meniadakan
kesalahan,
penyimpangan,
22
23
BAB III
PEMBAHASAN
24
Maka dari itu kita memerlukan standar makanan yang tepat sesuai dengan SPO
yang berlaku.
III.1. Penyelenggaraan Bahan Makanan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makanan rumah sakit,
perencanaan menu, sampai distribusi makanan pada pasien/konsumen dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang
tepat.
III.2. Pemesanan Bahan Makanan
Adapun prosedur dari pemesanan bahan makanan basah unit gizi adalah
dengan membuat blangko orderan sebanyak tiga rangkap yang ditanda tangani
olek Ka. Unit Gizi dan diajukan ke bagian Logistik satu hari sebelum bahan
makanan tersebut didatangkan atau dapat langsung di beli jika keperluannya
mendesak.
Contoh Blangko Orderan Bahan Makanan Basah Unit Gizi RS AR. Bunda
Lubuklinggau
ORDERAN BAHAN BASAH GIZI
Tanggal : 12 dan 13 April 2016
Jumlah Pasien : 107 + 9 dokter
NO
NAMA BARANG
ORDER
SATUAN
BANYAK
HARGA @
Ayam Negeri
kg
20
1 kg potong 8
kg
kg
LAUK HEWANI
25
TOTAL
Ikan Nila
kg
1 kg isi 8
kg
10 kg
1 kg potong 10
karpet
Tahu
bh
60
Tempe Besar
btg
18
Bayam
ikat
10
Buncis
kg
Cabe Merah
kg
0,5
Daun Sop
kg
0,25
Jagung Manis
kg
kg
Katuk
ikat
10
Kentang Besar
kg
Tauge
kg
Tomat Kecil
kg
Wortel
kg
BUMBU DAPUR
Bumbu Semur halus
kg
0,25
kg
0,25
Sahang halus
kg
0,25
Daun Selada
kg
0,5
Timun
kg
Tomat Kecil
kg
Cabe Merah
kg
0,5
Putih Telur
kg
Santan
kg
bks
Rabu sore
bks
12
Rabu sore
Roti Tawar
bks
Rabu sore
kg
selasa siang
kg
kg
2
4
rabu pagi
rabu pagi
TELUR
Telur Puyuh
LAUK NABATI
SAYURAN
senin pagi
GARNISH
LAIN-LAIN
ROTI
BUAH
Anggur
Apel (8 bh/kg)
Jeruk Manis
Kuning
26
(10bh/kg)
Kelengkeng
Pear Yat Lie
kg
rabu pagi
(8bh/kg)
kg
rabu pagi
Pepaya Besar
Pisang Ambon (kelas II
bh
selasa siang
dan III)
sisir
rabu pagi
Semangka
kg
14
rabu pagi
(Putih)
LOGISTIK
KEUANGAN
DIREKTUR
(Rid
ha Mayasari, AMG)
27
makanan yang dikembalikan tersebut harus segera diganti atau mengubah isi
faktur pengiriman.
Pencatatan bahan makanan yang diterima harus dilakukan secara teliti,
sistematis dan teratur. Hal ini merupakan salah satu faktor penting sebagai
dokumentasi tertulis tentang jumlah, mutu bahan makanan yang diterima. Data
tersebut dapat dijadikan bahan monitoring, pengawasan dan pengendalian
kegiatan atau bahkan dapat dijadikan bahan acuan.
Langkah-langkah penerimaan bahan makanan ;
1) Bahan makanan diperiksa sesuai dengan daftar pesanan (yang memuat
satuan dan jumlah volume) dan spesifikasi bahan makanan.
2) Bahan makanan basah langsung didistribusikan ke bagian pengolahan,
bahan makanan kering disimpan di gudang/penyimpanan kering.
3) Bahan makanan yang tidak langsung dipergunakan saat itu dilakukan
penyimpanan di ruang pendingin (freezer/chiller).
28
29
30
yaitu
segera
setelah
bahan
makanan
diterima
dan
31
32
dan
meniadakan
kesalahan,
penyimpangan,
33
IV.1. Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya tuntutan kebutuhan dari Rumah
Sakit akan kebutuhan bahan makanan Basah yang baik yang diperlukan oleh
Pasien khususnya pasien
dalam
34
DAFTAR PUSTAKA
SPO Penanganan Bahan Makanan Basah Gizi Rumah Sakit AR.Bunda Lubuk
Linggau th 2015.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Pedoman PGRS Pelayanan gizi Rumah Sakit.
Rumah Sakit, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, 2007.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI.
35
TANGGAL
KETERANGAN
36
PARAF
Lubuklinggau,
2016
Kepala Kepegawaian
( Berry Virando )
37