Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan sosial tinggi cenderung lebih
dapat tercukupi kebutuhan gizi dibanding dengan anak yang lahir dan dibesarkan
dalam status ekonomi rendah.
d. Faktor Nutrisi
Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan nutrisi. Apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat
terhambat.
e. Faktor Kesehatan
Anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan tumbuh kembang sangat
mudah. Namun apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan menjadi
perlambatan.
3. Tahap Tumbuh Kembang Anak
Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak menurut Moersintowarti
(2005), antara lain.
a. Masa pranatal
b. Masa embrio : konsepsi 8 minggu
c. Masa janin / fetus : 9 minggu lahir. Masa ini terdiri dari dua periode:
1) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan intra
uterin.
2) Masa fetus lanjut, pada trimester akhir berlangsung pesat, adanya
perkembangan fungsi-fungsi organ.
d. Masa post natal. Terbagi menjadi :
e. Masa neonatal : usia 0 28 hari, terjadi adaptasi lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh lainnya.
f. Masa bayi akhir : 1 2 tahun, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.
g. Masa pra sekolah : 2 6 tahun, pada saat ini pertumbuhan berlangsung stabil,
terjadi
perkembangan
dengan
aktifitas
jasmani
yang
bertambah
dan
c.
Umur 0 6 tahun
1) Belajar berjalan.
2) Belajar memakan makanan padat.
3) Belajar berbicara.
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar.
5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
7) Membentuk konsep konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan
alam.
8) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang orang disekitarnya.
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan
d.
kata hati.
Masa sekolah, umur 6 12 tahun
1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan : bermain
sepak bola, loncat tali, berenang.
2) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
e.
biologis.
Belajar bergaul dengan teman teman sebaya.
Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
Belajar mengembangkan konsep sehari hari.
Mengembangkan kata hati
Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
Masa remaja
1) Menerima fisiknya sendiri beriku keragaman kualitasnya.
3
memiliki
kecerdasan
yang
terbatas
dan
Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antingen yang sama dengan vaksin
maka antibodi akan tercipta lebih cepat dan banyak walaupun antigen bersifat lebih
kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya. Oleh karena itu imunisasi efektif
mencegah penyakit infeksius. (Proverawati A dan Andhini CSD, 2010)
Umur Pemberian Vaksinasi
enis Vaksin
Bulan
Tahun
LHR 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 10 12 18
BCG
1 Kali
Hepatitis B
1 2
Polio
1 2 3
4
5
D PT
1 2 3
4
5
6 (td) 7 (td)
Campak
1
5
Hib
1 2 3
4
Pneumokokus
1 2 3
4
Influenza
Diberikan 1 kali dalam 1 tahun
Varisela
1 kali
MMR
1
2
Tifoid
Setiap 3 tahun
2 kali - interval 6-12
Hepatitis A
bulan
H PV
3 kali
b. Anjuran Imunisasi
Imunisasi anjuran merupakan imunisasi non program seperti MMR (Mumps
Measles Rubella), Hib (Hemophilus Influenzae tipe B), menginitis, influenza,
IPD (Invasive Pneumococcal Disease), tifoid dan hepatitis A (Sostroasmoro,
2007).
2. Kontra indikasi
Kontra indikasi dalam pemberian ada 3, yaitu:
a. Analvilaksis atau reaksi hipersensitiva (reaksi tubuh yang terlalu sensitif) yang
hebat merupakan kontraindikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya.
Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 380C merupakan kontraindikasi
pemberian DPT atau HB1 dan campak.
b. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda-tanda dan
gejala AIDS, sedangkan vaksin yang lainnya sebaiknya diberikan.
c. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi
yang sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi
ketika bayi sudah sehat.
6
pada paha.
Cara pemberian imunisasi polio melalui oral /mulut.
Cara pemberian imunisasi DPT disuntikan melalui intamuskuler(IM).
Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui suntikan subkutan.
Cara pemberian imunisasi hepatitis B adalah melalui intra muskuler(IM).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2009. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Proverawati Atikah, dkk, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Jogyakarta : Nuha offset
Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : FKUI
Moersintowati. (2005). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Setyo
Sostroasmoro, 2007. Pedoman imunisasi (http://www.parenting.co.id.) Akses 19 April 201
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Yusuf LN, Syamsu, H. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.